Dituntut bertanggung jawab (tuduhan)

3. Dituntut bertanggung jawab (tuduhan)

Hanya jika perbuatan melawan hukum dapat dituduhkan pada pelaku, dia bisa diwajibkan untuk memberikan kompensasi. Apa maksudnya?

A menyeberangi jalan saat lampu lalu lintas tanda menyeberang berwarna merah. B berhasil dalam menghindari A, tetapi dengan melakukan hal itu, secara tak terhindari ia malah menabrak tiang listrik. (Jumlah kerugian adalah € 1500) .

Informasi tambahan macam apa yang kita dapatkan jika kita me- ngatakan bahwa A tidak hanya bertindak melanggar hukum, tetapi bahwa ia dapat diminta bertanggung jawab atas perbuatannya (bahwa tindakannya menyeberang jalan saat lampu berwarna merah dapat diperhitungkan kepadanya)? Pernyataan bahwa tindakannya itu melanggar hukum (melanggar peraturan lalu lintas) tidak mengatakan apa-apa tentang pelaku tersebut. Keharusan adanya “tuduhan” berfungsi untuk menghubungkan perbuatan melawan hukum dan pelakunya. Dapatkah perbuatan tersebut dituduhkan pada orang ini (yaitu A)? (Dapatkah orang ini diminta bertanggung jawab atas perbuatannya?) Ayat

3 dari pasal 6:162 menyebutkan tiga alasan untuk menimpakan tuduhan:

a) ke salahan; b) hukum; c) prinsip-prinsip yang berlaku umum.

a. Kesalahan Perbuatan melawan hukum dapat dituduhkan pada kesalahan

pelaku jika ia bisa dipersalahkan karena tidak menahan diri dari perbuatan tersebut.

A melukai B dengan tembakan senjata persis setelah dipukuli secara parah oleh B. Pengadilan menghormati klaim A untuk “pertahanan diri secara berlebihan” karena pengadilan meyakini kebenaran pernyataan A bahwa ia takut akan B, “bahkan lebih lagi karena dia tahu bahwa B adalah

Hans Nieuwenhuis

seorang ahli dalam olahraga pertempuran mematikan yaitu Kung Fu”.

A tidak bertanggung jawab atas kerugian yang dialami B. Tidak ada unsur kesalahan dalam perbuatan tersebut karena A tidak dapat dipersalahkan atas cara dia bertindak. Pertahanan diri merupakan alasan pembenaran atas tindakannya, yang membuat perbuatan-melawan-hu- kumnya dapat diterima; kekerasan berlebihan dalam pembelaan diri dapat memaafkan pelaku, bukan perbuatannya itu sendiri.

b. Hukum Kadang-kadang hukum memberikan aturan khusus tentang apa-

kah seseorang harus dimintakan bertanggung jawab atau tidak atas suatu perbuatan, terlepas dari pertanyaan jika ada “kesalahan” ya atau tidak.

A, berusia 12 tahun, melemparkan batu bata ke jendela sebuah mobil polisi. Meskipun A dapat dipersalahkan karena tidak menahan diri dari apa yang dia lakukan, dan karena itu ia dapat disebut “bersalah” atau dalam kesalahan, ia tidak dapat dinyatakan bertanggung jawab secara hukum. Pasal 6:164 menyatakan bahwa anak di bawah usia 14 tahun tidak dapat dinyatakan bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka sebabkan. Orang tua merekalah yang bertanggung jawab (pasal 6:169).

Marc B., yang berusia 20 tahun, menyentuhkan tangannya pada sebuah mobil Jaguar milik sebuah perusahaan bernama “The Star” dan mendorong dan menghancurkan mobil tersebut ke sebuah pohon (kerusakan: € 14.000). Sudah pasti bahwa Marc B. menderita gangguan mental yang berat.

Meskipun Marc B. tidak dapat dipersalahkan atas tindakannya, dia bertanggung jawab secara hukum untuk membayar kerusakan yang terjadi. Pasal 6:165 menyatakan bahwa gangguan mental atau fisik tidak menghalangi tuduhan (yang menyatakan seseorang bertanggung jawab). Hal ini dapat menjadi alasan untuk mengurangi tingkat kewajiban atau tanggung jawab hukum (pasal 6:109).

c. Pandangan yang umum berlaku pada interaksi manusia (sosial)

A, yang menerima SIM-nya hanya tiga hari sebelumnya, menyebabkan kecelakaan yang tidak akan terjadi untuk pengemudi yang berpengalaman.

A bertanggung jawab untuk membayar kompensasi, bahkan jika seseorang mengatakan bahwa dia tidak bisa disalahkan. Dalam Sejarah Parlemen (Buku 6, hlm. 618 dan selanjutnya), ketidakcukupan pengalaman dan kekhilafan terhadap hukum diberikan sebagai contoh dalam hal menuduhkan tindakan (menyatakan pelaku bertanggung jawab) karena pandangan yang umumnya diyakini dalam berbagai bidang interaksi.

2. Perbuatan Melawan Hukum

Kasus 8 Sementara mengemudi mobilnya, A tiba-tiba mengalami serangan jantung mendadak. Karena serangan tersebut mobilnya menghantam mobil B. Apakah A bertanggung jawab untuk mengkompensasi kerusakan pada mobil B?

Kasus 9 A membeli sebidang tanah dari B. Perjanjian telah disepakati; tetapi sebelum tanah tersebut resmi dipindah-tangankan kepadanya, A langsung mengambil alih kepemilikan atas tanah tersebut. B menuduh bahwa hak-haknya sebagai pemilik telah dilanggar. A membela diri dengan mengatakan bahwa ia adalah pemilik tanah tersebut berdasarkan perjanjian yang telah disepakati itu. Apakah pembelaan A berhasil?

Kasus 10 A, yang berusia 4 tahun dan 10 bulan pada saat itu, me langgar peraturan lalu lintas dengan tiba-tiba meluncur ke jalan dengan mainan skuter, tanpa melihat bahwa arus lalu lintas sedang melaju, yang menyebabkan pembalap motor B terjatuh. Apakah A bertanggung jawab untuk membayar kerusakan yang diderita B?