IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALA. pdf

IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN PADA SD BERBASIS ISLAM DI KOTA MAGELANG

(STUDI KASUS DI SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF

DAN SDIT IHSANUL FIKRI KOTA MAGELANG)

Oleh

oleh MUFLIHATUTH THOHIROH NIM. M1.11.014

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013

PROGRAM PASCASARJANA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama : MUFLIHATUTH THOHIROH NIM

: M1.11.014 Program Studi

: Program Pascasarjana Konsentrasi

: Pendidikan Agama Islam Tanggal Ujian

: 30 September 2013 Judul

: IMPLEMENTASI

INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN PADA SD BERBASIS ISLAM DI KOTA MAGELANG (STUDI KASUS DI SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF DAN SDIT IHSANUL FIKRI KOTA MAGELANG)

MULTIPLE

Panitia Munaqosah Tesis

ii

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pola pendidikan yang terjadi saat ini masih banyak yang mengedepankan keseragaman dan pengukuran siswa yang cerdas hanya terbatas pada IQ saja. Penggalian kecerdasan peserta didik masih sangat jarang dilakukan sebagai sandaran utama untuk mengawali setiap rancangan pembelajaran. Kecenderungan minat, bakat, talenta dan ketrampilan dasar belum menjadi bagian yang integral. Dalam teori Gardner (multiple intelligences) yang mengembangkan 9 kecerdasan, pendidik dapat menumbuh kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Konsep multiple intelligences yang menitik beratkan pada ranah keunikan selalu menemukan kelebihan setiap anak.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil lokasi SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel bertujuan (purposive sample). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan langkah: reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan dengan metode induktif. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara mengadakan triangulasi metode yang dikumpulkan data- data dari hasil wawancara yang dibuktikan dengan observasi dan juga dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Pemahaman kepala sekolah dan guru tentang multiple intelligences sudah tidak asing lagi dalam aktivitas pembelajaran kesehariannya dengan menerapkan strategi multiple intelligences;

2) Kerangka konseptual implementasi multiple intelligences meliputi 3 tahap yaitu: tahap input yang merupakan identifikasi kecerdasan, tahap proses dengan pembelajaran yang menggunakan strategi multiple intelligences mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang mencakup seluruh kecerdasan, tahap output dengan menyelenggarakan penilaian yang meliputi tiga ranah: kognitif, afektif dan psikomotorik; 3) Implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif meliputi pendekatan- pendekatan kecerdasan yang dimiliki siswa, selain itu juga pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan masing-masing kecerdasan; 4) Respon siswa dan orang tua siswa terhadap implementasi multiple intelligences sangat positif dan mendukung pelaksanaannya baik dalam pembelajaran intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler; 5) Dampak implementasi multiple intelligences dapat meningkatkan prestasi siswa, sering menjuarai perlombaan dalam berbagai bidang baik tingkat kecamatan, kota, propinsi, nasional sampai internasional, dan juga berdampak pada kepribadian dengan meningkatnya akhlak, ibadah, kerjasama, kemandirian, kejujuran, kedisiplinan, dan ketaatan.

iv

ABSTRACT

This research is motivated by the educational pattern occurs is still a lot to promote uniformity and excellent student measurement is limited to just IQ. Excavation intelligence learners are still very rarely done as mainstays to start each lesson plan. Interest inventories, aptitude, talent and skills base has not become an integral part. In theory Gardner (multiple intelligences) that develops

9 intelligence, educators can cultivate student achievement overall. The concept of multiple intelligences which focuses on the areas of uniqueness always find an excess of each child.

This study is a qualitative research, by taking the location of SD Muhammadiyah 1 Alternative and SDIT Ihsanul Fikri Magelang. The data was collected by conducting in-depth interviews, observation, and documentation. The sampling technique used is intended sample (purposive sample). Data analysis was performed using qualitative descriptive analysis steps: data reduction, data and conclusions diplay the inductive method. Examination of the validity of the data is done by holding the triangulation method of data collected from interviews as evidenced by observation and documentation.

The results showed: 1) Understanding of principals and teachers on multiple intelligences are familiar in their daily learning activities to implement the strategy of multiple intelligences; 2) implementation of multiple intelligences conceptual framework includes three stages: the input stage is the identification of intelligence, learning stage of the process by using a strategy of multiple intelligences organize extracurricular activities covering all intelligence, to conduct assessment output stage which includes three domains: cognitive, affective and psychomotor; 3) Implementation of multiple intelligences in learning by using varied teaching methods include approaches intelligence of the students, while also implementing extracurricular activities that can develop each intelligence; 4) The response of students and parents on the implementation of multiple intelligences is very positive and supportive learning implementation in both intra and extracurricular activities; 5) Impact of multiple intelligences can improve student achievement, the race is often won in the various fields of the subdistrict, city, provincial, national and international, and also have an impact on the growing character's personality, worship, cooperation, selfreliance, honesty, discipline, and obedience.

PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menuntaskan penulisan tesis yang berjudul:

INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN PADA SD BERBASIS ISLAM DI KOTA MAGELANG (STUDI KASUS DI SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF DAN SDIT IHSANUL FIKRI KOTA MAGELANG)."

"IMPLEMENTASI

MULTIPLE

Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

Terealisasinya penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Iman Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Dr. H. Sa’adi, M.Ag. selaku Direktur Program Pascasarjana STAIN Salatiga. 3. Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasinya. 4. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasinya. 5. Para Dosen STAIN Salatiga dan segenap Civitas Akademik STAIN Salatiga.

vi

6. Bapak Salamun, S.Ag, M.Pd.I, selaku Kepala sekolah SD Muhammadiyah 1 Alternatif kota Magelang yang telah memberikan ijin penelitian. 7. Bapak Abdul Rozak Sidik, S. Pd.I, selaku Kepala sekolah SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Ayah Ibu tercinta yang telah memberikan doa dan restu. 9. Suamiku tercinta yang telah memberikan motivasi baik materiil maupun spirituil. 10. Rekan-rekan semua yang telah membantu dalam penulisan tesis ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan tambahan informasi serta masukan yang berharga baik bagi penulis maupun bagi semua pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 14 September 2013

Penulis

vii

4. Sumber Data Penelitian.. …………………. ………….

5. Instrument Pengumpulan Data……. ………………….

6. Teknik Pengumpulan Data…………….. ………….….

a. Wawancara Mendalam.………………. …………….

b. Observasi….………………………… …………….

c. Dokumentasi.………………………… …………….

