1.11. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Kerangka Teori
1.7 Kerangka Konsep
1.8 Model Teoritis
1.9 Operasional Variabel
1.10 Defenisi Operasional
1.11 Hipotesa
1.12 Sistematika Penulisan
BAB II : URAIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Komunikasi 2.2 Pengertian Komunikasi Massa dan Efek Komunikasi Massa
2.2.1 Efek Komunikasi Massa 2.2.2.1 Efek Umum
2.2.2.2.Efek Khusus 2.2.2 Televisi sebagai media Komunikasi Massa
2.3 Teori S – O – R 2.4 Motif menggunakan media
2.5 Sikap Manusia
14
Universitas Sumatera Utara
2.5.1. Komponen Sikap 2.5.2. Fungsi Sikap
2.6 Pengertian Televisi 2.6.1 Sejarah Televisi
2.6.2 Sejarah Televisi Indonesia 2.6.3 Daya Tarik Televisi
2.7 Berita Televisi 2.7.1 Unsur-unsur Berita
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Deskripsi Lokasi Penelitian Batas-batas kelurahan
Keadaan Penduduk Karakteristik Penduduk
Fasilitas dan Sarana Struktur Organisasi
Sekilas TV One dan Program Acaranya Metodologi Penelitian
Populasi dan Sampel Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisa Data
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Teknik Pengolahan data 4.2 Analisis Tabel Tunggal
4.2.1 Karakteristik Responden
15
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Tayangan Berita Bom Bunuh Diri JW Marriot di TV One 4.2.3 Sikap Masyarakat
4.3 Analisis Tabel Silang 4.4 Uji Hipotesa
4.5 Pembahasan
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
Daftar Pustaka Lampiran
16
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1 Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa latin, Communicare, yang berarti “memberitahukan” atau “berpartisipasi”. Selain itu dalam bahasa Inggris
kita mengenal istilah communication yang secara denotatif berarti “hubungan, kabar atau pemberitahuan yang mengarah pada terwujudnya persamaan makna
terhadap apa yang diberitahukan. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses interaksi antara komunikan dan komunikator, dimana komunikator akan
memberikan pesan kepada komunikan dalam batas waktu dan ruang tertentu dengan menggunakan media dan metode tertentu pula.
Mempelajari komunikasi berarti mempelajari segala sesuatu tentang alat untuk membujuk. Jadi segala sesuatu yang bersifat membujuk termasuk
dalam ruang lingkup komunikasi. Prinsip ini berlangsung sampai dengan abad ke-18. Kemudian setelah itu, ruang lingkup komunikasi berkembang
menjadi : 1.
Informative yaitu memberikan informasi knowledge 2.
Persuasive yaitu membujuk yang erat kaitannya dengan emosi 3.
Entertainment yaitu sekadar pertunjukan atau hiburan Carl hovland
mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana seseorang menyampaikan rangsangan biasanya berupa lambang-lambang
untuk mengubah tingkah laku insan-insan lain komunikan. Sementara Wilbur Schram menyatakan bahwa cara yang tepat untuk mengatakan
17
Universitas Sumatera Utara
komunikasi itu adalah merupakan suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media, yang menimbulkan
efek akibat tertentu. Komunikasi merupakan mekanik ataupun alat dalam pengoperan
rangsangan yang mempunyai arti dalam masyarakat. Kehidupan sosial atau proses sosial didasarkan pada komunikasi. Dalam proses komunikasi
manusia saling mempengaruhi, sehingga dengan demikian terbentuklah pengalaman yang sama, pengetahuan tentang pengalaman masing-masing.
Dengan mekanisme tersebut manusia memberitahukan dan menyebarkan apa yang dirasakan dan apa yang diinginkannya.
Melalui bukunya : Komunikasi dalam Teori dan Praktek 1997, Phil. Astrid S. Susanto berpendapat bahwa :
“ didalam komunikasi maka terjadilah proses penyesuaian diri manusia dengan situasinya, sebagaimana juga usaha-usaha menguasai keadaan,
karena itulah manusia berkomunikasi “. Unsur-unsur kecerdasan sosial yaitu kemampuan untuk mengenali
apa yang sesuai dan yang tidak sesuai dalam hubungan saling memberi dan menerima.
Umpan balik adalah pertukaran data tentang bagaimana satu bagian sistem bekerja dengan pengertian bahwa satu bagian mempengaruhi semua bagian lain
dalam sistem tersebut, sehingga setiap bagian yang melenceng dari jalur dapat diperbaiki. Dan bila dua orang kelompok saling melakukan interaksi,
arah perpindahan suasana hati adalah berasal dari orangkelompok yang lebih kuat dalam mengungkap perasaan pesannya menuju orangkelompok
18
Universitas Sumatera Utara
yang lebih pasif. Dan salah satu kunci kecakapan sosial adalah seberapa baik atau buruknya seseorang disaat ia mengungkapkan perasaan, pesan,
simbolnya sendiri.
II.1.1 Ide dan Fakta dalam Proses Komunikasi
Pada umumnya yang dimaksud dengan ide adalah keinginan, maksud, pola tujuan, kesan, konsep, kepercayaan, pendapat, doktrin, perasaan dan
lain-lain. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengetahuan knowledge hanya merupakan reduplikasi dari ide Phil. Astrid S. Susanto, 1997:83 mengatakan
bahwa, “suatu pernyataan ide bukanlah sesuatu yang hanya merupakan kata-kata tetapi harus dibuktikan dan ditampilkan”.
Sering kali pengumpulan fakta dianggap sepelemudah, akan tetapi sebenarnya pemilihan fakta pun telah memerlukan pemikiran matang terlebih
dahulu, sehingga dapat dikatakan bahwa fakta adalah hasil dari induksi penyaringan dahulu. Jhon Dewey mengatakan bahwa
“data mengalami proses abstraksi dari fakta, sedangkan fakta adalah kejadian atau unsur yang menentukan“.
II.1.2 Bidang Komunikasi
Berdasarkan bidangnya komunikasi meliputi jenis-jenis sebagai berikut : 1.
Komunikasi Sosial Social Communication 2.
Komunikasi Organisasi Manajemen Organization Management Communication
3. Komunikasi Bisnis Business Comunication
4. Komunikasi Politik Political Communication
5. Komunikasi Internasional International Communication
19
Universitas Sumatera Utara
6. Komunikasi Antar Budaya Intercultural Communication
7. Komunikasi Pembangunan Development Communication
8. Komunikasi Tradisional Traditional Communication
II.1.3 Sifat Komunikasi
Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Komunikasi Verbal verbal communication
1. Komunikasi lisan oral communication 2. Komunikasi tulisan written communication
2. Komunikasi Non Verbal nonverbal communication 1. Komunikasi kial gesture body communication
2. Komunikasi gambar pictorial communication 3. Komunikasi tatap muka face-to-face communication
4. Komunikasi bermedia mediated communication
II.1.4 Tatanan Komunikasi
Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah proses komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang atau
sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikan seperti itu, maka diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Komunikasi pribadi personal communication
1 Komunikasi intra pribadi intrapersonal communication
2 Komunikasi antar pribadi interpersonal communication
2. Komunikasi kelompok group communication
1 Komunikasi kelompok kecil small group communication
a. Ceramah
20
Universitas Sumatera Utara
b. Forum
c. Simposium
d. Diskusi panel
e. Seminar
f. Curah saran brainstorming
2 Komunikasi kelompok besar
large group communication public speaking 3.
