Metode Penelitian
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang didasari oleh konsep konstruktivisme yang memiliki pandangan bahwa realita bersifat jamak, menyeluruh dalam satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Selain itu penelitian ini lebih dicurahkan untuk memahami fenomena- fenomena sosial dari perspektif partisipan yang diperoleh melalui pengamatan partisipatif. Dalam penelitian kualitatif peneliti lebur dalam situasi yang diteliti. Peneliti adalah pengumpul data, orang yang memiliki
kesiapan penuh untuk memahami situasi. 1 Sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Dalam penelitian ini mereka melakukan eksplorasi, menggambarkan dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang
diperoleh di lapangan. 2
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, 12-13.
2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 14.
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil
analisis itu berupa deskriptif dari gejala-gejala yang diamati. 3 Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif karena
melalui pengamatan partisipatif dengan tujuan untuk menggambarkan apa adanya dan mengungkap bagaimana implementasi multiple intelligences pada pembelajaran di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.
2. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian ini adalah:
a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang. Adapun profil sekolah sebagai berikut: Nama Sekolah
: SD Muhammadiyah I Alternatif Kota Magelang Status Sekolah
: Disamakan terakreditasi A
Alamat Sekolah : Jl. Tidar No. 21 Kota Magelang 56125 Kelurahan
: Magersari
Kecamatan
: Magelang Selatan
: Jawa Tengah
b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang. Adapun profil sekolah sebagai berikut: Nama Sekolah
: SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang
3 M Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2001, 15.
Status Sekolah
: Disamakan terakreditasi A
Alamat Sekolah : Jl. Jeruk Timur V Kramat Kota Magelang 56115 Kelurahan
: Kramat Selatan
Kecamatan
: Magelang Utara
: Jawa Tengah
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian mulai 15 Mei 2013 sampai 31 Agustus 2013.
4. Sumber Data Penelitian
Sumber data primer (utama) dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data sekunder (tambahan)
seperti dokumen-dokumen dan foto. 4 Adapun sumber data dalam penelitian ini antara lain:
a. Data Primer. Kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau yang diwawancarai merupakan sumber primer, dan dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video, pengambilan foto ataupun film. Hasil dari pengamatan dan wawancara mendalam membatasi kata-kata dan tindakan yang relevan saja kemudian dianalisis menjadi sumber data primer. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber utama yaitu: kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua baik di SD Muhammadiyah
1 Alternatif maupun SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.
4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, 157.
b. Data Sekunder Sumber tertulis merupakan sumber kedua dan merupakan bahan tambahan yang dapat dibagi atas sumber buku, majalah ilmiah, arsip,
dokumen pribadi dan resmi. 5 Sumber tertulis dari penelitian ini antara lain: dokumen-dokumen resmi sekolah yang berupa dokumen profil
SD Muhammadiyah 1 Alternatif maupun SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang, dan juga dokumen pribadi guru yang relevan.
c. Foto Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif dan hasilnya dianalisis secara induktif. Hasil dari pengamatan ataupun wawancara didokumentasikan melalui foto ataupun direkam melalui video.
5. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang utama ialah peneliti sendiri. Pada awal penelitian penelitilah alat satu-satunya. Ada kemungkinan hanya dialah merupakan alat sampai akhir penelitian. Namun setelah penelitian berlangsung
diperoleh fokus yang lebih jelas melalui wawancara. 6 Ciri umum manusia sebagai instrumen mencakup segi responsif,
dapat menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas
5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, 159.
6 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Transito, 2003, 34.
pengetahuan, memproses dan mengikhtisarkan, dan memanfaatkan kesempatan mencari respons yang tidak lazim. 7
Adapun instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: tape recorder, kamera, alat perekam video, catatan lapangan dan peneliti adalah instrumen itu sendiri.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dikenal oleh penelitian kualitatif pada umumnya pertama adalah wawancara mendalam. Kedua teknik
observasi dan ketiga teknik dokumentasi. 8 Ketiga teknik tersebut digunakan dengan harapan dapat saling melengkapi antar ketiganya.
Lebih jelasnya ketiga teknik tersebut adalah:
a. Wawancara Mendalam Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi
verbal yang bertujuan memperoleh informasi. 9 Wawancara secara garis besar dibagi dua, yakni wawancara tak tersetruktur dan
wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, terbuka, etnografis. Sedangkan wawancara terstruktur disebut
7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, 160.