8. Keabsahan Data…………………………. …………….

9. Analisa Data……………………………. …………….

B. Tahap Tahap Penelitian ..………………. ……………….

1. Tahap Pra lapangan.……………………………… …..

2. Tahap Kegiatan Lapangan……………… .……. .…….

3. Tahap Analisis Data……… ………………. ………….

4. Tahap Penulisan……….. …………………. ………….

90 BAB IV

C. Desain Penelitian ………..……..………. ……………….

HASIL PENELITIAN………… …………………….......…..

A. Deskripsi Subyek Penelitian……………………………

1. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang… …..

2. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.…. ………………. 108

B. Penyajian dan Analisis Data……………………………… 116

1. Pemahaman Mengenai Multiple Intelligences oleh kepala sekolah dan guru……… ………………….………. …….

a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang… ….. 117

b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.…. ………………. 122

2. Kerangka Konseptual Implementasi Multiple Intelligences 127

a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang… ….. 128

b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.…. ………………. 133

3. Implementasi Multiple Intelligences dalam Pembelajaran 136

a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang… ….. 136

b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.…. ………………. 149

4. Respon Siswa dan Orang tua Siswa terhadap Implementasi Multiple Intelligences di Sekolah……………………..

a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang… ….. 170

b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.…. ………………. 175

5. Dampak Implementasi Multiple Intelligences pada Pembelajaran terhadap Prestasi dan Kepribadian Siswa…

a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang… ….. 180

b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.…. ………………. 188 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN…… …………………….......….. 196

A. Simpulan………………………………………………… 196

B. Saran……………………………………………………… 198

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS

ix

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 88 TABEL 3.2

Panduan Wawancara ................................................................ 90 TABEL 3.3

Panduan Observasi ................................................................... 91 TABEL 3.4

Panduan Dokumen .................................................................. 91 TABEL 4.1

Data Kepegawaian SD Muhammadiyah 1 Alternatif .............. 98 TABEL 4.2

Daftar Guru SD Muhammadiyah 1 Alternatif ......................... 99 TABEL 4.3

Keadaan Siswa SD Muhammadiyah 1 Alternatif .................... 101 TABEL 4.4

Nilai Ujian Akhir Sekolah SD Muhammadiyah 1 Alternatif... 101 TABEL 4.5

Sarana Prasarana SD Muhammadiyah 1 Alternatif ................. 103 TABEL 4.6

104 Alternatif .................................................................................. TABEL 4.7

Inventaris Buku Perpustakaan SD Muhammadiyah 1

Data Kepegawaian SDIT Ihsanul Fikri...…………………….. 108 TABEL 4.8

Daftar Guru SDIT Ihsanul Fikri................................……….... 109 TABEL 4.9

Keadaan Siswa SDIT Ihsanul Fikri…..………….................... 112 TABEL 4.10 Sarana Prasarana SDIT Ihsanul Fikri………………………… 112 TABEL 4.11 Prestasi Lomba SD Muhammadiyah 1 Alternatif……………. 181 TABEL 4.12 Prestasi Lomba SDIT Ihsanul Fikri………………………......

186 TABEL 4.13 Pemahaman Mengenai Multiple Intelligences………………

188 TABEL 4.14 Kerangka Konseptual ……………………………………..…. 189

TABEL 4.15 Implementasi Multiple Intelligences………………….……… 190 TABEL 4.16 Respon Siswa dan Orangtua Siswa…………………………

191 TABEL 4.17 Dampak Implementasi Multiple Intelligences ……………….

xi

DAFTAR PENGKODEAN Wawancara (W): SD Muhammadiyah 1 Alternatif (M)

1. Pihak Sekolah :

a. Salamun, S.Ag, M.Pd.I : W.M.1.a

b. Mustaqim, M. Pd. : W.M.1.b

c. Wati Prihayanti, M.Pd. : W.M.1.c

d. Luqman Novianto, S.Pd.I : W.M.1.d

2. Pihak Orang Tua

a. Didik Kurniawan : W.M.2.a

b. Arba’in : W.M.2.b

c. Sri Hastuti Ekowati : W.M.2.c

3. Siswa

a. Alfiana Nur Fadhilah : W.M.3.a

b. Fahriza Rifandi Medistra : W.M.3.b

c. Raihan Musthafa Armayadi : W.M.3.c SDIT Ihsanul Fikri (T)

1. Pihak Sekolah :

a. Abdul Rozak Sidik, S. Pd.I : W.T.1.a

b. Emma Rifa Rahayu, SE : W.T.1.b

c. Rida Rahmawati Rahayu, S.Psi : W.T.1.c

d. Budi Utami, S.TP : W.T.1.d

2. Pihak Orang Tua

a. Bu Dewi : W.T.2.a

b. Umar Singgih : W.T.2.b

c. Maryati : W.T.2.c

xii

3. Siswa

a. Maulana Aditya Wijaya : W.T.3.a

b. Kirana Dewi : W.T.3.b

c. Anissa Aristawati : W.T.3.c

d. Arda Setyo Wibowo : W.T.3.d

Observasi (O): SD Muhammadiyah 1 Alternatif (M)

1. Pembelajaran Intrakurikuler :

a. Kegiatan harian : O.M.1.a

b. Kelas 2 Nabi Ibrahim : O.M.1.b

c. Kelas 2 Nabi Ismail : O.M.1.c

d. Kelas 5 Nabi Daud : O.M.1.d

2. Pembelajaran Ekstrakurikuler

a. Marching Band : O.M.2.a

b. Sepak Bola : O.M.2.b SDIT Ihsanul Fikri (T)

