66
annual report 2010 | PT Prima Layanan Enjiniring
PT. PRIMA LAYANAN NASIONAL ENJINIRING CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Lanjutan
21. IMBALAN KERJA Imbalan Pasca-Kerja
Program Iuran Pasti Perusahaan mempunyai karyawan yang diperbantukan oleh PT PLN Persero pada Perusahaan.
PT PLN Persero menanggung kewajiban imbalan pasca-kerja meliputi imbalan pensiun lain berupa uang pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian, tunjangan tambahan
penghasilan dan penghargaan purna jabatan, dan pemeliharaan kesehatan serta menyediakan program dana pensiun imbalan pasti bagi karyawan yang diperbantukan. Program dana pensiun
ini dikelola oleh Dana Pensiun PLN Persero. Selama karyawan diperbantukan bekerja pada Perusahaan, Perusahaan wajib membayar iuran program pensiun kepada PT PLN Persero
berdasarkan keputusan Direksi PT PLN Persero No. 332.K010DIR2003. Iuran yang dibayar Perusahaan diakui sebagai beban pada tahun berjalan, karena Perusahaan tidak memiliki
kewajiban hukum atau konstruktif untuk membayar kontribusi lebih lanjut.
Iuran pensiun yang dibayarkan Perusahaan untuk karyawan yang diperbantukan sebesar Rp 113.822.145 di tahun 2010 dan Rp 110.755.921 di tahun 2009.
Karyawan tetap berhak diikutsertakan dalam imbalan pasca-kerja yang imbalannya ditentukan berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 132003. Jumlah karyawan yang berhak atas
imbalan pasca-kerja tersebut adalah 42 orang pada tahun 2010.
Imbalan Kerja Jangka Panjang
Perusahaan juga memberikan imbalan kerja jangka panjang tanpa pendanaan berupa tunjangan uang cuti besar, tunjangan kecelakaan dinas, dan bantuan kematian dan pemakaman bagi
karyawan yang memenuhi persyaratan. Perhitungan imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang ini dihitung oleh PT Binaputera
Jaga Hikmah, aktuaris independen. Asumsi utama yang digunakan oleh aktuaris adalah sebagai berikut :
Umur pensiun normal 56 tahun
Tingkat diskonto per tahun 9,13 tahun 2010
Tingkat kenaikan gaji per tahun 8
Tingkat cacat 0,02
Tingkat kematian CSO 58 modified
Beban imbalan kerja Perusahaan dicatat sebagai beban kepegawaian yaitu sebagai berikut : 2010
Imbalan Imbalan
kerja jangka pasca-kerja
panjang Jumlah
Rp Rp
Rp Biaya jasa kini
854.125.183 1.020.390.352
1.874.515.535 Beban bunga
62.719.014 73.881.838
136.600.852 Keuntungan aktuaria
- 460.015.136
460.015.136 Jumlah
916.844.197 634.257.054
1.551.101.251
67
annual report 2010 | PT Prima Layanan Enjiniring
PT. PRIMA LAYANAN NASIONAL ENJINIRING CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Lanjutan
n LAPORAN KEUANGAN
Kewajiban imbalan pasca-kerja dan imbalan jangka panjang yang timbul sebelum tahun 2010 sebesar Rp 1.496.175.818 dicatat sebagai beban tahun berjalan karena jumlahnya tidak signifikan.
2010 Imbalan
Imbalan kerja jangka
pasca-kerja panjang
Jumlah Rp
Rp Rp
Nilai tunai kewajiban kini 923.182.246
634.257.054 1.557.439.300
Kerugian aktuaria belum diakui 6.338.049
- 6.338.049
Kewajiban imbalan kerja 916.844.197
634.257.054 1.551.101.251
Mutasi kewajiban imbalan kerja Perusahaan adalah sebagai berikut : 2010
Imbalan Imbalan
kerja jangka pasca-kerja
panjang Jumlah
Rp Rp
Rp Saldo awal tahun
- -
- Beban tahun berjalan
916.844.197 634.257.054
1.551.101.251 Pembayaran imbalan
- -
- Saldo akhir tahun
916.844.197 634.257.054
1.551.101.251 22. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
Sifat Hubungan Istimewa a. PT PLN Persero dan Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PLN Persero YPK
merupakan pemegang saham Perusahaan. b. Perusahaan yang pemegang sahamnya sama dengan pemegang saham utama Perusahaan
yaitu PT Indonesia Power, PT Pelayanan Listrik Nasional Batam, dan PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan.
68
annual report 2010 | PT Prima Layanan Enjiniring
PT. PRIMA LAYANAN NASIONAL ENJINIRING CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Lanjutan
Transaksi-transaksi Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak hubungan istimewa, yang meliputi antara
lain: a. Perusahaan memberikan jasa enjiniring dan lainnya serta jasa konsultan kepada pihak
hubungan istimewa. Rincian transaksi pendapatan dan piutang usaha dari pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Perusahaan juga melakukan transaksi lain dengan pihak-pihak hubungan istimewa. Hutang Perusahaan kepada PT PLN Persero pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing
sebesar Rp 41.131.466 dan Rp 15.279.827 merupakan hutang yang timbul atas biaya Perusahaan yang dibayarkan terlebih dahulu.
b. Perusahaan melakukan perjanjian dengan PT PLN Persero yang meliputi pekerjaan jasa konsultasi studi kelayakan feasibility study PLTU Skala Kecil di 33 lokasi luar Jawa.
c. Perusahaan menyewa gedung kantor milik PT PLN Persero seluas 1.009 m2 di Jl. Aipda K.S. Tubun 12, Jakarta, dengan nilai sewa sebesar Rp 614.662.620 tahun 2010 dan
Rp 558.784.200 tahun 2009.
23. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
2010 2009
Mata Uang Mata Uang
Asing Ekuivalen Rp
Asing Ekuivalen Rp
Aset Bank
US 466.876
4.197.684.544 340.988
3.205.383.832 Piutang usaha
US 714.698
6.425.847.290 587.044
5.518.213.600 Jumlah Aset
US 1.181.574
10.623.531.834 928.032
8.723.597.432 Kewajiban
Hutang lain-lain US
30.000 269.730.000
170.000 1.598.000.000
Jumlah aset bersih US
1.151.574 10.353.801.834
758.032 7.125.597.432
Pendapatan Piutang usaha
Pendapatan Piutang usaha
Rp Rp
Rp Rp
PT PLN Persero 158.312.038.756
14.170.211.461 128.221.800.556
11.412.690.628 PT Indonesia Power
1.087.575.000 270.897.000
246.270.000 270.897.000
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam
415.510.000 415.510.000
219.850.000 -
PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan
151.750.000 166.925.000
- 166.925.000
Jumlah 159.966.873.756
15.023.543.461 128.687.920.556
11.850.512.628 Persentase dari jumlah
pendapatan 95,45
94,29 Persentase dari jumlah
aset 9,07
7,68 2010
2009
69
annual report 2010 | PT Prima Layanan Enjiniring
PT. PRIMA LAYANAN NASIONAL ENJINIRING CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Lanjutan
n LAPORAN KEUANGAN
24. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, kredit,
dan risiko likuiditas. Perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
i. Manajemen risiko mata uang asing
Perusahaan memiliki aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing seperti diungkapkan dalam Catatan 23. Perusahaan tidak menggunakan derivatif kontrak untuk membatasi risiko
mata uang asing. Sebagian besar transaksi Perusahaan adalah dalam mata uang Rupiah, yang juga merupakan
mata uang fungsional. Manajemen menganggap bahwa dampak dari perubahan mata uang non-fungsional yaitu US Dollar tidak siginifikan meskipun baru-baru ini nilai tukar Rupiah
terdepresiasi terhadap US Dollar.
ii. Manajemen risiko tingkat bunga
Dalam mengelola usaha Perusahaan menghadapi risiko suku tingkat bunga. Namun Perusahaan saat ini tidak mempunyai pinjaman, sehingga tingkat suku bunga tidak
memberikan dampak signifikan terhadap operasional Perusahaan.
iii. Manajemen risiko likuiditas
Perusahaan dalam melakukan ekspansinya membutuhkan dana untuk investasi yang bersumber penerimaan kas hasil operasional Perusahaan. Risiko likuiditas yang dihadapi
adalah atas kewajiban lancar terutama hutang usaha yang meningkat akibat adanya penggunaan jasa pihak ketiga dan keterlambatan pembayaran hutang pajak serta hutang lainlain.
Risiko ini lebih disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian pekerjaan investasi.
Dalam kerangka pengendalian risiko terkait likuiditas, Perusahaan melaksanakan pengendalian risiko pada fungsi perbendaharaan. Dalam pelaksanaannya fungsi perbendaharaan dibantu
oleh fungsi terkait melaksanakan pengelolaan risiko likuiditas untuk pengelolaan dana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang termasuk persyaratan likuiditas manajemen.
Perusahaan mengatur risiko likuiditas dengan mempertahankan cadangan yang memadai dan fasilitas perbankan, dengan terus memantau perkiraan dan arus kas aktual, dan mencocokkan
profil pendapatan, jatuh tempo aset keuangan dan kewajiban.
iv. Manajemen risiko kredit
Risiko kredit mengacu pada risiko bahwa pelanggan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan. Risiko ini lebih disebabkan oleh
pembayaran pelanggan yang tidak tepat waktu dan keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Upaya-upaya pengelolaan risiko dilaksanakan dengan penjadwalan ulang atas pembayaran
pelanggan. Sebagai Perusahaan yang dapat digolongkan dalam infrastruktur, dalam meminimalkan risiko tidak tertagihnya piutang, Perusahaan melakukan pendekatan kepada
pelanggan jika pelanggan tidak membayar pada waktu yang telah ditentukan dengan melakukan persuasif dan mengirimkan surat pemberitahuan kembali ke pelanggan untuk
melakukan pembayaran.
Piutang usaha terdiri dari sejumlah besar pelanggan, yang bergerak di bidang ketenagalistrikan. Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan setelah dikurangi dengan penyisihan untuk
kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit.