32
berdasarkan pra survey yang dilakukan olem penulis secara acak pada 30 orang mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU di sekitar kampus, ditemukan
18 orang telah menggunakan dan melakukan pembelian ulang produk Wardah p = 0,6 dan 12 orang lainnya q = 0,4 menggunakan produk kosmetik lain.
Dengan demikian jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah :
n = ��
2
�� �
2
n = 1,96
2
0,60,4 = 92,2
0,1
2
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 93 orang
3.7 Jenis Data
Peneliti menggunakan jenis data di dalam melakukan penelitian ini, yaitu: a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan
kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian.
b. Data Sekunder Adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan
untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapat data sekunder dari buku-buku, internet, dan literatur.
33
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sejumlah daftar pernyataan yang tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. b. Studi Dokumentasi
Dengan memperoleh data melalui buku-buku, internet, dan jurnal yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Kualitas hasil penelitian yang baik sudah semestinya diperoleh jika rangkaian penelitian dilakukan dengan baik. Perencanaan yang matang, dengan
alat penelitian seperti daftar pertanyaan yang digunakan harus dalam kondisi baik. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian
dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji
validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows.
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan
34
kuesioner. Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar sampel dan
dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari
variabel penelitian dengannilai r tabel. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggun akan bantuan software SPSS Statistic
Package and Social Science 17.0 for windows. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
a. Jika r
hitung
r
tabel
maka pernyataan dinyatakan valid. b. Jika r
hitung
r
tabel
maka pernyataan dinyatakan tidak valid. c. Nilai r
hitung
dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian. Nilai r
tabel
dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikasi sebesar 5 maka
angka yang diperoleh = 0,361.
35
Tabel 3.3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item- Total Correlation
Cronbachs Alpha if Item
Deleted P1
67.13 68.809
.668 .933
P2 67.17
71.040 .621
.935 P3
66.97 72.447
.403 .937
P4 66.83
66.420 .783
.930 P5
66.70 70.769
.383 .939
P6 67.47
65.361 .780
.930 P7
67.13 64.257
.809 .930
P8 67.00
71.241 .442
.937 P9
67.13 66.395
.680 .933
P10 67.27
68.340 .661
.933 P11
67.53 64.878
.760 .931
P12 67.37
69.137 .465
.938 P13
67.13 68.809
.668 .933
P14 67.40
67.421 .729
.932 P15
67.40 67.559
.783 .931
P16 67.47
65.361 .780
.930 P17
67.43 67.357
.720 .932
P18 67.30
69.252 .608
.934
Sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama.
Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika r alpha positif atau dari r tabel maka pernyataan reliabel. b. Jika r alpha negatif atau dari r tabel maka pernyataan tidak reliabel.
Menurut Ghozali dan Kuncoro Ginting dan Situmorang, 2008 : 179 butir pertannyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: a. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach’s Alpha 0,60
36
b. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach’s Alpha 0,80
Tabel 3.4 Reliability Statistic
Cronbachs Alpha N of Items
.937 18
Pada tabel 3.4 dapat diketahui bahwa nilai r alpha sebesar 0,937 dan r
tabel
sebesar 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r alpha positif dan lebih besar dari r
tabel
0,937 0,361 maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian. Kriteria lain menyatakan bahwa suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha 0,60 atau 0,80 berdasarkan hasil SPSS pada tabel 3.4 terlihat bahwa nilai cronbach’s alpha 0,937
0,60 dan 0,937 0,80 maka ke 18 pernyataan dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.
3.10 Metode Analisis Data
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dinalisis, kemudian
diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.
37
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus
dipenuhi, yaitu: 1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai Asymp.sig.
2-tailed diatas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal, Ginting dan Situmorang, 2008:62.
2. Uji Heteroskedastisitas Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai
tertentu variabel independen homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji
dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5 dapat
disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model
regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
38
multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Nilai umum yang
biasa dipakai adalah Tolerance 1, atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas Ginting dan Situmorang, 2008:104.
a. Tolerance value 0,1 atau VIF 10 = terjadi multikolinearitas b. Tolerance value 0,1 atau VIF 10 = tidak terjadi multikolinearitas
3.10.3 Metode Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas X yang terdiri dari brand characteristic X
1
dan positioning X
2
terhadap variabel terikat Y yaitu keputusan pembelian ulang.