1. Pembelajaran Intrakurikuler :

a. Kegiatan harian : O.T.1.a

b. Kelas 5 D : O.T.1.b

c. Kelas 1 A : O.T.1.c

d. Kelas 3 A : O.T.1.d

2. Pembelajaran Ekstrakurikuler

a. Tartil : O.T.2.a

b. Story Telling : O.T.2.b

xiii

Dokumentasi (D): SD Muhammadiyah 1 Alternatif (M)

1. Profil sekolah : D.M.1

2. Sejarah Singkat dan Perkembangan SD Mutual : D.M.2

3. Visi, Misi dan Motto SD Mutual : D.M.3

4. Struktur Organisasi SD Mutual : D.M.4

5. Profil Guru Dan Karyawan SD Mutual : D.M.5

6. Keadaan siswa dan nilai ujian nasional SD Mutual : D.M.6

7. Keadaan Sarana Prasarana SD Mutual : D.M.7

8. Jadwal Harian : D.M.8

9. Jadwal Ekstrakurikuler : D.M.9

10. RPP : D.M.10

a. RPP 1 : D.M.10.a

b. RPP 2 : D.M.10.b

c. RPP 3 : D.M.10.c

11. Daftar Siswa : D.M.11

a. Kelas 2 Nabi Ibrahim : D.M.11.a

b. Kelas 2 Nabi Ismail : D.M.11.b

c. Kelas 5 Nabi Daud : D.M.11.c

12. Ekstrakurikuler : D.M.12

a. Marching Band : D.M.12.a

b. Sepak Bola : D.M.12.b

13. Nilai Raport : D.M.13

a. Alfiana Nur Fadhilah : D.M.13.a

b. Fahriza Rifandi Medistra : D.M.13.b

c. Raihan Musthafa Armayadi : D.M.13.c

14. Daftar Kejuaraan : D.M.14

15. Buku Komunikasi : D.M.15

xiv

SDIT Ihsanul Fikri (T)

1. Profil sekolah SDIT Ihsanul Fikri : D.T.1

2. Visi, Misi dan Motto SDIT Ihsanul Fikri : D.T.2

3. Struktur Organisasi SDIT Ihsanul Fikri : D.T.3

4. Guru Dan Karyawan SDIT Ihsanul Fikri : D.T.4

5. Keadaan Siswa SDIT Ihsanul Fikri : D.T.5

6. Keadaan Sarana dan Prasarana SDIT Ihsanul Fikri : D.T.6

7. Jadwal Harian : D.T.7

8. Jadwal Ekstrakurikuler : D.T.8

9. RPP : D.T.9

a. RPP 1 : D.T.9.a

b. RPP 2 : D.T.9.b

c. RPP 3 : D.T.9.c

10. Daftar Siswa : D.T.10

a. Kelas 5 D : D. T.10.a

b. Kelas 3 A : D. T.10.b

c. Kelas 1 A : D. T.10.c

11. Ekstrakurikuler : D.T.11

a. Tartil : D.T.11.a

b. Story Telling : D.T.11.b

12. Nilai Raport : D.T.12

a. Maulana Aditya Wijaya : D.T.12.a

b. Kirana Dewi : D.T.12.b

c. Anissa Aristawati : D.T.12.c

d. Arda Setyo Wibowo : D.T.12.c

13. Daftar Kejuaraan : D.T.13

14. Buku Komunikasi : D.T.14

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Catatan Wawancara W.M.1.a LAMPIRAN 2

Catatan Wawancara W.M.1.b LAMPIRAN 3

Catatan Wawancara W.M.1.c LAMPIRAN 4

Catatan Wawancara W.M.1.d LAMPIRAN 5

Catatan Wawancara W.T.1.a LAMPIRAN 6

Catatan Wawancara W.T.1.b LAMPIRAN 7

Catatan Wawancara W.T.1.c LAMPIRAN 8

Catatan Wawancara W.T.1.c LAMPIRAN 9

Catatan Wawancara W.M.3.a LAMPIRAN 10

Catatan Wawancara W.M.3.b LAMPIRAN 11

Catatan Wawancara W.M.3.c LAMPIRAN 12

Catatan Wawancara W.T.3.a LAMPIRAN 13

Catatan Wawancara W.T.3.b LAMPIRAN 14

Catatan Wawancara W.T.3.c LAMPIRAN 15

Catatan Wawancara W.T.3.d LAMPIRAN 16

Catatan Wawancara W.M.2.a LAMPIRAN 17

Catatan Wawancara W.M.2.b LAMPIRAN 18

Catatan Wawancara W.M.2.c LAMPIRAN 19

Catatan Wawancara W.T.2.a

xvi

LAMPIRAN 20 Catatan Wawancara W.T.2.b LAMPIRAN 21

Catatan Wawancara W.T.2.c LAMPIRAN 22

Catatan Observasi O.M.1.a LAMPIRAN 23

Catatan Observasi O.M.1.b LAMPIRAN 24

Catatan Observasi O.M.1.c LAMPIRAN 25

Catatan Observasi O.M.1.d LAMPIRAN 26

Catatan Observasi O.T.1.a LAMPIRAN 27

Catatan Observasi O.T.1.b LAMPIRAN 28

Catatan Observasi O.T.1.c LAMPIRAN 29

Catatan Observasi O.T.1.d LAMPIRAN 30

Catatan Observasi O.M.2.a LAMPIRAN 31

Catatan Observasi O.M.2.b LAMPIRAN 32

Catatan Observasi O.T.2.a LAMPIRAN 33

Catatan Observasi O.T.2.b LAMPIRAN 34

Profil sekolah SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 35 Sejarah Singkat dan Perkembangan SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 36 Visi, Misi dan Motto SD Muhammadiyah 1 Alternatif LAMPIRAN 37

Struktur Organisasi SD Muhammdiyah 1 Alternatif LAMPIRAN 38

Profil Guru dan Karyawan SD Muhammadiyah 1 Alternatif LAMPIRAN 39

Keadaan siswa dan nilai ujian nasional SD Muhammadiyah 1

xvii

Alternatif LAMPIRAN 40

Keadaan Sarana Prasarana SD Muhammadiyah 1 Alternatif LAMPIRAN 41

Jadwal Harian SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 42 Jadwal Ekstrakurikuler SD Muhammadiyah 1 Alternatif LAMPIRAN 43

