2. al-Rahbah
B.2. al-Rahbah
Secara bahasa, rahbah berarti al-khauf wa al-faza'. 58 Rahbah merupakan kebalikan dari Raghbah. Jika Raghbah adalah gerakan hati untuk mencari sesuatu
yang diinginkan, maka Rahbah mencari peluang untuk lari dari sesuatu yang tidak disukai. 59 Menurut penulis, ungkapan rahbatan wa raghbatan atau raghaban wa
rahaban sepadan maknanya dengan ungkapan khaufan wa thama'an. Ungkapan- ungkapan ini biasanya terdapat pada kalimat yang mengandung arti do'a, sehingga dapat dikatakan bahwa ketika kita berdo'a kepada Allah SWT, maka perasaan kita harus diliputi rasa takut kepada-Nya jika do'a kita tidak diterima, dengan disertai pengharapan akan terkabulnya do'a dan permintaan. Hal ini bisa dilihat, misalnya, dari Q.S. al-A'raf ayat 56 yang berbunyi :
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
58 Ibn Manzhûr al-Mishrî, Lisân al- ‘ Arab , j. 1, h. 436.
Ungkapan khaufan wa thama'an pada ayat tersebut semakna dengan ungkapan raghaban wa rahaban pada Q.S. al-Anbiya' ayat 90 yang berbunyi :
Maka Kami memperkenankan do'anya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka
adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.
Kedua ungkapan di atas juga semakna dengan ungkapan rahbatan wa raghbatan yang terdapat dalam hadits nabi riwayat Bukhârî kitâb al-da'awât bâb idzâ bâta thâhiran wa fadhluhu nomor 5736, yang berbunyi :
Ibn Hajar al-'Asqalani dalam Fath al-Bâri menjelaskan kata "rahbatan wa raghbatan" sebagai "raghbatan fi tsawâbik" (mengharap pahala-Mu) dan "khaufan
min ghadhabik wa min 'iqâbik 61 " (takut atas murka-Mu dan siksa-Mu). Dampak yang ditimbulkan dari al-rahbah untuk mencari peluang lari dari
sesuatu yang ditakuti ini membuat kata al-rahbah mempunyai kesamaan arti dengan
60 Mawsû'ah al-Hadîts al-Syarîf, CD Room.
kata al-khauf. Hal ini terlihat dari 8 kata derivasi dari kata rahbah dalam al-Qur`an yang bermakna takut 62 ditafsirkan dengan menggunakan redaksi khauf, bukan
khasyyah 63 . Sebagaimana kata al-khauf yang ditujukan kepada Allah akan menimbulkan dampak untuk berlari kepada-Nya, maka demikian pula dengan al- rahbah. Banyak ayat Al-Qur`an yang menyuruh orang-orang yang beriman untuk punya rasa takut kepada Allah diredaksikan dengan menggunakan derivasi kata al- rahbah, seperti dalam QS. al-Nahl ayat 51:
Allah berfirman : "Janganlah kamu menyembah dua Tuhan, sesungguhnya Dialah Tuhan yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut.
Sebagaimana rasa takut yang diredaksikan dengan kosakata lainnya (khasyyah, khauf), di mana Allah SWT memerintahkan untuk ditujukan hanya pada- Nya, maka demikian pula dengan rahbah. Akhir ayat ke-51 surat al-Nahl di atas menunjukkan hal itu. Dalam menafsirkan ayat tersebut, al-Syaukani menjelaskan dengan :"jika kalian takut pada sesuatu, maka kepada-Kulah hendaknya kalian takut, bukan selain-Ku." Kewajiban untuk takut dan berharap hanya pada-Nya ini menjadi jelas dengan diiringinya ayat ini dengan ayat selanjutnya (ayat ke-52) yang menerangkan bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi berada di bawah
kerajaan dan kekuasaan-Nya. 64
62 Dari 12 derivasi kata rahbah yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur`an, 8 di antaranya bermakna takut dan 4 lainnya bermakna kerahiban / pendeta Nasrani yang mengasingkan diri dengan
mengkhususkan dirinya untuk beribadah dan memilih untuk tidak menikah. Ibn Manzhur mencatat bahwa kata "rahib" dalam istilah Nasrani awalnya juga didasari atas adanya perasaan takut. Seorang yang mempunyai perasaan takut kepada Tuhannya akan meninggalkan kelezatan dunia, seperti hal yang dipraktekkan oleh para rahib Nasrani. Lihat Ibn Manzhûr al-Mishrî, Lisân al- ‘ Arab , j. 1, h. 436.