Persamaan yang digunakan adalah: Y
= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Y
= Keputusan Pembelian Ulang
a =
Konstanta b
1,
b
2
= Koefisien regresi
X
1
= Variabel Brand Characteristic
X
2
= Variabel Positioning
e =
Standar error
3.11 Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh brand characteristic dan positioning terhadap keputusan pembelian ulang maka dilakukan pengujian dengan menggunakan :
3.11.1 Uji Signifikan Simultan Uji - F
39
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:
Ho : b
1
,b
2
= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel brand characteristic dan positioning
terhadap variabel keputusan pembelian ulang. Ha : b
1
,b
2
≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari brand characteristic dan positioning terhadap variabel
keputusan pembelian ulang. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
Ho diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 Ho ditolak jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
3.11.2 Uji Signifikan Parsial Uji - t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen brand characteristic dan positioning secara parsial
individual terhadap variasi variabel dependen keputusan pembelian ulang.
Kriteria pengujiannya adalah: Ho : b
1
= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel brand characteristic dan positioning
terhadap variabel keputusan pembelian ulang.
40
Ha : b
1
≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari brand characteristic dan positioning terhadap variabel
keputusan pembelian ulang. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
Ho diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 Ho ditolak jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
3.11.3 Koefisien Determinasi R
2
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi brand characteristic dan positioning terhadap variabel
keputusan pembelian ulang. Jika Koefisien Determinasi R
2
semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan X
menerangkan Y dimana 0 R
2
1. Sebaliknya, jika semakin kecil mendekati nol, maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel
bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas
yang diteliti terhadap variabel terikat.
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari 1985 dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti
nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011. Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc
dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. PT Pusaka Tradisi Ibu PTI. Pada tahun 1995, PTI mulai mengembangkan merk Wardah. Namun, belum
bisa berjalan dengan baik dikarenakan rekanan manajemen yang kurang baik. PTI kembali mencoba mengembangkan Wardah pada tahun 1996 dengan tetap bekerja
sama dengan agen dalam pemasarannya. Sejak itu penjualannya mulai menanjak dan PT Pusaka Tradisi Ibu memasuki pasar tata rias decorative.
Ketika krisis ekonomi 1998, banyak perusahaan sejenis yang tutup. Daya beli masyarakat anjlok sementara harga bahan baku naik sampai empat kali lipat.
PTI mengambil reaksi cepat menyikapi krisis tersebut di saat pesaing-pesaing lain tidak berproduksi. Setelah melewati masa krisis selama empat bulan, PTI justru
mengembangkan pasar. Pada tahun 1999-2003, PTI mengalami perkembangan kedua. Penjualan merk Wardah pada masa tersebut melonjak pesat. Pabrik kedua
didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 2001. PTI mulai memodernisasi perusahaan pada tahun 2002-2003. Perusahaan ini mulai masuk ke pasar umum
42
yang memerlukan perubahan dari segi internal. Selain itu, juga melalui program promosi dan membina tim promosi.
Pada tahun 2005, PT PTI sudah menerapkan Good Manufacturing Practice GMP dan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik CPKB. Sampai sekarang, di
Indonesia baru 80 pabrik dari keseluruhan 760 pabrik yang sudah menerapkan CPKB. Selain itu, PTI menjadi percontohan pelaksanaan CPKB untuk industri
kosmetika yang lainnya. PTI sampai dengan saat ini sudah memiliki 26 Distribution Centre DC hampir di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini
perusahaan ini telah memiliki DC di Malaysia.
4.1.2 Visi Misi Perusahaan
1. Visi
Menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan terus berkembang diberbagai bidang dengan menjadikan hari ini lebih baik dari
hari kemarin. 2.
Misi
a. Mengembangkan karyawan yang kompeten dengan menciptakan
lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapaianya kepuasan pelanggan.
b. Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas
tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran yang baik.
c. Mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala aspek.
43
d. Terus berinovasi, menguasai ilmu, menerapkan teknologi baru, dan
berinovasi demi kepuasan pelanggan. e.
Mengembangkan berbagai unit usaha secara lateral.