Komunikasi massa mass communication 1
Komunikasi media massa cetakpers printed mass media communication
a. Surat kabar daily
b. Majalah magazine
4. Komunikasi massa media elektronik electronic mass media
communication a.
Radio b.
Televisi c.
Film d.
Lain-lain
II.1.5 Tujuan Komunikasi
1. Mengubah sikap to change attitude
2. Mengubah opini pendapat to change the opinion
3. Mengubah perilaku to change the behaviour
4. Mengubah masyarakat to change the society
21
Universitas Sumatera Utara
II.1.6 Fungsi Komunikasi
1. Menginformasikan to inform
2. Mendidik to educate
3. Menghibur to entertaint
4. Mempengaruhi to influence
II.1.7 Teknik Komunikasi
Berdasarkan keteranpilan berkomunikasi yang dilakukan komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Komunikasi informal informative communication
2. Komunikasi persuasive persuasive communication
3. Komunikasi pervasive pervasive communication
4. Komunikasi koersif coersive communication
5. Komunikasi instruktif instructive communication
6. Hubungan manusiawi human relations
II.1.8 Metode Komunikasi
Istilah metode yang berasal dari bahasa Yunani “methods” yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara
yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan dan logis. Maka berdasarkan pengertian tersebut metode komunikasi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : 1.
Jurnalisme Jurnalistik journalism 1
Jurnaslisme cetak printed journalism 2
Jurnalisme elektronik electronic journalism a.
Jurnalisme radio radio journalism
22
Universitas Sumatera Utara
b. Jurnalisme televisi television journalism
2. Hubungan masyarakat Public relation
3. Periklanan Advertising
4. Propaganda
5. Perang urat syaraf psychological warfare
6. Perpustakaan
II.2 Pengertian Komunikasi Massa dan Efek Komunikasi Massa II.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Banyak defenisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Tetapi, dari sekian banyak defenisi itu ada benang merah
kesamaan defenisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa media cetak dan media elektronik.
Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi yang berasal dari pengembangan kata media of mass communication media komunikasi massa.
Pengertian komunikasi massa, merujuk pada pendapat Tan dan Wraight Dalam Ardianto dan Komala, 2004:3, merupakan bentuk komunikasi
yang menggunakan saluran media dalam menghubungkan komunikator dengan komunikan secara misal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh
terpencar, sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh para
ahli komunikasi yang lain, yaitu Gebner. Menurut Gebner 1967 dalam Ardianto dan Komala 2004:4 “ massa communication is the technologically
and institutionally based production distribution of most broadly shared
23
Universitas Sumatera Utara
continuos flow of messages in Industrial societies “. komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari
arus pesan kontinyunya paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Bagi Nabell Jurdi dalam bukunya Reading in Mass Communication
1983 dalam Nurudin, 2003:9 disebutkan “ in mass communication there is no face-to-face contac” dalam komunikasi massa tidak ada tatap muka antar
penerima pesan. Menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney 1988 dalam Nurudin,
2003:11 disebutkan “mass communication is a process where by mass produced messages are transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses
of receivers”. komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara mass tidak sedikit itu disebarluaskan kepada massa
penerima pesan yang luas, anonym dan heterogen. Dalam Effendy 1993:79 yang dimaksud dengan komunikasi massa
mass communication ialah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar, yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio
dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.
Untuk lebih memhami pengertian komunikasi massa, maka ada ciri-ciri yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi yang lainnya.
Ciri-ciri komunikasi massa adalah sebagai berikut, Nurudin, 2003:16-30. 1
Komunikator dalam komunikasi massa melembaga 2
Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen 3
Pesannya bersifat umum
24
Universitas Sumatera Utara
4 Komunikasinya berlangsung satu arah
5 Komunikasi menimbulkan keserempakan
6 Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknik
7 Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
Sedangkan menurut Effendy 1993:81-83, karakteristik dari komunikasi massa yaitu :
a. Komunikasi massa bersifat umum
Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.
b. Komunikasi bersifat heterogen
Perpaduan antara jumlah komunikan yang besar dalam komunikasi massa
dengan keterbukaan dalam memperoleh pesan-pesan komunikasi, erat sekali hubunganya dengan sifat
heterogen komunikan. c.
Media massa menimbulkan keserempakan. Keserempakan yang dimaksud adalah kontak dengan sejumlah besar
penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
d. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non pribadi.
Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat non pribadi, karena yang anonim dicapai
oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Komunikasi
25
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan komunikasi massa berlaku dalam satu arah one way communication, dan ratio output – input sangat besar.
II.2.2 Efek Komunikasi Massa
Schramm dalam bukunya How Communication Works, sebagaimana dikutip Jean M. Civikly 1974 dalam Wiryanto, 2004 menggolongkan
efek komunikasi massa ke dalam efek yang bersifat umum dan efek yang bersifat khusus.
II.2.2.1 Efek Umum
Efek umum menyangkut efek ‘dasar’ yang diramalkan dapat terjadi akibat pesan-pesan yang disiarkan melalui media massa. Schramm mengemukakan
bahwa komunikasi massa telah mengambil alih fungsi komunikasi sosial. Secara umum atau luas, komunikasi melalui media massa telah menciptakan
suatu jaringan, yang tanpa itu tidak mungkin tercipta masyarakat modern. Komunikasi massa mempunyai pengaruh yang besar terhadap modernisasi,
sebagaimana dikatakan Rostow dalam bukunya Stage of Economic Growth. Ia mengatakan : “ a movement from traditional society through a point of
“ take off “ in to a situation of self sustaining growth “. Efek seperti ini merupakan dasar yang terjadi dari hari ke hari secara
terus menerus. Ia tidak dapat dilihat, didengar atau diraba, tetapi ia benar-benar terjadi.
Proses terjadinya efek tersebut bagai berbentuk stalagmite – tetes demi tetes dalam jangka waktu yang cukup panjang. Karena itu, dapat disimpulkan
bahwa terpaan media massa pada waktunya akan menimbulkan perubahan-perubahan yang amat mengejutkan.
