Komersial Anak

Komersial Anak

Yayasan KAKAK dalam menanggulangi ESKA hal utama yang dilakukan adalah dengan melakukan pencegahan ESKA hal ini bertujuan agar meminimalkan resiko anak-anak rentan di wilayah yang rentan agar tidak terjerumus dalam ESKA. Kegiatan pencegahan itu meliputi:

a. Sosialisasi-sosialisasi Pencegahan ESKA

1) Sosialisasi di wilayah Yayasan KAKAK melakukan sosialisasi pencegahan ESKA dengan fokus pada wilayah tertentu, yaitu wilayah yang dinilai rentan yang dapat mempengaruhi perkembangan dan memungkinkan untuk terjadinya eksploitasi seksual komersial pada anak. Wilayah yang dimaksud yaitu kelurahan Semanggi dan Jebres. Dalam melakukan sosialisasi di wilayah, mereka bertemu secara rutin dalam suatu forum meskipun tidak terjadwal, sosialisasi yang dilakukan yaitu untuk anak sendiri dan dewasa sendiri. Sosialisasi untuk anak-anak dilakukan melalui peer education dimana sosialisasi dilakukan oleh teman sebaya, jadi dari anak untuk anak, yang mana sebelumnya anak-anak yang ditunjuk ini sudah mendapatkan pengarahan dari yayasan KAKAK. Sedangkan untuk dewasa mereka membentuk kader-kader, mereka yang ditunjuk menjadi kader inilah yang akan melakukan sosialisasi di lingkungan masyarakatnya. Saat ini yayasan KAKAK juga mulai merintis PPT (Pos Pelayanan Terpadu) di kelurahan pada masing-masing wilayah, dengan tujuan agar masyarakat mau untuk ikut serta melakukan penangganan terhadap anak korban kekerasan dan ESKA di dalam wilayah tersebut. Selain itu untuk menyukseskan program 1) Sosialisasi di wilayah Yayasan KAKAK melakukan sosialisasi pencegahan ESKA dengan fokus pada wilayah tertentu, yaitu wilayah yang dinilai rentan yang dapat mempengaruhi perkembangan dan memungkinkan untuk terjadinya eksploitasi seksual komersial pada anak. Wilayah yang dimaksud yaitu kelurahan Semanggi dan Jebres. Dalam melakukan sosialisasi di wilayah, mereka bertemu secara rutin dalam suatu forum meskipun tidak terjadwal, sosialisasi yang dilakukan yaitu untuk anak sendiri dan dewasa sendiri. Sosialisasi untuk anak-anak dilakukan melalui peer education dimana sosialisasi dilakukan oleh teman sebaya, jadi dari anak untuk anak, yang mana sebelumnya anak-anak yang ditunjuk ini sudah mendapatkan pengarahan dari yayasan KAKAK. Sedangkan untuk dewasa mereka membentuk kader-kader, mereka yang ditunjuk menjadi kader inilah yang akan melakukan sosialisasi di lingkungan masyarakatnya. Saat ini yayasan KAKAK juga mulai merintis PPT (Pos Pelayanan Terpadu) di kelurahan pada masing-masing wilayah, dengan tujuan agar masyarakat mau untuk ikut serta melakukan penangganan terhadap anak korban kekerasan dan ESKA di dalam wilayah tersebut. Selain itu untuk menyukseskan program

2) Sosialisasi di sekolah Sosialisasi pencegahan ESKA juga dilakukan di sekolah, dimana anak- anak usia sekolah ini beresiko tinggi terhadap ESKA. Sosialisasi ini juga difokuskan pada sekolah tertentu, sekolah yang dimaksud adalah SMP N