4.1.3 Prinsip –Prinsip Perusahaan Wardah
1. Pure and Safe
Produk Wardah mengandung bahan baku yang aman dan halal, diciptakan untuk kenyamanan dan ketenangan wanita yang menggunakannya. Faktanya kulit
wanita Asia berbeda dengan kulit wanita Eropa atau Amerika. Lapisan dermis kulit wanita Asia cenderung lebih tipis, sehingga lebih sensitif dan rentan terhadap
faktor luar. Cukup satu fakta ini menjadi landasan konsep kecantikan Wardah bahwa kulit wanita Indonesia membutuhkan perawatan dengan perlindungan
menyuluruh. Wardah menyatukan konsep teknologi terbaru, formulasi sesuai international dermatologist dengan bahan-bahan alami yang berkualitas aman.
Proses produksi melalui uji pengawasan seksama dari para ahli dan dokter kulit. Sebelum product launching, adalah sebuah keharusan untuk Wardah mengadakan
blind test agar produk yang dihasilkan benar-benar berkualitas dan aman. Karena keamanan konsumen menjadi prioritas utama dan satu unsur yang tidak bisa
diganggu gugat. 2.
Beauty Expert. Citra awal Wardah sebagai kosmetik ditujukan untuk wanita muslim telah
berkembang menjadi produk yang dapat dinikmati oleh kalangan yang lebih luas. Wardah percaya bahwa menjadi cantik itu universal. Pengalaman belasan tahun
44
menjadi pilihan banyak wanita Indonesia, tak hanya kaum muslimah, terkait erat dengan bagaimana Wardah selalu berinovasi serta berkreasi menjawab setiap
kebutuhan. Mulai dari serangkian kosmetik yang efektif membingkai wajah dengan warna segar hingga produk perwatan kulit berkualitas.
Wardah Signature Beauty menempatkan wanita Indonesia sebagai primadona yang datang dengan keunikannya masing-masing. Wardah memastikan
bahwa setiap sapuan warna, bubuhan bedak atau polesan shading lembut dapat semakin menguatkan karakter wanita tersebut.
3. Inspiring Beauty.
Dari tahun 1995 hingga saat ini, Wardah selalu meyakini kecantikan yang menginspirasi. Wanita Indonesia bisa jadi telah mengadopsi dinamika kemajuan
dunia, namun tidak pernah meninggalkan nilai budaya Timur yang santun. Bagi wanita Wardah, kosmetika tidak hanya untuk tubuh akan tetapi juga untuk jiwa.
Kecantikannya membuat ia merasa mencintai diri sendiri, sebanyak dan sedalam dia mencintai orang-orang di lingkungan sekitarnya. Menjadi cantik
dapat dilakukan oleh siapapun dengan mudah. Namun sekaligus memberi inspirasi, harus tulus berawal dari hati.Untuk setiap wanita Indonesia yang yakin
akan hal tersebut, Wardah tak pernah berhenti mendampingi. Wardah Signature Beauty adalah sebuah filosofi. Filosofi yang mengalir dari awal proses produksi
hingga barisan terdepan Sales Promotion Girl Wardah.
45
4.1.4 Jenis dan Produk Wardah
1. Acne Series : produk anti-acne untuk mencegah dan mengobati kulit
berjerawat. Terdiri dari Acne cleansing gel, Agne gentele scrub, Pore tightening toner, Acne Perfecting Moisturizer Gel, Acne Treatment Gel.
Sumber : www.wardahbeauty.com
Gambar 4.1 Acne Series
2. Basic Series : produk perawatan dasar cocok untuk pemula dan
menginginkan formula ringan dan aman misal, ibu hamis menyusui. Jenis produk ini terdiri dari : Facial Wash, Cleanser, Instan Remover,
Hydrating Toner, Sunscreen Gel SPF 30, Moisturizer Cream, Moisturizer Gel, Intensive night cream, Peeling cream, Facial scrub, Facial Mask.
Sumber : www.wardahbeauty.com
Gambar 4.2 Basic Series
46
3. Make Up Series : produk riasan wajah termasuk bedak compact powder,
two way cake, eyeshadow, mascara, blush on, lipstick, dll
Sumber : www.wardahbeauty.com
Gambar 4.3 Make Up Series
4. Lightening Series : produk pencerahan kulit dengan zat aktif yang lembut.
Jenis produk ini terdiri dari Lightening gentle wash, Lightening facial scrub, Lightening milk cleanser, Lightening face toner, Lightening face mask,
Lightening Body lotion, Lightening two way cake, Lightening day cream dan lightening night cream.
