3.8. Metode Analisis Data
3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik 1.
Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan
bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan. Dengan adanya tes normalitas, maka hasil penelitian kita bisa digeneralisasikan pada populasi Situmorang dan Lufti, 2012 : 100. Uji
normalitas dilakukan melalui pendekatan histogram dan pendekatan normal probability plots. Pada grafik histogram, suatu data dikatakan berdistribusi normal
apabila distribusi data yang berbentuk lonceng tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Pada normal probability plots, suatu data dikatakan
berdistribusi normal apabila pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Uji normalitas juga bisa dilakukan dengan pendekatan
Kolmogorv-Smirnov.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau sama maka disebut homoskedastisitas, demikian
sebaliknya jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi layak
Universitas Sumatera Utara
dipakai untuk memprediksi variabel dependen berdasarkan masukan variabel independennya. Alat untuk menguji heteroskedastisitas yakni dengan alat analisis
grafik atau dengan analisis residual yang berupa statistik Situmorang dan Lufti, 2012 : 108. Analisis grafik dilakukan melalui pembacaan grafik Scatterplot.
Apabila terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Analisis statistik dilakukan melalui uji glejser. Suatu model regresi dikatakan tidak
mengalami heteroskedastisitas apabila tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen.
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi antarvariabel independen. Jika terjadi
korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat pada besarnya nilaitolerance dan variance inflation
factor VIF, jika nilai VIF 5 dan nilai tolerance 0.1 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas Situmorang dan Lufti, 2012 : 140. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Terdapat bermacam cara untuk menghilangkan gejala multikolinearitas dalam suatu model
regresi antara lain dengan menambah data sampel atau menghilangkan salah satu atau beberapa variabel yang mempunyai nilai korelasi yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu residual pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi. Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya adalah time series atau berdasarkan waktu berkala, seperti
bulanan, triwulanan, dan tahunan. Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan Durbin-Watson test. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
maka dilakukan pengujian Durbin-Watson DW dengan ketentuan sebagai berikut:
Kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi ditunjukkan pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis Nol Jika
Keputusan Tidak ada autokorelasi positif
0ddL Ditolak
Tidak ada autokorelasi positif dld dU
No decision Tidak ada autokorelasi negatif
4-dLd 4 Ditolak
Tidak ada autokorelasi negatif 4-dUd4-dL
No decision Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
dU d 4-dU Tidak ditolak
Sumber: Situmorang dan Lufti 2012
Keterangan: dL = Batas bawah
dU = Batas Atas
Universitas Sumatera Utara
3.8.2 Metode Analisis Regresi Linear Berganda