26 Surakarta dan SMP N 17 Surakarta. Sosialisasi dilakukan oleh guru kepada murid-murid, yang mana sebelumnya guru ini sudah mendapatkan training dari yayasan KAKAK, kemudian disosialisasikan kepada seluruh siswa. Di SMP N 26 Surakarta sosialisasi dilakukan per kelas dengan membuat jadwal jadi guru berbagi tugas untuk melakukan sosialisasi kepada siswa, yaitu guru-guru yang sebelumnya ikut training dengan yayasan KAKAK. Sedangkan di SMP N 17 Surakarta sosialisasi dilakukan oleh masing-masing wali kelas kepada seluruh siswa per kelasnya. Selain itu ada juga mading, mading juga sebagai sebagai salah satu media sosialisasi di sekolah yang bertemakan tentang perlindungan anak maupun untuk mencegah ESKA. Informasi yang disampaikan dalam sosialisasi di sekolah sama dengan yang disampaikan di wilayah. Harapannya dengan melakukan sosialisasi di sekolah praktik ESKA dapat dicegah lebih dini.

b. Kampanye-kampanye Pencegahan ESKA

1) Teater Pencegahan ESKA juga dilakukan melalui pertunjukkan teater. Teater ini sebagai salah satu media terapi bagi anak-anak, sekaligus mempunyai tiga fungsi, yaitu sebagai media pendidikan, media partisipasi bagi anak untuk berekspresi, sekaligus sebagai upaya pencegahan ESKA dimana cerita 1) Teater Pencegahan ESKA juga dilakukan melalui pertunjukkan teater. Teater ini sebagai salah satu media terapi bagi anak-anak, sekaligus mempunyai tiga fungsi, yaitu sebagai media pendidikan, media partisipasi bagi anak untuk berekspresi, sekaligus sebagai upaya pencegahan ESKA dimana cerita

2) Pembuatan film dokumenter Kegiatan pembuatan film dokumenter melatih anak-anak mengembangkan media yang ada selain sebagai salah satu media untuk kampanye. Adapun tema yang diangkat dalam film tersebut memang tidak jauh dari permasalahan yang muncul dalam kehidupan anak korban eksploitasi seksual komersial. Dalam proses pembuatan film dokumenter, anak-anak tidak hanya belajar teorinya saja, tetapi praktek dalam membuat film. Dalam proses tersebut anak-anak benar-benar langsung berperan sebagai cameramen , sutradara, dan pemainnya. Dengan mendapatkan pelatihan dan fasilitas dari yayasan KAKAK. Ternyata dengan kegiatan semacam ini memberikan banyak pembelajaran untuk anak-anak, bagaimana anak-anak menjadi lebih berani tampil, percaya diri, dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat untuk menyalurkan bakatnya. Film dokumenter yang dibuat tersebut kemudian dipertunjukkan dalam lingkungan masyarakat agar pesan moral dalam film tersebut dapat tersampaikan.

3) Peringatan Hari Anak Nasional Melalui peringatan Hari Anak Nasional, sebagai salah satu kampanye pencegahan ESKA. Dengan adanya peringatan Hari Anak Nasional ini diharapkan dapat menjadi peristiwa yang penting untuk mengugah kepedulian dan partisipasi dari semua pihak dalam menghormati dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi, memberikan yang terbaik bagi anak, menjamin semaksimal mungkin kelangsungan hidup dan

komitmen semua pihak dan menyebarluaskan informasi tentang pentingnya hak-hak anak pada para pengambil kebijakan, orang tua dan masyarakat umum. Selain itu untuk mendukung Solo sebagai Kota Layak Anak. Sampai saat ini yayasan KAKAK bekerjasama dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk menyelenggarakan peringatan Hari Anak ini, anak-anak juga sangat antusias ketika diselenggarakan kegiatan semacam ini. Acara peringatan Hari Anak Nasional biasanya diisi dengan teater, seni tari, karawitan, karaoke dan masih banyak lagi. Peringatan Hari Anak ini tentu saja di harapkan bukan hanya sekedar ceremonial atau perayaan saja yang dilakukan setiap tahunnya, tetapi yang terpenting adalah makna yang terkandung dan tujuan dari pokok dari peringatan Hari Anak Nasional itu sendiri.

