Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

13 memerlukan bimbingan baik dari keluarga, guru, maupun masyarakat untuk mengembangkan kemampuannya.

2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

Setiap individu mempunyai ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda-beda demikian juga dengan anak tunagrahita ringan. Menurut Astati 1996 : 5 anak tunagrahita ringan memiliki fisik yang tidak jauh berbeda dengan anak normal pada umumnya, tetapi kemampuan akademik dan kemampuan motoriknya lebih rendah dari anak normal. Sedangkan ciri-ciri atau karakteristik anak tunagrahita ringan menurut Mohammad Efendi 2006 : 90, ditandai dengan karakteristik sebagai berikut: cenderung memiliki kemampuan berfikir konkret, mengalami kesulitan dalam konsentrasi, daya ingatnya lemah, mudah bosan dan cepat lelah, emosi tidak stabil, kemampuan sosial terbatas, tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit, kurang kreatif, cenderung pasif tidak mempunyai inisiatif, kemandirian diri kurang. Karakteristik anak tunagrahita ringan menurut Mumpuniarti 2007: 41-42 dapat ditinjau secara fisik, psikis dan sosial, karakteristik tersebut antara lain : a karakteristik fisik nampak seperti anak normal hanya sedikit mengalami kelemahan dalam kemmampuan sensomotorik; b karakteristik psikis sukar berfikir abstrak dan logis, kurang memiliki kemampuan analisa, asosiasi lemah, fantasi lemah, kurang mampu mengendalikan perasaan, mudah dipengaruhi kepribadiannya, kurang harmonis karena tidak mampu menilai baik dan buruk; c karakteristik 14 sosial, mereka mampu bergaul, menyesuaikan dengan lingkungan yang tidak terbatas hanya pada keluarga saja, namun ada yang mampu mandiri dalam masyarakat, mampu melakukan pekerjaan yang sederhana dan melakukan secara penuh sebagai orang dewasa, kemampuan dalam bidang pendidikan termasuk mampu didik. Menurut Astati 2001 : 6 mengemukakan bahwa untuk bidang pekerjaan, mereka mampu melakukan pekerjaan sederhana, dan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan. Karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan anak normal ini, yang menyebabkan tidak terdeteksi sejak awal sebelum masuk sekolah. Anak baru terdeteksi ketika mulai masuk sekolah baik di tingkat prasekolah maupun sekolah dasar. Terdeteksi itu dengan menampakkan ciri ketidakmampuan di bidang akademik, maupun kemampuan pekerjaan di sekolah yang membutuhkan keterampilan berfikir abstrak. Sebagaimana dengan pendapat Smart 2010 : 11, mengungkapkan karakteristik anak tunagrahita ringan adalah sebagai berikut : a. Keterbatasan Intelegensi Intelegensi merupakan fungsi yang kompleks untuk mempelajari informasi dan keterampilan-keterampilan menyesuaikan diri dengan masalah-masalah dan situasi kehidupan baru, belajar dari pengalaman masa lalu, berfikir abstrak, dapat menilai kritis dan kemampuan untuk merencanakan masa depan. Anak tunagrahita memiliki keterbatasan dalam semua hal tersebut. Keterbatasan 15 intelegensi terlihat pada kemampuan belajar anak sangat kurang, terutama yang bersifat abstrak, seperti membaca, menulis, dan berhitung sangat terbatas. b. Keterbatasan Fungsi Mental Anak tunagrahita memerlukan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan reaksi pada situasi yang baru dikenalnya. Anak tunagrahita memperlihatkan reaksi terbaiknya bila mengikuti hal-hal yang rutin dan secara konsisten. Anak tunagrahita tidak dapat menghadapi suatu kegiatan atau tugas dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa, bukan mengalami kerusakan artikulasi, melainkan karena pusat pengolahan pengindraan kurang berfungsi. Selain itu anak tunagrahita juga kurang mampu untuk mempertimbangkan sesuatu, membedakan yang baik dan buruk. c. Keterbatasan Sosial dan emosional Anak tunagrahita ringan mengalami hambatan dalam mengurus dirinya sendiri di dalam kehidupan masyarakat. Maka dari itu anak tunagrahita membutuhkan bantuan. Anak tunagrahita cenderung berteman dengan anak yang lebih muda dari usianya, ketergantungan terhadap orang tua sangat besar, tidak mampu memikul tanggung jawab sosial dengan bijaksana, sehingga harus selalu dibimbing dan diawasi. Anak tunagrahita juga mudah dipengaruhi dan cenderung melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya. 16 d. Pekerjaan Anak tunagrahita ringan masih dapat melakukan pekerjaan yang sifatnya semi skilled. Pekerjaan-pekerjaan tertentu dapat dijadikan bekal hidupnya seperti pekerjaan laundry, pertanian, peternakan, pekerjaan rumah tangga, bahkan jika dilatih dan dibimbing dengan baik anak tunagrahita ringan akan dapat bekerja di pabrik-pabrik sehingga mereka dapat mempunyai penghasilan sendiri. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa karakteristik anak tunagrahita ringan antara lain memilikikondisi fisik yang tidak jauh berbeda dengan anak normal, memiliki hambatan empat bidang yang berhubungan dengan kemampuan kognitif, empat bidang tersebut adalah perhatian, ingatan, bahasa, dan akademik yang berpengaruh besar terhadap aspek kehidupannya sehingga anak tunagrahita ringan memerlukan bimbingan dan layanan pendidikan khusus dengan melalui pembelajaran keterampilan.

B. Kajian Tentang Pembelajaran Keterampilan