Kebiasaan Makan Pengunjung Warung Mi Aceh

c. Lemak Kebanyakan dari Mi Aceh di buat dengan cara deep frying menggoreng dalam rendaman minyak menggunakan minyak kelapa sawit. Komponen lemak yang terdapat pada Mi Aceh sebesar 1,0-2,5 d. Natrium Karbonat Natrium karbonat merupakan sejenis garam yang membuat mi berwarna kekuningan. Natrium karbonat tidak memiliki nilai nutrisi tetapi bukan berarti tidak menyehatkan. Selain Natrium Karbonat, kandungan bumbu dalam Mi Aceh kebanyakan produk garam, jika kita memiliki penyakit darah tinggi diharuskan membatasi asupan garam. e. Air Air yang digunakan untuk proses pembuatan Mi Aceh serta untuk pencucian alat-alat ataupun untuk membersihkan sarana produk lainnya yang dipergunakan air yang memenuhi persyaratan untuk pengolahan pangan. Air merupakan komponen penting didalam proses pengolahannya karena air mempengaruhi bentuk atau tekstur, bau aroma dan rasanya. Komponen air yang terdapat dalam Mi Aceh sebesar 35,0- 50,0,

2.3. Kebiasaan Makan Pengunjung Warung Mi Aceh

Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makanan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Sikap orang terhadap makanan dapat bersifat positif atau negatif. Sikap positif dan negatif terhadap makanan dapat bersumber pada nilai-nilai “affective” yang bersumber dari lingkungan dan manusia atau kelompok manusia. Universitas Sumatera Utara Demikian juga halnya dengan kepercayaan terhadap makanan, hanya saja wilayah kejiwaannya adalah nilai-nilai “koghnitive” yang berkaitan dengan kualitas baik atau buruk, menarik atau tidak menarik dan pemilihan adalah proses “psychomotor” untuk memilih makanan sesuai dengan sikap dan kepercayaannya Khumaidi, 1994. Kebiasaan makan individu, keluarga dan masyarakat di pengaruhi oleh Khumaidi, 1994 : a Faktor perilaku behavior, yang termasuk faktor ini adalah cara berfikirberpengetahuan, berperasaan dan pandangan persepsi itu kemudian dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan. Jika mekanisme ini terjadi berulang-ulang maka tindakan perilaku konsumsi itu menjadi kebiasaan makan yang dapat diukur dan diamati dengan pola konsumsi pangan. b Faktor lingkungan sosial, segi kependudukan dengan susunan, strata dan sifat- sifatnya. c Faktor lingkungan ekonomi, daya beli, ketersediaan uang kontan dan sebagainya. d Lingkungan ekologi, kondisi tanah, iklim, lingkungan biologis, sistem usaha tani, sistem pasar dan sebagainya. e Faktor ketersediaan bahan pangan, di pengaruhi oleh kondisi-kondisi yang bersifat hasil karya manusia seperti sistem pertanian, prasarana dan sarana, perundang-undangan dan pelayanan pemerintah. f Faktor perkembangan teknologi, yang berpengaruh pada pola kebiasaan makan. Bioteknologi dapat menghasilkan jenis-jenis bahan makanan yang Universitas Sumatera Utara lebih praktis atau lebih bergizi durian tidak berduri, semangka tidak berbiji, ayam berdaging lunak, teknologi pasca panen dapat menghasilkan berbagai jenis pangan olahan yang praktis, murah dan menarik misalnya jenis mie, sosis dan sebagainya.

2.4. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan