Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
Bagi seorang muslim, tentu memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam salah satunya cara ialah dengan membaca. Bahkan Islam telah menegaskan
akan pentingnya membaca. Seperti firman Allah surat al-Alaq :1-5 :
Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
palin pemurah, yang mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. Q.S. al-Alaq : 1-5
Setiap mu’min yakin, bahwa membaca al-Quran saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, sebab
yang dibacanya itu adalah kitab suci Ilahi. Al-Quran adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mu’min, baik dikala senang maupun dikala susah, dikala gembira
ataupun dikala sedih. Terlebih lagi membaca al-Quran itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah
jiwanya. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, manusia dituntut untuk belajar
yaitu dengan cara membaca. Membaca disini merupakan perintah Allah, dan membaca adalah kata pertama dari wahyu pertama yang diterima oleh Nabi
Muhammad SAW. Mungkin mengherankan bahwa perintah tersebut ditujukan
5
pertama kali kepada seorang yang tidak pernah membaca suatu kitab sebelum diturunkannya al-Quran, bahkan seorang yang tidak pandai membaca suatu tulisan
sampai akhir hayatnya. Namun keheranan ini akan sirna jika disadari arti iqra’ dan disadari pula bahwa perintah ini tidak hanya ditujukan kepada pribadi Nabi
Muhammad SAW semata-mata, tetapi juga untuk umat manusia sepanjang sejarah manusia, karena realisasi perintah tersebut merupakan kunci pembuka jalan
kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi.
6
Dalam membaca al-Quran, setiap anak memiliki sejumlah motif atau dorongan yang berhubungan dengan kebutuhan biologis dan psikologis. Di
samping itu anak memiliki pula sikap-sikap, minat, penghargaan dan cita-cita tertentu. Motif, sikap, minat dan sebagainya seperti tersebut di atas akan
mendorong anak berbuat untuk mencapai tujuan tertentu. Minat adalah faktor internal pada setiap individu yang dapat menunjang
belajar siswa.
7
Minat interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
8
Jika seorang anak tidak ada minat terhadap pelajaran maka akan timbul kesulitan belajar.
9
Dengan demikian, minat memiliki peran besar dalam pembelajaran disekolah, sebab minat berperan sebagai
motivating force yakni sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk
6
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1992, h. 170.
7
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007, h. 84.
8
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan; Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013, h. 133.
9
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, h. 235.
6
belajar. Siswa yang berminat kepada mata pelajaran, proses pembelajaran dan guru yang mengajarkannya, akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar.
10
Adanya minat belajar yang dimiliki siswa terhadap proses pembelajaran Qur’an Hadits, maka akan terlihat gejala- gejala positif yang diwujudkan pada
sikap perilaku siswa terhadap proses pembelajaran Qur’an Hadits. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang
memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat. Sehingga pada ahirnya prestasi belajar Qur’an Hadits menjadi lebih baik.
Namun, kemampuan membaca siswa SMP sekarang ini cukup
memperihatinkan. Banyak dari siswa yang bisa membaca al-qur’an namun belum bisa menerapkan kaidah-kaidah membaca al-Quran dengan baik dan benar. Bahkan
lebih parah lagi, ada sebagian siswa yang buta terhadap huruf arab. Bahkan, sebagian besar siswa kurang ada ketertarikan dalam penguasaan baca al-Quran.
Menurut mereka pelajaran membaca Al-Quran cukup membosankan. maka dari itu, tugas sekolah dan guru adalah mengajarkan, membiasakan, serta memperkenalkan
bacaan-bacaan al-Quran kepada siswa. Dengan melihat realitas sekarang ini, banyak orang yang telah
meninggalkan al-Quran, maupun mereka hanya membaca al-Quran tanpa memahami maknanya sehingga dalam kehidupan mereka baik perilaku atau
10
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, ibid, h. 85.
7
tingkah laku mereka banyak yang menyimpang dari ajaran agama Islam dan hal ini sangatlah memprihatinkan.
Beda halnya dengan siswa kelas VIII SMP Wachid Hasyim 1 yang memang mereka di didik dengan mata pelajaran- mata pelajaran agama Islam
khususnya mata pelajaran Qur’an Hadits. Di samping itu mereka juga mempelajari bagaimana cara membaca al-Quran, dengan memberikan bekal kegiatan tadarrus
al-qur’an, shalat dhuhur berjama’ah dan masih banyak kegiatan serta mata pelajaran yang membantu mereka untuk memperdalam lagi ilmu agama mereka.
Sehingga mereka dengan mudah mengetahui hal-hal yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Allah SWT.
Dengan melihat latar belakang SMP Wachid Hasyim 1 yang Islami itu, di mungkinkan mereka juga berperilaku Islami dan juga merealisasikan terhadap apa
yang telah mereka dapatkan dari SMP Wachid Hasyim 1 tersebut. Oleh karena itu, dari latar belakang tersebut peneltiti tertarik dan ingin
meneliti secara mendalam dan mengangkat judul “PENGARUH MINAT MEMBACA AL- QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS KELAS VIII DI SMP WACHID HASYIM 1 SURABAYA”