Pengaruh Brand Characteristic Dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Kosmetik Wardah Pada Mahasiswi
i
SKRIPSI
PENGARUH
BRAND CHARACTERISTIC
DAN
POSITIONING
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG
KOSMETIK WARDAH PADA MAHASISWI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU
OLEH
REVA IRYANI 110502025
PROGRAM STRATA 1 MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
(2)
i ABSTRAK
Pengaruh Brand Characteristic Dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Kosmetik Wardah Pada Mahasiswi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Brand Characteristic dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Ulang kosmetik Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswi yang melakukan pembelian kosmetik Wardah minimal sebanyak dua kali. Pengujian hipotesis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel brand characteristic dan positioning secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Sedangkan berdasarkan uji-t, hanya variabel brand characteristic yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Melalui pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R square) diperoleh nilai sebesar 0,367, berarti 26,7% keputusan pembelian ulang sebagai variabel terikat dapat dijelaskan oleh brand characteristic dan positioning sebagai variabel bebas. Sedangkan sisanya 73,3% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
Kata Kunci : Brand Characteristic, Positioning dan Keputusan Pembelian Ulang.
(3)
ii ABSTRACT
The Effect of Brand Characteristic and Positioning Repeat Purchase Decision Cosmetics Wardah At USU Faculty of
Economics and Business.
This study aims to identify and analyze the effect of brand characteristic and positioning repeat purchase decision cosmetics Wardah At USU Faculty of Economics and Business. The sampling technique used purposive sampling method, the sample is selected by specific criteria. Criteria samples in this study were students who purchase a minimum of Wardah cosmetics twice. Hypothesis testing using descriptive analysis method, statistical analysis method which consists of a multiple linear regression analysis, significant simultaneous testing (F test), partial significance testing (t-test) and test the coefficient of determination (R2).
The result showed that based on the F test, the independent variabels consisting of the variabel brand characteristic and positioning jointly positive and significant impact on repeat purchase decision cosmetics Wardah At USU Faculty of Economics and Business, while based on t-test, only the variabel brand characteristic is positive and significant impact on repeat purchase decision cosmetics Wardah At USU Faculty of Economics and Business. Through testing the adjusted coefficient of determination (Adjusted R square) obtained a value of 0,267 or 26,7% repeat purchase decision as the dependent variable can be explained by the brand characteristic and positioning as independent variables. While the remaining 73,3% can be explained by other variables not examined in this study.
(4)
iii KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat-Nya sehingga
peneliti mampu menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Brand Characteristic dan Positioning terhadap Keputusan Pembelian
Ulang Kosmetik Wardah Pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU”.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen
Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Kepada kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda Sunardi dan Ibunda
Suryani. Terimakasih atas perhatian, doa, dukungan, cinta kasih dan pengorbanan ayah dan ibu yang tidak akan pernah dapat terbalas. Peneliti telah banyak
menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan bimbingan, yaitu:
1. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada peneliti.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(5)
iv
5. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.
6. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis USU yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti
selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah
banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.
7. Kakak dan Abang tersayang : Revi Aryani SE, Remi Ardica S.Kom, Redy
Andrico SE, Alfisyarin Amd, Lidya Agustina SPdi yang telah memberikan
doa, dukungan, semangat, dan perhatian bagi peneliti.
8. Seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan doa, dukungan,
semangat, dan perhatian bagi peneliti selama penulisan skripsi ini.
9. Terima kasih buat para sahabat yang saya cintai Ryo, Ella, Reza, Shela dan
seluruh teman-teman yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat dan motivasi bagi peneliti.
10. Terima kasih buat sahabat seperjuangan Izmi, Delfi, Yunisda, Farida, Dhiah,
Ratih, Ade, Lila, Desi P, serta teman-teman angkatan 2011 khususnya buat
anak SNMPTN Undangan.
11. Para responden yang telah membantu penelitian ini dengan meluagkan
waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang tulus dan
ikhlas memberikan doa dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan
(6)
v Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari semua pihak agar penulisan skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Medan, Februari 2015
Peneliti
(7)
vi DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian... 8
1.4 Manfaat Penelitian... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Uraian Teoritis ... 10
2.1.1 Merek ... 10
2.1.2 Brand Characteristic ... 13
2.1.3 Positioning ... 15
2.1.4 Keputusan Pembelian ... 18
2.1.5 Pembelian Ulang ... 22
2.2 Peneliti Terdahulu ... 23
2.3 Kerangka Konseptual ... 24
2.4 Hipotesis ... 25
BAB III METODE PENELITIAN... 27
3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
3.3 Batasan Operasional ... 27
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 27
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 30
3.6 Populasi dan Sampel ... 30
3.7 Jenis Data ... 32
3.8 Metode Pengembalian Data ... 33
3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 33
3.9.1 Uji Validitas ... 33
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 35
3.10 Metode Analisis Data ... 36
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 36
3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 37
3.10.3 Metode Analisis Regresi Berganda ... 38
3.11 Uji Hipotesis ... 38
3.11.1 Uji Signifikan Simultan ... 38
3.11.2 Uji Signifikan Parsial ... 39
(8)
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAN ... 41
4.1Gambaran Umum Perusahaan ... 41
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 41
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 42
4.1.3 Prinsip-prinsip Perusahaan ... 43
4.1.4 Jenis Produk Wardah ... 45
4.2 Analisis Deskriptif ... 48
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 48
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 50
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 55
4.3.1 Uji Normalitas ... 55
4.3.2 Uji Heteroskedesitas ... 58
4.3.3 Uji Multikolenearitas ... 60
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 61
4.5 Uji Hipotesis ... 62
4.5.1 Uji Signifikan Simultan ... 62
4.5.2 Uji Signifikan Parsial ... 64
4.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 66
4.6 Pembahasan ... 67
4.6.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 67
4.6.2 Hasil Analisis Regresi dan Uji Hipotesis... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 72
5.1 Kesimpulan ... 72
5.2 Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
(9)
viii DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1.1 Brand Award Kategori
Bedak Wajah Tahun 2012-2014... 6
2.1 Peneliti Terdahulu ... 23
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 29
3.2 Instrumnet Skala Likert ... 30
3.3 Item-Total Statistics... 35
3.4 Reliability Statistic ... 36
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan ... 48
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 49
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian ... 50
4.4 Distibusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Characteristic ... 51
4.5 Distibusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Positioning ... 52
4.6 Distibusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian Ulang ... 54
4.7 One-Sample Kolmogorov-Simrnov Test ... 57
4.8 Uji Glejser ... 59
4.9 Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 60
4.10 Analisis Regresi Linier Berganda ... 61
4.11 Hasil Uji F ... 64
4.12 Hasil Uji T ... 65
(10)
ix DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1.1 Tingkat Penjualan Kosmetik di Indonesia ... 4
2.1 Tahap Proses Keputusan Pembelian ... 20
2.2 Kerangka Konseptual ... 25
4.1 Acne Series ... 45
4.2 Basic Series ... 45
4.3 Make Up Series ... 46
4.4 Lightening Series ... 46
4.5 Paket Haji dan Umrah ... 47
4.6 Personal Care ... 47
4.7 Histogram Uji Normalitas... 56
4.8 P-plot Uji Normalitas ... 56
(11)
x DAFTAR LAMPIRAN
NO Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 77
2 Data Butir Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas ... 80
3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 82
4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86
(12)
i ABSTRAK
Pengaruh Brand Characteristic Dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Kosmetik Wardah Pada Mahasiswi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Brand Characteristic dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Ulang kosmetik Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswi yang melakukan pembelian kosmetik Wardah minimal sebanyak dua kali. Pengujian hipotesis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel brand characteristic dan positioning secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Sedangkan berdasarkan uji-t, hanya variabel brand characteristic yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Melalui pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R square) diperoleh nilai sebesar 0,367, berarti 26,7% keputusan pembelian ulang sebagai variabel terikat dapat dijelaskan oleh brand characteristic dan positioning sebagai variabel bebas. Sedangkan sisanya 73,3% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
Kata Kunci : Brand Characteristic, Positioning dan Keputusan Pembelian Ulang.
(13)
ii ABSTRACT
The Effect of Brand Characteristic and Positioning Repeat Purchase Decision Cosmetics Wardah At USU Faculty of
Economics and Business.