4) Media massa Yayasan KAKAK juga melakukan kampanye melalui media massa. Kampanye yang dilakukan juga melalui media massa yaitu poster, stiker, iklan layanan masyarakat, surat kabar maupun radio. Hal tersebut untuk menghimbau masyarakat agar peduli terhadap perlindungan anak. Yayasan KAKAK juga mempunyai agenda rutin siaran radio setiap hari kamis jam 10.00-11.00 di Radio PTPN. Dengan membahas isu-isu yang berkaitan dengan kekerasan dan ESKA. Melalui dialog interaktif di radio masyarakat bisa bertanya persoalan dan isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat. Ada juga buletin yang setiap satu bulan sekali diterbitkan oleh yayasan KAKAK yang menyajikan berbagai macam informasi yang diperlukan tentang anak, kekerasan maupun ESKA dengan tema yang berbeda-beda. Anak-anak juga diberikan kesempatan untuk menyalurkan hobinya menulis, membuat cerpen maupun puisi dan karyanya akan dimuat di buletin sahabat. Melalui berbagai media massa ini diharapkan dapat menjangkau masyarakat secara luas.

Komunitas

Partisipasi dari masyarakat maupun anak-anak itu sendiri memang sangat diperlukan sebagai upaya pencegahan ESKA karena salah satu prinsip dari Konvensi Hak Anak yang diadopsi dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 mengenai Perlindungan Anak. Anak, yang dalam hal ini sebagai subyek perlu diberi ruang untuk mengorganisir diri, dilibatkan dalam kampanye-kampanye menentang ESKA, diberi ruang untuk menyampaikan aspirasinya dan suara mereka untuk dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan/kebijakan terkait dengan ESKA. Dalam rangka mewujudkan partisipasi anak, komunitas anak di wilayah Semanggi maupun Jebres membentuk suatu komunitas anak yang diberi nama Community education (Comed). Comed ini dilakukan dengan melibatkan pendidik sebaya. Pendidik sebaya menjadi media anak untuk bisa berpartisipasi dan lebih mudah diterima informasinya jika dilakukan dalam usia yang sebaya. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai upaya pencegahan ESKA di komunitas anak. Dengan demikian anak-anak dapat melakukan tindakan pencegahan minimal terhadap diri mereka sendiri dan selanjutnya dapat menyebarkan informasi tersebut kepada anak lain di sekitarnya. Selain anak-anak juga ada pendidikan komunitas untuk dewasa, di Semanggi namanya FKAPAS (Forum Komunitas Peduli Anak Kelurahan Semanggi) merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam penangganan dan pelayanan kasus kekerasan dan ESKA. Difokuskan juga di dua wilayah Semanggi dan Jebres. Pesertanya yaitu pekerja layak anak, PKK, Karang Taruna, perwakilan masyarakat, pekerja kantor kelurahan dan sebagainya. Kemudian saat ini dimasing-masing kelurahan sudah dirintis yang namanya PPT (Pos Pelayanan Terpadu) dengan adanya PPT ini diharapkan masyarakat dapat berperan untuk mencegah, memantau, mengatasi apabila ada permasalahan terkait anak.

Sangat disadari bahwa masalah ESKA tidak bisa ditangani oleh satu institusi pemerintah saja. Dibutuhkan koordinasi dan kerjasama yang berada di bawah pemerintahan kota. Koordinasi dan kerjasama yang dibangun juga harus melibatkan berbagai komponen masyarakat sipil maupun organisasi masyarakat dan LSM. Dalam rangka pencegahan ESKA yayasan KAKAK melakukan diskusi-diskusi dengan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan ESKA. Diskusi-diskusi yang dilakukan yaitu: diskusi regular untuk perlindungan anak untuk orang dewasa di dua wilayah, Semanggi dan Jebres, diskusi regular untuk perlindungan anak untuk anak di dua wilayah, Semanggi dan Jebres, diskusi berkala untuk monitoring dan upgrading sistem perlindungan ESKA di sekolah maupun di wilayah, dan diskusi tingkat kota dengan pihak-pihak terkait atau stakeholder.