RPP IPS SD Muhammadiyah 1 Alternatif (D.M.10.a) LAMPIRAN 44

RPP Sains SD Muhammadiyah 1 Alternatif (D.M.10.b) LAMPIRAN 45

RPP PAI SD Muhammadiyah 1 Alternatif (D.M.10.c) LAMPIRAN 46

Daftar Siswa Kelas 2 Nabi Ibrahim SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 47 Daftar Siswa Kelas 2 Nabi Ismail SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 48 Daftar Siswa Kelas 5 Nabi Daud SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 49 Daftar Siswa Ekstrakurikuler Marching Band SD Muhammadiyah 1 Alternatif

Bola SD Muhammadiyah 1 Alternatif LAMPIRAN 51

LAMPIRAN 50 Daftar

Nilai Raport Alfiana Nur Fadhilah SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 52 Nilai Raport Fahriza Rifandi Medistra SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 53 Nilai Raport Raihan Musthafa Armayadi SD Muhammadiyah

1 Alternatif

LAMPIRAN 54

Daftar Kejuaraan SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 55 Buku Komunikasi SD Muhammadiyah 1 Alternatif LAMPIRAN 56

Profil sekolah SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 57

Visi, Misi dan Motto SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 58

Struktur Organisasi SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 59

Guru dan Karyawan SDIT Ihsanul Fikri

xviii

LAMPIRAN 60 Keadaan Siswa SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 61

Keadaan Sarana dan Prasarana SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 62

Jadwal Harian SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 63

Daftar Nilai Ekstrakurikuler SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 64

RPP Bahasa Arab SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 65 RPP Sains SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 66

Daftar Siswa Kelas 5 D SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 67

Daftar Siswa Kelas 3 A SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 68

Daftar Siswa Kelas 1 A SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 69

Daftar Presensi Tartil Qur’an SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 70

Daftar Presensi Story Telling SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 71

Nilai Raport Maulana Aditya Wijaya SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 72

Nilai Raport Kirana Dewi SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 73

Nilai Raport Anissa Aristawati SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 74

Nilai Raport Arda Setyo Wibowo SDIT Ihsanul Fikri LAMPIRAN 75

Daftar Kejuaraan SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 76

Buku Komunikasi SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 77 Lembar Persetujuan Pembimbing LAMPIRAN 78

Lembar Bimbingan Tesis LAMPIRAN 79

Lembar Persetujuan Proposal LAMPIRAN 80

Pengantar Bimbingan Tesis

xix

LAMPIRAN 81 Permohonan Izin Penelitian LAMPIRAN 82

Dokumentasi Penelitian LAMPIRAN 83

Biografi Penulis

xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa terletak pada bidang pendidikan. Di Indonesia sekarang ini sedang berjuang keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan upaya antara lain: penambahan alokasi dana bagi pendidikan, program peningkatan profesionalisme guru melalui sertifikasi, pembangunan sarana dan prasarana sekolah.

Pembangunan manusia bersumber pada pendidikan baik dari kehidupan keluarga di rumah, maupun pengalaman belajarnya di sekolah dapat memupuk bakat dan kreatifitas para peserta didik dalam

mengembangkan sumber daya manusia 1 . Hal ini merupakan tantangan yang berat bagi pendidik karena pendidikan yang berkualitas akan mencetak

generasi masa depan yang juga berkualitas. Tren dunia pendidikan abad ke-21 kelihatannya lebih berorientasi kepada pengembangan potensi manusia, bukannya memusatkan kepada kemampuan teknikal dalam melakukan eksploitasi alam. Hasil penelitian neuropsikologi menunjukkan bahwa potensi manusia yang sudah teraktualisasikan masih sangat sedikit, baru sekitar 10%. Salah satu intinya adalah bagaimana kita bisa mengoptimalkan potensi mind and brain untuk

1 Conny Semiawan, A.S. Munandar, S.C.U. Munandar, Memupuk Bakat Dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah, Jakarta: Gramedia, 1984, viii.

meraih prestasi peradaban secara cepat dan efisien. 2 Dalam dunia pendidikan dengan menggunakan metode yang tepat seseorang bisa memaksimalkan

potensi yang ada didalam dirinya sehingga dapat meraih prestasi belajar yang berlipat ganda.

Ranah pendidikan yang notabene merupakan tempat untuk mengetahui, membaca, mengenal kepribadian dan kemampuan diri serta sampai di mana kompetensi dirinya dalam hidup ini sebenarnya adalah ranah ideal dan signifikan. Tapi masalahnya ada pada gerak dan proses ranah itu sendiri yang belum efektif dan efisien bagi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Pendidikan yang ada hanyalah proses transfer pengetahuan saja dan belum menyentuh akar yang lebih mendasar lagi seperti penggalian kepribadian, potensi dan mental yang sanggup menghadapi derasnya

perputaran roda jaman. 3 Guru perlu memiliki pengetahuan mengenai siapa siswa tersebut dan

bagaimana karakteristiknya ketika memasuki suatu proses belajar dan mengajar di sekolah. Siswa mempunyai latar belakang tertentu, yang menentukan keberhasilannya dalam mengikuti proses belajar. Tugas guru adalah mengakomodasi keragaman antar siswa tersebut sehingga semua siswa

dapat mencapai tujuan pengajaran. 4 Agar pelayanan pendidikan yang selama ini diberikan peserta didik mencapai sasaran optimal, maka pembelajaran

2 Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009, xiv.

3 Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia, Yogyakarta, Ar-ruzz, 2005, 1. 4 Dedi Supriadi, Membangun Bangsa Melalui Pendidikan, Bandung: Remaja

RosdaKarya, 2005, 79.

harus diselaraskan dengan potensi peserta didik. 5 Karena itu guru perlu melakukan pelacakan potensi peserta didik.

Pembelajaran akan efektif ketika memperhatikan perbedaan- perbedaan individual. Setiap anak dilahirkan dengan kondisi yang terbaik (cerdas) dan membawa potensi serta keunikan masing-masing yang memungkinkan untuk menjadi yang terbaik (cerdas). Hal ini telah difirmankan oleh Allah SWT dalam surat At-Tiin: 4.