This study aims to identify and analyze the effect of brand characteristic and positioning repeat purchase decision cosmetics Wardah At USU Faculty of Economics and Business. The sampling technique used purposive sampling method, the sample is selected by specific criteria. Criteria samples in this study were students who purchase a minimum of Wardah cosmetics twice. Hypothesis testing using descriptive analysis method, statistical analysis method which consists of a multiple linear regression analysis, significant simultaneous testing (F test), partial significance testing (t-test) and test the coefficient of determination (R2).
The result showed that based on the F test, the independent variabels consisting of the variabel brand characteristic and positioning jointly positive and significant impact on repeat purchase decision cosmetics Wardah At USU Faculty of Economics and Business, while based on t-test, only the variabel brand characteristic is positive and significant impact on repeat purchase decision cosmetics Wardah At USU Faculty of Economics and Business. Through testing the adjusted coefficient of determination (Adjusted R square) obtained a value of 0,267 or 26,7% repeat purchase decision as the dependent variable can be explained by the brand characteristic and positioning as independent variables. While the remaining 73,3% can be explained by other variables not examined in this study.
(14)
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus
mampu bertahan , bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting
yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah
mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus menggarap
pelanggan-pelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan-pelanggan meninggalkan perusahaan
menjadi pelanggan perusahaan lain. Dengan kata lain perusahaan harus mampu
mempertahankan loyalitas pelanggan yang berujung pada pembelian ulang.
Perusahaan atau pemasar perlu untuk meningkatkan kepercayaan
konsumen atas mereknya sebagai suatu mekanisme untuk memperluas pasar
merek. Kekuatan merek suatu produk yang dimiliki suatu perusahaan merupakan
hasil dari penerapan strategi yang baik dalam pembentukan merek. Produk yang
berkualitas akan memberikan nilai kepuasan yang tinggi bagi konsumen. Apabila
suatu produk telah memiliki nilai kepuasan di mata konsumen, maka salah satu
yang paling diingat oleh konsumen adalah merek dari suatu produk tersebut.
Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara
terus-menerus oleh setiap perusahaan. Merek (brand) berperan sebagai value indicator bagi seluruh stakeholder perusahaan (pelanggan, karyawan, serta investor). Pelanggan akan cenderung memilih produk dengan merek yang lebih
terkenal. Karyawan juga cenderung lebih senang bekerja di perusahaan yang
(15)
2
mempertimbangkan merek perusahaan dalam melakukan investasi. Merek
merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi suatu produk barang
ataupun jasa, karena merek dapat menjadi keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Merek yang baik adalah merek yang dapat membedakan dirinya dengan merek
dari perusahaan yang lain.
Brand characteristic memainkan peranan yang penting dalam menentukan keputusan konsumen dalam mempercayai suatu merek dan harus tetap dapat
dikendalikan secara langsung oleh perusahaan. Pertimbangan konsumen dalam
pemilihan suatu merek akan menentukan apakah konsumen akan membangun
hubungan terhadap merek tersebut. Lau dan Lee (2000) menyatakan bahwa
karakteristik merek terdiri atas tiga elemen yaitu: Reputasi Merek (Brand Reputation), Kecakapan Memprediksi Merek (Brand Predictability), dan Kompetensi Merek (Brand Competence).
Positioning mengarah pada persoalan bagaimana pelanggan berpikir tentang berbagai alternatif atau merek-merek terbaru dalam suatu pasar. Dengan
perusahaan mewujudkan merek terpercaya, maka perusahaan dapat membangun
positioning untuk menguasai pasar dengan menempatkan produk atau perusahaan
dipikiran konsumen.
Menurut Rangkuti (2011:172) positioning adalah perubahan, tetapi perubahan ini bukan perubahan yang kita lakukan semata-mata terhadap produk,
melainkan perubahan yang kita lakukan terhadap keseluruhan brand image, seperti nama, kemasan, dan persepsi. Intinya, positioning adalah perubahan yang kita lakukan terhadap perbedaan yang kita lakukan terhadap penampilan, citra,
(16)
3
dan persepsi sehingga konsumen mempersepsikan produk kita sebagai produk
yang berbeda dan menempati posisi tertentu yang lebih berharga dalam benak
pikiran konsumen.
Konsumen yang melakukan pembelian ulang terhadap suatu merek setelah
mereka mempunyai pengalaman dengan merek produk tersebut sebagai indikasi
adanya kepercayaan terhadap merek tersebut. Kepercayaan konsumen terhadap
merek yang ditawarkan cenderung menghasilakan kepuasan konsumen.
keberhasilan penyediaan produk dalam memenuhi harapan konsumen dan secara
defenitif mempengaruhi perubahan sikap, pembelian ulang, dan loyalitas.
Konsumen yang puas cenderung menjadi konsumen yang loyal, dan konsumen
yang puas akan melakukan pembelian ulang. Keputusan pembelian ulang
menyangkut pembelian merek tertentu yang sama secara berulang kali. Pembelian
ulang bisa merupakan hasil dominasi pasar oleh suatu perusahaan yang berhasil
membuat produknya menjadi satu-satunya alternatif yang berbeda.
Kesetiaan pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang
sangat penting karena apabila konsumen sudah setia terhadap suatu merek mereka
akan melakukan pembelian ulang terhadap merek tersebut. Pembelian ulang
merupakan pembelian terhadap merek tertentu yang sama secara berulang kali.
Konsumen yang melakukan pembelian ulang terhadap suatu merek setelah
mereka mempunyai pengalaman dan kepercayaan dengan merek produk tersebut.
Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, terlebih untuk tampil
menarik dengan menggunakan berbagai varian kosmetik. Kosmetik merupakan
(17)
4
keinginan konsumen, agar tampil lebih cantik dan menarik. Konsumen harus
selektif dalam memilih merek kosmetik yang sesuai dengan kebutuhannya.
Sumber:
Gambar 1.1
Tingkat Penjualan Kosmetik di Indonesia
Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat bahwa kebutuhan konsumen akan
produk kosmetik meningkat setiap tahunnya, dan ini mendorong industri kosmetik
terus bersaing dalam menciptakan produk inovasi yang dapat menarik konsumen
dan juga dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produknya. Berbagai
merek kosmetik semakin marak di pasaran seperti : Wardah, Revlon, Oriflame,
Mustika Ratu, Viva dan sebagainya. Banyaknya merek kosmetik beredar
membuat konsumen harus berhati-hati dalam memilih dan memakai produk
kosmetik dan harus mempertimbangkan resikonya karena banyak merek beredar
dengan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan para
pengguna kosmetik.
Wardah sebagai merek produk dari sebuah produsen kosmetik PT.
Paragon Tecnology Innovation adalah kosmetik lokal yang memiliki berbagai
(18)
5
keistimewaan Wardah dibandingkan kosmetik lain terletak pada lebel kosmetik
“halal” dari LP POM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat dan Kosmetik
Majelis Ulama Indonesia) yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan
(Depkes) dan Departemen Agama (Depag) dan juga Wardah mendapatkan
International Halal Award dari World Halal Council sebagai pelopor kosmetik
halal didunia.
Produk halal tidak hanya isu dalam agama Islam tetapi sudah menjadi isu
di bidang bisnis dan perdagangan. Jaminan halal sebuah produk sudah menjadi
simbol global bahwa produk yang bersangkutan terjamin mutunya. Sederhananya
dengan keunggulan ini konsumen dapat menjadi lebih tenang karena
mengkonsumsi produk yang telah teruji standart kualitasnya dan terhindar dari
produk yang beresiko terhadap kesehatan. Awalnya mengusung label kosmetik
“halal” membuat ruang gerak Wardah sangat terbatas. Namun, kini Wardah
tumbuh menjadi kosmetik halal terbesar di Indonesia dan dunia. Hal ini
dibuktikan dengan masuknya Wardah sebagai salah satu Top brand award. Berdasarkan Top brand index 2014 kategori bedak wajah, Wardah berhasil meraih pangsa pasar mencapai 12,4% dan menjadi salah satu top brand 2014 di Indonesia.
