1 Prosedur penelitian
Gambar 3.1 Prosedur penelitian
Keterangan :
1. Heuristik
Heuristik adalah kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis, tercetak atau sumber lain yang relevan dengan penelitian ini (Notosusanto, 1978). Sedangkan Menurut Sidi Gazalba heuristik adalah kegiatan mencari bahan atau menyelidiki sumber sejarah untuk mendapatkan bahan penelitian (1981).
Banyak ahli metodologi yang telah mencoba membuat klasifikasi, dari yang sangat sederhana sampai pada yang bercabang-cabang. Klasifikasi yang sederhana mengenai sumber sejarah terdiri atas tiga macam, Notosusanto (1978) berpendapat, “Pertama, sumber benda (bangunan, perkakas, senjata); kedua sumber tertulis (dokumen); dan ketiga sumber lisan (misalnya hasil wawancara)” (hlm. 36).
Pada tahap ini peneliti berusaha mencari dan menemukan sumber-sumber tertulis berupa buku-buku serta bentuk kepustakaan lain yang relevan dengan tema penelitian. Sumber berupa buku-buku literatur diperoleh dari beberapa perpustakaan di antaranya Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan
commit to user
Surakarta, Perpustakaan Kota Surakarta, dan lain-lain.
2. Kritik
Setiap sumber memiliki aspek ekstern dan intern. Aspek eksternnya bersangkutan dengan persoalan apakah sumber itu memang merupakan sumber; artinya sumber sejati yang peneliti butuhkan. Aspek internnya bertalian apakah sumber itu dapat memberikan informasi yang peneliti butuhkan. Karena itu sumber-sumber sejarah mempunyai dua segi, ekstern dan intern (Notosusanto, 1978).
Kritik merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyelidiki jejak-jejak sejarah yang telah dikumpulkan, yaitu yang menyangkut jejak-jejak sejarah itu dapat dipercaya atau tidak. Kritik terbagi menjadi dua macam yaitu kritik ekstern dan kritik intern.
Kritik ekstern adalah kritik yang meliputi apakah data itu otentik, yaitu kenyataan identitasnya, bukan tiruan, turunan, palsu, kesemuanya dilakukan dengan meneliti bahan yang dipakai, ejaan, tahun terbit, jabatan penulis. Dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menyeleksi bentuk sumber data sejarah tertulis berupa buku-buku literatur, surat kabar, majalah. Berbagai bentuk sumber data tersebut dikelompokkan ke dalam jenis sumber data tertulis primer atau sekunder. Aspek fisik kedua jenis sumber data sejarah tersebut, diidentifikasi meliputi pengarang, tahun, dan tempat penulisan, atau penerbitan sumber data sejarah tertulis, orisinalitas, penulisan apakah ditulis pengarang tersebut atau tidak.
Kritik intern adalah kritik yang berkaitan dengan isi pernyataan yang disampaikan oleh sejarawan. Kritik intern juga menyangkut apakah sumber tersebut dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Setelah sumber dinilai keasliannya, kemudian dilakukan kritik intern untuk dapat memastikan kebenaran isi sumber, yang dapat ditempuh dengan cara membandingkan sumber sejarah yang satu dengan sumber sejarah yang lain. Kebenaran isi dari sumber tersebut dapat dilihat dari isi pernyataan dan berita yang ditulis dari sumber yang satu dengan sumber yang lain. Kritik intern dalam penelitian ini dilaksanakan dengan
commit to user
pengarang atau pembuat sumber, yang memberikan informasi mengenai masa lampau yang ingin diketahui, dan harus ada kepastian bahwa kesaksiannya dapat dipercaya. Kerja kritik adalah membandingkan isi sumber. Hasil dari kritik sumber ialah fakta yang merupakan unsur-unsur bagi penyusunan atau rekonstruksi sejarah. Setelah dilakukan kritik, maka langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi.
3. Interpretasi
Tahap interpretasi atau penafsiran sejarah sering disebut dengan analisis sejarah. Dalam penelitian ini, interpretasi dilakukan dengan cara menghubungkan atau mengaitkan sumber sejarah yang satu dengan sumber sejarah lain, sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa masa lampau yang menjadi obyek penelitian. Kemudian sumber tersebut ditafsirkan, diberi makna dan ditemukan arti yang sebenarnya sehingga dapat dipahami makna tersebut sesuai dengan pemikiran yang logis berdasarkan obyek penelitian yang dikaji. Dengan demikian dari kegiatan kritik sumber dan interpretasi tersebut dihasilkan fakta sejarah atau sintesis sejarah
4. Historiografi
Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah/historis) adalah merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis, diakronis dan sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Sifat uraian itu harus benar-benar tampak, karena hal itu merupakan bagian dari ciri karya sejarah sebagai penulisan ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu.
Dudung Abdurahman (2007:76) menyatakan bahwa historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Dalam laporan penelitian ilmiah, penulisan hasil penelitian sejarah dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian dari awal (fase perencanaan) sampai dengan akhir yaitu dilakukannya penarikan kesimpulan.
commit to user
penulisan karya ilmiah pada umumnya, kaidah-kaidah tersebut antara lain:
a. Bahasa yang digunakan harus bahasa yang baik dan benar menurut kaidah bahasa yang bersangkutan. Karya ilmiah dituntut untuk menggunakan kalimat efektif.
b. Memperhatikan konsistensi, antara lain dalam penempatan tanda baca, penggunaan istilah, dan penunjukan sumber.
c. Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai dengan konteks permasalahannya.
d. Format penulisan harus sesuai dengan kaidah atau pedoman yang berlaku, termasuk format penulisan bibliografi/daftar pustaka/daftar sumber.
Hasil penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya analisis mengenai pemikiran pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara serta mengetahui implementasi dari pemikiran pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara tehadap pendidikan di Indonesia.
commit to user