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” 6

Manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk sebaik-baiknya. Setiap manusia memiliki keunikan tersendiri. Tidak seorangpun manusia di dunia ini yang diciptakan sama. Hal inilah yang sejak lama dalam ilmu pendidikan dikenal dengan konsep perbedaan individual.

Pola pendidikan yang terjadi saat ini masih banyak yang mengedepankan keseragaman dan pengukuran siswa yang cerdas hanya terbatas pada IQ saja. Penggalian kecerdasan peserta didik masih sangat jarang dilakukan sebagai sandaran utama untuk mengawali setiap rancangan pembelajaran, strategi dan pendekatan yang digunakan, serta evaluasi yang ditetapkan. Kecenderungan minat, bakat, talenta dan ketrampilan dasar belum menjadi bagian yang integral.

5 H. Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 3.

6 Tim Syamil, Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference, Bandung: Sygma Publishing, 2010, 1191.

Dalam teori Gardner (multiple intelligences) mengembangkan 9 kecerdasan antara lain: Verbal linguistik, Kecerdasan logis matematis, Kecerdasan visual spasial, Kecerdasan musika ritmis, Kecerdasan interpersonal, Kecerdasan intrapersonal, Kecerdasan jasmaniah kinestetik,

Kecerdasan naturalis, Inteligensi eksistensial spiritual. 7 Berdasarkan teori multiple intelligences pendidik dapat menumbuh

kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Berarti bukan hanya beberapa kecerdasan saja melainkan seluruh potensi kecerdasan dari masing-masing siswa.

Konsep multiple intelligences yang menitik beratkan pada ranah keunikan selalu menemukan kelebihan setiap anak, lebih jauh lagi konsep ini percaya bahwa tidak ada yang bodoh sebab setiap anak pasti memiliki minimal satu kelebihan. Apabila kelebihan tersebut dapat terdeteksi sejak awal, otomatis kelebihan itu adalah potensi kepandaian sang anak yang dapat dijadikan dasar untuk melejitkan kecerdasan yang ada pada anak tersebut.

Pengembangan multiple intelligences siswa hendaknya dilakukan sejak dini, minimal sejak usia Sekolah Dasar. Hal ini dapat dipahami bahwa usia Sekolah Dasar (usia 6-12 tahun) merupakan masa yang paling penting bagi anak karena hal-hal yang dipelajari pada usia tersebut akan menjadi

pijakan bagi anak untuk perkembangan selanjutnya. 8 Oleh karena itu,

7 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta: Dian Rakyat, 2012, 24.

8 Ariyani Syurfah, Multiple Intelligences for Islamic Teaching: Panduan Melejitkan Kecerdasan Majemuk Anak Melalui Pengajaran Islam, Bandung: Syamil Cipta, Media, 2007, V.

pengembangan multiple intelligences harus tetap memperhatikan tingkat perkembangan mereka.

Dapatkah sekolah dan gurunya memenuhi semua fasilitas untuk kepentingan mengasah multiple intelligences dan sesuai dengan gaya belajar secara proporsional. Sekolah yang besar dapat menyediakan segala macam fasilitas pendidikan yang diperlukan oleh peserta didik. Fasilitas olahraga yang diperlukan oleh sekian cabang olahraga, seperti senam, sudah tentu bulutangkis, atletik, permainan kecil, permainan besar, sampai dengan kolam renang dengan standar internasional. Juga segala macam fasilitas kesenian, baik seni lukis, seni tari, sampai dengan seni kontemporer. Demikian juga dengan fasilitas perpustakaan dengan koleksi yang lengkap untuk semua cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Belum lagi dengan guru-guru yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang kecerdasannya masing-masing. Inilah masalah terbesar untuk menerapkan konsep multiple intelligences dari segi proses belajar mengajar. Pemenuhan fasilitas yang diperlukan untuk mengembangkan potensi kecerdasan itu sudah tentu akan memerlukan anggaran yang sangat besar bagi pemerintah, khususnya juga bagi sekolah.

Disamping itu, dari segi pengalaman lapangan belum diperoleh data yang lengkap tentang kemampuan sekolah dan guru untuk dapat memberikan layanan bagi peserta didik sesuai dengan multiple intelligences. Lagipula, jika peserta didik hanya diberikan layanan untuk satu multiple intelligences yang mungkin dimilikinya, maka ada kekhawatiran peserta didik itu justru tidak memperoleh layanan untuk mengembangkan kecerdasan lainnya, karena Disamping itu, dari segi pengalaman lapangan belum diperoleh data yang lengkap tentang kemampuan sekolah dan guru untuk dapat memberikan layanan bagi peserta didik sesuai dengan multiple intelligences. Lagipula, jika peserta didik hanya diberikan layanan untuk satu multiple intelligences yang mungkin dimilikinya, maka ada kekhawatiran peserta didik itu justru tidak memperoleh layanan untuk mengembangkan kecerdasan lainnya, karena

SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang memasukkan multiple intelligences sebagai salah satu strategi pembelajaran bagi siswa sekolah yang terintegrasi dengan kurikulum yang sudah ada. SD Islam ini membuktikan bahwa strategi multiple intelligences dapat diberikan dan diterima oleh siswanya. Penyampaian multiple intelligences berbeda dengan strategi-strategi yang lain, apalagi bila diterapkan pada usia Sekolah Dasar, tentunya memerlukan strategi khusus sehingga maksud dan tujuan dari proses pembelajaran ini dapat tercapai. Strategi multiple intelligences dalam pembelajaran harus menyesuaikan dengan keadaan jiwa anak dalam masa bermain, bebas berekspresi, dan mencoba-coba sesuatu yang baru sesuai dengan tingkat kecerdasan yang dimilikinya.

Berdasarkan latar belakang diatas serta diiringi dengan keingintahuan yang lebih mendalam tentang penerapan multiple intelligences di sekolah maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul: Implementasi Multiple Intelligences dalam Pembelajaran pada SD berbasis Islam di Kota Magelang

(Studi Kasus di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang) .