(19)
6 Tabel 1.1
Top Brand Award Kategori Bedak Wajah Tahun 2013
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Merek TBI Merek TBI Merek TBI
Pixy 18,80% Pixy 20,10% Pixy 17,30%
Viva 11,90% Viva 9,50% Wardah 12,40%
Sariayu 11,20% Sariayu 8,90% Viva 9,10%
La Tulipe 7,60% La Tulipe 7,80% Sariayu 8,90%
Caring 5,90% Caring 7,30% La Tulipe 8,40%
Revlon 4,90% Maybeline 6,30% Revlon 4,50%
Oriflame 3,80% Wardah 5,70% Maybeline 4,50%
Maybeline 3,20% Revlon 4,60% Caring 4%
Pigeon 3,00% Fanbo 3,20% - -
sumber
Pada tabel 1.1 menunjukkan setiap tahun posisi Wardah mengalami
peningkatan pada tahun 2013 dan 2014, yang awalnya pada tahun 2012 Wardah
belum termasuk dalam kategori, tetapi Wardah belum mampu menjadi peringkat
pertama dalam pasar, hal ini perlu diperhatikan dan diwaspadai oleh perusahaan
bahwa ancaman dari pihak pesaing tidak bisa dianggap sebelah mata. Wardah
memang perusahaan kosmetik Indonesia pertama yang berlabel halal, tetapi kini
tidak lagi hanya Wardah, namun sudah diikuti oleh banyak merek pesaing.
Banyaknya merek kosmetik membuat Wardah berhati-hati dalam
merancang strategi pemasarannya. Untuk itu, Wardah berusaha memenuhi
kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumennya agar konsumen merasa puas.
Salah satu caranya adalah membangun kepercayaam konsumen dengan
memperkuat karakteristik yang telah dimiliki Wardah, menghadirkan kosmetika
berformula inovatif yang aman, halal, praktis bahkan memenuhi kebutuhan dan
selera setiap wanita. Dalam membangun reputasi merek yang tinggi di pasar
(20)
7
wanita Indonesia. Karena Wardah berkembang dari satu cerita ke cerita wanita
yang lain. Rekomendasi dari mulut ke mulut ini merupakan bukti paling
signifikan bahwa kualitas tak perlu berjalan sendiri tanpa ikatan emosional.
Langkah lain Wardah untuk memperkuat mereknya dengan kualitas yang
konsisten serta mampu memenuhi kebutuhan konsumen dengan menawarkan
berbagai produknya lengkap dengan banyak pilihan sesuai kebutuhan kulit
konsumen.
Sejalan dengan memperkuat Brand Characteristic produknya, Wardah juga
memposisikan produknya dipasar kosmetik sebagai pelopor kosmetik halal dan
aman, dalam hal harga produknya ditawarkan dengan harga yang relatif
terjangkau dibandingkan pesaingnya, tanpa mengurangi kualitas dan tampilan
eksklusif Wardah.
Dengan demikian konsumen akan memutuskan untuk melakukan
pembelian ulang apabila kepuasan telah terpenuhi sesuai harapan. Konsumen akan
menjadi setia dengan merek kosmetik yang mampu memberikan kualitas yang
diharapkan dan tidak akan bersedia berpindah ke merek kosmetik lain.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh brand characteristic dan positioning terhadap keputusan pembelian ulang konsumen kosmetik Wardah khususnya para mahasiswi hal ini dikarenakan produk-produk
Wardah dikemas secara eksklusif, namun harganya masih terjangkau diantara
jenis kosmetik yang beredar di lingkungan masyarakat.
Penulis memilih Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU sebagai objek
(21)
8
sedang mengalami proses pendewasaan mental dan intelektual. Disamping itu
mahasiswi termasuk dalam segmen smart customer yang membutuhkan banyak pertimbangan sebelum melakukan pembelian produk. Terutama mahasiswi yang
berorientasi pada gaya hidup sederhana dan cantik natural. Berdasarkan fenomena
yang peneliti lihat langsung di lingkungan kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis
USU, sebagian besar mahasiswi datang ke kampus sudah memakai riasan wajah,
seperti bedak, pelembab bibir, perona pipi dan mascara, dengan alasan agar
terlihat lebih cantik dan segar sepanjang hari namun ingin tetap terlihat cantik
alami meskipun menggunakan kosmetik. Hal ini menunjukkan mahasiswi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU layak untuk diteliti.
Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Characteristic dan Positioning terhadap Keputusan Pembelian Ulang Kosmetik Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU". 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
perumusan masalah penelitian ini adalah : “Apakah brand characteristic dan positioning berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
brand characteristik dan positioning terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU?
(22)
9 1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan berguna bagi:
a. Perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dalam membangun sebuah karakteristik
merek maupun perusahaan yang baik, karena mengingat banyak faktor
yang dapat mempengaruhi keloyalan konsumen dalam keputusan
pembelian ulang.
b. Penulis
Diharapkan penelitian ini dapat memperluas pengetahuan serta menambah
wawasan mengenai manajemen pemasaran umumnya dan brand
characteristic pada khususnya. c. Peneliti Lain
Diharapkan dapat menjadi masukan, referensi, dan bahan perbandingan
(23)
10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Merek
Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Defenisi ini memiliki kesamaan
dengan defenisi versi American Marketing Association yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiator. Kedua defenisi ini menjelaskan secara teknis apabila seorang pemasar membuat nama, logo atau symbol baru untuk
sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek. (Tjiptono, 2005:2).
A. Tujuan Merek
Tjiptono dan Diana (2000:39) menyatakan bahwa penggunaan merek
memiliki berbagai macam tujuan, yaitu:
1. Sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk
pesaing, sehingga pelanggan mudah mengenali dan melakukan pembelian
ulang.
2. Sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya
dengan bentuk desain dan warna-warni yang menarik).
3. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan
(24)
11
4. Untuk mengendalikan dan mendominasi pasar. Artinya, dengan
membangun merek yang terkenal, bercitra baik, dan dilindungi hak
eksklusif berdasarkan hak cipta / paten, maka perusahaan dapat meraih dan
mempertahankan loyalitas konsumen.
B. Makna Merek
(Kotler,2000: 460) menjelaskan dalam suatu merek terkandung 6 (enam)
macam makna, yaitu:
1. Atribut
Merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya Mercedes
mengisyaratkan tahan lama (awet), mahal, desain berkualitas, nilai jual
kembali yang tinggi, cepat dan sebagainya.
2. Manfaat
Merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut, sebab yang dibeli oleh
konsumen adalah manfaat, bukannya atribut.
3. Nilai – nilai
Merek juga menyatakan nilai – nilai yang dianut produsennya. Contohnya
Mercedes mencerminkan kinerja tinggi, keamanan dan prestise.
4. Budaya
Dalam merek juga terkandung pula budaya tertentu.
5. Kepribadian
Merek bisa juga memproyeksikan kepribadian tertentu. Apabila suatu
merek divisualisasikan dengan orang, binatang, atau suatu proyek, yang
(25)
12
6. Pemakai
Merek juga mengisyaratkan tipe konsumen yang membeli atau
menggunakan produknya.
C. Tipe Merek
Whitwell, dalam Tjiptono (2005:22) menerangkan bahwa pemahaman
mengenai peran merek tidak bisa dipisahkan dari tipe-tipe utama merek, karena
masing – masing tipe memiliki citra merek yang berbeda. Ketiga tipe tersebut
meliputi:
1. Attribute Brands
Yakni merek-merek yang memiliki citra yang mampu
mengkomunikasikan keyakinan / kepercayaan terhadap atribut fungsional
produk. Kerap kali sangat sukar bagi konsumen untuk menilai kualitas
dan fitur secara objektif atas begitu banyak tipe produk, sehingga mereka
cenderung memiliki merek – merek yang dipersepsikan sesuai dengan
kualitasnya.
2. Aspirational Brands
Yaitu merek – merek yang menyampaikan citra tentang tipe orang yang
membeli merek yang bersangkutan. Citra tersebut tidak banyak
mengandung produknya, tetapi justru lebih banyak berkaitan dengan gaya
hidup yang didambakan. Keyakian yang dipegang konsumen adalah
bahwa dengan memiliki merek semacam ini, akan tercipta asosiasi yang
(26)
13
status, pengakuan sosial, dan identitas jauh lebih penting daripada sekedar
nilai fungsional produk.
3. Experience Brands
Mencerminkan merek – merek yang menyampaikan citra asosiasi dan
emosi bersama (shared associations and emotionals). Tipe ini memiliki citra melebihi sekedar aspirasi dan lebih berkenaan dengan kesamaan
filosofi antara merek dan konsumen individual. Kesuksesan sebuah
experience brands ditentukan oleh kemampuan merek bersangkutan dalam mengekspresikan individualitas dan pertumbuhan personal.