26
Universitas Sumatera Utara
II.2.2.2 Efek Khusus
Efek khusus terutama menyangkut ramalan tentang efek yang diperkirakan akan timbul pada individu-individu dalam suatu mass audience pada
prilaku mereka dalam menerima pesan-pesan media massa. Schramm menyatakan “ …..kita tidak dapat meramalkan efek pada massa audience. Kita hanya
dapat meramalkan efek pada perorangan”. Lembaga komunikasi memang mengembangkan encoding secara kelompok, tetapi setelah dikomunikasikan,
yang terjadi adalah decoding secara perorangan. Pengetahuan tentang efek komunikasi massa menurut Schramm berkisar pada interaksi antara
pesan, situasi, kepribadian dan kelompok. Satu hal yang dapat dikatakan, bahwa karena adanya kombinasi
yang berbeda-beda antara situasi, kepribadian dan kelompok di antara anggota suatu mass audience dalam penerimaan pesan, maka jenis efek yang
mungkin timbul the possible effect akan berbeda-beda pula. Hal ini yang menarik tentang prilaku penerimaan pesan-pesan komunikasi massa
adalah menyangkut intensitas perhatian individu-individu terhadap pesan-pesan media yang diperkirakan akan mempengaruhi efek.
Menurut Keith R Stamm dan Jone E Bowes 1990 dalam Nurudin, 2003 membagi efek komunikasi massa dalam dua bagian yaitu : pertama, efek primer
dan kedua efek sekunder. Efek primer meliputi terpaan, perhatian dan penerimaan. Efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif perubahan pengetahuan
dan sikap dan perubahan prilaku menerima dan memilih.
27
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Effendy 1993, efek komunikasi massa dapat diklasifikasikan sebagai efek kognitif, efek afektif, dan efek konatif
atau disebut juga efek behavioral. Efek kognitif
berhubungan dengan pikiran dan penalaran,
sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung jadi merasa jelas.
Contoh pesan komunikasi melalui media massa yang menimbulkan efek kognitif antara lain berita, tajuk rencana, artikel, acara penerangan, acara pendidikan,
dan sebagainya. Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar
atau majalah, atau mendengar radio, menonton acara televisi atau film bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat dari terpaan media massa
itu bisa bermacam-macam, senang hingga tertawa terbahak-bahak, sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai merinding dan perasaan
yang bergejolak dalam hati misalnya : Perasaan marah, benci, kesal, kecewa dan sebagainya.
Efek konatif atau efek behavioral bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu tindakan. Dapat dikatakan efek ini
berbentuk prilaku. Efek konatif atau efek behavioral ini langsung timbul akibat terpaan media massa, tetapi didahului oleh efek kognitif dan efek afektif.
II.2.3 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa
Pada dasarnya komunikasi adalah merupakan kebutuhan bagi manusia yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Walaupun dalam mendefinisikan
komunikasi setiap orang akan menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda.
28
Universitas Sumatera Utara
Diantaranya menurut Harold Laswell yang dituliskan pada artikelnya pada tahun 1948 yang berjudul The Structure and Function of Communication
in Society, menyajikan suatu model komunikasi berbentuk sederhana, yang didefinisikan sebagai : Siapa who, Bicara apa say what, pada saluran apa
in which channel, kepada siapa to whom, dan dengan pengaruh apa with what effect.
Salah satu manfaat berkomunikasi adalah kita mendapatkan banyak informasi tentang sekeliling kita. Ini biasa dikatakan sebagai
komunikasi massa. Karena massa merupakan sarana untuk mengaplikasikan komunikasi massa tersebut merupakan sumbangan pemikiran Lasswell
dalam kajian teori komunikasi massa adalh identifikasi yang dilakukannya terhadap tiga fungsi dari komunikasi massa. Pertama adalah kemampuan
media massa memberikan informasi yang berkaitan dengan informasi di sekeliling kita yang dinamakannya sebagai surveillance. Kedua, kemampuan media massa
memberikan berbagai pilihan dan alternatif dalam penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat yang dinamakan sebagai fungsi correlation.
Ketiga, adalah fungsi media massa dalam mensosialisasikan nilai-nilai tertentu kepada masyarakat, yang dalam terminology Lasswell dinamakan
sebagai transmission Shoemaker dan Resse, 1991:28. Dalam perkembangannya, Charles Wright
menambahkan fungsi keempat yaitu entertainment, dimana komunikasi massa dipercaya dapat memberi pemenuhan hiburan bagi
para konsumen yang dikontrol oleh para produsen Shomaeker dan Resse, 1991:28.
Sedangkan media massa sendiri dipahami lebih sekedar suatu mekanisme yang sederhana sifatnya yang digunakan untuk menyebarkan
29
Universitas Sumatera Utara
informasi, karena media massa merupakan suatu organisasi yang terdiri dari, media massa berupa media cetak, media elektronik dan lain sebagainya
dari suatu susunan yang sangat komplek dan lembaga sosial yang penting dari masyarakat.
Televisi merupakan media elektronik yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap kehidupan masyarakat saat ini. Televisi merupakan bagian
yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari kita. Dan televisi telah menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi sehari-hari
kebanyakan dari bentuk hiburan dari populasi yang lainnya. Bagi Gebner, dibandingkan media massa yang lain, televisi telah mendapatkan yang demikian
signifikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi lingkungan simbolik kita, dengan cara menggantikan pesannya tentang realitas
bagi pengalaman pribadi dan sarana mengetahui dunia lainnya McQuail, 1996:254.
Televisi bertambah marak lagi setelah dikembangknnya Direct Broad Satelit DBS. Perkembangan televisi yang sangat cepat dari waktu ke waktu ini
memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat. Penonton televisi kini lebih selektif dalam memilih salurang yang mereka anggap dapat memuaskan
kebutuhan mereka. Jam tayang televisi kini juga makin bertambah. Penerimaan programnya mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
Sistem penyampaian program lebih berkembang lagi. Komunikasi massa media televisi dalam beberapa bagian yaitu
siaran informasi dan pemberitaan, news buletin berita harian, news magazine berita berkala, wawancara televisi serta laporan investigasi terhadap suatu kasus.
30
Universitas Sumatera Utara
Wahyudi 1991 dalam Kuswandi 1996. Pengirim isi pesan melalui komunikasi massa media televisi harus benar-benar menguasai sifat-sifat fisik
dan massa dari media massa itu sendiri. Dengan memahami sifat medium yang dipakai maka proses komunikasi akan berjalan efisien dan efektif,
sehingga kemungkinan pesan itu sampai akan semakin besar. Dalam menyampaikan isi pesannya, komunikasi massa media televisi memiliki
sifat-sifat yaitu pulisitas, periodesitas, niversalitas, aktualitas dan kontinuitas Kuswandi, 1996:18.
Sifat komunikasi media massa televisi yang transitory maka : a
isi pesan yang akan disampaikan harus singkat dan jelas b
cara penyampaian kata perkata, harus benar c
intonasi suara dan artikulasi harus tepat dan baik Kesemuanya itu tentu saja menekankan unsur isi pesan yang komunikatif,
agar pemirsa dapat mengerti arti secara tepat tanpa ada penyimpangan dari pemberitaan yang sebenarnya.
Perkembangan yang pesat dari berbagai isi pesan media televisi kepada khalayak sasaran, melahirkan jurnalistik televisi. Sumber berita, baik peristiwa
maupun wawancara pendapat, diliput dengan camera elektronik yang dilengkapi oleh mikrofon, sehingga menghasilkan audiovisual suara dan gambar.
