2.2 Konsep Koping
2.2.1 Pengertian Koping
Koping adalah proses yang dilalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi stresful. Koping tersebut merupakan respon individu terhadap situasi yang
mengancam dirinya baik fisik maupun psikologik. Koping diartikan sebagai usaha perubahan kognitif dan perilaku secara konstan untuk menyelesaikan stres yang
dihadapi Rasmun, 2004.
2.2.2 Macam-macam Koping
Dibawah ini akan dijelaskan 2 macam koping yaitu koping psikologis dan psiko-sosialRasmun, 2004.
a. Koping Psikologis Pada umumnya gejala yang timbul bergantung pada 2 faktor yaitu persepsi
atau penerimaan individu terhadap stresor dan keefektifan strategi koping yag digunakan individu. Jika strategi yang digunakan efektif maka menghasilkan
adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola baru dalam kehidupan, tetapi jka sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.
b. Koping Psiko-sosial Adalah reaksi psiko-sosial terhadap adanya stimulus stres yang diterima
atau dihadapi. Mneurut Stuart dan Sundeen 1991, terdapat 2 kategori koping yang digunakan untuk mengatasi stres dan kecemasan yaitu: reaksi yang
berorientasi pada tugas menyerang, menarik diri, dan kompromi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan konflik, dan memenuhi kebutuhan
dasar; reaksi yang berorientasi pada ego yang bekerja secara tidak sadar dalam
waktu sesaat kompensasi, mengingkari, mengalihkan, disosiasi, identifikasi, intelektualisasi, introyeksi, proyeksi rasionalisasi, reaksi formasi, regresi, represi,
splitting, supresi, undoing, dan sublimasi. a. Kompensasi; kelemahan yang ada pada dirinya ditutupi dengan
menngkatkan kemampuan di bidang lain untuk mengurangi kecemasan.
b. Mengingkari; perilaku menolak realita yang terjadi pada dirinya, dengan beusaha mengatakan tidak terjadi apa-apa pada dirinya.
c. Mengalihkan; mengalihkan emosi yang diarahkan pada benda objek yang kurang tidak berbahaya.
d. Disosiasi; kehilangan kemampuan mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya.
e. Identifikasi; individu menyamakan dirinya dengan bintang pujaannya dengan meniru pikiran, penampilan, perilaku, atau kesukaannya.
f. Intelektualisasi; alas an atau logika yang berebihan untuk menekan perasaan yang tidak menyenangkan.
g. Introyeksi; perilaku dimana individu menyatuka nilai orang lain atau kelompok ke dalam dirinya.
h. Proyeksi; keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan emosi kepada orang lain karena kesalahan yang dilakukan sendiri.
i. Rasionalisasi; memberikan alasan yang dapat diterima secara social, yang tampaknya masuk akal untuk membenarkan kesalahan dirinya.
j. Reaksi Formasi; pembentukan sikap kesadaran dan pola perilaku yang berlawanan dengan apa yang benar-benar dirasakan atau
dilakukanoleh orang lain. k. Regresi; menghindari stres, kecemasan dengan menampilkan perilaku
kembali seperti pada perkembangan anak. l. Represi; menekan perasaan pengalaman yang menyakitkan atau
konflik atau ingatan dari kesadaran yang cenderung memperkuat mekanisme ego lainnya.
m. Spliting; kegagalan individu dalam mengintegrasikan dirinya dalam menilai baik-buruk yang memandang seseorang semuanya baik-
semuanya buruk yang tidak konsisten. n. Supresi; menekan perasaan pemgalaman yang menyakitkan kealam
tak sadar sampai ia melupakan peristiwa yang menyakitkan itu. o. Undoing; bertindak atau berkomunikasi yang sebagian diingkarinya
sebgaimana yang pernah dikomunikasikannya sebelumnya. p. Sublimasi; penenrimaan tujuan pengganti yang diterima secara social
karena dorongan yang merupakan saluran normal dari ekspresi yang terhambat.
2.2.3 Metode koping