8 Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004, 72.
9 S. Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 113.
wawancara baku yang susunan pertanyaannya sudah dibakukan sebelumnya dengan pilihan jawaban yang tersedia. 10
Sedangkan menurut Patton 11 macam wawancara dibedakan menjadi 3 antara lain:
1) Wawancara pembicaraan informal. Jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada pewawancara itu sendiri. Jadi bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada terwawancara. Hubungan pewawancara dengan terwawancara dalam suasana biasa, wajar, seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup.
3) Wawancara baku terbuka. Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan kata-katanya dan cara penyajiannyapun sama untuk setiap responden.
Keluwesan mengadakan pertanyaan pendalaman terbatas, dan hal itu bergantung pada situasi wawancara dan kecakapan pewawancara.
10 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, 180.
11 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, 187.
Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur dan menggunakan pendekatan menggunakan petunjuk umum dimana peneliti hanya menggunakan pedoman wawancara yang memuat kerangka garis besar berisi tentang pokok-pokok yang dirumuskan yang akan ditanyakan kepada subyek dengan tujuan untuk memperoleh informasi bukan baku / informasi tunggal dengan irama yang bebas.
Persiapan wawancara tak terstruktur dapat diselenggarakan menurut tahap-tahap antara lain: 12
1) menemukan siapa yang akan diwawancarai, 2) mencari tahu bagaimana yang sebaiknya untuk mengadakan kontak dengan responden, 3) mengadakan persiapan yang matang untuk pelaksanaan wawancara.
Sebelum pelaksanaan wawancara peneliti membuat pedoman wawancara terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang akan diwawancarai, materi atau pedoman garis-garis besar topik yang akan dilakukan dalam proses wawancara. Setelah pedoman wawancara dibuat, peneliti mengadakan kontak awal dengan responden baik langsung maupun tidak langsung untuk menentukan waktu yang tepat untuk dilaksanakan wawancara. Sebelum melaksanakan wawancara peneliti melakukan persiapan-persiapan berupa catatan harian, kamera, maupun alat perekam. Dalam proses wawancara peneliti meminta persetujuan terlebih dahulu untuk direkam dengan
12 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, 199.
responden. Dan setelah selesai wawancara untuk keabsahan data peneliti melakukan member check dengan menyimpulkan poin-poin penting dan meminta persetujuan kembali dengan responden. Dalam wawancara peneliti merekam dan membuat catatan hasil dari wawancara tersebut.
Pertimbangan digunakan teknik ini adalah untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung dengan berbagai pihak yang terlibat langsung dalam pembelajaran di SD Muhammadiyah 1 Alternatif antara lain dengan bapak Salamun, bapak Mustaqim, ibu Wati, bapak Luqman. Sedangkan dari pihak wali murid: bapak Didik, bapak Arba’in, ibu Sri Hastuti dan dari pihak siswa: Alfiana, Fahriza dan Raihan. Sedangkan di SDIT Ihsanul Fikri pihak sekolah dengan bapak Abdul Rozak, ibu Rida, ibu Emma dan ibu Budi. Dari pihak orang tua: bu Dewi, bapak Umar, ibu Maryati, dari pihak siswa: Maulana, Kirana, Annisa dan Arda.
b. Observasi Observasi atau pengamatan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian. Untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan atau studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala psikis dengan jalan b. Observasi Observasi atau pengamatan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian. Untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan atau studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala psikis dengan jalan
mempengaruhi mengatur atau memanipulasikannya. 14 Dalam penelitian kualitatif, metode pengamatan berperan sangat penting.
Karena memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi secara lengkap. Bentuk kegiatan peneliti dengan mengamati secara terjun langsung ke lapangan atau ke sekolah sehingga peneliti ikut aktif di dalamnya, langsung dapat melihat situasi yang diamati dan dipaparkan melalui pengamatan dan pencatatan. Pengamatan berlatar alamiah atau tak terstruktur karena terjadi secara naturalistik dan apa adanya
yang terjadi di sekolah. 15 Dalam melakukan pengamatan peneliti terjun langsung ke
lokasi penelitian yaitu di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihasanul Fikri Kota Magelang. Peneliti mengamati implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran. Peniliti melihat langsung kondisi dan situasi yang diamati selanjutnya dipaparkan melalui pencatatan. Dalam melakukan pencatatan peneliti menuliskan kondisi yang sebenarnya dan tidak dibuat-buat.