2.1.2 Brand Characteristic
Lau dan Lee (2000) menyatakan bahwa karakteristik merek terdiri atas
tiga elemen yaitu: reputasi merek (brand reputation), kecakapan memprediksi merek (brand predictability), dan kompetensi merek (brand competence).
1. Reputasi Merek (Brand Reputation)
Reputasi merek merupakan persepsi konsumen tentang pengetahuan mereka tentang merek dan tanggapan atau pendapat individu lain terhadap merek. Reputasi suatu merek dapat dikembangkan melalui periklanan dan public relation tapi juga kemungkinan dipengaruhi oleh kualitas produk atau kinerja merek.
2. Kecakapan Memprediksi Merek (Brand Predictability)
Kecakapan memprediksi merek (Brand Predictability) merupakan peresepsi konsumen terhadap konsistensi merek dengan mengamati dan
(27)
14
mengantisipasi dengan kuat kinerja suatu merek setiap kali menggunakan
merek dan hubungannya dengan harapan konsumen pada merek tersebut.
Memprediksi suatu merek mengacu pada level konsistensi dari kualitas
produk. Kecakapan memprediksi merek dihasilkan dari interaksi
pembelian ulang yang dilakukan oleh konsumen, dimana suatu kelompok
memberikan janji dan mengantarkannya kepada yang lain dan adanya
prilaku saling mengenal antara kelompok yang berinteraksi. Kecakapan
memprediksi meningkatkan kepercayaan bahkan ketika kelompok lain
melakukan pelanggaran juga bisa diprediksi. Kecakapan memprediksi
merek akan meningkatkan kepercayan diri konsumen karena konsumen
mengetahui bahwa tidak ada yang tidak diharapkan akan terjadi pada
merek yang digunakan karena kecakapan memprediksi akan membangun
harapan positif konsumen.
3. Kompetensi Merek (Brand Competence)
Kompetensi Merek (Brand Competence) merupakan Kompetensi merek (brand competence) merupakan kemampuan yang dimiliki oleh suatu merek untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi oleh
konsumen. Ketika diyakini bahwa sebuah merek itu mampu untuk
menyelesaikan permasalahan dalam diri pelanggan, maka pelanggan
tersebut mungkin berkeinginan untuk meyakini merek tersebut. Konsumen
bisa mengetahui kemampuan merek melalui dua cara yaitu penggunaan
(28)
15 2.1.3 Positioning
Menurut Lupiyoadi (2001; 48) positioning merupakan suatu konsep psikologis yang terkait dengan bagaimana konsumen dapat menerima perusahaan
tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain. Persoalan positioning secara khusus merupakan hal yang dianggap penting ketika para pesaing dalam pasar
muncul atau berkembang dengan cara yang sama.
Menurut Kotler (2009: 320) Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu
diingatan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami
dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para
pesaingnya.
Menurut Rangkuti (2011:172) positioning adalah perubahan, tetapi perubahan ini bukan perubahan yang kita lakukan semata-mata terhadap produk,
melainkan perubahan yang kita lakukan terhadap keseluruhan brand image, seperti nama, kemasan, dan persepsi. Intinya, positioning adalah perubahan yang kita lakukan terhadap perbedaan yang kita lakukan terhadap penampilan, citra,
dan persepsi sehingga konsumen mempersepsikan produk kita sebagai produk
yang berbeda dan menempati posisi tertentu yang lebih berharga dalam benak
pikiran konsumen.
Menurut Kotler (2009:321), terdapat beberapa cara penentuan posisi di
benak konsumen, antara lain :
(29)
16
Ini terjadi bila suatu perusahaan mempromosikan atribut produk yang lebih
unggul di banding pesaingnya.
2. Penentuan Posisi Menurut Manfaat
Dalam pengertian ini produk di posisikan sebagai pemimpin suatu manfaat
tertentu.
3. Penentuan Posisi Menurut Penggunaan atau Penerapan.
Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan
sebagai unsur yang ditonjolkan.
4. Penentuan Posisi Menurut Pemakai
Ini berarti memposisikan produk sebagi yang terbaik untuk sejumlah kelompok
pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada satu atau lebih
komunitas, baik dalam arti sempit maupun luas.
5. Penentuan Posisi Menurut Pesaing
Disini produk secara keseluruhan menonjolkan mereknya secara utuh dan
diposisikan lebih baik dari pada pesaing.
6. Penentuan Posisi Menurut Kategori Produk
Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk.
7. Penentuan Posisi Menurut Harga
Disini produk di posisikan memberikan nilai terbaik untuk harganya.
Menurut Kotler (dalam Lupiyoadi, 2001:48) setidaknya ada tiga langkah
dalam melakukan positioning, yaitu:
• Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing.
(30)
17
• Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat atau menonjol.
• Menyampaikan keunggulan-keunggulan itu secara efektif kepada target pasar. Menurut Kotler ( dalam Lupiyoadi 2001 ; 49 ) sebuah keunggulan yang
patut ditampilkan harus memenuhi kriteria ; penting, berbeda unggul dibanding
pesaing, dapat dikomunikasikan, tidak mudah ditiru, terjangkau dan
menguntungkan .
1. Penting
Keunggulan itu harus merupakan kemampuan yang dianggap sangat penting
oleh cukup banyak pembeli .
2. Berbeda
Belum ada pesaing yang menawarkan/memposisikan keunggulan itu atau
mereka sudah ada yang menawarkannya namun masih dengan cara yang lebih
umum .
3. Unggul ( superior )
Keunggulan itu lebih baik dibanding yang memiliki produk atau jasa lainnya
yang dimiliki pesaing .
4. Dapat dikomunikasikan
Keunggulan itu dapat dikomunikasikan dan menjadi perhatian pembeli atau
calon pembeli.
5. Pelopor
Pesaing sulit meniru keunggulan yang dimiliki tersebut.
(31)
18
Pembeli mampu membayar biaya keunggulan yang ditambahkan dalam produk
tersebut
7. Menguntungkan
Perusahaan dapat memperoleh laba dari pemberian keunggulan tersebut.
Menurut Kartajaya (2005: 62) terdapat empat syarat dalam membangun
positioning :
• Positioning haruslah dipersepsi secara positif oleh para pelanggan dan menjadi alasan untuk membeli oleh pelanggan.
• Positioning mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan. • Positioning haruslah bersifat unik dan dengan mudah mendiferensiasikan diri
dari para pesaing.
• Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahaan dalam lingkungan bisnis, apakah itu perubahaan persaingan, prilaku pelanggan,
perubahaan sosial budaya dan sebagainya.
2.1.4 Keputusan Pembelian
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Suwandi (2007:2), keputusan
pembelian terdiri dari:
1. Input
Faktor-faktor dari luar yang terdiri dari bauran pemasaran dan faktor sosial.
Bauran pemasaran untuk menjangkau, memberi informasi dan mendorong
keputusan pembelian konsumen. Faktor sosial budaya meliputi keluarga, sumber
(32)
19
bagaimana konsumen melakukan evaluasi dalam menerima atau menolak produk
maupun perusahaan.
2. Proses
Proses keputusan pembelian dipengaruhi unsur psikologis yang menentukan
tipe pembelian yang mereka buat meliputi motivasi, persepsi, belajar, kepribadian
dan sikap.
a. Adanya kebutuhan
Kesenjangan antara keadaan faktual dengan keadaan yang diinginkan
konsumen. Kebutuhan ini dapat dirasakan baik melalui rangsangan dari luar
maupun dari dalam diri konsumen.
b. Pencarian informasi sebelum pembelian
Informasi dibutuhkan sebagai alat pertimbangan dari berbagai alternatif
yang ada. Informasi tersebut, dikumpulkan dalam jumlah lebih dari satu
yang dapat mempunyai kesamaan, melengkapi bahkan berbeda dalam
keberadaannya. Persamaan informasi mendukung daya kepercayaan dimana
perbedaan memberi alasan untuk evaluasi kesesuaian dengan kebutuhan
maupun keinginan konsumen.
c. Evaluasi alternatif
Perbandingan dari berbagai alternatif yang tersedia sehingga diperoleh
pilihan yang terbaik.