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemahaman mengenai multiple intelligences oleh Kepala Sekolah dan Guru-guru di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang?

2. Bagaimana kerangka konseptual implementasi multiple intelligences di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang?

3. Bagaimana implementasi multiple intelligences di dalam pembelajaran di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang?

4. Bagaimana respon siswa dan orang tua siswa terhadap implementasi multiple intelligences?

5. Bagaimana dampak implementasi multiple intelligences pada pembelajaran terhadap kepribadian dan prestasi siswa?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pemahaman mengenai multiple intelligences oleh Kepala Sekolah dan Guru-guru di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang.

b. Untuk mengetahui kerangka konseptual implementasi multiple intelligences di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang.

c. Untuk mengetahui implementasi multiple intelligences di dalam pembelajaran di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang.

d. Untuk mengetahui respon siswa dan orang tua siswa terhadap implementasi multiple intelligences.

e. Untuk mengetahui dampak implementasi multiple intelligences pada pembelajaran terhadap kepribadian dan prestasi siswa.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi lembaga : secara kelembagaan, peneliti ingin mengungkapkan tentang konsep multiple intelligences yang diterapkan di sekolah sehingga siapapun yang berkepentingan bisa mengambil manfaatnya dengan mengacu pada hasil penelitian ini, dan pada penelitian ini diharapkan bisa memberi kontribusi pada penambahan kekayaan literatur tentang konsep multiple intelligences yang saat ini sedang diterapkan di SD Islam Kota Magelang pada khususnya dan sekolah lain yang menerapkan konsep serupa pada umumnya.

b. Bagi pengembang keilmuan: Sebagai wahana untuk memperkaya khazanah pengetahuan kita terutama dalam bidang multiple intelligences.

c. Bagi penulis: Sebagai wahana penambah keilmuan tentang kependidikan terutama dalam bidang yang menitikberatkan pada konsep multiple intelligences yang diterapkan di sekolah.

D. Sistematika penulisan

BAB I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II landasan teori yang meliputi: kajian terdahulu, konsep multiple intelligences yang terdiri dari : teori multiple intelligences, jenis- jenis multiple intelligences. Perkembangan perilaku anak usia SD, multiple intelligences pada sekolah berbasis Islam, Implementasi multiple intelligences.

BAB III metodologi penelitian yang meliputi: jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, sumber data penelitian, instrument pengumpulan data, teknik pengumpulan data, sampling, keabsahan data, analisis data. Tahap-tahap penelitian, desain penelitian, pedoman penelitian.

BAB IV merupakan pengolahan data hasil penelitian tentang pemahaman mengenai multiple intelligences, kerangka konseptual multiple intelligences di sekolah, implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran, respon siswa dan orang tua siswa terhadap implementasi multiple intelligences, dan dampak implementasi multiple intelligences di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang.

BAB V berupa penutup yang merupakan akhir pembahasan dari bab- bab sebelumnya yang berupa: simpulan hasil penelitian dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Terdahulu

Pendekatan multiple intelligences menekankan pada proses pembelajaran yang memperhatikan berbagai aspek kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik. Pendekatan ini dapat diterapkan dalam setiap jenis mata pelajaran termasuk dalam PAI. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan multiple intelligences dalam PAI yaitu Multiple intelligences mampu menjembatani proses pengajaran yang membosankan menjadi suatu pengalaman belajar yang menyenangkan dan siswa tidak hanya dijejali oleh teori semata, melainkan pemahaman berdasarkan kecerdasan yang mereka miliki, selain itu semakin bertambahnya pengetahuan agama siswa terutama dalam PAI baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik berdasarkan kecerdasan yang

ada pada siswa. 1 Selain pencapaian keberhasilan dalam pembelajaran, modul yang

menggunakan konsep multiple intelligences dapat menumbuhkan minat siswa mencapai 83,3 % terhadap pembelajaran IPA dan kenaikan rata-rata analisis

pre-test 13,67 % menjadi 23,73 % setelah melakukan post-test. 2

1 Imamul Muttaqin, Analisis Multiple Intelligences dalam Pendidikan Agama Islam di SD Islam Sabilillah Sidoarjo Jawa Timur, Skripsi Fakultas Tarbiyah Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009. 2 Adriana Gandasari, Pengembangan Modul Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam Sekolah Dasar dengan Pendekatan Teori Multiple Intelligences, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta, 2009.

Metode multiple intelligences juga lebih efektif dilaksanakan daripada metode tradisional. Efektifitas penggunaan multiple intelligences menunjukkan terdapat perbedaan motivasi belajar, sikap terhadap pembelajaran, dan hasil belajar fisika secara bersama-sama antara siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran menggunakan metode intelegensi ganda dengan metode tradisional. Secara individual, masing-masing variable terikat, juga menunjukkan perbedaan yang signifikan antara siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran menggunakan metode intelegensi ganda dengan metode tradisional. Metode intelegensi ganda lebih efektif daripada metode tradisional dalam meningkatkan motivasi belajar, sikap siswa

terhadap pelajaran, dan hasil belajar fisika. 3 Aspek kecerdasan majemuk atau multiple intelligences pada peserta

didik akan mengalami peningkatan dalam model pembelajaran tematik. 4 Selain itu aspek-aspek multiple intelligences terdapat korelasi dengan gender.

