Sistem Among

a) Sistem Among

Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan mempunyai konsep tentang metode Among. Kata “among” yang berasal dari bahasa Jawa,

commit to user

jiwanya penuh pengabdian. Pamong atau Inang pengasuh, mempunyai tugas untuk mengasuh anak dengan penuh pengabdian. Metode among berjiwa kekeluargaan, sehingga memberi gambaran tentang interaksi yang harus terjadi antara pamong-siswa (Suratman, 1989).

Kelahiran Sistem Among dapat dikatakan mendapat inspirasi para ahli dari luar negeri, terutama sesudah Ki Hajar mendalami pemikiran dari para ahli tersebut. Pengaruh dari para ahli yang diterima Ki Hajar tidak begitu saja diterima tetapi diolah sesuai dengan situasi dan kondisi sosial budaya bangsa Indonesia, dan dari hal itu dapat dilihat sikap selektif adaptif Ki Hajar Dewantara (Hariyadi, 1985).

Kata “mong” atau “among” sering ditemukan dalam beberapa kata majemuk seperti: among putro, among mitro, among tamu, among dagang, among tani. Dalam ungkapan tersebut selalu terdapat perilaku seseorang yang akan selalu berusaha agar bisa menyenangkan, menggembirakan, menyelamatkan dan membahagiakan pihak lain. Jadi mengamong atau sikap among mengandung makna: membantu, memelihara suasana, menciptakan iklim yang kondusif, disertai rasa tanggung jawab, kerelaan berkorban, penih pengabdian dan dilandasi kasih sayang serta kemanusiaan (Suratman, 1990).

Mengenai sistem Among Ki Hajar Dewantara (1977) menjelaskan secara lebih rinci sebagai berikut: Dalam sistem Among pengajaran berarti mendidik anak agar menjadi

manusia yang merdeka batinnya, merdeka fikirannya dan merdeka tenaganya. Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja, akan tetapi juga harus mendidik murid agar dapat mencari sendiri pengetahuan dan menggunakannya untuk kepentingan umum. Pengetahuan yang baik dan perlu yaitu yang bermanfaat untuk keperluan lahir dan batin dalam hidup bersama (hlm. 48).

Menurut Ki Hajar Dewantara dalam sistem “among” bukan saja pamong (guru) yang mengikuti anak didiknya dari belakang dengan memberikan kebebasan berkreasi, tetapi juga harus mampu bersikap keras jika diketahui anak didiknya nyeleweng. Dalam hal ini pamong juga harus

commit to user

masyarakatnya (Oethomosoekranah, 1981). Ki Hajar Dewantara dengan Sistem Amongnya mengoreksi sistem pendidikan kolonial pada saat itu dengan usaha mendidik manusia seutuhnya, dalam mendidik yang dikembangkan bukan saja aspek kognitifnya, tetapi juga aspek afektif dan psikomotoriknya (Hariyadi, 1985).

Pamong harus menjadi teladan, baik perilaku maupun tutur katanya. Pamong harus memberikan kemerdekaan kepada siswa untuk mengembangkan jiwa raganya, disamping itu pamong juga harus memberikan contoh-contoh, bantuan-bantuan, petunjuk serta pertimbangan kepada anak didiknya (Oethomosoekranah, 1979).

Sistem among diturunkan dari asas kodrat alam. Sistem among bermaksud mengganti sistem pendidikan lama yang menggunakan perintah, paksaan, dan hukuman. Kewajiban belajar yang sejati hanya dapat diperoleh dengan perkembangan kodrati. Perkembangan kodrati hanya dapat dicapai dengan sistem among, yaitu sistem pendidikan dengan guru yang berperan sebagai pamong yaitu sebagai pemimpin yang berdiri di belakang, dengan semboyan “tut wuri andayani”, yakni tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak-anak didik untuk berjalan sendiri, tidak terus- menerus “dituntun” dari depan (Mudyahardjo, 2001).

Sistem Among merupakan pendukung dan pelaksana aliran pendidikan merdeka. Dasar kemerdekaan merupakan keharusan pada tiap usaha pendidikan, sehingga iklim pendidikan harus bersuasanakan kemerdekaan pula. Kemerdekaan merupakan syarat untuk membantu perkembangan segala potensi kodrati anak didik tanpa tekanan dan hambatan sehingga memungkinkan perkembangan pribadi yang kuat serta berjiwa merdeka (Hariyadi, 1985).

