Tayangan Berita Bom Bunuh Diri JW Marriot di TV One terhadap Sikap masyarakat di Kelurahan Hamdan Medan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas yang menjadi permasalahan dalam hal ini adalah “ Sejauhmana Hubungan Tayangan Berita Bom Bunuh Diri JW Marriot
di TV One dan sikap Masyarakat di Kelurahan Hamdan Medan “.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membuat batasan-batasan masalah
secara spesifik. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan terhadap masyarakat yang berusia 17 – 55 tahun.
2. Masyarakat Kelurahan Hamdan Medan yang dimaksud adalah
yang menonton Tayangan Berita Bom Bunuh Diri Hotel JW Marriot di TV One.
3. Penelitian hanya terbatas pada Tayangan Berita Bom Bunuh Diri Hotel
JW Marriot di TV One.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
4.1 Manfaat Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hubungan Tayangan Berita Bom Bunuh Diri
Hotel JW Marriot di TV One dan Sikap Masyarakat.
5
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui bentuk opini masyarakat di Kelurahan Hamdan Medan
terhadap program berita di TV One. 4.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini bagi penulis adalah : 1.
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian komunikasi FISIP USU.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi praktisi dunia media massa, dalam memilih tema dan kriteria tayangan yang cocok bagi konsumsi masyarakat.
3. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
penulis mengenai peranan media massa dalam masyarakat.
1.5 Kerangka Teori
Dalam penelitian ilmiah, teori berperan sebagai landasan berfikir untuk mendukung pemecahan permasalahan dengan jelas dan sistematis.
Hal ini sesuai dengan pengertian teori itu sendiri, yaitu serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi dan proporsi untuk menerangkan suatu
fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep Singarimbun, 1995:37.
Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Teori-teori
tersebut yang dianggap relevan dengan masalah peneliti ini adalah teori Stimulus – Organism – Response S-O-R.
6
Universitas Sumatera Utara
1.5.1 Teori S-O-R
S-O-R adalah singkatan dari Stimulus – Organism – Response. Teori ini mula-mula dikemukakan oleh para psikolog seperti Parlov, Shiner
dan Hull, dengan mengadakan percobaan pada binatang. Mereka berpendapat bahwa belajar itu merupakan tanggapan dari seseorang terhadap suatu rangsangan
yang dihadapinya. Mereka melakukan percobaan terhadap Hewan Anjing dengan memberikan suatu rangsangan, kemudian memberikan hadiah
sebagai pemuas kebutuhan untuk tanggapan yang benar dan memberikan hukuman pukulan untuk tanggapan yang salah. Rangsangan tersebut
diulang-ulang sampai mendapatkan tanggapan yang sama dan benar terus-menerus. Akhirnya akan muncul suatu kebiasaan dan tingkah laku
yang kemudian dari sinilah tingkah laku tersebut dipelajari. Teori tersebut S-O-R ini yang semula berasal dari psikologi
yang kemudian menjadi teori komunikasi. Hal ini dikarenakan objek materialnya sama dengan ilmu komunikasi, yaitu manusia yang jiwanya meliputi
komponen-komponen sikap, opini, prilaku, kognisi, afraksi dan konasi. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seorang
dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam hal ini adalah :
1. Pesan Stimulus
2. Komunikasi Organism
3. Efek Response
Effendy, 1993 : 254
7
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses komunikasi berkenan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate. Dalam hal
how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika
stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya
“sikap manusia”, perubahan serta pengukuran, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah
sikap yang baru ada 3 variabel penting, yaitu : 1.
Perhatian 2.
Pengertian 3.
Penerimaan
Gambar 1 Model Teoritis S-O-R
Sumber Effendy, 1993 : 254-225 Bagan di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung
pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan memungkinkan diterima atau ditolak. Komunikasi akan
berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti, kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
STIMULUS Organism :
- Perhatian
- Pengertian
- Penerima
Karakteristik Responden
8
Universitas Sumatera Utara
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
1.6 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat krisis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai.
Dengan adanya kerangka konsep ini merupakan bahan yang akan menuntun dan merumuskan hipotesis penelitian Nawawi, 1993:40.
Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Variabel bebas X atau independent variabel adalah sejumlah gejala atau faktor yang ada, yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah Tayangan Berita Bom Bunuh Diri Hotel JW Marriot di TV One.
2. Variabel terikat Y atau dependent variabel adalah sejumlah
atau faktor yang ada atau muncul yang dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah sikap masyarakat. 3.
Variabel antara Z, variabel ini berada di antara variabel bebas dan variabel terikat tergantung dalam suatu hubungan sebab-akibat, yaitu
karakteristik responden jenis kelamin, usia, pendidikan.
1.7 Model Teoritis