Sumber : www.wardahbeauty.com
Gambar 4.4 Lightening Series
5. Paket Haji dan Umrah, sebagai pelopor kosmetik halal, Wardah
menyediakan kebutuhan para jamaah haji dan umrah, karena semua
47
produknya diformulasikan khusus sesuai dengan persyaratan berihram. Selama di tanah suci.
Sumber : www.wardahbeauty.com
Gambar 4.5 Paket Haji dan Umroh
6. Personal Care : produk perawatan kulit tubuh dan parfum. Seperti : Hand
Body lotion, Olive Soft scrub, Body mist dll.
Sumber : www.wardahbeauty.com
Gambar 4.6 Personal Care
48
4.2 Analisis Deskriptif 4.2.1 Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh
responden dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar-daftar pertanyaan kuesioner. Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah
18 butir pertanyaan, yakni 6 butir pertanyaan untuk variabel brand characteristic X
1
dan 7 butir pertanyaan untuk variabel positioning X2 serta 5 butir pertanyaan untuk variabel keputusan pembelian ulang Y. Kuesioner disebarkan
kepada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang dijadikan sebagai responden. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Fakultas Ekonomi
USU yang menggunakan kosmetik Wardah. Karakteristik responden dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pembagian Responden Berdasarkan Jurusan
Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan jurusan :
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan
Jurusan Jumlah Responden
Manajemen 50
53,8 Akuntansi
22 23,7
Ekonomi Pembangunan 8
8,6 Keuangan
4 4,3
Sekertariatan 9
9,7 Total
93 100,0
Sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah
49
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 93 responden, jumlah responden terbanyak berasal dari Manajemen yaitu sebanyak 50 mahasiswi 53,8,
Akuntansi sebanyak 22 mahasiswi 23,7 ,Ekonomi Pembangunan sebanyak 8 mahasiswi 8,6, Keuangan sebanyak 4 mahasiswi 4,3 dan Sekertariatan
sebanyak 9 mahasiswi 9,7. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jurusan Manajemen adalah responden yang paling banyak dalam penelitian ini
yaitu sebesar 53,8.
2. Pembagian Responden Berdasarkan Umur
Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan umur:
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah Responden
18 10
10,8 19
25 26,9
20 22
23,7 21
32 34,4
22 4
4,3 Total
93 100,0
Sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 93 responden, jumlah
responden yang berumur 18 tahun yaitu sebanyak 10 mahasiswi 10,8, 19 tahun sebanyak 25 mahasiswi 26,9 ,20 tahun sebanyak 22 mahasiswi 23,7,
21 tahun sebanyak 32 mahasiswi 34,4 dan 22 tahun sebanyak 4 mahasiswi 4,3. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa umur 21 tahun adalah
responden yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 34,4.
3. Pembagian Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli
kosmetik Wardah :
50
Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan frekuensi membeli kosmetik Wardah :
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian
Frekuensi Pembelian Jumlah Responden
2KALI 45
48,4 LEBIH2KALI
48 51,6
Total 93
100,0 Sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 93 responden jika dilihat dari frekuensi membeli kosmetik Wardah, maka responden yang membeli dua kali
adalah sebanyak 45 orang 48,4 , responden yang membeli Wardah lebih dari dua kali sebanyak 48 orang 51,6. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
bahwa mahasiswi yang membeli kosmetik Wardah lebih dari dua kali adalah responden yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 51,6. Hal ini
mengindikasikan bahwa mahasiswi memiliki pengalaman yang baik dalam menggunakan kosmetik Wardah, sehingga mahasiswa membeli lebih dari dua
kali.
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel
Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian ulang
kosmetik Wardah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 6 butir variabel brand
characteristic X
1
, 7 butir variabel positioning X
2
, dan 5 butir variabel keputusan pembelian ulang Y. Jadi jumlah seluruh pertanyaan adalah 18 butir.