3. Output
Perilaku setelah pembelian yang terdiri dari perilaku pembelian dan evaluasi
(33)
20
a. Pembelian
Terdapat dua jenis pembelian yaitu pembelian coba-coba dan pembelian
ulang. Pembelian coba-coba merupakan awal dari konsumen melakukan
hubungan dengan produk maupun organisasi, sedangkan pembelian ulang
menunjukkan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai
pengalaman dengan produk maupun organisasi sebagai indikasi adanya
kepercayaan dan kepuasan.
b. Evaluasi setelah pembelian
Penilaian terhadap pembelian yang telah dilakukan dari terpenuhinya
kebutuhan, keinginan dan harapan. Penilaian ini menimbulkan rasa puas
atau tidak puas konsumen.
Menurut Kotler dan Keller (2009:185), ada lima tahap dalam proses
pembelian konsumen yaitu:
Sumber : Kotler dan Keller (2009:185)
Gambar 2.1
Tahap Proses Keputusan Pembelian
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau
eksternal.
2. Pencarian Informasi
Pencarian informasi Pengenalan
masalah
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca pembelian
(34)
21
Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Tantangan bagi marketer adalah mengenali
sumber informasi yang paling berpengaruh.
3. Evaluasi Alternatif
Mengevaluasi berbagai alternatif yang ada dalam konteks kepercayaan utama
tentang konsekuensi yang relevan dan mengkombinasikan pengetahuan
tersebut untuk membuat keputusan.
4. Keputusan Pembelian
Calon pembeli menentukan apa dan dimana produk pilihan mereka akan dibeli.
Marketer harus menyediakan jalan paling mudah bagi calon pembeli untuk
mendapatkan produk yang mereka inginkan. Misalnya, prosedur yang tidak
berbelit, kemudahan pembayaran dengan berbagai macam kartu kredit,
kelengkapan produk yang dijual, kenyamanan tempat belanja.
5. Perilaku Pasca pembelian
Setelah melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk, maka perilaku
selanjutnya akan ditentukan dari kepuasan atau manfaat yang diperoleh
konsumen dari produk yang dikonsumsinya tersebut. Kepuasan konsumen
merupakan fungsi dari seberapa dekat antara harapan pembeli terhadap suatu
produk dengan manfaat aktual yang diberikan produk tersebut. Jika daya guna
produk berada dibawah kepuasan konsumen, maka yang akan timbul adalah
kekecewaan konsumen. Jika produk tersebut memenuhi harapan konsumen,
maka kepuasan akan timbul. Jika produk tersebut memberikan manfaat yang
(35)
22
sangat puas. Jika konsumen merasa puas dengan suatu produk, maka ia akan
melakukan pembelian ulang, tetapi jika konsumen tidak merasa puas, maka ia
dapat beralih ke merek yang lain.
2.1.5 Pembelian Ulang
Pembelian ulang jika suatu produk dibeli dengan percobaan ternyata
memuaskan atau lebih memuaskan dari merek sebelumnya, maka konsumen
berkeinginan untuk membeli ulang atau pembelian ulang menunjukkan pembelian
yang terjadi setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk maupun
perusahaan (Schiffman dan Kanuk dalam Suwandi, 2007:3).
Perilaku pembelian ulang seringkali dihubungkan dengan loyalitas.
Menurut Tjiptono (2006: 386), perbedaannya adalah loyalitas mencerminkan
komitmen psikologis terhadap merek atau produk tertentu, sedangkan perilaku
pembelian ulang semata-mata menyangkut pembelian merek tertentu yang sama
secara berulangkali. Pembelian ulang bisa merupakan hasil dominasi pasar oleh
suatu perusahaan yang berhasil membuat produknya menjadi satu-satunya
alternatif yang tersedia. Konsekuensinya, pelanggan tidak memiliki peluang untuk
memilih.
Pembelian ulang dapat pula merupakan hasil dari upaya promosi
terus-menerus dalam rangka memikat dan membujuk pelanggan untuk membeli
kembali merek yang sama. Bila tidak ada dominasi pasar atau usaha promosi
intensif tersebut, maka pelanggan bersangkutan mungkin beralih merek.
(36)
23
merek tersebut dan akan membeli produknya yang sama lagi sekalipun tersedia
banyak alternatif lainnya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Teknik Analisis Data Hasil Skala pengukuran Bangun (2013) Pengaruh Kepuasan Dan Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Smartphone Blackberry Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU Analisis deskriptif dan analisis regresi berganda
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama dan parsial variabel kepuasandan pengetahuan produk berpengaruh postif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang. Secara parsial variabel yang memiliki pengaruh paling dominan adalah variabel kepuasan. Likert Saragih (2011)
Pengaruh brand characteristic dan
company characteristic
terhadap brand loyalty pada konsumen
handphone bermerek Nokia di Universitas Sumatera Utara Analisis deskriptif dan analisis regresi berganda secara bersama-sama dan parsial variabel
brand characteristic
dan company characteristic
berpengaruh postif dan signifikan terhadap
brand loyalty. Dan variabel brand characteristic adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap brand loyalty.
Likert
Nininta (2009)
Pengaruh Perceived quality dan
Positioning
Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada CV. Brastagi Supermarket Jl. Gatot Subroto Analisis deskriptif dan analisis regresi berganda
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama dan parsial variabel
perceived quality dan positioning
berpengaruh postif dan signifikan terhadap
(37)
24
Medan minat pembelian ulang.
Variabel yang paling dominan adalah variabel perceived quality .
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis hubungan antar
variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2005:65). Brand Characteristic memainkan peranan yang penting dalam menentukan keputusan konsumen dalam
mempercayai suatu merek. Pertimbangan konsumen dalam pemilihan suatu merek
akan menentukan apakah konsumen akan membangun hubungan terhadap merek
tersebut. Lau dan Lee (2000) menyatakan bahwa karakteristik merek terdiri atas
tiga elemen yaitu: reputasi merek (brand reputation), kecakapan memprediksi merek (brand predictability), dan kompetensi merek (brand competence). Konsumen yang mempercayai suatu merek cenderung menjadi konsumen yang
loyal dan akan melakukan keputusan pembelian ulang.
Positioning merupakan konsep psikologis yang terkait dengan bagaimana konsumen yang ada ataupun cara konsumen dapat menerima perusahaan tersebut
yang tentunya mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan pelanggan.
Positioning menjadi sumber bagi konsumen untuk terciptanya rasa percaya pada
produk, dengan adanya rasa percaya konsumen yakin produk tersebut bermanfaat
dan memenuhi kebutuhannya serta yakin untuk melakukan pembelian ulang.
Pembelian ulang menunjukkan pembelian yang terjadi setelah konsumen
mempunyai pengalaman dengan produk atau perusahaan sebagai indikasi adanya
(38)
25
(2007:3). Brand Characteristic yang baik secara bersamaan akan memposisikan produk dibenak pelanggan pada suatu merek. Karena merek dapat meyakinkan
konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan atau
mampu memenuhi kebutuhn konsumen serta memberikan kepuasan, yang
diharapkan dengan konsumen yang puas tidak akan berpindah ke produk lain.
Berdasarkan hal tersebut secara sederhana kerangka konseptual penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Sumber : Lau dan Lee (2000), Schiffman dan Kanuk dalam Suwandi (2007:3)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena,
atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Kuncoro, 2009:59).
Jadi, hipotesis merupakan suatu rumusan yang menyatakan hubungan tertentu
atau antar dua variabel atau lebih.
Brand Characteristic
(X1)
Positioning
(X2)
Keputusan Pembelian Ulang
(39)
26
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
“Brand characteristic dan Positioning berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi Fakultas
(40)
27 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi assosiatif ,
yaitu penelitian yang menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh varibel bebas
terhadap variabel terikat (Ginting dan Situmorang, 2008 : 57). Adapun variabel
yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu brand characteristic (X1), positioning (X2) dan variabel terikatanya adalah keputusan
pembelian ulang (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara, yang berlokasi di Jalan Prof. Dr. T. Hanafiah, SH. Medan.Waktu
penelitian ini dilakukan dari bulan November 2014 sampai dengan selesai.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel independen (X) terdiri atas brand characteristic (X1) dan positioning (X2).
b. Variabel depeden (Y) adalah keputusan pembelian ulang.
3.4 Defenisi Operasional Variabel
(41)
28
a. Variabel X
1. Brand Characterisric (X1)
Brand characteristic adalah ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh suatu merek yang dibentuk oleh Reputasi merek
(brand reputation), kecakapan memprediksi merek (brand predictability), dan kompetensi merek (brand competence).
2. Positioning (X2)
Positioning merupakan suatu gambaran atau penempatan yang tercipta terhadap produk atau perusahaan pada pikiran atau benak
calon konsumen.
b. Variabel Y
1. Keputusan pembelian ulang
Keputusan pembelian ulang menyangkut pembelian merek tertentu
yang sama secara berulang kali. Pembelian ulang bisa merupakan
hasil dominasi pasar oleh suatu perusahaan yang berhasil membuat
(42)
29 Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Pengukuran Brand
characteristic
Ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh sebuah merek yang dibentuk oleh Reputasi Merek (brand reputation), Kecakapan
Memprediksi Merek (brand predictability), dan Kompetensi Merek (brand competence).
a. Merek dengan reputasi tinggi
b. Pengetahuan konsumen tentang merek.
c. Merek yang konsisten dengan kualitasnya. d. Harapan konsumen
terhadap merek. e. Berbeda dengan merek
kosmetiklain.
f. Merek yang paling dapat memenuhi kebutuhan
Likert
Positioning Konsep psikologis yang terkait dengan bagaimana konsumen menerima perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain.
a. Dipersepsi positif b. Unggul
c. Berbeda
d. Dapat dikomunikasikan e. Harga terjangkau
Likert Keputusan Pembelian Ulang (Y) Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada produk Wardah.
a. Tetap menggunakan karena dapat memenuhi kebutuhan.
b. Tetap menggunakan karena produk yang disukai.
c. Tetap menggunakan karena merasa cocok. d. Tetap membeli karena
adanya kepuasan dalam pemakaian.
e. Tetap membeli karena percaya terhadap produk.
(43)
30 3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah Skala Likert, yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Ginting dan Situmorang, 2008:121).
Variabel-variabel yang diuji pada setiap jawaban akan diberi skor. Skala Likert
menggunakan lima tingkatan jawaban yang diberi skor, yaitu:
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
No Item Instrument Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Ginting dan Situmorang (2008 : 121)
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008 : 115).
Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah seluruh mahasiswi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis USU yang masih aktif dan telah melakukan pembelian ulang
(44)
31
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2008 : 116). Dan teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dan
teknik pengambilan sampelnya adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan kriteria atau pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2008 : 120).
Kriteria yang digunakan yaitu terdaftar sebagai mahasiswi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis USU yang masih aktif dan telah melakukan pembelian ulang
produk Wardah minimal dua kali. Karena mahasiswi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis USU yang melakukan pembelian ulang jumlahnya tidak diketahui sehingga
untuk menentukan jumlah digunakan rumus (Supramono, 2003 : 62), sebagai
berikut :
n = (��2)(�)(�)
�2 Keterangan :
n = Jumlah sampel
Zα = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α,
Bila α = 0,05 Z = 1,67 Bila α = 0,01 Z = 1,96
p = Estimasi proporsi populasi
q = 1-p
(45)
32
berdasarkan pra survey yang dilakukan olem penulis secara acak pada 30
orang mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU di sekitar kampus, ditemukan
18 orang telah menggunakan dan melakukan pembelian ulang produk Wardah p =
0,6 dan 12 orang lainnya q = 0,4 menggunakan produk kosmetik lain.
Dengan demikian jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian
ini adalah :
n = (��2)(�)(�)
�2
n = (1,962)(0,6)(0,4) = 92,2
0,12
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah responden yang akan dijadikan
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 93 orang
3.7 Jenis Data
Peneliti menggunakan jenis data di dalam melakukan penelitian ini, yaitu:
a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih
pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan
kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan
mengenai variabel penelitian.
b. Data Sekunder
Adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan
untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapat data
(46)
33 3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan sejumlah daftar pernyataan yang tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.
b. Studi Dokumentasi
Dengan memperoleh data melalui buku-buku, internet, dan jurnal yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Kualitas hasil penelitian yang baik sudah semestinya diperoleh jika
rangkaian penelitian dilakukan dengan baik. Perencanaan yang matang, dengan
alat penelitian seperti daftar pertanyaan yang digunakan harus dalam kondisi baik.
Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian
dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh konsisten
atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji
validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini
menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows.
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah
(47)
34
(kuesioner). Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan
kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar sampel dan
dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Metode yang digunakan
adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari
variabel penelitian dengannilai r tabel. Pengujian validitas dan reliabilitas
dalam penelitian ini menggun akan bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science) 17.0 for windows. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.
c. Nilai r
hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan
kepada 30 responden diluar dari responden penelitian. Nilai rtabel dengan
ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikasi sebesar 5% maka
(48)
35 Tabel 3.3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P1 67.13 68.809 .668 .933
P2 67.17 71.040 .621 .935
P3 66.97 72.447 .403 .937
P4 66.83 66.420 .783 .930
P5 66.70 70.769 .383 .939
P6 67.47 65.361 .780 .930
P7 67.13 64.257 .809 .930
P8 67.00 71.241 .442 .937
P9 67.13 66.395 .680 .933
P10 67.27 68.340 .661 .933
P11 67.53 64.878 .760 .931
P12 67.37 69.137 .465 .938
P13 67.13 68.809 .668 .933
P14 67.40 67.421 .729 .932
P15 67.40 67.559 .783 .931
P16 67.47 65.361 .780 .930
P17 67.43 67.357 .720 .932
P18 67.30 69.252 .608 .934
Sumber: hasil penelitian (Januari, 2015) diolah
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan
menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama.
Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan
ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel.
b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliabel.
Menurut Ghozali dan Kuncoro (Ginting dan Situmorang, 2008 : 179) butir
pertannyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
(49)
36
b. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,80
Tabel 3.4 Reliability Statistic
Cronbach's Alpha N of Items
.937 18
Pada tabel 3.4 dapat diketahui bahwa nilai r alpha sebesar 0,937 dan r
tabel
sebesar 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r alpha positif dan lebih
besar dari r
tabel (0,937 > 0,361) maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel dan
dapat digunakan untuk penelitian. Kriteria lain menyatakan bahwa suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60 atau 0,80
berdasarkan hasil SPSS pada tabel 3.4 terlihat bahwa nilai cronbach’s alpha 0,937
> 0,60 dan 0,937 > 0,80 maka ke 18 pernyataan dinyatakan reliabel dengan
kriteria tersebut.
3.10 Metode Analisis Data
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana
data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dinalisis, kemudian
diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang
(50)
37 3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak
bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus
dipenuhi, yaitu:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov.
Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig.
(2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual
berdistribusi normal, (Ginting dan Situmorang, 2008:62).
2. Uji Heteroskedastisitas
Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai
tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji
dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika
probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat
disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model
regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau
(51)
38
multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah Tolerance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ginting dan Situmorang, 2008:104).
a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas
b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas
3.10.3 Metode Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari brand characteristic (X1)
dan positioning (X2) terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan
pembelian ulang.
Persamaan yang digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Y = Keputusan Pembelian Ulang
a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi
X1 = Variabel Brand Characteristic
X2 = Variabel Positioning
e = Standar error
3.11 Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh brand characteristic dan positioning terhadap keputusan pembelian ulang maka dilakukan pengujian dengan menggunakan :
(52)
39
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat.
Kriteria pengujiannya adalah:
Ho : b1,b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel brand characteristic dan positioning
terhadap variabel keputusan pembelian ulang.
Ha : b1,b2≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari brand characteristic dan positioning terhadap variabel keputusan pembelian ulang.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
Ho diterima jika F hitung < F tabelpada α = 5%
Ho ditolak jika F hitung > F tabelpada α = 5% 3.11.2 Uji Signifikan Parsial (Uji - t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen (brand characteristic dan positioning) secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen (keputusan pembelian
ulang).
Kriteria pengujiannya adalah:
Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel brand characteristic dan positioning
(53)
40
Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari brand characteristic dan positioning terhadap variabel keputusan pembelian ulang.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
Ho diterima jika t hitung < t tabelpada α = 5%
Ho ditolak jika t hitung > t tabelpada α = 5% 3.11.3 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi brand characteristic dan positioning terhadap variabel keputusan pembelian ulang. Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin
besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X
menerangkan Y dimana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika semakin kecil
(mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel
bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang
digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas
(54)
41 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari
1985 dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti
nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011.
Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc
dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. PT Pusaka Tradisi Ibu (PTI).
Pada tahun 1995, PTI mulai mengembangkan merk Wardah. Namun, belum
bisa berjalan dengan baik dikarenakan rekanan manajemen yang kurang baik. PTI
kembali mencoba mengembangkan Wardah pada tahun 1996 dengan tetap bekerja
sama dengan agen dalam pemasarannya. Sejak itu penjualannya mulai menanjak
dan PT Pusaka Tradisi Ibu memasuki pasar tata rias (decorative).
Ketika krisis ekonomi 1998, banyak perusahaan sejenis yang tutup. Daya
beli masyarakat anjlok sementara harga bahan baku naik sampai empat kali lipat.
PTI mengambil reaksi cepat menyikapi krisis tersebut di saat pesaing-pesaing lain
tidak berproduksi. Setelah melewati masa krisis selama empat bulan, PTI justru
mengembangkan pasar. Pada tahun 1999-2003, PTI mengalami perkembangan
kedua. Penjualan merk Wardah pada masa tersebut melonjak pesat. Pabrik kedua
didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 2001. PTI mulai memodernisasi
(55)
42
yang memerlukan perubahan dari segi internal. Selain itu, juga melalui program
promosi dan membina tim promosi.
Pada tahun 2005, PT PTI sudah menerapkan Good Manufacturing Practice (GMP) dan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB). Sampai sekarang, di Indonesia baru 80 pabrik dari keseluruhan 760 pabrik yang sudah menerapkan
CPKB. Selain itu, PTI menjadi percontohan pelaksanaan CPKB untuk industri
kosmetika yang lainnya. PTI sampai dengan saat ini sudah memiliki 26
Distribution Centre (DC) hampir di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini
perusahaan ini telah memiliki DC di Malaysia.
4.1.2 Visi Misi Perusahaan
1. Visi
Menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan
terus berkembang diberbagai bidang dengan menjadikan hari ini lebih baik dari
hari kemarin.
2. Misi
a. Mengembangkan karyawan yang kompeten dengan menciptakan
lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapaianya kepuasan
pelanggan.
b. Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas
tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran
yang baik.
(56)
43
d. Terus berinovasi, menguasai ilmu, menerapkan teknologi baru, dan
berinovasi demi kepuasan pelanggan.
e. Mengembangkan berbagai unit usaha secara lateral.
4.1.3 Prinsip –Prinsip Perusahaan Wardah
1. Pure and Safe
Produk Wardah mengandung bahan baku yang aman dan halal, diciptakan
untuk kenyamanan dan ketenangan wanita yang menggunakannya. Faktanya kulit
wanita Asia berbeda dengan kulit wanita Eropa atau Amerika. Lapisan dermis
kulit wanita Asia cenderung lebih tipis, sehingga lebih sensitif dan rentan terhadap
faktor luar. Cukup satu fakta ini menjadi landasan konsep kecantikan Wardah
bahwa kulit wanita Indonesia membutuhkan perawatan dengan perlindungan
menyuluruh. Wardah menyatukan konsep teknologi terbaru, formulasi sesuai
international dermatologist dengan bahan-bahan alami yang berkualitas aman.
Proses produksi melalui uji pengawasan seksama dari para ahli dan dokter kulit.
Sebelum product launching, adalah sebuah keharusan untuk Wardah mengadakan
blind test agar produk yang dihasilkan benar-benar berkualitas dan aman. Karena
keamanan konsumen menjadi prioritas utama dan satu unsur yang tidak bisa
diganggu gugat.
2. Beauty Expert.
Citra awal Wardah sebagai kosmetik ditujukan untuk wanita muslim telah
berkembang menjadi produk yang dapat dinikmati oleh kalangan yang lebih luas.
(57)
44
menjadi pilihan banyak wanita Indonesia, tak hanya kaum muslimah, terkait erat
dengan bagaimana Wardah selalu berinovasi serta berkreasi menjawab setiap
kebutuhan. Mulai dari serangkian kosmetik yang efektif membingkai wajah
dengan warna segar hingga produk perwatan kulit berkualitas.
Wardah Signature Beauty menempatkan wanita Indonesia sebagai
primadona yang datang dengan keunikannya masing-masing. Wardah memastikan
bahwa setiap sapuan warna, bubuhan bedak atau polesan shading lembut dapat
semakin menguatkan karakter wanita tersebut.
3. Inspiring Beauty.
Dari tahun 1995 hingga saat ini, Wardah selalu meyakini kecantikan yang
menginspirasi. Wanita Indonesia bisa jadi telah mengadopsi dinamika kemajuan
dunia, namun tidak pernah meninggalkan nilai budaya Timur yang santun. Bagi
wanita Wardah, kosmetika tidak hanya untuk tubuh akan tetapi juga untuk jiwa.
Kecantikannya membuat ia merasa mencintai diri sendiri, sebanyak dan
sedalam dia mencintai orang-orang di lingkungan sekitarnya. Menjadi cantik
dapat dilakukan oleh siapapun dengan mudah. Namun sekaligus memberi
inspirasi, harus tulus berawal dari hati.Untuk setiap wanita Indonesia yang yakin
akan hal tersebut, Wardah tak pernah berhenti mendampingi. Wardah Signature
Beauty adalah sebuah filosofi. Filosofi yang mengalir dari awal proses produksi
(58)
45 4.1.4 Jenis dan Produk Wardah
1. Acne Series : produk anti-acne untuk mencegah dan mengobati kulit
berjerawat. Terdiri dari Acne cleansing gel, Agne gentele scrub, Pore
tightening toner, Acne Perfecting Moisturizer Gel, Acne Treatment Gel.
Sumber :
Gambar 4.1 Acne Series
2. Basic Series : produk perawatan dasar cocok untuk pemula dan
menginginkan formula ringan dan aman (misal, ibu hamis & menyusui).
Jenis produk ini terdiri dari : Facial Wash, Cleanser, Instan Remover,
Hydrating Toner, Sunscreen Gel SPF 30, Moisturizer Cream, Moisturizer
Gel, Intensive night cream, Peeling cream, Facial scrub, Facial Mask.
Sumber
(59)
46
3. Make Up Series : produk riasan wajah termasuk bedak (compact powder),
two way cake, eyeshadow, mascara, blush on, lipstick, dll
Sumber :
Gambar 4.3 Make Up Series
4. Lightening Series : produk pencerahan kulit dengan zat aktif yang lembut.
Jenis produk ini terdiri dari Lightening gentle wash, Lightening facial scrub,
Lightening milk cleanser, Lightening face toner, Lightening face mask,
Lightening Body lotion, Lightening two way cake, Lightening day cream
dan lightening night cream.
Sumber :
Gambar 4.4 Lightening Series
5. Paket Haji dan Umrah, sebagai pelopor kosmetik halal, Wardah
(60)
47
produknya diformulasikan khusus sesuai dengan persyaratan berihram.
Selama di tanah suci.
Sumber :
Gambar 4.5 Paket Haji dan Umroh
6. Personal Care : produk perawatan kulit tubuh dan parfum. Seperti : Hand &
Body lotion, Olive Soft scrub, Body mist dll.
Sumber :
(61)
48 4.2 Analisis Deskriptif
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan
dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh
responden dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah daftar-daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah
18 butir pertanyaan, yakni 6 butir pertanyaan untuk variabel brand characteristic
(X1) dan 7 butir pertanyaan untuk variabel positioning (X2) serta 5 butir
pertanyaan untuk variabel keputusan pembelian ulang (Y). Kuesioner disebarkan
kepada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang dijadikan sebagai
responden. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Fakultas Ekonomi
USU yang menggunakan kosmetik Wardah. Karakteristik responden dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Pembagian Responden Berdasarkan Jurusan
Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan jurusan :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan
Jurusan Jumlah Responden %
Manajemen 50 53,8
Akuntansi 22 23,7
Ekonomi Pembangunan 8 8,6
Keuangan 4 4,3
Sekertariatan 9 9,7
Total 93 100,0
(62)
49
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 93 responden, jumlah responden
terbanyak berasal dari Manajemen yaitu sebanyak 50 mahasiswi (53,8%),
Akuntansi sebanyak 22 mahasiswi (23,7%) ,Ekonomi Pembangunan sebanyak 8
mahasiswi (8,6%), Keuangan sebanyak 4 mahasiswi (4,3%) dan Sekertariatan
sebanyak 9 mahasiswi (9,7%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa
jurusan Manajemen adalah responden yang paling banyak dalam penelitian ini
yaitu sebesar 53,8%.
