Memeriksa Keabsahan Data 1. Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah T1 462008061 BAB IV

menjadi lebih baik saat dekat dengan Tuhan sampai muncul perasaan hampa saat jauh dari Tuhan. Partisipan merasa penderitaannya dengan penyakit yang diderita tidak sebanding dengan penderitaan dan kasih Tuhan untuk partisipan. Partisipan merasa sakit yang diderita tidak menjadi beban untuknya, hanya saja terdapat perasaan menyesal karena tidak pernah memeriksakan diri ke dokter walaupun telah dua belas tahun menikah. Partisipan tetap bergumul dengan keadaannya dan berusaha agar apa yang dikatakan orang lain tentang efek histerektomi tidak menjadi doanya. Partisipan berrencana menggunakan pengobatan alternatif untuk mempercepat penyembuhan lukanya.

4.4 Memeriksa Keabsahan Data 1.

Triangulasi a. Partisipan Pertama THS Peneliti melakukan triangulasi data untuk partisipan pertama THS dengan mewawancarai orang terdekatnya, dalam hal ini suaminya BP, karena BP-lah yang mengetahui keseharian partisipan dan yang setia menemaninya mulai dari divonis memiliki penyakit sampai keadaan post-histerektomi. BP mulai menceritakan tentang perdarahan yang dialami partisipan. Awalnya partisipan tampak tidak cemas dengan perdarahan tersebut, namun karena perdarahannya semakin banyak dan muncul gejala seperti pusing, merasa panas dan mual, BP menyarankan partisipan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. BP menuturkan bahwa wajah partisipan tampak pucat dan tubuhnya terlihat lemas saat dokter memvonis bahwa ia memiliki mioma uteri uteri dan kista ovarium ovarium serta harus dihisterektomi. Partisipan saat itu tidak percaya dan terlihat bingung antara iya dan tidaknya histerektomi. Di satu sisi partisipan takut dihisterektomi, sedangkan di sisi lain jika tidak dihisterektomi penyakitnya bertambah parah. Partisipan mulai terlihat tenang saat dokter mengatakan banyak wanita yang mengalami hal yang sama dan berhasil dihisterektomi. Sepulangnya dari Rumah Sakit, BP menyarankan partisipan untuk segera dihisterektomi agar partisipan tidak lagi terbebani dengan penyakitnya, namun hal tersebut diurungkan partisipan karena masih cemas akan keadaannya. Partisipan juga tampak tidak ingin pasrah untuk segera dihisterektomi dan mencari informasi dari temannya yang telah dihisterektomi untuk memperoleh solusi terbaik. BP dan partisipan kemudian mencari pengobatan alternatif herbal pasca perdarahan terhenti. Partisipan mengkonsumsi ekstrak daun sirsak berdasarkan saran temannya yang tampak membantu mengurangi keluhan yang dialaminya. Selama bergumul untuk dihisterektomi, partisipan tetap beraktivitas seperti biasa, baik itu mengikuti kegiatan gereja maupun bekerja. BP sempat menyarankan partisipan cuti bekerja untuk sementara waktu, tapi hal tersebut tidak dilakukan partisipan dengan alasan masih banyak target pekerjaan yang harus diselesaikan. Hampir setahun kemudian, partisipan kembali mengeluhkan penyakitnya kepada BP setelah muncul gejala berupa nyeri hilang timbul pada bagian bawah perutnya. Gejala tersebut membuat partisipan cemas jika penyakitnya bertambah parah. Partisipan dengan ditemani BP, kemudian kembali memeriksakan diri ke dokter. Dari hasil pemeriksaan, dokter menyarankan partisipan untuk segera dihisterektomi karena kista ovariumnya menyebar. BP mengungkapkan, setelah kembali divonis harus dihisterektomi, partisipan tampak cemas jika histerektomi yang dijalani dapat menyebabkan penyakitnya kembali muncul dan harus dihisterektomi untuk kedua kalinya seperti yang diceritakan temannya. Melihat partisipan cemas, BP berusaha memberikan dukungan emosional dan meminta partisipan agar tidak langsung percaya atas apa yang didengarnya sebelum mencoba. BP saat itu berasumsi bahwa jika tidak segera dihisterektomi, partisipan akan mengalami penderitaan batin karena terus mencemaskan penyakitnya dan memikirkan kapan bisa sembuh. BP juga menuturkan bahwa selain partisipan cemas harus menjalani histerektomi untuk kedua kalinya, partisipan juga cemas jika mengalami kegagalan histerektomi yang dipandang BP sebagai bayangan ilusi akibat kecemasan yang dialami partisipan. Kecemasan tentang prosedur histerektomi membuat partisipan selalu mengunjungi temannya yang telah dihisterektomi dengan penyakit yang sama. Hal tersebut membuat partisipan tampak semakin memikirkan keadaannya yang belum dihisterektomi. Lewat hal itu pula, partisipan memperoleh dukungan dari teman-temannya untuk secepatnya dihisterektomi. BP menceritakan bahwa post-histerektomi, partisipan mengalami nyeri daerah sekitar histerektomi. Namun, rasa cemas akan penyakitnya tidak lagi dikeluhkan partisipan. Aktivitas partisipan dikurangi post histerektomi dilakukan agar luka jahitan bagian dalam maupun luarnya cepat mengering dan pulih. Partisipan tampak semakin memperhatikan gaya hidupnya dengan menjaga pola makan dengan baik agar penyakitnya tidak kembali diderita. BP mengungkapkan bahwa pada post-histerektomi, kecemasan akan penuaan dini akibat penurunan hormon sedikit dialami partisipan yang sudah mulai berusia lanjut. BP berpendapat bahwa kecemasan yang dialami mungkin berbeda dengan wanita usia muda dan masih mengingkinkan keturunan. Pasca dihisterektomi partisipan sering mengungkapkan keinginnya untuk secepatnya kembali bekerja karena banyaknya pekerjaan yang tertunda.

b. Partisipan Tiga SS

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Sebagai Motivator Pasien Ca Mammae Post Mastectomy di RS Panti Wilasa Citarum Semarang T1 462008068 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Sebagai Motivator Pasien Ca Mammae Post Mastectomy di RS Panti Wilasa Citarum Semarang T1 462008068 BAB II

0 1 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Sebagai Motivator Pasien Ca Mammae Post Mastectomy di RS Panti Wilasa Citarum Semarang T1 462008068 BAB IV

0 0 41

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah T1 462008061 BAB I

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah T1 462008061 BAB II

0 3 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah T1 462008061 BAB V

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah

0 0 139

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Presence dalam Pendampingan Pastoral Terhadap Pasien Terminal Illness di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

0 1 17

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang T1 BAB IV

1 1 15