Kebijakan dan Strategi Perkebunan dan Kehutanan

4.2. Kebijakan dan Strategi Perkebunan dan Kehutanan

Strategi atau cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan faktor terpenting dalam proses perencanaan strategik yang menjelaskan pemikiran-pemikiran secara konseptual analitis, dan komprehensif tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk memperlancar atau mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Strategi merupakan rencana menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya Dinas Perkebunan dan Kehutan Kabupaten Batu Bara meliputi, penetapan kebijaksanaan, program operasional dan kegiatan atau aktivitas dengan memperhatikan sumber dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan serta keadaan lingkungan yang dihadapi. Strategi menentukan garis besar atau dasar-dasar pokok pedoman pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi maka strategi memerlukan perpepsi dan tekanan khusus dalam bentuk kebijaksanaan. Kriteria kebijaksanaan adalah memberikan petunjuk, prinsip-prinsip, rambu- rambu dan signal-signal penting dalam menyusun program dan kegiatan, memberikan keyakinan bagi pelaksana terhadap upaya implementasi. Untuk mencapai sasaran pembangunan bidang perkebunan dan kehutanan atas dasar pertimbangan kondisifungsi kebun dan hutan di Kabupaten Batu Bara. Perkebunan rakyat merupakan sumber ekonami diperekonomian masyarakat Kabupaten Batu Bara serta hutan, sebagian besar hutan bakau yang memanjang Sepanjang pesisir panjang Kabupaten Batu Bara berperan melindungi kerusakan pantai abrasi mencegah intruksi air laut ke daratan, tempat berkembangbiaknya berbagai Universitas Sumatera Utara biota laut dan penyaringan laut dan penyaringan berbagai limbah berbahaya, maka Dinas Perkebunan dan Kehutanan kabupaten Batu Bara pada kurun waktu tahun, 2010-2013 menerapkan kebijakan umum dan kebijakan operasional.

A. Kebijakan Umum

1. Peningakatan produktivitas. 2. Penerapan teknologi maju dan tepat guna. 3. Rehabilitasi dan konservasi. 4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat perkebunan dan masyarakat di sekitar kawasan hutan. 5. Pemberantasan dan penerapan sanksi hukum yang tegas terhadap tindakan pengrusakan dan gangguan terhadap kawasa hutan. 6. Pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan ekonomis, wisata ilmiah, medis rekreasi, laboratoriumperpustakaan alam maupun estetika. 7. Pemetaan kawasan hutan. 8. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang akuntabilitas.

B. Kebijakan Operasional

1. Pengawasan kawasan hutan secara terpadu, terkoordinasi terkini berkelanjutan. 2. Peningkatan mutu hasil perkebunan dengan penerapan teknologi terkini dan tepat guna. 3. Pencegahan dan penanggulangan penyakithama pada tanaman perkebunan. 4. Penertiban, pembinaan dan penggendalian usaha perbenihanpenangkar benih yang dilakukan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 5. Penambahan pohon pada lahan krisis, daerah aliran sungai, kawasan hutan, pekarangan rumah, halaman perkantoran, sekolah dan tempat-tempat lain yang memungkinkan untuk ditanami. 6. Pelaksaan penyuluhan kepada masyarakat di sekitar kawasan hutan. 7. Penelitian dan pengembangan kawsaan hutan untuk tujuan estetika,wisata studi, medis dan sebagainya. 8. Peningkatan kerjasama dengan pemerintahan kecamatan dan pemerintahan desa yang memiliki kawasan hutan dan tokoh masyarakat yang peduli untuk melakukan perlindungankawasan hutan.

4.3. Analisis Wilayah Perencanaan