Dalam proses editing, antara visual peritiwa serta visual pendapat, dikombinasikan secara dinamis dan variatif sesuai topik beritanya,
kemudian dirangkai dengan naskah yang dibuat reporter sesuai dengan topik liputan. Televisi disamping sebagai media yang menghibur, juga menjadi
saluran komunikasi dua arah yang cukup efektif. Berdasarkan “qube system”
31
Universitas Sumatera Utara
yang diperkenalkan pada tahun 1977 di kota Columbus – Ohio, seseorang bisa mengadakan kontak langsung secara live dengan stasiun televisi.
Menjawab “quiz show”, menayangkan berbagai macam persoalan, menjawab “polling” yang diadakan televisi, bahkan propagandakan pemirsa dalam memilih
anggota parlemen Kuswandi, 1996:20. Individu dalam menerima pesan-pesan dari media massa akan memberikan
reaksi terhadap pesan-pesan tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Robert K. Avery Wahyudi,1986:45, sebagai berikut :
a. Selective Attention, masing-masing individu hanya akan memilih
program atau berita yang menarik minatnya. b.
Selective Perception, individu yang akan menafsirkan sendiri pesan-pesan yang diterimanya melalui media massa.
c. Selective Retention, individu hanya akan mengingat hal-hal
yang ingin ia ingat. Dapat disimpulkan bahwa pesan yang disampaikan melalui media massa,
akan diterima oleh individu berdasarkan kepentingan individu itu sendiri kemudian ditafsirkan dan di ingat sesuai dengan kepentingan makna pesan itu
bagi individu. Tingginya pengaruh yang dimiliki televisi bagi pemirsa sesuai dengan pendapat dikemukakan oleh Prof. Dr. Mar’at dari Unpad
dalam Effendy, 1993:192 bahwa acara televisi mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, perasaan menonton. Ini adalah hal yang wajar. Jadi, jika hal-hal
yang menyebabkan penonton terharu, terpesona, atau latah itu bukanlah suatu hal yang istimewa, sebab salah satu pengaruh yang psikologis dari televisi
32
Universitas Sumatera Utara
ialah seakan-akan menghipnotis penonton. Sehingga penonton tersebut dihanyutkan dalam suasana pertunjukan televisi.
Menurut Effendy, televisi sebagai produk revolusi elektronik abad ke-20 pada pokoknya mempunyai 3 tiga fungsi :
1. Fungsi penerapan the information function Televisi mendapat perhatian yang besar dikalangan masyarakat karena
dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini didukung oleh dua faktor, yaitu :
a. Immediacy kesegaran Pengertian ini mencakup langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan
oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa berlangsung.
b. Realisme kenyataan Ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya apa adanya
atau sesuai dengan kenyataan secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan,
stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam bentuk dan pandangan mata atau berita yang dibacakan penyiar dilengkapi gambar-gambar yang
tentunya factual. 2. Fungsi Pendidikan the educate function
Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan
sesuai dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat. Siaran televisi menyiarkan acara-acara tersebut secara teratur,
33
Universitas Sumatera Utara
misalnya pelajaran bahasa, matematika, ekonomi, politik dan sebagainya. Selain acara pendidikan yang dilakukan secara berkesinambungan seperti di atas,
stasiun televisi juga menyiarkan berbagai acara yang secara implisif mengandung pendidikan. Antara lain acara-acara tersebut adalah acara kuis keluarga, drama,
cerdas cermat, dan lain sebagainya. 3. Fungsi Hiburan the entertainment function
Sebagai media melayani masyarakat luas, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi lainnya. Sebagian besar
dari alokasi waktu masa siaran televisi diisi oleh acara-acara hiburan seperti lagu-lagu, film cerita, olahraga, dan sebagainya.
Dari fungsi yang kesemuanya di atas, fungsi menghibur lebih dominan pada televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah
untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.
II. 3 Teori S-O-R
S-O-R adalah singkatan dari Stimulus Organism Response. Teori ini mula-mula dikemukakan oleh para psikolog seperti Parlov, Shiner dan Hull,
dengan mengadakan percobaan pada binatang. Mereka berpendapat bahwa belajar itu merupakan suatu tanggapan dari seseorang terhadap suatu rangsangan
yang dihadapinya. Mereka melakukan percobaan terhadap hewan anjing dengan memberikan suatu rangsangan, kemudian memberikan hadiah
sebagai pemuas kebutuhan untuk tanggapan yang benar dan memberi hukuman pukulan untuk tanggapan yang salah. Rangsangan tersebut diulang-ulang sampai
34
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan tanggapan yang sama dan benar terus menerus. Akhirnya akan muncul suatu kebiasaan dan tingkah laku yang kemudian dari sinilah
tingkah laku tersebut dipelajari. Teori S-O-R ini yang semula berasal dari psikologi yang kemudian
menjadi teori komunikasi. Hal ini dikarenakan objek materialnya sama dengan ilmu komunikasi, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen
sikap, opini, prilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan
dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Mar’at Effendy, 1993:253 dalam bukunya “Sikap manusia, perubahan,
serta pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu :
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
Gambar 3 Model Teori S-O-R
Sumber Effendy, 1993 : 254-225
STIMULUS Organism :
- Perhatian
- Pengertian
- Penerima
Karakteristik Responden
35
Universitas Sumatera Utara
II.4 Motif Menggunakan Media
Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan, atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan
manusia beruat sesuatu. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu
dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik
oleh komunikan. Ada beberapa motif individu dalam menggunakan media Ardianto, 2004
yaitu : 1.
Kebutuhan kognitif, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian tentang
lingkungan kita. Kebutuhan ini timbul karena ada dorongan-dorongan seperti rasa ingin tahu dan penjelasan pada diri sendiri.
2. Kebutuhan afektif, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan usaha
memperkuat pengalaman yang bersifat keindahan, kesenangan dan emosional.
3. Kebutuhan integrasi sosial, yaitu kebutuhan yang berkaitan
dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. 4.
Kebutuhan pribadi secara integrative, yaitu berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, keercayaan stabilitas dan
status individual yang diperoleh dari hasrat akan harga diri.
36
Universitas Sumatera Utara
Kelima motif tersebut yang menjadikan khalyak aktif dalam memilih atau menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Perbedaan motif
akan mempengaruhi perbedaan pola khalayak dalam menggunakan media.
II.5 Sikap Manusia Pengertian Sikap
Sikap manusia, atau singkatnya kita sebut sikap, telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Dalam azwar 1988 yang dikutip oleh Diyakini, Tri
dan Hudani 2003:95 definisi-definisi sikap adalah sebagai berikut :
a. Thurstone
Berpandangan bahwa sikap merupakan suatu efek, baik itu bersifat positif maupun negatif dalam hubungan dengan aspek-aspek
psikologis.
b. Kimball Young 1945
Menyatakan sikap merupakan suatu presdiposisi mental untuk melakukan suatu tindakan.
c. Fishbern dan Ajzen 1975
Menyebutkan bahwa sikap merupakan suatu preposisi mental untuk melakukan suatu tindakan.
d. Sherif dan Sherif 1956
Sikap menentukan keajegan dan kekhasan prilaku seseorang dalam hubungannya dengan stimulus manusia atau kejadian-kejadian.
Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbuatan dan tingkah laku.
37
Universitas Sumatera Utara
II.5.1 Komponen Sikap
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, menurut Allport dalam Mar’at 198 yang dikutip oleh
Diyakini, Tri dan Hudani 2003, ada tiga komponen sikap :
1. Komponen Kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini
kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang objek sikap tertentu.
2. Komponen Afektif
Yaitu berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem
nilai yang dimiliki.
3. Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya.
II.5.2 Fungsi Sikap
Menurut Kalz 1960 dalam Diyakini, Tri dan Hudani, 2003 ada empat fungsi sikap yaitu :
1 Utilitarian function
: sikap memungkinkan seseorang untuk memperoleh atau memaksimalkan ganjaran reward dan
persetujuan dan meminimalkan hukuman. Dengan kata lain, sikap dapat berfungsi sebagai penyesuaian sosial, misalnya seseorang
38
Universitas Sumatera Utara
dapat memperbaiki ekspresi dari sikapnya terhadap sesuatu objek tertentu untuk mendapatkan persetujuan dan dukungan.
2 Knowledge function : sikap membantu dalam memahami lingkungan
sebagai skema dengan melengkapi ringkasan evaluasi tentang objek dan kelompok objek atau yang dijumpai di dunia ini.
3 Value
– Expressive function
: sikap kadang-kadang mengkomunikasikan nilai dan identitas yang dimiliki seseorang
terhadap objek lain. 4
Ego defenisi function : sika menutup diri, menutupi kesalahan, agresi dan sebagainya dalam rangka mempertahankan diri.
II.6 Pengertian Televisi II.6.1 Sejarah Televisi
Televisi merupakan media massa elektronik yang diciptakan manusia dengan menggunakan prinsip-prinsip radio karena lahir sesudah radio.
Istilah televisi terdiri dari 2 kata yakni “tele” dan “visi”, tele berarti jauh dan visi berarti pengelihatan.
Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip radio, sedangkan pengelihatan diwujudkan dengan kamera sehingga menjadi gambar,
baik dalam bentuk gambar hidup, bergerak maupun diam still pictures. Kemajuan yang pesat dalam pertelevisian telah mencapai taraf yang begitu
memuaskan bagi manusia seperti sekarang, adalah berkat ditemukannya alat yang disebut iconoscope “icon” berarti gambar, “scopein” berarti melihat
oleh Vladimir K. Zwaeklyin dari Rusia pada tahun 1920. Iconoscope merupakan alat semacam pistol listrik yang digunakan untuk melakukan perabaan terhadap
39
Universitas Sumatera Utara
gambar dari suatu objek yang diambil lensa kamera. Segaris demi segaris namun cepat sehingga bagi orang yang melihatnya bagai gambar yang
berkesinambungan. Iconoscope yang berupa lampu terdapat didalam kamera elektronika
yang fungsinya mengubah gambar menjadi getaran listrik, kemudian ditransmisikan setelah ditangkap oleh pesawat penerima. Dalam pesawat
penerima proses perubahan getaran listrik menjadi gambar yang sama dengan yang diambil kamera dengan alat yang dinamakan kenescipe. Dengan bantuan alat
tersebut maka muncullah gambar-gambar dari objek yang diambil kamera.
II.6.2 Sejarah Televisi
Media televisi Indonesia bukan lagi dilihat sebagai barang mewah, seperti ketika pertama kali ada. Kini media layar kaca tersebut sudah menjadi
salah satu barang kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat nusantara untuk mendapatkan informasi. Dengan kata lain informasi sudah merupakan
bagian dari hak manusia untuk aktualisasi diri. Televisi Republik Indonesia TVRI merupakan televisi pertama
di Indonesia yang mengudara pada tanggal 19 Agustus 1962 dengan studionya yang sederhana di kompleks Senayan Jakarta. Dibandingkan dengan
negara-negara yang sudah maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, Jepang dan Negara-negara lain Eropa, Indonesia termasuk negara yang relatif baru
dalam bidang televisi. Tetapi bila dibandingkan dengan beberapa negara Asia, seperti Malaysia dan Singapura, Indonesia sudah terlebih dahulu.
Sampai dengan tahun 1965, TVRI memiliki dua stasiun penyiaran dengan empat stasiun pemancar dan lima stasiun penghubung. Sejak tahun 1973
40
Universitas Sumatera Utara
sampai dengan tahun 1987, TVRI mengembangkan diri dengan mendapatkan tambahan lima buah stasiun penyiaran dengan 77 buah pemancar dan 11 stasiun
penghubung. Di penghujung tahun 1980 tercatat 9 stasiun penyiaran yang dimiliki TVRI dengan dilengkapi 124 stasiun pemancar dan stasiun penghubung.
Pada tanggal 18 Agustus 1988 hadir dunia pertelevisian di Indonesia sebuah stasiun televisi yang dikelola oleh pihak swasta yaitu Rajawali Citra
Televisi Indonesia RCTI. Kemudian kehadiran RCTI disusul dengan lahirnya Surya Citra Televisi Indonesia SCTV pada tanggal 18 Agustus 1990.
Siaran yang dikelola dan dipancarkan oleh kedua stasiun televisi swasta ini pada waktu ini belum dapat diterima oleh smua lapisan masyarakat dan hanya
ditayangkan di Jakarta dan sekitarnya. Pada awal tahun 1991 hadir pula stasiun televisi swasta lain
dengan mengambil tema pendidikan yaitu, Televisi Pendidikan Indonesia TPI. Pada awal berdirinya stasiun televisi ini mengudara secara nasional ini
hanya berlangsung pada pagi hingga siang hari. Dengan hadirnya TVRI, RCTI, SCTV, dan TPI, televisi mengalami
banyak perbaikan dan kemajuan, baik dalam mutu siaran maupun waktu penayangan. Kemudian untuk lebih meningkatkan mutu siarannya
maka pertengahan tahun 1993 RCTI mengudara secara nasional dan membangun stasiun transmisi di beberapa kota besar di Indoonesia seperti Jakarta, Bandung,
Medan, Batam dan lain-lain. Kemudian stasiun televisi swasta bertambah lagi dengan kehadiran ANTV, Indosiar Visual Mandiri, Trans TV, Lativi, Global TV,
Metro TV dan diikuti dengan TV One dan DAI TV. Sehingga sampai dengan saat ini telah ada 11 stasiun televisi yang mengudara secara nasional.
41
Universitas Sumatera Utara
II.6.3 Daya Tarik Televisi
Televisi mempunyai daya tarik yang kuat dibandingkan media massa lainnya. Kalau radio mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur kata-kata,
musik, dan sound effect, maka televisi selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar. Dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan
gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi rasio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya
dapat dinikmati dirumah dengan aman dan nyaman, pesawat televisi juga dapat menghidangkan selain film juga program menarik lainnya.
II.7 Berita Televisi
Berita ialah informasi yag baru, menarik perhatian, mempengaruhi effect orang lain dan mempunyai kekuatan untuk membangkitkan selera
yang mengikutinya Robert Tyell. Ada beberapa ungkapan yang sering digunakan untuk merumuskan apa yang disebut sebagai sebuah berita. Salah satu
yang sangat terkenal adalah apa yang ditemukan oleh Jhon B. Bogart, Kepala desk Kota Koran News York Sun. Hampur seabad yang lalu Bogart menemukan
kata-kata yang sering dikutip diberbagai kesempatan pembahasan mengenai berita, yaitu :”when a dog bites aman. But when man bites a dog that is news”
“jika ada anjing yang menggigit orang itu biasa. Namun kalau ada orang yang menggigit anjing, itu baru berita”.
Dalam bahasa Inggris berita disebut News, yang dapat diartikan sebagai cerita tentang peristiwa yang dapat dari empat penjuru mata angin yaitu : North
utara, East timur, West barat, South selatan.
42
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan oleh Robinson dan Levy 1986, menyatakan bahwa berita itu efektif, karena kompetisi antar sumber berita pun semakin tajam.
Kebanyakan bukti diperoleh dari hasil eksperimen dan survey menyangkut tentang berita, yang menunjukkan rendahnya daya ingat dan pemahaman,
serta dari hasil penelitian pengetahuan masyarakat menyangkut peristiwa dan masalah yang terkandung dalam berita.
Efek yang ditimbulkan adalah berupa tambahan pengetahuan informasi factual waktu pendek : barang kali juga pembentukan cara pandang terhadap
gambaran dunia dan masyarakat yang berjangka waktu panjang, serta kerangka berfikir untuk menafsirkan berbagai peristiwa. Berita memiliki kecenderungan
yang normatif dan dirancang atau didayagunakan untuk membentuk dan menunjang nilai-nilai dan pandangan-pandangan tertentu.
Mekanisme efek yang ditimbulkan dari berita adalah hal yang mendorong orang untuk memetik pelajaran dari berita kemampuannya untuk memberikan
informasi ialah imbalan personal yang muncul karena adanya kepuasan setelah mengetahui informasi menarik dan bermanfaat, juga karena kemampuan
sumber berita. Imbalan tersebut dapat berujud meningkatnya partisipasi sosial dan kemungkinan menurunnya rasa ketidak pastian.
Beberapa hal lain yang dikaitkan dengn efek berita dapat disebut sebagai berikut : suplai yang cukup, kemampuan berkomunikasi, hubungan
antar pribadi yang mendukung perolehan pengetahuan, keterlibatan dalam pembicaraan menyangkut masalah kemasyarakatan Dennis McQuail,
1989:262-263.
43
Universitas Sumatera Utara
Berita dapat dibagi ke dalam beberapa macam, tergantung dari segi melihatnya, seperti :
1. Sifat kejadian
2. Cakupan isi berita
3. Bentuk penyajian berita terbgi 2, berita langsung, berita komprehensif
dan fetures Berita langsung biasanya ditulis dengan gaya piramida terbalik,
dimana semua yang dianggap penting diletakkan pada lead atau intro. Piramida terbalik diperlukan agar khalayak yang biasanya selalu sibuk
bekerja tetap bisa mengetahui peristiwa yang terjadi. Gaya piramida terbalik juga memudahkan pada redaktur, produsen atau penyunting untuk mendorong bagian
berita kurang penting terletak dibagian bawah.
II.7.1 Unsur-unsur Berita
Ada sejumlah unsur penting yang umumnya ada pada sebuah berita, seperti yang akan kita telaah berikut ini :
1. Baru, kebaruan adalah unsur penting dalam sebuah berita. Karena
itu berita dalam bahasa Inggris disebut News berasal dari kata dasar new alias baru.
2. Penting, unsur penting biasanya dimiliki oleh sebuah kejadian
atau keadaan yang bernilai berita. Penting bisa dikaitkan dengan orang yang menyampaikan pernyataan, misalnya sebuah kebijakan
baru yang di umumkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyhono, biasanya akan menjadi topik yang hangat dan dibicarakan
oleh media massa di negeri ini.
44
Universitas Sumatera Utara
3. Relevan, relevan disini maksudnya adalah pemirsa merasa
mendapatkan sesuatu yang berharga dari berita tersebut sehingga mereka bisa memiliki pemahaman mengenai hal yangdiberitakan,
dan tahu bagaimana menyikapi hal tersebut. 4.
Menyangkut hajat hidup orang banyak, mengapa kenaikan harga bahan bakar minyak BBM selau menjadi berita hangat? jawabnya
karena berita tersebut menyangkut hajat seluruh masyarkat. 5.
Mengandung kebenaran, unsur penting lainnya yang harus dimiliki oleh sebuah berita adalah unsur ketenaran. Artinya, berita tersebut
merupakan sebuah kejadian yang faktual, sesuatu yang betul-betul terjadi, dan bukan fiksi, khayalan atau rekayasa dari
si pembuat berita. 6.
Permintaan akan berita berasal dari berbagai tempat yang tersebar. Permintaan tersebut berlangsung secara berkesinambungan
dan pasti. Berita biasanya diberikan oleh pengirim tanpa tujuan apa-apa, kecuali untuk memenuhi permintaa itu. Namun berita
bisa saja berupa propaganda, informasi salah miss informasi, dan informasi yang menyimpang distorsi atau berita
yang tidak informatif. Berita televisi terdiri dari Sudirman Tebba, 2005
1. Gambar
Gambar merupakan unsur pertama dalam berita televisi. Gambar itulah yang menjadi kekuatan berita televisi, karena gambar itu
berbicara, bahkan kadang lebih berbicara dari pada naskah
45
Universitas Sumatera Utara
dan audio. Tetapi gambar televisi harus memiliki sejumlah unsur agar menjadi lebih menarik.
a. Aktualitas
Gambar televisi harus mengandung unsur aktual. Maksudnya gambar yang ditampilkan dalam berita harus aktual atau
paling baru, kalau bisa gambar yang belum pernah ditayangkan oleh stasiun-stasiun televisi lain.
b. Gambar
Gambar berita televisi harus sinkron dengan peristiwa yang diinformasikan agar sesuai antara naskah dengan gambar.
c. Simbolis
Gambar simbolis berarti bukan gambar yang sesungguhnya, tetapi hanya menggambarkan kejadian yang diberitakan.
Ini terjadi karena gambar yang sesungguhnya sulit didapat. Sedangkan kalau berita itu sangat penting, maka harus
diusahakan untuk tayang, walaupun gambar yang sinkron dan aktual tersedia.
d. Ilustrasi
Ilustrasi adalah gambar berita yang dibuat atau direkayasa berdasarkan suatu peristiwa yang memang terjadi,
tetapi gambarnya yang aktual, sinkron dan simbolis tidak tersedia. Ilustrasi itu berupa gambar hidup, animasi atau grafik.