Sebagai bentuk sistem perlindungan anak yang ada di kota Solo untuk penanganan ESKA yayasan KAKAK berkoordinasi dengan lembaga- lembaga yang memberikan penanganan, bersentuhan langsung dengan isu ESKA. Yayasan KAKAK juga melakukan kerjasama melalui workshop dan kelompok diskusi dengan pihak-pihak terkait misalnya Dinas Kesehatan, Bapermas, Baperda, Denkominfo, Kemenag, Dinsosnaker, Kepolisian dan sebagainya, selain itu juga melakukan sosialisasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak kepada lapisan masyarakat, dengan tujuan agar masyarakat lebih memperhatikan kesejahteraan anak dan tidak membiarkan anak-anak terjebak dalam situasi ESKA maupun mencegah anak- anak agar tidak menjadi korban dari pihak-pihak tertentu yang menjadikan anak-anak sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu di kota Solo dengan adanya PTPAS (Pelayanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Kota Surakarta) diharapkan isu ESKA ini bisa masuk dan mampu ditangani bersama-sama oleh pihak-pihak terkait. Saat ini PTPAS memang menyediakan banyak fasilitas untuk memberikan pelayanan bagi korban meliputi: Pelayanan Medis, Pelayanan Konseling, Pelayanan Hukum, Pelayanan Rehabilitasi,

Salah satu upaya yang dilakukan yayasan KAKAK dalam menghapuskan ESKA adalah melalui advokasi kebijakan. Strategi-strategi advokasi dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan berpengaruh dalam melindungi anak-anak. Advokasi akan mengarahkan pemerintah untuk mengambil langkah penting untuk melakukan penghapusan segala bentuk ESKA serta perlindungan anak. Salah satu yang dilakukan Yayasan KAKAK kaitannya dengan advokasi kebijakan, yayasan KAKAK mencoba mengkaji ulang PERDA Penanggulangan Eksploitasi Seksual Komersial Nomor 3 Tahun 2006. Selain mengkaji ulang PERDA yang ingin dilakukan yayasan KAKAK juga memantau lebih lanjut tentang Rencana Aksi Kota yang rencananya akan dibuat oleh pemerintah Kota Surakarta. Sebenarnya yang berkewajiban mengatasi persoalan seputar eksploitasi seksual komersial terhadap anak adalah negara. Negara juga tidak mungkin mengatasi persoalan tersebut sendiri tetapi harus didukung oleh masyarakat, keluarga dan orang tua. Di Surakarta, pemerintah kota sudah membuat beberapa hal untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satunya adalah Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2006 tentang Penanggulangan Eksploitasi Seksual Komersial. Akan tetapi dalam PERDA tersebut tidak memuat hal-hal yang khusus tentang anak, di mana kebutuhan untuk anak sangat berbeda dan lebih spesifik sehingga membutuhkan perlakuan khusus dan berbeda dengan orang dewasa. Hal lain yang sudah dilakukan yaitu adanya Rencana Aksi Kota Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial terhadap Anak, tetapi saat ini belum bisa menjawab kebutuhan anak secara khusus. Dalam melakukan advokasi kebijakan yayasan KAKAK berkoordinasi dengan KIPAS (Komite Indipenden Perlindungan Perempuan dan Anak Surakarta) jadi KIPAS ini bertugas untuk melihat lebih dalam lagi kebijakan di kota Solo yang berkaitan dengan anak. Dengan berkoordinasi dengan KIPAS yayasan KAKAK mempunyai ruang untuk menyampaikan aspirasinya untuk dapat dipertimbangkan di dalam