Gugatan perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh terdakwa yang diputus bebas

10. Gugatan perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh terdakwa yang diputus bebas

Berikut ini adalah perkara gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang diajukan oleh terdakwa yang diputus bebas dalam perkara pidana oleh pengadilan dan kemudian mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum terhadap pelapor dan Kepolisian yang telah menangkapnya. Pada perkara yang pertama, Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung mengabulkan gugatan Penggugat dengan menyatakan bahwa perbuatan pelapor dan Kepolisian tersebut merupakan Perbuatan Melawan Hukum.

Pada perkara berikutnya, Mahkamah Agung mempunyai pendapat yang berbeda dalam kasus yang hampir sama dengan menyatakan bahwa perbuatan tergugat yang telah melaporkan tindak pidana yang dilakukan oleh Penggugat meskipun kemudian Penggugat dinyatakan tidak terbukti bersalah maka tidak dapat diartikan bahwa tergugat terbukti telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum karena proses yang ditempuh sudah benar menurut hukum.

Perkara bermula dari ketika Mardi Sumitro (Penggugat) di datangi dan ditangkap oleh Polisi Bangka Belitung (Turut Tergugat) berdasarkan Laporan Yulie Chandra (Tergugat I) dan Yudi Sumitro (Tergugat II) bahwa Penggugat telah melakukan pencurian pintu terali besi dan perusakan barang. Akibat dari laporan Tergugat I dan Tergugat II tersebut Penggugat mengalami perlakuan yang tidak manusiawi oleh turut Tergugat yaitu Penggugat ditangkap dengan cara kasar, diseret sebagaimana penjahat kelas kakap hingga mengakibatkan kaki Penggugat keseleo dan bengkak.

Lebih dari itu kehormatan Penggugat sebagai seorang pengusaha telah merasa terhinakan dalam kedudukan Penggugat di mata

1. Perbuatan Melawan Hukum

masyarakat. Setelah diajukan ke persidangan Pengadilan Negeri Pangkal Pinang, Majelis Hakim yang menyidangkan memutuskan bahwa terdakwa Mardi Sumitro (Penggugat) dinyatakan bebas dari dakwaan pencurian, terdakwa Mardi Sumitro hanya dipersalahkan melakukan perusakan barang dan dijatuhi hukuman percobaan.

Berdasarkan putusan bebas atas dakwaan pencurian tersebut Mardi Sumitro (Penggugat) mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum kepada Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat dengan mengajukan tuntutan ganti rugi baik materiil maupun imateriil.

Pengadilan Negeri Pangkal Pinang mengabulkan gugatan Penggugat dan menyatakan Tergugat I, Tergugata II dan Turut Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum, serta menghukum masing- ma sing Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat untuk membayar ganti rugi baik materiil maupun immaterial kepada Penggugat. Putusan tersebut dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Bangka Belitung dengan perbaikan mengenai besarnya ganti kerugian yang harus dibayar.

Mahkamah Agung melalui putusan No.2355 K/Pdt/2005 menguatkan putusan tersebut dengan menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh Tergugat I dan Tergugat II.

Putusan sebaliknya terdapat pada putusan Mahkamah Agung No.751 K/Pdt/2009 tanggal 20 Januari 2010. Perkara bermula dari Marwan Makmur (Penggugat) Direktur Utama PT. Matur Insan Cipta di Banjarmasin telah dilaporkan Ir. Donny Witomo ke Kepolisian (Poltabes) Banjarmasin. Berdasarkan laporan tersebut penggugat diajukan ke persidangan dengan didakwa telah melakukan tindak pidana dalam pasal 55 ayat (1) ke 1 jo. Pasal 310 ayat (2) KUHP tentang Penghinaan/Pencemaran nama baik .

Pengadilan memutuskan Penggugat tidak bersalah dan dibebaskan dari tuntutan hukuman. Penggugat yang telah mendapatkan putusan bebas tersebut kemudian mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum terhadap Ir. Donny Witomo sebagai Tergugat karena merasa nama baiknya telah dicemarkan dengan menuntut ganti rugi materiil dan immaterial.

Pengadilan Negeri Banjarmasin melalui putusan No.01/Pdt G/2008/PN Bjm tanggal 7 April 2008 menyatakan bahwa Tergugat telah mencemarkan nama baik dan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad ) dengan segala risiko dan akibat hukumnya serta menghukum Tergugat untuk membayar jumlah kerugian kepada Tergugat sebesar Rp.720.000.000,- (tujuh ratus dua puluh juta rupiah).

Pengadilan Tinggi Kalimantan Selatan di Banjarmasin melalui Putusan No.381 Pdt/2008/PT BJM tanggal 20 September 2008 menguatkan putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin tersebut.

Rosa Agustina

Namun Mahkamah Agung melalui Putusan No.751 K/Pdt/2009 tanggal 20 Januari 2010 membatalkan putusan Pengadilan Tinggi yang telah menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin. Putusan tersebut didasarkan pada pertimbangan hukum bahwa perbuatan tergugat/pemohon kasasi melaporkan Penggugat ke Polisi atas perbuatan pidana hingga akhirnya diproses di Pengadilan dan oleh Pengadilan diputuskan tidak terbukti bersalah melakukan tidak pidana sebagaimana laporan Tergugat tersebut, maka hal itu tidak dapat diartikan Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum karena proses yang ditempuh Tergugat sudah benar menurut hukum.