Analisis multiple intelligences profiling questinnaire III diperoleh adanya korelasi yang positif antara intelegensi matematik logis dan spasial, adanya korelasi positif antara intelegensi linguistic dan intrapersonal, dan juga ada korelasi positif antara linguistic dan intrapersonal dengan spiritual dan lingkungan. Antara gender, umur dan multiple intelligences menunjukkan bahwa pria memiliki intelegensi matematis logis lebih tinggi dibandingkan

3 Nurdin A. R dan Suyata, Efektifitas Pengguna Metode Intelegensi Ganda dalam Proses Pembelajaran Fisika di SMU, 2004.

4 Lely Halimah, Menumbuhkan Kecerdasan Majemuk Siswa SD melalui penerapan metodologi Quantum Teaching dalam pembelajaran Tematik, 2006.

wanita, dan wanita memiliki intelegensi linguistic lebih tinggi dibandingkan pria. 5

Dalam pengembangan pembelajaran multiple intelligences dan aplikasinya diperlukan pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan multiple intelligences itu sendiri termasuk dalam usia prasekolah. Pihak- pihak yang terlibat dalam pengembangan kecerdasan jamak di TK perlu memahami konsep-konsep yang mencakup perkembangan fisik, kognitif, psikososial, bahasa dan komunikasi. Disamping itu, konsep-konsep yang berkaitan dengan kecerdasan jamak dan indikatornya serta pembelajaran terpadu perlu dipahami karena berkaitan dengan penyusunan prosedur dan

langkah-langkahnya agar dapat dilaksanakan dalam pembelajaran TK. 6 Dari kajian pustaka berupa hasil penelitian-penelitian terdahulu dapat

disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan multiple intelligences dapat menumbuhkembangkan potensi pada siswa yang berdampak pada prestasi siswa semakin meningkat dan menjembatani kebosanan pada saat proses pembelajaran. Pada penelitian terdahulu banyak menitikberatkan pada proses pembelajaran dalam intrakurikuler.

Penelitian sebelumnya yang banyak menekankan pada implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran di intrakurikuler. Namun pada penelitian ini menitikberatkan pada implementasi multiple intelligences dalam strategi pembelajaran baik dalam kegiatan

5 Kirsi Tirri dan Petri Nokelainen, Identification of MI with The Multiple Intelligences Profiling Questinnaire III, 2008.

6 Martini Jamaris, Pengembangan MI dan Aplikasinya melalui pembelajaran terpadu di TK (suatu kajian literature dan aplikasinya), 2004.

intrakurikuler maupun ekstrakurikuler yang membedakan posisi penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu berupa penelitian dalam bentuk tesis “Implementasi Multiple intelligences dalam Pembelajaran pada SD Berbasis Islam di Kota Magelang”. (Studi Kasus di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang).

B. Konsep Multiple Intelligences

1. Teori Multiple Intelligences

Multiple intelligences adalah sebuah teori kecerdasan yang dimunculkan oleh Howard Gardner, adalah seorang pakar psikologi perkembangan dan professor pada Universitas Harvard dari project Zero (kelompok riset) pada tahun 1983. Hal yang menarik dari teori kecerdasan ini adalah terdapat usaha untuk melakukan redefinisi kecerdasan. Sebelum muncul teori multiple intelligences, teori kecerdasan lebih cenderung diartikan secara sempit. Kecerdasan seseorang lebih banyak ditentukan oleh kemampuannya menyelesaikan serangkaian tes IQ, kemudian tes itu diubah menjadi angka standar kecerdasan. Gardner berhasil mendobrak dominasi teori dan tes IQ yang

sejak 1905 banyak digunakan oleh para pakar psikolog di seluruh dunia. 7 Sangat berbeda definisi kecerdasan yang dibuat Gardner dengan

definisi kecerdasan yang telah berlaku sebelumnya. Gardner mengatakan

7 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, Bandung: Kaifa, 2013, 132.

bahwa “Intelligence is the ability to solve problems, or to create products, that are valued within one or more cultural”. 8

Menurut Gardner kecerdasan seseorang tidak diukur dari hasil tes psikologi standar, namun dapat dilihat dari kebiasaan seseorang menyelesaikan masalahnya sendiri (problem solving) dan kebiasaan seseorang menciptakan produk-produk baru yang punya nilai budaya (creativity).

Stenberg mengatakan, sangat terbatas apabila kecerdasan seseorang harus ditentukan dengan angka-angka IQ. Hal ini merupakan reduksi dan penyederhanaan makna yang sangat sempit untuk sebuah esensi luas yang bernama kecerdasan. Bagaimana dengan kemampuan untuk menganalisis, kreativitas, dan kemampuan praktis seseorang? Angka-angka IQ tidak mampu menjawab hal itu. Gardner dengan cerdas memberi label “multiple” (jamak atau majemuk) pada luasnya makna kecerdasan. Gardner menggunakan istilah “multiple” sehingga memungkinkan ranah kecerdasan terus berkembang. Dan ini terbukti: ranah-ranah kecerdasan yang ditemukan terus berkembang, mulai dari 6 kecerdasan (ketika pertama kali konsep itu dimunculkan) hingga 9 kecerdasan. Kecerdasan itu berkembang dan masih banyak lagi kecerdasan yang belum ditemukan Gardner atau ahli lain. Kecerdasan lebih dititikberatkan pada proses untuk mencapai akhir terbaik. Multiple intelligences punya metode discovering ability, artinya proses menemukan kemampuan seseorang. Metode ini meyakini bahwa setiap

8 Howard Gardner, Frames Of Mind (The Theory of Multiple Intelligences), NewYork: Basicbooks, 1983, x.

orang pasti memiliki kecenderungan jenis kecerdasan tertentu. Kecenderungan tersebut harus ditemukan melalui pencarian kecerdasan. Dalam teori multiple intelligences menyarankan kepada kita untuk mempromosikan kemampuan atau kelebihan dan mengubur kelemahan kita. Proses menemukan inilah yang menjadi sumber kecerdasan seorang anak. Dalam menemukan kecerdasan, seorang anak harus dibantu oleh lingkungan, orang tua, guru, sekolah, maupun sistem pendidikan yang

diimplementasikan di suatu negara. 9 Thomas Armstrong menjelaskan bahwa teori multiple

intelligences memperluas lingkup potensi dalam diri manusia di luar batas-batas nilai IQ. Dalam mengembangkan teori multiple intelligences harus berhati-hati untuk tidak menggunakan istilah kecerdasan diukur menggunakan IQ. Dalam menggambarkan perbedaan individual semua orang memiliki kecerdasan. Kemungkinan seseorang yang dianggap memiliki kecerdasan yang lemah dapat berubah menjadi kuat setelah diberi kesempatan untuk berkembang. Titik kunci multiple intelligences adalah kebanyakan orang dapat mengembangkan kecerdasan ke tingkat

yang relatif dapat dikuasainya. 10 Muhammad Yaumi menjelaskan dalam teori multiple intelligences

dibagi dalam roda domain kecerdasan jamak untuk memvisualisasikan hubungan tidak tetap antara berbagai kecerdasan yang dikelompokkan

9 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, Bandung: Kaifa, 2013, 74-78.