51
Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan tanggapan responden sebagai berikut:
Sangat Setuju SS :
diberi skor 5 Setuju S
: diberi skor 4
Kurang Setuju KS :
diberi skor 3 Tidak Setuju TS
: diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju STS :
diberi skor 1
1. Variabel
Brand Characteristic sebagai X
1
Tabel 4.4 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel
Brand Characteristic
Pernyataan STS
TS KS
S SS
Total F
F F
F F
1 0 0,0
2 2,2 17
18,3 46
49,5 28 30,1
93 2
0 0,0 0 0,0
10 10,8
59 63,4
24 25,8 93
3 0 0,0
2 2,2 15
16,1 52
55,9 24 25,8
93 4
0 0,0 0 0,0
21 22,6
58 62,4
14 15,1 93
5 0 0,0
7 7,5 22
23,7 46
49,5 18 19,4
93 6
0 0,0 1 1,1
24 25,8
50 53,8
18 19,4 93
Sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa :
a. Pada pernyataan pertama, dari 93 responden terdapat 30,1 responden
yang menyatakan sangat setuju bahwa merek kosmetik Wardah adalah merek yang bergengsi, 49,5 menyatakan setuju, 18,3 menyatakan kurang setuju,
2,2 menyatakan tidak setuju dan 0 menyatakan sangat tidak setuju. b.
Pada pernyataan kedua, dari 93 responden, 25,8 menyatakan sangat setuju bahwa responden mengetahui karakteristik dari kosmetik Wardah yang
mereka beli, 63,4 menyatakan setuju, 10,8 menyatakan kurang setuju, 0 menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
52
c. Pada pernyataan ketiga, dari 93 responden, 25,8 responden menyatakan
sangat setuju Wardah merupakan merek yang konsisten dengan kualitasnya, sedangkan 55,9 menyatakan setuju, 16,1 menyatakan kurang setuju, 2,2
menyatakan tidak setuju, dan 0 menyatakan sangat tidak setuju. d.
Pada pernyataan keempat, dari 93 responden terdapat 15,1 responden menyatakan sangat setuju bahwa merek Wardah memberikan kenyataan yang
sesuai dengan harapan konsumen, 62,4 menyatakan setuju, 22,6 menyatakan kurang setuju, 0 menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
e. Pada pernyataan kelima, dari 93 responden, 19,4 responden sangat
setuju bahwa dari segi penampilan merek Wardah berbeda dari merek kosmetik jenis lainnya, 49,5 menyatakan setuju, 23,7 menyatakan kurang setuju, 7,5
menyatakan tidak setuju dan 0 menyatakan sangat tidak setuju. f.
Pada pernyataan keenam, dari 93 responden, 19,4 menyatakan sangat setuju merek kosmetik Wardah mampu memenuhi kebutuhan konsumennya.
53,8 menyatakan setuju, 25,8 menyatakan kurang setuju, 1,1 menyatakan tidak setuju dan 0 menyatakan sangat tidak setuju.
2. Variabel
Positioning sebagai X
2
Tabel 4.5 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel
Positioning
Pernyataan STS
TS KS
S SS
Total F
F F
F F
1 0,0
1 1,1
8 8,6
61 65,6
23 24,7 93
2 0,0
1 1,1
24 25,8
58 62,4
10 10,8 93
3 7
7,5 18 19,4
41 44,1
20 21,5
7 7,5
93 4
2 2,2
18 19,4 35
37,6 33
35,5 5
5,4 93
5 0,0
2 2,2
8 8,6
45 48,4
38 40,9 93
6 0,0
1 1,1
6 6,5
50 53,8
36 38,7 93
53
7 0,0
0,0 2
2,2 78
83,9 13 14,0
93 Sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa : a.
Pada pernyataan pertama, dari 93 responden terdapat 24,7 responden yang menyatakan sangat setuju bahwa Wardah memiliki kualitas yang baik
dibenak konsumen, 65,6 menyatakan setuju, 8,6 menyatakan kurang setuju, 1,1 menyatakan tidak setuju dan 0 menyatakan sangat tidak setuju.
b. Pada pernyataan kedua, dari 93 responden terdapat 10,8 responden yang
menyatakan sangat setuju bahwa kosmetik Wardah menjaga kualitas produk yang ditawarkan, 62,4 menyatakan setuju, 25,8 menyatakan kurang setuju, 1,1
menyatakan tidak setuju dan 0 menyatakan sangat tidak setuju. c.