Sikap yang ditempuh guru dalam pendidikan salah satu diantaranya yaitu sikap laku among. Suratman (1980) berpendapat, “guru dapat bersikap among dengan memperhatikan segala sifat kodrati yang ada pada anak didiknya, dengan penuh kesadaran bahwa segala potensi harus dibantu

commit to user

anak mampu memanfaatkan secara efektif kebebasan yang dimilikinya” (hlm. 19).

Semua ajaran Ki Hajar Dewantara sejatinya bertujuan agar kehidupan menjadi aman, tentram lahir dan batin, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi terutama untuk masyarakat umum. Ki Hajar Dewantara menolak sistem pendidikan Belanda yang tujuannya hanya untuk mencetak pegawai rendah yang akan dipekerjakan di perusahaan milik Belanda. Ki Hajar mempunyai keyakinan bahwa dalam dunia pendidikan itu harus ada kebebasan pribadi (Tesabudi, 1978).

Menurut Ki Hajar, isi pendidikan bukan saja sekedar memberi pengetahuan pada anak didiknya, tetapi juga dilengkapi dengan pendidikan yang mengandung nilai-nilai budaya bangsa, semangat kebangsaan, jiwa merdeka, kemanusiaan, keterampilan, sejarah kebangsaan, kesenian dan olahraga (pencaksilat) yang mengandung nilai-nilai kultural bangsa. Pada hakekatnya sistem Among merupakan sistem pergaulan antar manusia yang dilandasi oleh sikap cinta kasih, saling menghormati, saling menghargai, demokratis, tidak ingin menguasai dan menundukkan orang lain untuk kepentingan dirinya (Hariyadi, 1985).

Ki Hajar Dewantara mewariskan api semangatnya kepada kita. pertama, kemampuan Ki Hajar dalam mengambil pilihan yang tepat untuk zamannya. Kedua, keberanian dan kemampuan dalam mempertahankan dan menjalankan pilihannya tersebut (Hermit, 1985).

Sistem among yang menonjol adalah penempatan anak sebagai figur sentral dalam proses pendidikan sedangkan pamong (guru) ditempatkan sebagai penuntun/ pembimbing/ pengemong yang dengan sepenuh jiwa mengabdikan hidupnya bagi kepentingan sang anak. Kodrat atau fitrah anak sebagai manusia diberi keleluasaan tumbuh dan berkembang sehingga anak dapat dihantarkan menuju kearah kemerdekaan lahir batin dan mampu menjadi manusia yang berarti bagi dirinya sendiri dan bagi manusia lainnya (Gunawan, 1989).

commit to user

potensi kodrati yang ada pada anak dalam proses pembentukan kepribadiannya. Menurut pengalaman Taman Siswa, sistem among ternyata mampu mempererat hubungan pamong-siswa berdasarkan jiwa kekeluargaan dan merupakan metode yang cukup demokratis (Suratman, 1990).

Sistem Among ini oleh Ki Hajar Dewantara diibaratkan petani yang memelihara tanamannya. Seorang guru dalam mendidik anak itu harus sesuai dengan kodrat masing-masing anak. Bakat dan karakter anak nantinya pasti akan menumbuhkan suatu hasil berdasarkan kodratnya sendiri-sendiri. Guru tidak boleh memaksa anak harus menjadi apa nantinya, kewajiban guru hanya menuntun dan mengarahkan anak menuju ke arah yang baik (Tesabudi, 1978).

Sistem pendidikan Among dan Tut Wuri Handayani yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara, telah dipakai oleh pemerintah dalam memajukan pendidikan nasional. Demikian pula dengan Tri Pusat Pendidikan, harus bisa berjalan seiring agar anak didik benar-benar mandiri dan bisa diandalkan (Probohening, 1987).

Dokumen yang terkait

1. No. Responden: 2. Nama : 3. Umur : 4. Kelas : - Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 0 22

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 1 16

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 1 10

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat dan Kegiatan Operasional Perusahaan ` 2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Perkebunan Nusantara II (persero) Kebun Sampali berkedudukan di pasar - Efisiensi Pengelolaan Dana Dalam Rangka Meningkatkan Rentabilita

0 1 15

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan - Analisis Pinjaman Polis di AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

0 1 27

BAB II BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT A. Sejarah Ringkas 1. Kementerian Pekerjaan Umum - Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Balai Wilayah Sungai S

0 0 30

BAB II PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN A. Sejarah Ringkas - Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

0 1 31

BAB II DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN A. Sejarah Ringkas - Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada Dinas Perhubungan Kota Medan

0 0 26

BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - Peranan Kepimimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kcu Universitas Sumatera Utara.

0 0 11

PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Perbedaan Tingkat Depresi pada M ahasiswi S1 yang Sudah Menikah dan Belum Menikah di Unversitas Sebelas Maret Surakarta

0 1 46