Menghormati Asas Praduga Tak Bersalah

58 Sebagaimana telah dirumuskan dalam KUHAP Pasal 1 butir ke 14, tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan, patut diduga sebagai pelaku tindak pidana. Terhadap tersangka harus tetap diberlakukan asas praduga tak bersalah. Seorang tersangka memang bisa ditangkap dan ditahan, tetapi tata cara penangkapan dan penahanannya harus sesuai dengan undang-undang. Di dalam KUHAP Pasal 1 butir ke 5 disebutkan bahwa terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa, dan diadili di sidang pengadilan. Begitu juga terhadap terdakwa, dia harus tetap diperlakukan secara adil, hak-haknya harus tetap dihormati sesuai ketentuan undang-undang. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang didengarnya, dilihatnya, atau dialaminya sendiri. Setiap warga negara seharusnya mau menjadi saksi apabila ia mengetahui sebuah perkara pidana. Fungsi saksi ini sangat penting dalam menegakkan kebenaran. Indonesia sudah waktunya untuk memiliki undang-undang tentang perlindungan saksi mengingat banyak saksi yang terancam ketenteraman dan keselamatan hidupnya karena dituduh mencemarkan nama baik tersangka atau terdakwa. Akibatnya, banyak orang menghindar untuk menjadi saksi. Sebaiknya Anda Tahu Setiap Warga negara Harus Diperlakukan Adil di Depan Peradilan.  Peradilan dilakukan “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.  Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan.  Segala campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali dalam hal-hal sebagaimana disebut dalam Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945.  Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang.  Pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan.

b. Menghormati Asas Praduga Tak Bersalah

Dalam pasal 8 UU No. 14 tahun 1970 dinyatakan bahwa setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut danatau dihadapkan di depan pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sebelum adanya putusan pengadilan, yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Berdasarkan asas ini, bagi seseorang sejak disangka melakukan tindak pidana tertentu sampai mendapat putusan yang mempunyai kekuatan hukum pasti dari hakim pengadilan, masih memiliki hak-hak individunya sebagai warga negara. Dengan hak-hak individu tersebut, seseorang dapat mengajukan dirinya kepada yang berwenang untuk segera mendapat permohonan oleh penyidik tidak dibiarkan sampai berlarut-larut dengan alasan banyak tugas, hak segera mendapat pemeriksaan oleh pengadilan dan mendapat putusan yang seadil-adilnya, hak untuk memperoleh pemberitahuan tentang hal yang disangkakan dan didakwakan, hak untuk mempersiapkan pembela, hak untuk memperoleh juru bahasa kalau dirinya kurang paham menggunakan bahasa Indonesia, hak untuk 59 mendapat bantuan hukum dan selama berada di tahanan berhak untuk mendapat kunjungan dari keluarga. Sebaiknya Anda Tahu Setiap Warga negara Harus Diperlakukan Sama di Depan Hukum  Tidak seorang pun dapat dihadapkan di depan pengadilan selain daripada yang ditentukan oleh undang-undang.  Tidak seorang pun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan, karena alat pembuktian yang sah menurut undang-undang, mendapat keyakinan bahwa seseorang yang dianggap dapat bertanggung jawab, telah bersalah atas perbuatan yang didakwakan atas dirinya.  Tidak seorang pun dapat dikenakan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan, selain atas perintah tertulis oleh kekuasaan yang sah dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang.  Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, danatau dihadapkan di depan pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap.  Setiap orang yang ditangkap, ditahan, dituntut, atau diadili tanpa alasan berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang ditetapkannya, berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi.  Pejabat yang dengan sengaja melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud di atas dipidana. Ketentuan mengenai tata cara penuntutan ganti kerugian, rehabilitasi dan pembebanan ganti kerugian diatur dalam undang-undang.

c. Hak Tersangka dalam Proses Penyidikan dan Pemeriksaan