Pada pernyataan ketiga, dari 93 responden terdapat 7,5 responden yang menyatakan sangat setuju bahwa kosmetik Wardah memiliki keunggulan
tersendiri dibandingkan dengan kosmetik lain, 21,5 menyatakan setuju, 44,1 menyatakan kurang setuju, 19,4 menyatakan tidak setuju dan 7,5 menyatakan
sangat tidak setuju. d.
Pada pernyataan keempat, dari 93 responden terdapat 5,4 responden yang menyatakan sangat setuju bahwa belum ada kosmetik lain yag mampu
menyaingi Wardah, 35,5 menyatakan setuju, 37,6 menyatakan kurang setuju, 19,4 menyatakan tidak setuju dan 2,2 menyatakan sangat tidak setuju.
e. Pada pernyataan kelima, dari 93 responden terdapat 40,9 responden
yang menyatakan sangat setuju bahwa kosmetik Wardah layak mendapat lebel “halal” dari MUI, 48,4 menyatakan setuju, 8,6 menyatakan kurang setuju,
2,2 menyatakan tidak setuju dan 0 menyatakan sangat tidak setuju.
54
f. Pada pernyataan keenam, dari 93 responden terdapat 38,7 responden
yang menyatakan sangat setuju bahwa label “halal” mempengaruhi dalam melakukan pembelian, 53,8 menyatakan setuju, 6,5 menyatakan kurang
setuju, 1,1 menyatakan tidak setuju dan 0 menyatakan sangat tidak setuju. g.
Pada pernyataan ketujuh, dari 93 responden terdapat 14 responden yang menyatakan sangat setuju bahwa kosmetik Wardah dijual dengan harga yag
terjangkau, 83,9 menyatakan setuju, 2,2 menyatakan kurang setuju, 0 menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
3. Variabel Keputusan Pembelian Ulang sebagai Y
Tabel 4.6 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Keputusan
Pembelian Ulang
pernyataan STS
TS KS
S SS
Total F
F F
F F
1 1 1,1
3 3,2
17 18,3 59
63,4 13
14,0 93
2 2 2,2
1 1,1
19 20,4 62
66,7 9
9,7 93
3 2 2,2
3 3,2
13 14,0 62
66,7 13
14,0 93
4 2 2,2
2 2,2
15 16,1 64
68,8 10
10,8 93
5 2 2,2
0,0 16 17,2
62 66,7
13 14,0
93 Sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa :
a. Pada pernyataan pertama, dari 93 responden terdapat 14 responden yang
meyatakan sangat setuju tetap menggunakan kosmetik Wardah karena Wardah dapat memenuhi kebutuhan berpenampilan sehari-hari, 63,4 yang menyatakan setuju,
18,3 yang menyatakan kurang setuju, 3,2 yang menyatakan tidak setuju, dan 1,1 yang menyatakan sangat tidak setuju.
b. Pada pernyataan kedua, dari 93 responden terdapat 9,7 responden yang
menyatakan sangat setuju tetap menggunakan kosmetik Wardah karena Wardah
55 merupakan produk yang disukai, 66,7 yang menyatakan setuju, 20,4 yang
menyatakan kurang setuju, 1,1 yang menyatakan tidak setuju, dan 2,2 yang menyatakan sangat tidak setuju.
c. Pada pernyataan ketiga, dari 93 responden terdapat 14 yang menyatakan
sangat setuju tetap menggunakan kosmetik Wardah karena merasa cocok dengan produk Wardah, 66,7 yang menyatakan setuju, 14 yang menyatakan kurang
setuju, 3,2 yang menyatakan tidak setuju, dan 2,2 yang menyatakan sangat tidak setuju.
d. Pada pernyataan keempat, dari 93 responden terdapat 10,8 responden
menyatakan sangat setuju tetap membeli kosmetik Wardah karena adanya kepuasan dalam pemakaian, 68,8 yang menyatakan setuju, 16,1 yang menyatakan kurang
setuju, 2,2 yang menyatakan tidak setuju, dan 2,2 yang menyatakan sangat tidak setuju.
e. Pada pernyataan kelima, dari 93 responden terdapat 14 responden
meyatakan tetap membeli kosmetik Wardah karena percaya terhadap Wardah, 66,7 yang menyatakan setuju, 17,2 yang menyatakan kurang setuju, 0 yang
menyatakan tidak setuju, dan 2 yang menyatakan sangat tidak setuju.