10 Thomas Armstrong, Multiple Intelligences In The Classroom, Virginia: ASCD, 2009, 27.

dalam tiga wilayah atau domain yakni: interaktif, analitik, dan introspektif. Ketiga domain ini dimaksudkan untuk menyelaraskan kecerdasan dengan siswa yang ada kemudian diamati oleh guru secara

rutin di dalam ruang kelas. 11 Teori multiple intelligences adalah validasi tertinggi, gagasan

bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat tergantung dalam pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa (pelajar) belajar, di samping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing pembelajar. Teori multiple intelligences bukan hanya mengakui perbedaan individual ini untuk tujuan-tujuan praktis, seperti pengajaran dan penilaian tetapi juga menganggap serta menerimanya sebagai sesuatu yang normal, wajar, bahkan menarik dan sangat berharga. Teori ini merupakan langkah raksasa menuju suatu titik

dimana individu dihargai dan keragaman dibudidayakan. 12 Teori multiple intelligences adalah gagasan bahwa perbedaan

individu sangat penting. Pemakaian dalam pendidikan sangat tergantung pada pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar, disamping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing pembelajar.

11 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta: Dian Rakyat, 2012, 12-14.

12 Julia Jasmine, Metode Mengajar Multiple Intelligences, Bandung: Nuansa Cendekia, 2012, 5-7.

Dalam Islam sebenarnya sudah dikemukakan berbagai pengembangan tentang kecerdasan manusia, yaitu terdapat di dalam ayat- ayat Al-Qur’an. Kecerdasan eksistensial spiritual merupakan kemampuan untuk menempatkan diri dalam hubungannya dengan suatu kosmos yang tak terbatas dengan kondisi manusia seperti makna penciptaan dirinya, kehidupan, kematian dan perjalanan akhir dari dunia. Hal ini sesuai dengan ayat :

Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus. (QS. Al Fatihah: 6) {Ihdina (tunjukilah kami), diambil dari kata hidaayah: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar

memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik}. 13

Dari ayat tersebut dapat diambil hubungan antara kecerdasan eksistensial spiritual dengan hidayah (petunjuk) yang Allah berikan kepada manusia melalui naluri, pancaindera, akal, maupun benih agama dan akidah tauhid pada jiwa manusia. Manusia memahami dengan akalnya bahwa Zat Yang Gaib itulah yang menciptakannya, yang menganugerahkan kepadanya dan kepada jenis manusia seluruhnya, segala sesuatu yang dibutuhkannya yang ada di alam ini, untuk memelihara diri dan mempertahankan hidupnya. Karena merasa berhutang budi pada Zat Yang Gaib, maka dia berfikir bagaimana cara berterima kasih dan membalas budi serta bagaimana cara menyembah Zat Yang Gaib itu. Bila manusia mau memikirkan dari mana datangnya alam

13 Tim Syamil, Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference, Bandung: Sygma Publishing, 2010, 1.

ini, akan sampai pada keyakinan tentang adanya Tuhan, bahkan akan sampai kepada keyakinan tentang keesaan Tuhan (tauhid) karena akidah (keyakinan) tentang keesaan Tuhan ini lebih mudah dan lebih cepat dipahami oleh akal manusia. Karena itu dapat kita tegaskan bahwa

manusia itu menurut nalurinya adalah beragama tauhid. 14 Kecerdasan linguistik yang merupakan kemampuan berbahasa

yang terkandung dalam diri Adam, manusia berakal pertama. Menurut Al-Qur’an, Adam dilebihkan atas makhluk Tuhan yang lain, sehingga iblis harus tunduk padanya karena Adam memiliki kemampuan untuk menyebut nama-nama, suatu keahlian menciptakan, dan memahami simbol-simbol. Allah berfirman:

Artinya: Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu

sembunyikan?" (QS. Al Baqarah: 33). 15

14 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 2009, 21-24.

15 Tim Syamil, Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference, Bandung: Sygma Publishing, 2010, 9.

Selain itu kecerdasan linguistik verbal juga terdapat dalam QS. Ar Rahmaan: 1-4:

Artinya: (Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah mengajarkan Al Qur'an, Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara. 16

Ayat di atas merupakan bukti bahwa Allah telah mengajarkan kepada manusia Al Qur’an dan mengajarkannya (Nabi Muhammad SAW) pandai berbicara sehingga dapat menyampaikan ayat-ayat Al Qur’an kepada umatnya. Dari ayat ini dapat dijadikan dasar pengajaran linguistik verbal kepada manusia.

Anak yang memiliki kecerdasan logis matematis atau cerdas angka akan berfikir secara numerik atau dalam konteks pola serta urutan logis, atau dalam bentuk-bentuk cara berfikir logis yang lain. Allah berfirman:

Artinya: Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang

berilmu. (QS Al-Ankabut: 43) 17

Dari ayat di atas kita akan memahami ayat-ayat Allah dengan berfikir logis. Didalam Al Qur’an banyak perumpamaan-perumpamaan

16 Tim Syamil, Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference, Bandung: Sygma Publishing, 2010, 1059.

17 Tim Syamil, Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference, Bandung: Sygma Publishing, 2010, 799.

yang hanya orang-orang berilmu saja yang akan memahaminya. Untuk memahami perumpamaan tersebut harus dengan berfikir logis.

Selain kecerdasan logis matematis, terdapat juga kecerdasan interpersonal yang tertera dalam ayat berikut:

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi

makan orang miskin (QS Al Maa’uun: 1-3) 18

Dalam QS. Al Maa’uun: 1-3 dijelaskan bahwa orang yang termasuk mendustakan agama adalah orang-orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Dari ayat ini dapat dipetik pelajaran bahwa kasih sayang dan saling tolong menolong dalam agama Islam sangat dianjurkan sesuai dengan karakteristik kecerdasan interpersonal.

2. Jenis-Jenis Multiple Intelligences