13 Mandalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 63.
14 S. Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 106. 15 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009, 176.
Dalam melakukan pengamatan tidak bisa berdiri sendiri, artinya tidak dapat dilakukan tanpa pencatatan datanya. Adapun
langkah-langkah dalam pembuatan catatan lapangan sebagai berikut: 16
1) Membuat catatan lapangan. Catatan lapangan sangat penting karena merupakan anak rantai antara pengumpulan data berdasarkan observasi dan wawancara dengan analisis serta pengolahan data. Catatan lapangan menjadi dasar utama dalam penulisan laporan, maka sejak mulanya perlu
kita melaksanakan menurut sistematika tertentu. 17 Ketika melakukan pengamatan peneliti menuliskan hal-hal pokok
saja dalam pengamatan dan direkam dalam video, ketika sampai di rumah baru dibuat catatan lapangan berdasarkan data dan video rekaman. Catatan lapangan ini diguanakan sebagai pedoman untuk membuat paparan data hasil observasi implementasi multiple intelligences di SD Muhammadiyah 1 Alternatif maupun SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.
2) Buku harian pengalaman lapangan dibuat dalam bentuk yang telah terorganisasi dan harus diisi setiap hari. Pembuatan buku harian itu dimanfaatkan untuk analisis data dan pengkategorian.
16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, 180-182.
17 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Transito, 2003, 98-99.
3) Catatan kronologis dilakukan secara rinci dan secara kronologi dan secara kronologi dari waktu ke waktu. Catatan itu diberi nomor urut kemudian pencatatan disertai waktu.
4) Jadwal pengamatan berisi waktu secara rinci tentang apa yang akan dilakukan dimana bilamana apa yang diamati dan semacamnya.
5) Balikan melalui pengamat lainnya. Pengalaman pengamat itu dapat saling dipertukarkan dengan pengamat sendiri dan hal itu dapat lebih memperbaiki teknik pengamatannya.
6) Alat elektronika seperti video, alat perekam maupun kamera.
7) Daftar cek, dibuat untuk mengingatkan pengamat apakah seluruh aspek informasi sudah diperoleh atau belum.
Sesuai dengan setting yang dikehendaki. Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi multiple intelligences dan berbagai hal yang terkait dengan multiple intelligences dalam pembelajaran baik di SD Muhammdiyah 1 Alternatif ataupun di SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.
Observasi yang kami lakukan di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dalam intrakurikuler meliputi: gambaran pembelajaran harian, observasi kelas 2 Nabi Ibrahim, kelas 2 Nabi Ismail dan kelas
5 Nabi Daud. Sedangkan pembelajaran ekstrakurikulernya: marching band dan sepak bola. Di SDIT Ihsanul Fikri yang kami observasi: 5 Nabi Daud. Sedangkan pembelajaran ekstrakurikulernya: marching band dan sepak bola. Di SDIT Ihsanul Fikri yang kami observasi:
c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen tersebut diurutkan sesuai dengan kekuatan dan kesesuaian isinya dengan tujuan pengkajian. Isinya dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan
utuh. 18 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen antara
lain: 19
1) Dokumen Pribadi. Dokumen pribadi merupakan catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Maksud mengumpulkan dokumen pribadi ialah untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subyek penelitan. Contoh dokumentasi pribadi adalah buku harian, surat pribadi dan otobiografi.
18 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, 221-222.
19 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, 217-219.
2) Dokumen Resmi. Dokumentasi resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial misalnya majalah, buletin, pernyataan dan berita yang disiarkan kepada media massa.
Teknik ini secara khusus digunakan untuk memperoleh dokumen resmi tentang profil sekolah secara umum, visi misi, struktur organisasi, profil guru dan karyawan, keadaan siswa, sarana dan prasarana. Sedangkan dokumen pribadi guru meliputi: rpp, daftar siswa, hasil raport, penilaian ekstrakurikuler dan buku komunikasi.
7. Sampling
Teknik sampling dalam penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif maksud sampling di sini untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya. Dalam penelitian ini tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sampel). Sampel bertujuan ini ciri-
cirinya sebagai berikut: 20
a. Rancangan sampel yang muncul: Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.
20 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, 224-225 20 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, 224-225
c. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel: Pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunaannya, namun semakin banyak informasi sampel dipilih atas dasar fokus penelitian.
d. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: Jika informasi yang diperlukan sudah dapat dijaring, maka penarikan sampel pun sudah dapat diakhiri.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel bertujuan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang fokus penelitian. Ketika informasi tersebut sudah mencukupi maka penarikan sampel dihentikan. Sampel yang diambil dari penelitian ini antara lain beberapa guru, orang tua murid, dan siswa. Selain itu juga sampel pengamatan pembelajaran di kelas dan juga pembelajaran ekstrakurikuler.
8. Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan pada derajat kepercayaan (kredibilitas). Derajat kepercayaan ini berfungsi untuk: melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan pada derajat kepercayaan (kredibilitas). Derajat kepercayaan ini berfungsi untuk: melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan
pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. 21 Berbagai cara dapat dilakukan untuk memenuhi kriteria derajat
kepercayaan (kredibilitas) antara lain: 22
a. Memperpanjang masa observasi: harus cukup waktu untuk betul-betul mengenal suatu lingkungan, mengadakan hubungan baik dengan orang-orang di sana, mengenal kebudayaan lingkungan dan mengecek kebenaran informasi.
b. Pengamatan yang terus-menerus: dengan pengamatan yang terus- menerus dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat.
c. Triangulasi: data atau informasi yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian kualitatif perlu diuji keabsahannya melalui teknik triangulasi metode: jika informasi atau data yang berasal dari hasil wawancara misalnya, perlu diuji dengan hasil observasi dan seterusnya. Selain itu juga triangulasi sumber: jika informasi tertentu misalnya ditanyakan kepada responden yang berbeda atau antara
responden dan dokumentasi. 23 Untuk menguji keakuratan data digunakan trianggulasi metode pengumpulan data yaitu dengan cara
21 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, 324.
22 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 2003, 114-117.
23 Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004, 83.
menggunakan beberapa cara pengumpulan data seperti observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. 24
d. Membicarakan dengan orang lain: diskusi dilakukan dengan orang yang sebaya dengan peneliti, menghindari yang senior agar tidak terpengaruh otoritasnya, dan menghindari yunior karena orang seperti ini enggan memberikan kritik. Orang itu hendaknya tidak terlibat dalam penelitian agar pandangannya lebih netral.
e. Menganalisis kasus negatif: kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai dengan hasil penelitian hingga saat tertentu. Selama masih ada kasus-kasus demikian penelitian harus dilanjutkan sampai kasus ini tuntas tercakup dalam kesimpulan yang diambil.
f. Menggunakan bahan referensi: sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, dapat digunakan hasil rekaman atau video atau dokumentasi.
g. Mengadakan member check: salah satu cara yang sangat penting melakukan member check dengan cara pada akhir wawancara kita ulangi dalam garis besarnya, berdasarkan catatan kita dengan maksud memperbaiki kekeliruan atau menambah apa yang masih kurang.
9. Analisis data
Analisis data penelitian kualitatif dimulai dengan menyusun fakta- fakta hasil temuan lapangan. Kemudian peneliti membuat diagram- diagram, tabel, gambar-gambar, dan bentuk-bentuk pemaduan fakta
24 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003, 105.
lainnya. Hasil analisis data, diagram, bagan, tabel, dan gambar-gambar tersebut diinterpretasikan, dikembangkan menjadi proposisi dan prinsip-
prinsip. 25 Untuk menganalisa data penulis menggunakan analisis data
deskriptif kualitatif dengan langkah: reduksi data, display data, mengambil kesimpulan.
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam analisis data antara lain: 26
a. Mengumpulkan dan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber wawancara, observasi, maupun dokumentasi dan juga foto- foto kegiatan.
b. Mengadakan reduksi data: data yang diperoleh di lapangan ditulis dalam bentuk karangan atau laporan terinci, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting dan dibuat susunan yang lebih sistematis.
c. Display data: untuk dapat melihat gambaran gambaran keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian diusahakan peneliti membuat tabel atau diagram yang berupa pedoman penelitian baik dokumentasi, wawancara maupun observasi.
25 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, 115.
26 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Transito, 2003, 129.
d. Pengkodean: agar catatan tidak bercampur aduk sehingga susah dikendalikan, catatan diberi kode. Untuk wawancara diberi kode “w” dan observasi diberi kode “o”.
e. Membuat kesimpulan dengan menggunakan metode induktif yaitu dengan jalan mengumpulkan fakta-fakta khusus untuk diambil kesimpulan yang bersifat umum.