46
Universitas Sumatera Utara
e. Dokumentasi
Dokumentasi gambar ada kalanya diperlukan kalau peristiwa itu sangat penting, sementara tidak tersedianya gambarnya
yang aktual, sinkron dan simbolis. Dokumentasi gambar berita televisi ada beberapa macam, seperti : dokumentasi
peristiwa, dokumentasi simbolis, dokumentasi foto, dan dokumentasi profil.
f. Estetika
Gambar berita televisi harus bersifat estetis supaya enak dipandang mata. Estetika meliputi komposisi, fokus
dan warna. Tetapi estetika gambar tidak mutlak. Dalam keadaan darurat unsur estetika dapat diabaikan.
2. Naskah
Naskah berita televisi sebagaimana berita pada umumnya juga harus memenuhi unsur 5W+1H What, Who, Where, When, Why
dan How. Dilihat dari bentuk penyajiannya naskah berita televisi terbagi dua Sudirman Tebba, 2005.
- Naskah Reading adalah berita yang seluruh isinya mulai
dari lead sampai tubuhnya dibaca oleh presenter. -
Voice over ialah naskah berita yang lead-nya dibaca presenter, sedangkan tubuhnya di-dubbling, yaitu dibaca dengan direkam
oleh orang lain, biasanya reporter atau siapapun yang suaranya cukup baik.
47
Universitas Sumatera Utara
3. Audio suara
Audio tidak kalah pentingya dibanding dengan naskah dan gambarnya, namun jika tidak ada bunyi, maka bisa jadi berita tersebut
tidak jelas maksudnya. Ada dua unsur audio dalam berita televisi Sudirman Tebba, 2005 yaitu :
- Atmosfir adalah suasana dari suatu peristiwa yang gambarnya
diberitakan. Suatu atmosfir sangat penting menyertai suatu gambar, karena tanpa atmosfir sebuah gambar akan
hilang rohnya. -
Narasi audio adalah suara reporter, baik berdasarkan naskah dan suara sumber yang diwawancarai. Naskah ini
sangat penting sebab kalau wartawan melaporkan suatu berita dengan susunan kata yang tidak jelas atau kacau,
maka beritanya akan menjadi kabur.
48
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Daerah yang peneliti pilih adalah di Kelurahan Hamdan Medan yang termasuk dalam Kecamatan Medan. Penduduk Kelurahan Hamdan
seluruhnya warga Negara Indonesia. Kemudian etnis yang paling banyak berdomisili di kelurahan Hamdan adalah etnis jawa.
Kelurahan Hamdan terdiri dari 10 Lingkungan, dan setiap lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala Lingkungan Kepling.
Kantor kelurahan Hamdan terletak di jalan Haji Misbah dengan jumlah pegawai 17 orang.
III.1.1 Batas-batas Kelurahan
Apabila dilihat dari batas-batas Kelurahan Hamdan Medan, maka dapat dituliskan sebagai berikut :
a Luas Kelurahan 52.54 Ha.
b Batas-batas wilayah :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kelurahan Kesawan
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Jati
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kelurahan Aur dan
Kelurahan Sukaraja 4.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kelurahan Madras Hulu dan Kelurahan Jati.
49
Universitas Sumatera Utara
III.1.2 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Hamdan Medan seluruhnya adalah 9490 jiwa dapat dirinci sebagai berikut :
a Jumlah Penduduk Menurut Usia
Tabel 2. Usia Penduduk No.
Golongan Jumlah Jiwa
1 0-12 tahun
36 2
01-5 tahun 390
3 6-10 tahun
780 4
11-15 tahun 870
5 16-20 tahun
980 6
21-25 tahun 840
7 26-30 tahun
950 8
31-35 tahun 860
9 36-40 tahun
830 10
41-45 tahun 820
11 46-50 tahun
830 12
51-55 tahun 820
13 56-58 tahun
467 14
59 tahun 17
Total 9490
Sumber : Buku BPS Kotamadya Medan tahun 2009
50
Universitas Sumatera Utara
b Mata Pencarian Pokok Penduduk
Tabel 3. Mata Pencaharian Penduduk No. Mata Pencaharian Penduduk
Jumlah Jiwa
1 PNS
380 2
Swasta 4350
3 Penarik Becak
450 4
Tukang 315
5 Jasa
590 6
Pensiun 270
Total
6355 Sumber : Buku BPS Kotamadya Medan tahun 2009
Berdasarkan hasil survei yang penulis lakukan maka diketahui bahwa masyarakat di Kelurahan Multatuli Medan, Kecamatan Medan Maimun. Memiliki
perekonomian yang cukup mapan, walaupun ada juga yang sebahagian yang perekonomiannya menengah ke bawah.
III.1.3 Karakteristik Penduduk
Apabila dilihat dari karakteristik penduduk maka dapat digolongkan dalam beberapa kategori :
a Berdasarkan warga Negara
Warga Negara Indonesia berjumlah 9490 jiwa.
51
Universitas Sumatera Utara
b Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4. Pendidikan No.
Keterangan Jumlah Jiwa
1 Belum Sekolah
156 2
Tidak Pernah Sekolah 35
3 Tamat SD Sederajat
1010 4
Tamat SLTP Sederajat 1090
5 Tamat SLTA Sederajat
2760 6
S-1 D-3 3850
7 S-2
369 8
S-3 220
Sumber : Buku BPS Kotamadya Medan tahun 2009 c
Berdasarkan Agama yang dianut
Tabel 5. Agama No.
Agama Jumlah Jiwa
1 Islam
4290 2
Protestan 2420
3 Katholik
670 4
Hindu 120
5 Budha
1990 Sumber : Buku BPS Kotamadya Medan tahun 2009
52
Universitas Sumatera Utara
d Berdasarkan Etnis Penduduk
Tabel 6. Etnis Penduduk No.
Keterangan Jumlah Jiwa
1 Jawa
2680 2
Batak 1754
3 Melayu
2950 4
Lainnya 2110
Sumber : Buku BPS Kotamadya Medan tahun 2009
III.1.4 Fasilitas dan Sarana Tabel. 7 Fasilitas dan Sarana
No. Keterangan
Jumlah
1 Mesjid
2 2
Mushola 15
3 Gereja
1 4
Lainnya 2
Sumber : Buku BPS Kotamadya Medan tahun 2009
53
Universitas Sumatera Utara
3.1.5 Structur Organisasi Struktur Organisasi Pemerintah Kelurahan Multatuli Medan
LURAH Mahdarina Hrp. S. STP
NIP. 010.263.686
SEKRETARIAT KELURAHAN Toto Sudarto
NIP. 010.118.960
KEP-LING I
TOTO ROHADI
KAUR - KUG SRI INTAN
NIP. 610.133.044 KAUR - EKBANG
RAMIDUK S NIP. 400.032.51
KAUR - PEM MURIANO
NIP. 380.019.907 KAUR - KESRA
KAIRIANA NIP. 400.038.162
KAUR - UMUM M. ANDI S
NIP. 010.265.794
KEP-LING II
NUR AKHSA
LUBIS KEP-LING
IX TOTO
ROHADI KEP-LING
VIII ABDUL
MANAN LBS
KEP-LING III
MUHARDI KEP-LING
VII AMIR HASAN
KEP-LING IV
SULAIMAN S KEP-LING
V MANASE
SMJTK KEP-LING
VI M. IRSAN
KEP- LING
X ------
54
Universitas Sumatera Utara
III.2 Sekilas TV One dan Program Acaranya
Bermula dari Jl. Rawa Terate 2 Pulo Gadung Jakarta, tanggal 4 Pebruari 2008, pukul 19.30 wib, untuk pertama kalinya TV One mengudara.
