Deskripsi Lokasi Penelitian

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Yayasan KAKAK

Pada awal berdirinya pada tanggal 23 Juli 1997 yayasan KAKAK merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang fokus utamanya adalah pada perlindungan konsumen. Lembaga ini berdiri sebagai perwujudan dari keprihatinan sekelompok orang yang mempunyai kepedulian dan perhatian besar terhadap permasalahan anak dan konsumen, yaitu Bapak Agus Pambagio, Ibu Dewi Rahmawati, Ibu Emmy LS, Ibu Ira Puspadewi, Bapak Irwanto, Bapak Muhammad Yani, Ibu Nafsiah Mboi, Bapak Sudaryatmo, Ibu Tini Hadad, Bapak Widjanarko ES dan Bapak Widodo. Sehingga mereka memberi nama KAKAK yang merupakan singkatan dari Kepedulian Untuk Konsumen Anak.

Permasalahan konsumen anak yang menonjol akhir-akhir ini adalah semakin meningkatnya pola hidup konsumtif karena gencarnya dunia usaha menjadikan anak-anak sebagai sasaran produk mereka. Sementara itu disisi lain kesadaran dan informasi mereka mengenai barang dan jasa yang dikonsumsinya masih sangat minim. Di lain pihak produsen masih seringkali tidak bertanggung jawab atas barang dan jasa yang diproduksinya dengan melanggar ketentuan- ketentuan, baik yang telah diatur oleh pemerintah maupun yang menyangkut keamanan dan keselamatan jiwa si anak. Dan pemerintahpun masih kurang mengawasi barang-barang dan jasa yang beredar di pasaran.

Dalam perjalanannya, yayasan KAKAK melihat gejala merebaknya prostitusi anak. Dari hasil pengamatan awal, ternyata salah satu sebab keterlibatan mereka dalam industri seks ini adalah karena didorong oleh perilaku konsumtif. Selain itu, anak-anak yang dilacurkan mempunyai masalah dengan kesehatan reproduksinya, baik minimnya pengetahuan mengenai kesehatan maupun penyakit menular seksual yang mereka derita. Sehingga melalui rapat tahunan yang dilakukan di Jakarta, pada bulan Mei tahun 2002 memutuskan untuk Dalam perjalanannya, yayasan KAKAK melihat gejala merebaknya prostitusi anak. Dari hasil pengamatan awal, ternyata salah satu sebab keterlibatan mereka dalam industri seks ini adalah karena didorong oleh perilaku konsumtif. Selain itu, anak-anak yang dilacurkan mempunyai masalah dengan kesehatan reproduksinya, baik minimnya pengetahuan mengenai kesehatan maupun penyakit menular seksual yang mereka derita. Sehingga melalui rapat tahunan yang dilakukan di Jakarta, pada bulan Mei tahun 2002 memutuskan untuk

Yayasan KAKAK melakukan pendampingan terhadap korban perkosaan, karena dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa korban perkosaan adalah beresiko terhadap prostitusi. Karena beberapa hal diantaranya adalah karena mereka merasa sudah terlanjur tidak perawan lagi, merasa bahwa dirinya tidak suci, sehingga menjadikan mereka terjun ke dunia prostitusi. Yayasan KAKAK sudah banyak melakukan usaha untuk terwujudnya perlindungan terhadap anak walau ternyata hasil yang dicapai belum maksimal, karena dalam perjalanannya banyak kesulitan yang dihadapi, baik karena faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor internal antara lain adalah permasalahan sumber daya manusia. Kurangnya pengalaman dari sumber daya manusia yayasan KAKAK dalam pendampingan di lapangan (untuk kasus perkosaan dan pengaduan konsumen), kurangnya pengalaman dalam pengelolaan kelompok- kelompok dampingan yang sudah terbentuk, menjadikan motivasi/alasan sumber daya manusia KAKAK untuk terus belajar. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang dihadapi diantaranya adalah karena tidak responnya pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan anak seperti: tidak tegasnya aparat kepolisian dalam menindak pelaku perkosaan terhadap anak, tidak responnya pengelola sekolah dalam hal pendidikan konsumen yang akan diberikan kepada anak-anak.

2. Visi dan Misi Yayasan KAKAK

a. Visi Yayasan KAKAK

Menciptakan masyarakat Indonesia yang memenuhi hak-hak anak yaitu hak kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi, dengan berdasarkan pada nilai-nilai kepentingan terbaik untuk anak dan non diskriminasi.

1) Memberdayakan masyarakat agar mampu menjamin :

a) Kelangsungan hidup anak

b) Tumbuh kembang anak

c) Perlindungan terhadap anak

2) Menciptakan kesempatan bagi anak agar dapat mengaktualisasikan potensi diri secara optimal

3) Mewujudkan yayasan KAKAK yang profesional, independen dan mandiri

4) Melakukan advokasi terhadap berbagai kebijakan agar berpihak pada anak

3. Tujuan, Mandat dan Peran Strategis Yayasan KAKAK

a. Tujuan Yayasan KAKAK

Memperjuangkan terpenuhinya hak-hak anak, khususnya anak sebagai konsumen dan anak korban eksploitasi seksual melalui pendidikan, advokasi dan pelayanan.

b. Mandat Yayasan KAKAK

Sekumpulan orang yang peduli dan komit untuk memperjuangkan terpenuhinya hak-hak khususnya anak sebagai konsumen dan anak sebagai korban eksploitasi seksual secara profesional, independen, mandiri, terbuka dan berperspektif anak.

c. Peran Strategis Yayasan KAKAK

Dalam rangka mandat, visi, misi dan tujuan tersebut. Yayasan KAKAK ingin menjadikan dirinya sebagai “Agent of Social Change” dengan peran-peran strategis :

1) Community Organizer, dengan fungsi : Memperkuat akses terhadap sumber daya, penguasaan informasi dan organisasi masyarakat.

2) Fasilitator, dengan fungsi : 2) Fasilitator, dengan fungsi :

3) Advokator, dengan fungsi : Mendorong terjadinya perubahan-perubahan kebijakan yang lebih berpihak pada kepentingan dan hak-hak anak.

4) Researcher, dengan fungsi : Melakukan penelitian-penelitian kritis yang mampu mendorong terbangunnya ilmu pengetahuan masyarakat, dan berguna untuk mendukung mengembangkan model pendidikan maupun advokasi.

4. Susunan Organisasi Yayasan KAKAK

Yayasan KAKAK merupakan badan hukum yang staffnya terdiri dari direktur, koordinator perlindungan anak, tiga orang staff internal yang mengurusi administrasi, lima orang staff lapangan selaku pendamping dan seorang penjaga yayasan. Secara keseluruhan berjumlah sebelas orang. Di yayasan KAKAK sering kali terjadi perubahan dan pergantian kepengurusan. Sehingga susunan organisasinya tidak tetap dan mungkin akan ada perubahan kembali.

Yayasan mempunyai organ yang terdiri dari pembina, pengurus, dan pengawas. Untuk meningkatkan aktivitas kegiatan baik di tingkat lembaga dan lapangan, peran pembina lebih diarahkan sebagai moral support maupun technical support . Sedangkan secara fungsional fungsi board antara lain :

1) Merumuskan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan program-program strategis, pengembangan staff dan pengembangan institusi.

2) Mengorganisir pertemuan tiga tahunan

3) Memilih direktur eksekutif.

4) Melakukan monitoring dan evaluasi kelembagaan tiap tiga tahun. Secara lengkap susunan organisasi yayasan KAKAK dijelaskan sebagai berikut : Tabel 2. Susunan Organisasi Yayasan KAKAK

No Nama

Posisi

1 Shoim Sahriyati, S.T

Direktur

Sistem Perlindungan Anak

3 Siswi Yuni Pratiwi, S.Psi

Penjangkau dan Pendamping anak korban ESKA

4 Astri Purwakasari, S.H Pendamping hukum

5 Nur Hidayah, S.E Community Organizer (CO)

6 Atur Fitri Adiati, S.Sos Community Organizer (CO)

7 Ati Fatmawati, S.Kom

Pendamping korban ESKA

8 Sudaryati, S.E

Manager Kantor

9 Sri Rahayu, S.E

Manager Keuangan

10 Hastuti

Staff Administrasi

11 Bapak Ahmad

Penjaga Yayasan

Sumber Data: Profil Yayasan KAKAK