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dapat
dilakukan dengan analisis grafik dilihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data
tersebut tidak melenceng ke kiri atau melenceng ke kanan. Uji normalitas
56
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogorov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 0,05 maka jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed
di atas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal. Hasil dari output SPSS terlihat seperti Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 :
Gambar 4.7 Histogram Uji Normalitas Sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah
Gambar 4.8 P-Plot Uji Normalitas Sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah
57
Berdasarkan Gambar 4.7 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh data tersebut tidak melenceng ke kiri atau ke
kanan, sedangkan pada gambar 4.8 dapat juga terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Namun untuk
lebih memastikan bahwa data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov K-S.
Tabel 4.7
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 93
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.74861166
Most Extreme Differences Absolute
.104 Positive
.095 Negative
-.104 Kolmogorov-Smirnov Z
1.001 Asymp. Sig. 2-tailed
.269 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai Asymp.Sig. 2-tailed adalah 0,269 ini berarti di atas nilai signifikan 0,05 atau 5. Oleh karena itu,
sesuai dengan analisis grafik, analisis statistik dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S juga menyatakan bahwa variabel residual
berdistribusi normal
.
58
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji bertujuan untuk menguji model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:
1. Metode Grafik
Dasar analisis adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 4.9 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah
59
Berdasarkan Gambar 4.9 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas da di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
2. Uji Glejser
Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.8 Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 8.438
2.217 3.806
.000 Brand
Characteristic -.109
.079 -.162
-1.380 .171
Positioning -.145
.092 -.184
-1.569 .120
a. Dependent Variable: ABSUT
Sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah
Kriteria pengambilan keputusan dengan uji glejser sebagai berikut: a.
Jika nilai signifikansi 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas
b. Jika nilai signifikansi 0,05 maka mengalami gangguan
heteroskedastisitas Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut Absut.
60
Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5, jadi model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
4.3.3 Uji Multikolinearitas
Gejalaa multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.9 Uji Nilai Tolerance dan VIF
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat terlihat bahwa: a.
Nilai VIF dari variabel brand characteristic dan positioning lebih kecil atau dibawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terdapat multikolineritas antar variabel
independen dalam model regresi.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 2.377
3.281 Brand
Characteristic .495
.117 .443
.731 1.369
Positioning .188
.137 .144
.731 1.369
a. Dependent Variable: Y
Sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah
61
b. Nilai Tolerance dari variabel brand characteristic dan positioning lebih
besar dari 0,1 Nilai Tolerance 0,1 ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas X
1
dan X
2
berupa variabel brand characteristic dan positioning serta variabel terikat Y berupa keputusan pembelian ulang, maka
untuk memperoleh hasil yang lebih akurat, penulis menggunakan bantuan program software SPSS Statistik Product and Service Solution versi 17.0 dari
tabel coefficient maka dihasilkan output sebagai berikut:
Tabel 4.10 Analisis Regresi Linier Berganda
Sumber: hasil penelitian Januari, 2015 diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.10 kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
Y = 2,377 + 0,495X
1
+ 0,188X
2
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2.377 3.281
.725 .470
Brand Characteristic
.495 .117
.443 4.238
.000 Positioning
.188 .137
.144 1.374
.173 a. Dependent Variable: Y
62 Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Konstanta a = 2,377. Ini menunjukkan tingkat konstan, dimana jika
variabel brand characteristic dan positioning adalah 0, maka keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi FEB USU akan tetap
sebesar 2,377, dengan asumsi variabel lain tetap.. b.
Koefisien X
1
b
1
= 0,495. Variabel brand characteristic terhadap keputusan pembelian ulang dengan koefisien regresi sebesar 0,495. Ini mempunyai arti
bahwa setiap terjadi peningkatan variabel brand characteristic sebesar 1 satuan, maka keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi
FEB USU akan meningkat sebesar 0,495, dengan asumsi variabel lain tetap. c.
Koefisien X
2
b
2
= 0,188. Variabel positioning terhadap keputusan pembelian ulang dengan koefisien regresi sebesar 0,188. Ini mempunyai arti
bahwa setiap terjadi peningkatan variabel positioning sebesar 1 satuan, maka keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi FEB
USU akan meningkat sebesar 0,188, dengan asumsi variabel lain tetap.
4.5 Uji Hipotesis