Tujuan Yayasan

b. Tujuan Yayasan

Setiap organisasi, atau yayasan, memiliki tujuan yang spesifik dan unik yang baik itu yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan yang bersifat kuantitatif mencakup pencapaian laba maksimum,

penguasaan pangsa pasar, pertumbuhan organisasi, dan produktivitas. Sementara tujuan kualitatif dapat disebutkan sebagai efisiensi dan efektivitas organisasi, manajemen organisasi yang tangguh, moral karyawan yang tinggi, reputasi organisasi, stabilitas, pelayanan kepada masyarakat, dan citra perusahaan. (Indra Bastian, 2007: 2)

Menurut Indra Bastian (2007: 3) mengatakan bahwa “tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir, titik akhir, atau segala sesuatu yang akan dicapai. Setiap tujuan kegiatan disebut sebagai sasaran atau target ”.

Beberapa ahli membedakan arti tujuan dan sasaran, di mana tujuan mempunyai pengertian yang lebih luas, sedangkan sasaran adalah lebih khusus. Namun, banyak ahli tidak membedakan keduanya. Istilah tujuan dan sasaran digunakan dalam pengertian yang sama untuk menunjukkan hasil akhir yang dicari dan akan dicapai. Keduanya mempunyai nilai orientasi dan kondisi yang diinginkan, terutama peningkatan prestasi organisasi.

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, Yayasan mempunyai fungsi sebagai pranata hukum dalam rangka Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, Yayasan mempunyai fungsi sebagai pranata hukum dalam rangka

Jadi yayasan itu mempunyai fungsi dimana posisinya sebagai suatu pranata hukum berdasarkan undang-undang bergerak dalam bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.

1) Visi “Visi merupakan pandangan ke depan di mana suatu organisasi

akan diarahkan. Dengan mempunyai visi, yayasan dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif ”. (Indra Bastian, 2007: 3)

Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan. Menurut Indra Bastian (2007: 3) rumusan visi harus memperhatikan beberapa hal:

a) Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah yayasan.

b) Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas.

c) Memiliki orientasi terhadap masa depan, sehingga segenap jajaran harus berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan yayasan.

d) Mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan yayasan.

e) Mampu menjamin keseimbangan kepemimpinan yayasan.

Rumusan visi yang jelas diharapkan mampu untuk:

a) Menarik komitmen dan mengerakkan orang.

b) Menciptakan makna bagi kehidupan pengurus yayasan.

c) Menciptakan standar keunggulan.

d) Menjembatani keadaaan sekarang dan keadaan masa depan.

(Indra Bastian, 2007: 3)

Visi perlu ditanamkan dalam setiap yayasan, sehingga visi bersama, pada gilirannya mampu mengerahkan dan mengerakkan segala sumber daya.

Dalam suatu organisasi sebelum yayasan menentukan tujuannya maka misi atau maksud dari yayasan harus ditetapkan terlebih dahulu. Misi menurut Indra Bastian (2007: 3) “Misi adalah suatu pernyataan umum tentang maksud yayasan. Misi suatu yayasan adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi lainnya dan yang mengidentifikasikan ruang lingkup operasi”.

Selanjutn ya dikemukakan bahwa, “Misi adalah sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh suatu yayasan sebagai penjabaran atas visi yang telah ditetapkan ”. (Indra Bastian, 2007: 3)

Dengan pernyataan misi, seluruh unsur yayasan dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui serta mengenal keberadaan dan peran yayasannya. Perumusan misi harus mampu:

a) Melingkupi semua pesan yang terdapat dalam visi;

b) Memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai;

c) Memberikan petunjuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani;

d) Memperhitungkan berbagai masukan dari stakeholders (pihak-pihak yang berkepentingan). (Indra Bastian, 2007: 4)

Sumber pembiayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. Selain itu, yayasan juga memperoleh sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat seperti berupa: wakaf, hibah, hibah wasiat, dan perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat adalah sumbangan atau bantuan sukarela yang diterima yayasan, baik dari negara, bantuan luar negeri, masyarakat, maupun pihak lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan yang dimaksud dengan perolehan lain misalnya deviden, bunga tabungan bank, sewa gedung, dan perolehan dari usaha yayasan.

Struktur organisasi yayasan merupakan turunan dari fungsi, strategi, dan tujuan organisasi. dalam yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, yayasan mempunyai organ yang terdiri dari Pembina, Pengurus, dan Pengawas.

1) Pembina adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus atau pengawas oleh Undang-Undang tersebut atau anggaran dasar.

2) Pengurus adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan, dan pihak yang dapat diangkat menjadi pengurus adalah individu yang individu yang mampu melakukan perbuatan hukum.

3) Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. (Indra Bastian, 2007: 4)

Jadi yayasan mempunyai organ yang terdiri dari Pembina, pengurus dan pengawas yang mempunyai tugas masing-masing.