Peresmian dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.TV One menjadi stasiun televisi pertama di Indonesia
yang mendapatkan kesempatan untuk diresmikan dari Istana Presiden Republik Indonesia.
TV One secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri
serta masyarakat sekitar melalui program News and Sports yang dimilikinya. Mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori News One,
Sport One, Info One, dan Reality One, TV One membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format
yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program. Sebagai pendatang baru dalam dunia Berita, TV One telah mempersiapkan
bentuk berita baru yang belum pernah ada sebelumnya. Seperti Apa Kabar Indonesia, yang merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan
dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan secara langsung pada pagi hari dari studio luar TV One. Program berita hardnews
TV One dikemas dengan judul : Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam. Kemasan yang berbeda
juga disuguhkan oleh Kabar Petang, menampilkan bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara langsung berita-berita dari Biro Pusat Jakarta
dan beberapa Biro Daerah Medan, Surabaya, Makassar dengan bobot
55
Universitas Sumatera Utara
pemberitaan yang berimbang antar semua biro. Program ini meraih penghargaan MURI Museum Rekor Indonesia sebagai “Tayangan Berita yang Dibacakan
Langsung Oleh 5 Presenter dari 4 Kota Yang Berbeda Dalam Satu Layar”. Sedangkan Kabar Malam bekerjasama dengan seluruh media nusantara
untuk menghasilkan editorial yang lengkap, kredibel dan dinamis. TV One juga menayangkan program-program Selected Entertainment
yang mampu memberikan inspirasi bagi para pemirsa untuk maju dan selalu berpikiran positif, tanpa unsur membodohi.
Pada awal tahun ini 2008, TV One memiliki 26 stasiun pemancar dan pada akhir tahun menjadi 37 stasiun pemancar di berbagai daerah dengan jumlah
potensi pemirsa 162 juta jiwa. Melalui Perkembangan tersebut, diharapkan penyebaran semangat TV One untuk mendorong kemajuan bangsa
dapat terealisasi dengan baik. Untuk mendukung kegiatan operasinya, TV One memiliki sedikitnya
1050 karyawan yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama dibantu tiga direktur lainnya, yaitu :
- Direktur Utama : Erick Thohir
- Direktur Pemberitaan , Olahraga dan Produksi : Sukarni Ilyas
- Direktur Keuangan : Charlie Kasimhir
- Direktur Programming dan Marketing : Otis Hahijary
III.3 Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk melihat sejauhmana variabel pada suatu faktor berkaitan dengan faktor lain.
56
Universitas Sumatera Utara
III.4 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Hamdan Medan
III.5 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdir dari manusia, benda-benda, hewan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa sebagai sumber data
yang memiliki karakteristik dalam suatu penelitian Nawawi, 1993:141. Jumlah keseluruhan masyarakat Kelurahan Hamdan Medan adalah 9490
jiwa, dan jumlah kepala keluarga adalah 2887 kepala keluarga. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dari populasi dengan
menggunakan cara-cara tertentu. Berdasarkan data populasi yang ada maka untuk menghitung jumlah sample digunakan rumus Taro Yamane, sebagai berikut
dengan presisi 10 dan tingkat kepercayaan 90 Rahmat, 1998:82. Dimana :
n = 1
2
+ Nd
N
n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi
d = Presisi 1,5,10,20 Taro Yamane dalam buku Jalaludin Rakhmat, 1991:82
maka dapat diperhitungkan jumlah responden sebagai berikut : n
= 1
2
+ Nd
N
Jadi responden dalam penelitian ini sebanyak 99 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random
sampling yaitu suatu cara untuk pengambilan responden secara acak hingga setiap
57
Universitas Sumatera Utara
populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan responden, sedangkan untuk menentukan sampel responden disetiap lingkungan digunakan teknik
alokasi proporsional dengan rumus sebagai berikut :
n =
N xn
n
1
Dimana :
1
n = Jumlah penduduk tiap lingkungan
n = Jumlah sampel
N = Populasi
Tabel 8. Populasi dan Sampel No.
Keterangan Populasi
Sampel Jiwa
1 Lingkungan I
990 10
2 Lingkungan II
870 9
3 Lingkungan III
880 9
4 Lingkungan IV
980 10
5 Lingkungan V
970 10
6 Lingkungan VI
985 10
7 Lingkungan VII
995 10
8 Lingkungan VIII
970 10
9 Lingkungan IX
890 9
10 Lingkungan X 960
10
Jumlah 9490
99
Sumber : Buku BPS Kotamadya tahun 2009
58
Universitas Sumatera Utara
III.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a.
Penelitian Kepustakaan Lybrary Research yaitu : mempelajari buku-buku, peraturan-peraturan, laporan-laporan serta bahan-bahan lain
yang berhubungan dengan penelitian. b.
Penelitian Lapangan Field Research yaitu : dengan metode survey dimana instrument adalah kuesioner angket responden yang berisi daftar
pertanyaan.
III.6.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2009.
III.6.2 Penelitian Analisa Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisa data, yaitu : 1.
Analisa tabel tunggal, yaitu suatu analisa yang dilakukan dengan membagi variabel penelitian kedalam sejumlah frekuensi dan presentase.
2. Analisa tabel silang, merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk
menganalisa dan mengetahui variabel yang satu mempunyai hubungan dengan variabel yang lainnya.
3. Uji Hipotesa, merupakan suatu cara untuk mengetahui apakah hipotesa
yang diajukan dalam penelitian ini ditolak atau diterima. Untuk mengukur tingkat hubungan diantara variabel yang linear, maka
peneliti menggunakan rank spearmen atau rho yang disingkat dengan rs.
59
Universitas Sumatera Utara
Koefisien korelasi non parametric ini digunakan untuk menghitung dua variabel dimana data dibuat rangking dari yang terkecil hingga yang
terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar hingga yang terkecil. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
rs = 1- N
N di
N i
−
∑
− 3
1 2
6
N = Jumlah responden x = skor mentah variabel
y = skor mentah variabel y di = deviasi atau xi-yi
Untuk mengukur tinggi rendahnya korelasi digunakan rumus Guildford, sebagai berikut : Rakhmat, 2004.
0,00-0,19 = Hubungan rendah sekali 0,02-0,39 = Hubungan rendah tetapi pasti
0,40-0,59 = Hubungan cukup berarti 0,60-0,79 = Hubungan kuat dan tinggi
0,80-1,00 = Hubungan kuat sekali, sangat tinggi dan bisa diandalkan
60
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN