Pemahaman Mengenai Multiple Intelligences oleh Kepala Sekolah dan Guru-Guru.

1. Pemahaman Mengenai Multiple Intelligences oleh Kepala Sekolah dan Guru-Guru.

Teori multiple intelligences merupakan teori kecerdasan ganda yang menghargai setiap individu memiliki kecerdasan yang unik. Pada dasarnya setiap anak memiliki kecerdasan majemuk hanya saja tidak semuanya terasah dengan baik oleh orang tua, pendidik di sekolah atau Teori multiple intelligences merupakan teori kecerdasan ganda yang menghargai setiap individu memiliki kecerdasan yang unik. Pada dasarnya setiap anak memiliki kecerdasan majemuk hanya saja tidak semuanya terasah dengan baik oleh orang tua, pendidik di sekolah atau

a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang

Teori multiple intelligences yang diprakarsai Howard Gardner merupakan sebuah teori yang menghargai bermacam-macam kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak. Teori ini terus berkembang dan sampai saat ini ditemukan 9 macam kecerdasan antara lain: verbal linguistik, logis-matematis, visual-spasial, jasmaniah-kinestetik, musikal, intrapersonal,

interpersonal, naturalistik dan eksistensial-spiritual. Menurut Bapak Salamun, S.Ag, M.Pd.I selaku kepala sekolah SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang: “Multiple intelligences meliputi beragam kecerdasan yang pada

prinsipnya menghargai kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki setiap anak. Setiap manusia dilahirkan dengan membawa kecerdasan itu baik berupa kecerdasan logis-matematis, naturalistik, bahasa, kinestetik, interpersonal maupun intrapersonal. Sebenarnya kecerdasan itu akan muncul dan berkembang ketika anak diberi stimulus baik dari rumah, sekolah maupun lingkungan sekitar. Ketika seorang anak sejak dini terasah kemampuan atau kecerdasannya akan semakin bagus untuk masa depannya kelak. Di SD Muhammadiyah 1

Alternatif ini, secara garis besar sudah menggunakan strategi multiple intelligences yang terintegrasi dalam kurikulum berupa pendekatan- pendekatan ataupun strategi yang digunakan oleh guru-guru dalam pembelajaran di kelas. Namun pelaksanaannya belum maksimal. Di SD Muhammadiyah 1 Alternatif ini, sudah memfasilitasi penggalian

bakat ataupun kecerdasan melalui kegiatan ekstrakurikuler.” 1

Disamping itu pemahaman multiple intelligences itu sendiri menurut Bapak Mustaqim, M.Pd. sebagai berikut: “Multiple intelligences merupakan ide yang bagus karena menggali

kecerdasan-kecerdasan anak yang tidak hanya diukur melalui IQ saja tapi meliputi berbagai aspek kecerdasan baik logis-matematis, linguistik, intrapersonal, interpersonal, bahasa, musik, naturalis dan kecerdasan agama. Namun dalam penerapannya multiple intelligences itu merupakan proyek yang besar yang melibatkan berbagai sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk memfasilitasi setiap kecerdasan. Pelaksanaan di SD Mutual sendiri diterapkan secara tidak langsung terimplementasi dalam kurikulum misalnya: anak yang pandai dalam musik, guru akan menggunakan strategi pembelajaran dengan lagu ataupun bantuan alat musik. Siswa yang menonjol kinestetiknya, guru akan menggunakan strategi yang melibatkan psikomotoriknya. Selain itu dalam penggalian kecerdasan anak juga disalurkan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat

atau kecerdasan yang dimilikinya.” 2 Menurut Bu Wati Prihayanti, M.Pd.:

“Multiple Intelligences merupakan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa yang harus kita sikapi dengan bijak. Multiple intelligences adalah sebuah gagasan besar di mana anak tidak diukur hanya menggunakan kemampuan IQ saja tetapi memiliki beragam kecerdasan baik dari segi bahasa, matematis, seni, musik, kecerdasan sosial, ataupun intrapersonal. Multiple intelligences sangat penting diterapkan di sekolah. Anak tidak hanya belajar akademis saja, namun perlu digali kecerdasan yang ada pada siswa. Di SD Mutual ini sudah menerapkan Multiple intelligences ditandai dengan ketika pembelajaran di dalam kelas, para guru sudah menerapkan berbagai

2 W.M.1.a

W.M.1.b W.M.1.b

Hizbul Wathan.” 3 Sedangkan hasil wawancara dengan Bapak Luqman Novianto,

S.Pd.I pengampu pelajaran PAI: “Multiple intelligences merupakan kecerdasan majemuk yang sangat

variatif. Terdapat 8 kecerdasan dalam multiple intelligences itu sendiri antara lain: musik, matematis, emosional, sosial, psikomotorik, bahasa, seni, kecerdasan agama. Selama ini saya mengajar menggunakan berbagai metode yang menyesuaikan dengan kecerdasan-kecerdasan yang ada pada siswa, karena ketika kita menggunakan berbagai variasi metode akan tampak anak tersebut unggul atau berpotensi dalam kegiatan menulis, dengan lagu, metode- metode permainan yang menggunakan gerak psikomotorik. Penerapan multiple intelligences di SD Mutual ini sudah melalui berbagai metode yang bervariatif, maupun melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang menampung berbakai bakat siswa. Misalnya sepakbola, siswa yang cerdas secara kinetetis akan kelihatan berbakat sekali ketika bermain sepak bola di lapangan, atau siswa yang cerdas di musik akan kelihatan sekali ketika siswa bermain band. Potensi kecerdasan itu akan kelihatan menonjol ketika kita sering melakukan komunikasi dan pengamatan baik ketika kegiatan di intra maupun

3 W.M.1.c 3 W.M.1.c

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan tiga orang guru di SD Muhammadiyah 1 Alternatif kota Magelang tentang pemahaman multiple intelligences, pengertian yang disampaikan oleh bapak Salamun bahwa multiple intelligences pada prinsipnya menghargai kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak. Beliau sendiri menyebutkan terdapat beberapa kecerdasan dalam teori ini antara lain: logika, bahasa, kinestetik, interpersonal dan intrapersonal. Belum seluruh 9 kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner disebutkan oleh beliau. Sesuai dengan teori ini bahwa kecerdasan itu akan muncul dan berkembang dengan diberi respon yang positif. Bapak Salamun menjelaskan kecerdasan-kecerdasan itu akan muncul ketika diberi stimulus baik di rumah, sekolah maupun lingkungan sekitar.

Senada dengan bapak Mustaqim yang memaknai bahwa multiple intelligences merupakan redefinisi dari kecerdasan. Kecerdasan dulu hanya dinilai dan diukur dari hasil tes IQ saja, namun dengan adanya teori multiple intelligences ini kecerdasan itu meliputi berbagai aspek kecerdasan baik logis, linguistik, intrapersonal, interpersonal, bahasa, musik, audio visual dan naturalis. Begitu juga yang dikemukakan oleh bu Wati Prihayanti, multiple intelligences merupakan gagasan besar dimana anak tidak hanya diukur dari segi

4 W.M.1.d

kemampuan IQ saja, namun mereka memiliki beragam kecerdasan yang harus disikapi oleh pendidik dengan bijak dalam arti guru guru menyesuaikan gaya belajar yang dimiliki siswa. Bu Wati juga menyebutkan beberapa macam kecerdasan majemuk sesuai dengan teori multiple intelligences antara lain: kecerdasan bahasa, matematis, seni musik, visual, kinestetis maupun sosial. Bu Wati Prihayanti menyebutkan kecerdasan ini dengan kata yang mudah untuk diingat. Di SD ini siswa belajar tidak hanya segi akademis saja, namun juga memfasilitasi dan menyeimbangkan berbagai macam kecerdasan dan bakat yang dimiliki oleh anak.

Hal serupa juga disampaikan oleh bapak Luqman Novianto yang menjelaskan bahwa multiple intelligences merupakan kecerdasan majemuk yang sangat variatif. Teori multiple intelligences sendiri macamnya ada 8 kecerdasan dan disebutkan semua kecuali kecerdasan eksistensial spiritual.

Pada prinsipnya di SD Muhammadiyah 1 Alternatif kota Magelang ini baik bapak kepala sekolah maupun para guru sudah memahami multiple intelligences. Hal ini dibuktikan dengan pemahaman mereka dalam mendefinisikan teori tersebut. Selain itu di SD ini juga sudah menerapkan teori ini yang terimplementasi dalam kurikulum pembelajaran walaupun belum maksimal dalam arti penerapan belum optimal karena belum mengelompokkan satu macam kecerdasan ke dalam kelompok 1 kelas. Teori multiple intelligences Pada prinsipnya di SD Muhammadiyah 1 Alternatif kota Magelang ini baik bapak kepala sekolah maupun para guru sudah memahami multiple intelligences. Hal ini dibuktikan dengan pemahaman mereka dalam mendefinisikan teori tersebut. Selain itu di SD ini juga sudah menerapkan teori ini yang terimplementasi dalam kurikulum pembelajaran walaupun belum maksimal dalam arti penerapan belum optimal karena belum mengelompokkan satu macam kecerdasan ke dalam kelompok 1 kelas. Teori multiple intelligences

b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang

Hasil wawancara dengan Bapak Abdul Rozak Sidik, S. Pd.I mengenai pemahaman multiple intelligences sebagai berikut: “Multiple intelligences merupakan suatu kecerdasan majemuk / ganda

yang dimiliki oleh setiap orang, dalam hal ini siswa. Setiap siswa mempunyai minimal satu macam kecerdasan dan ada juga yang memiliki beberapa kecerdasan. Teori ini sangat menghargai keadaan siswa karena siswa tidak hanya dinilai dari segi IQ saja. Misalnya siswa yang berbakat di bidang sepakbola itu memiliki kecerdasan kinestetik namun nilai rapornya kurang. Dalam kasus seperti ini teori multiple intelligences menghargai betul siswa tersebut tidak hanya dinilai dalam hasil rapor saja tetapi ia memiliki kecerdasan di kinestetiknya. Untuk macamnya sendiri banyak antara lain kecerdasan logis matematis, kinestetik, musik, sosial, keagamaan, seni, bahasa. SDIT Ihsanul Fikri sendiri belum sepenuhnya menggunakan kelas

yang mengelompokkan siswa yang memiliki satu macam kecerdasan saja. Namun dalam pembelajaran guru-guru menggunakan metode- metode yang bervariasi yang mengakomodir kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. Sesuai dengan motto sekolah “Gali Potensi Raih Prestasi menuju Ridho Ilahi.” Dalam motto tersebut kita berusaha menggali sedalam-dalamnya potensi yang dimiliki siswa yang mengelompokkan siswa yang memiliki satu macam kecerdasan saja. Namun dalam pembelajaran guru-guru menggunakan metode- metode yang bervariasi yang mengakomodir kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. Sesuai dengan motto sekolah “Gali Potensi Raih Prestasi menuju Ridho Ilahi.” Dalam motto tersebut kita berusaha menggali sedalam-dalamnya potensi yang dimiliki siswa

Pemahaman multiple intelligences menurut bu Emma Rifa Rahayu, SE: “Pada intinya saya sangat setuju sekali dengan teori multiple

intelligences yang diprakarsai oleh Munif Chatib. Multiple intelligences merupakan bentuk penghargaan yang sangat tinggi menghargai siswa. Kecerdasan majemuk merupakan kecerdasan yang bervariasi dan banyak mewakili kecerdasan tiap-tiap siswa. Ada terdapat 8 (delapan) kecerdasan antara lain kecerdasan matematis, kecerdasan sosial, kecerdasan naturalis, kecerdasan seni musik, kinestetik. Kita sebagai pendidik harus jeli melihat kecerdasan- kecerdasan yang terdapat dalam diri anak. Peristiwa kecil misalnya anak menangis, temannya datang. “Tak antar ke Bu guru yuk!” Dari sini kelihatan si anak yang mengantar itu adalah anak cerdas, punya empati yang tinggi. Multiple intelligences adalah proyek besar yang melibatkan seluruh komponen untuk ikut andil dalam proyek tersebut. Dan di SDIT ini belum menerapkan secara maksimal namun secara ekplisit terdapat dalam metode-metode pembelajaran yang digunakan

para guru. Selain itu juga terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler.” 6 Pemahaman multiple intelligences menurut Ibu Budi Utami

selaku pengampu mata pelajaran bahasa Inggris: “Multiple intelligences merupakan kecerdasan majemuk yang terdiri

atas kecerdasan-kecerdasan bahasa, matematis, musik, psikomotorik, sosial. Di SDIT ini belum menerapkan teori tersebut secara optimal karena dalam satu kelas masih terdapat berbagai macam kecerdasan dan belum dikelompokkan ke dalam kelompok 1 macam kecerdasan. Namun, teori ini terimplementasi dalam pembelajaran. Ketika menyikapi satu kelas dengan keragaman kecerdasan saya menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif. Dengan begitu akan terseleksi secara alam kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. Misalnya ketika saya menggunakan metode menyanyi siswa yang memiliki kecerdasan ini akan sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran dan hasil evaluasi sangat memuaskan atau siswa

5 W.T.1.a 6 W.T.1.b 5 W.T.1.a 6 W.T.1.b

menggunakan bahasa Inggris.” 7 Pemahaman multiple intelligences menurut Bu Rida

Rahmawati Rahayu selaku waka kurikulum SDIT Ihsanul Fikri: “Multiple intelligences merupakan teori yang mendasari kita untuk

berbuat adil dan bijaksana kepada anak-anak karena dalam teori ini kecerdasan seorang anak tidak hanya diukur melalui tingkat IQ saja namun meliputi bermacam-macam kecerdasan antara lain kecerdasan bahasa, logis, kinestetik, naturalis, ataupun sosial. Ketika kita menerapkan teori ini dalam pendekatan kepada siswa akan sangat bijaksana karena kita mengetahui kecerdasan setiap anak yang berbeda-beda dan kita berusaha untuk menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan gaya belajar pada kecerdasan yang menonjol pada siswa tersebut. Misalnya siswa yang menonjol dalam bidang kinestetik, kita menggunakan metode permainan yang berhubungan dengan gerak tubuh ataupun menonjol di kecerdasan musik kita menggunakan metode lagu ataupun alat musik. Multiple intelligences belum secara total digunakan di SDIT ini namun dalam pembelajaran sehari-hari para guru sudah menggunakan berbagai macam metode untuk mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki siswa tersebut. Selain itu kita juga memfasilitasi pengembangan beragam kecerdasan tersebut dalam kegiatan

ekstrakurikuler yang memfasilitasi berbagai macam kecerdasan.” 8 Multiple intelligences atau biasa disebut dengan kecerdasan

jamak adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran yang mencakup 9 kecerdasan antara lain: verbal linguistik, logis matematis, visual spasial, jasmaniah kinestetik, musikal, intrapersonal, interpersonal, naturalistik dan eksistensial spiritual.

7 W.T.1.d 8 W.T.1.c

Di SDIT Ihsanul Fikri, peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru tentang pemahaman multiple intelligences. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan pemahaman multiple intelligences oleh Bapak Rozak adalah multiple intelligences merupakan kecerdasan majemuk atau ganda yang dimiliki oleh setiap orang dalam hal ini adalah siswa. Beliau menyebutkan bahwa setiap siswa mempunyai minimal satu kecerdasan yang menonjol dan ada juga yang memiliki beberapa macam kecerdasan yang menonjol. Beliau juga menjelaskan teori ini sangat menghargai keadaan siswa yang tidak hanya dinilai dari segi IQ saja. Misalnya siswa yang memiliki IQ rendah akan dikatakan bodoh walaupun dia memiliki prestasi di bidang olah raga. Namun menurut Bapak Rozak sendiri, siswa tersebut justru cerdas dalam bidang kinestetik. Selain kinestetik juga disebutkan kecerdasan majemuk itu adalah kecerdasan logis, musik, sosial, keagamaan, seni, dan juga bahasa. Beliau tidak menyebutkan tokoh-tokoh multiple intelligences dan menyebutkan macam kecerdasan itu kurang lengkap.

Motto dari SDIT sendiri adalah gali potensi, raih prestasi, menuju ridlo Ilahi. Dari moto tersebut tersirat bahwa SDIT ini menggali potensi atau kecerdasan yang dimiliki oleh siswa untuk meraih prestasi agar mendapatkan ridlo Ilahi. Hal senada juga disampaikan oleh Bu Emma yang sangat setuju sekali dengan teori multiple intelligences yang diprakarsai oleh Munif Chatib. Multiple

intelligences merupakan bentuk penghargaan yang sangat tinggi dan bervariasi yang terdiri dari 8 kecerdasan antara lain: logis, sosial, musik, kinestetik, visual, seni. Bu Emma sendiri sudah menyebutkan salah satu tokoh multiple intelligences Indonesia yaitu Munif Chatib. Sebagai pendidik, menurut Bu Emma harus jeli melihat kecerdasan- kecerdasan yang terdapat dalam diri anak sebagai pijakan untuk menggali dan mengembangkan kecerdasan mereka melalui pembelajaran yang menggunakan metode bervariatif. Sama halnya dengan Bu Budi Utami yang menyatakan bahwa multiple intelligences merupakan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh siswa. Terdapat banyak kecerdasan antara lain: kecerdasan bahasa, matematis, psikomotorik. Menurut Bu Budi Utami, multiple intelligences ketika diterapkan dengan metode yang bervariasi akan menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan dan mengaktifkan siswa. Kecerdasan siswa akan berkembang ketika sesuai dengan metode yang kita terapkan. Bu Budi Utami menemukan berbagai macam kecerdasan di dalam kelas dan hal itu dijadikan sebagai pijakan untuk pendekatan pembelajaran secara individual ataupun proses evaluasi terhadap siswa sesuai dengan kecerdasan masing-masing.

Sedangkan menurut Bu Rida, multiple intelligences merupakan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh siswa. Kecerdasan itu antara lain: musik, logis, seni, kinestetik, visual. Siswa sebenarnya tidak ada yang bodoh, semua siswa dilahirkan dalam Sedangkan menurut Bu Rida, multiple intelligences merupakan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh siswa. Kecerdasan itu antara lain: musik, logis, seni, kinestetik, visual. Siswa sebenarnya tidak ada yang bodoh, semua siswa dilahirkan dalam

Dari pendapat di atas bahwa pemahaman multiple intelligences oleh kepala sekolah dan guru sangat bagus sehingga dibuktikan mereka menerapkan di kelas dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi. Selain itu juga memfasilitasi perkembangan kecerdasan siswa dengan beragamnya kegiatan ekstrakurikuler.