2. Pembagian Responden Berdasarkan Umur
Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan umur:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah Responden %
18 10 10,8
19 25 26,9
20 22 23,7
21 32 34,4
22 4 4,3
Total 93 100,0
Sumber: hasil penelitian (Januari, 2015) diolah
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 93 responden, jumlah
responden yang berumur 18 tahun yaitu sebanyak 10 mahasiswi (10,8%), 19
tahun sebanyak 25 mahasiswi (26,9%) ,20 tahun sebanyak 22 mahasiswi (23,7%),
21 tahun sebanyak 32 mahasiswi (34,4%) dan 22 tahun sebanyak 4 mahasiswi
(4,3%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa umur 21 tahun adalah
responden yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 34,4%.
3. Pembagian Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli kosmetik Wardah :
(63)
50
Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan frekuensi
membeli kosmetik Wardah :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian
Frekuensi Pembelian Jumlah Responden %
2KALI 45 48,4
LEBIH2KALI 48 51,6
Total 93 100,0
Sumber: hasil penelitian (Januari, 2015) diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 93 responden jika dilihat dari
frekuensi membeli kosmetik Wardah, maka responden yang membeli dua kali
adalah sebanyak 45 orang (48,4%) , responden yang membeli Wardah lebih dari
dua kali sebanyak 48 orang (51,6%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
bahwa mahasiswi yang membeli kosmetik Wardah lebih dari dua kali adalah
responden yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 51,6%. Hal ini
mengindikasikan bahwa mahasiswi memiliki pengalaman yang baik dalam
menggunakan kosmetik Wardah, sehingga mahasiswa membeli lebih dari dua
kali.
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel
Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif persentase hasil
penelitian setiap variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian ulang
kosmetik Wardah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 6 butir variabel brand characteristic (X
1), 7 butir variabel positioning (X2 ), dan 5 butir variabel
(64)
51
Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
skala likert dengan tanggapan responden sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5
Setuju (S) : diberi skor 4
Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3
Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
1. Variabel Brand Characteristic sebagai X1
Tabel 4.4
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Brand Characteristic
Pernyataan STS TS KS S SS
Total
F % F % F % F % F %
1 0 0,0 2 2,2 17 18,3 46 49,5 28 30,1 93
2 0 0,0 0 0,0 10 10,8 59 63,4 24 25,8 93
3 0 0,0 2 2,2 15 16,1 52 55,9 24 25,8 93
4 0 0,0 0 0,0 21 22,6 58 62,4 14 15,1 93
5 0 0,0 7 7,5 22 23,7 46 49,5 18 19,4 93
6 0 0,0 1 1,1 24 25,8 50 53,8 18 19,4 93
Sumber: hasil penelitian (Januari, 2015) diolah Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa :
a. Pada pernyataan pertama, dari 93 responden terdapat 30,1% responden
yang menyatakan sangat setuju bahwa merek kosmetik Wardah adalah merek
yang bergengsi, 49,5% menyatakan setuju, 18,3% menyatakan kurang setuju,
2,2% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
b. Pada pernyataan kedua, dari 93 responden, 25,8% menyatakan sangat
setuju bahwa responden mengetahui karakteristik dari kosmetik Wardah yang
mereka beli, 63,4% menyatakan setuju, 10,8% menyatakan kurang setuju, 0%
(1)
90
OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 93
Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.74861166 Most Extreme Differences Absolute .104
Positive .095
Negative -.104
Kolmogorov-Smirnov Z 1.001 Asymp. Sig. (2-tailed) .269 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Model Summaryb Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .302a .091 .071 1.87815 a. Predictors: (Constant), Positioning, Brand Characteristic
b. Dependent Variable: ABSUT
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 31.934 2 15.967 4.526 .013a
Residual 317.471 90 3.527
Total 349.405 92 a. Predictors: (Constant), Positioning, Brand Characteristic b. Dependent Variable: ABSUT
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc e VIF
1 (Constant) 8.438 2.217 3.806 .000
brand characteristic
-.109 .079 -.162 -1.380 .171 .731 1.369
positioning -.145 .092 -.184 -1.569 .120 .731 1.369
(2)
91
OUTPUT ANALISIS DESKRIPTIF
Statistics
BC 1
BC 2
BC 3
BC 4
BC 5
BC
6 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 KPU
1 KPU
2 KPU
3 KPU
4 KPU
5 N Valid 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BC1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 2 2.2 2.2 2.2
3 17 18.3 18.3 20.4
4 46 49.5 49.5 69.9
5 28 30.1 30.1 100.0
Total 93 100.0 100.0
BC 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 3 10 10.8 10.8 10.8
4 59 63.4 63.4 74.2
5 24 25.8 25.8 100.0
Total 93 100.0 100.0
BC3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 2 2.2 2.2 2.2
3 15 16.1 16.1 18.3
4 52 55.9 55.9 74.2
5 24 25.8 25.8 100.0
(3)
92
BC4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 3 21 22.6 22.6 22.6
4 58 62.4 62.4 84.9
5 14 15.1 15.1 100.0
Total 93 100.0 100.0
BC5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 7 7.5 7.5 7.5
3 22 23.7 23.7 31.2
4 46 49.5 49.5 80.6
5 18 19.4 19.4 100.0
Total 93 100.0 100.0
BC 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 1 1.1 1.1 1.1
3 24 25.8 25.8 26.9
4 50 53.8 53.8 80.6
5 18 19.4 19.4 100.0
Total 93 100.0 100.0
P1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 1 1.1 1.1 1.1
3 8 8.6 8.6 9.7
4 61 65.6 65.6 75.3
5 23 24.7 24.7 100.0
Total 93 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 1 1.1 1.1 1.1
3 24 25.8 25.8 26.9
4 58 62.4 62.4 89.2
(4)
93
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 1 1.1 1.1 1.1
3 24 25.8 25.8 26.9
4 58 62.4 62.4 89.2
5 10 10.8 10.8 100.0
Total 93 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 7 7.5 7.5 7.5
2 18 19.4 19.4 26.9
3 41 44.1 44.1 71.0
4 20 21.5 21.5 92.5
5 7 7.5 7.5 100.0
Total 93 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 2 2.2 2.2 2.2
2 18 19.4 19.4 21.5
3 35 37.6 37.6 59.1
4 33 35.5 35.5 94.6
5 5 5.4 5.4 100.0
Total 93 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 2 2.2 2.2 2.2
3 8 8.6 8.6 10.8
4 45 48.4 48.4 59.1
5 38 40.9 40.9 100.0
Total 93 100.0 100.0
(5)
94
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 1 1.1 1.1 1.1
3 6 6.5 6.5 7.5
4 50 53.8 53.8 61.3
5 36 38.7 38.7 100.0
Total 93 100.0 100.0
P7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3 2 2.2 2.2 2.2
4 78 83.9 83.9 86.0
5 13 14.0 14.0 100.0
Total 93 100.0 100.0
KPU1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 1 1.1 1.1 1.1
2 3 3.2 3.2 4.3
3 17 18.3 18.3 22.6
4 59 63.4 63.4 86.0
5 13 14.0 14.0 100.0
Total 93 100.0 100.0
KPU2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 2 2.2 2.2 2.2
2 1 1.1 1.1 3.2
3 19 20.4 20.4 23.7
4 62 66.7 66.7 90.3
5 9 9.7 9.7 100.0
Total 93 100.0 100.0
(6)
95
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 2 2.2 2.2 2.2
2 3 3.2 3.2 5.4
3 13 14.0 14.0 19.4
4 62 66.7 66.7 86.0
5 13 14.0 14.0 100.0
Total 93 100.0 100.0
KPU4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 2 2.2 2.2 2.2
2 2 2.2 2.2 4.3
3 15 16.1 16.1 20.4
4 64 68.8 68.8 89.2
5 10 10.8 10.8 100.0
Total 93 100.0 100.0
KPU5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 2 2.2 2.2 2.2
3 16 17.2 17.2 19.4
4 62 66.7 66.7 86.0
5 13 14.0 14.0 100.0