Perkawinan Individu

Perkawinan Individu

k. ternak berusaha mengasingkan diri.

Proses kelahiran dapat dibedakan Yaitu dengan cara ternak betina yang sedang berahi dibawa ke tempat pejantan

menjadi tiga tahap yaitu : atau sebaliknya. Pejantan mengawini dua kali setelah itu betina yang baru dikawini tersebut

Tahap pertama

dibawa jalan jalan agar sperma bisa cepat Pertama-tama uterus akan berkontraksi bertemu dengan ovum.

dan secara bertahap akan mendorong

kantong air terhadap sisi uterin menyebabkan Perkawinan Kelompok

serviks berdilatasi. Tahap pertama ini, pada

Yaitu sekelompok ternak betina dibiarkan sapi, antara 2 sampai 6 jam.

hidup bersama-sama dengan seekor pejantan, baik dikandang maupun dipadang

Tahap kedua

penggembalaan, secara terus menerus Terjadi kelahiran yang sebenarnya yaitu selama 60 hari. Apabila masih ada beberapa

fetus keluar dari uterus melalui cerviks dan betina yang masih belum bunting, diberi vagina. Pada saat ini kantong air akan pecah kesempatan untuk berkumpul sekali lagi. secara refleks dan mengawali kontraksi otot-

Ada beberapa alasan mengapa sering otot abdomina. Dengan adanya dua macam terjadi keterlambatan kebuntingan atau

kontraksi yaitu kontraksi uterus dan kontraksi kelahiran, diantaranya : abdominal maka fetus akan terdorong,

a. tidak menyadari akan pentingannya melintasi saluran kelahiran.

mempunyai pejantan sendiri.

b. perkawinan yang dipaksakan pada waktu

Tahap ketiga

ternak tidak berahi tidak akan Tahap ketiga adalah pengeluaran

menghasilkan kebuntingan. placenta, mengikuti fetus keluar.

c. pejantan–pejantan dicampur dengan betina-betina sepanjang waktu.

3.3 Perkawinan Ternak.

d. induk yang kurang makan sukar untuk menjadi bunting dan hasil anaknya jelek.

Pada garis besarnya sistem perkawinan

e. pengaruh panas udara

ternak dapat dibedakan menjadi 2 cara yaitu :

3.3.1 Perkawinan Alami

Perkawinan alami yaitu suatu

3.3.1.2 Sistem Perkawinan

c. Perkawinan pertama.

Ada dua sistem perkawinan pada sapi Walaupun ternak sudah mencapai yaitu :

pubertas, tetapi belum boleh dikawinkan

a. Hand Mating, yang biasanya karena mencapai kedewasaan tubuh terlebih dahulu. Pada saat ternak telah

dilaksanakan dalam suatu kandang khusus.

memiliki kedewasaan tubuh, memiliki

b. Pasture Mating, yaitu perkawinan yang bagian-bagian tubuh yang harmonis dan seimbang antara organ yang satu dengan

dilaksanakan dalam suatu pasture atau padang penggembalaan yang cukup

organ lainnya.

luas, dimana betina-betina dan

d. Perkawinan yang tepat pada waktu betina pejantannya dibiarkan untuk melakukan

sedang berahi. perkawinan secara alami yang dilakukan e. Pengaturan perkawinan dengan

dalam pasture.

penyerempakan berahi.

f. Untuk meningkatkan atau memberikan

keuntungan yang maksimal salah Semua hewan ternak, baik sapi maupun satunya dengan cara kita mampu ternak lainnya perlu suatu perkawinan yang

mengatur produktivitas induk-induk terarah. Perkawinan terarah merupakan salah ternak, sehingga akan melahirkan anak satu bentuk perkembangbiakan produktif,

dengan umur yang sebaya yang siap oleh sebab itu semua proses harus

dipasarkan. Untuk itu dapat dilakukan diperhatikan. dengan cara mengawinkan induk-induk

betina secara bersamaan sehingga Untuk melakukan perkawinan ada

induk-induk tersebut akan melahirkan beberapa langkah persiapan yang harus di

dengan waktu yang bersamaan. Untuk itu lakukan seperti :

perlu dilakukan metode rekayasa proses

a. pemeriksaan induk yang pernah beranak. reproduksi terjadi berahi secara

b. pemberian pakan yang bermutu. bersamaan atau lebih dikenal dengan

istilah penyerentakan berahi. Kunci keberhasilan suatu perkawinan

ternak sangat tergantung dari: Penyerentakan berahi diatur oleh :

a. Tingkat kesuburan ternak betina maupun • Penggunaan hormon pejantannya serta pengaturan • Perangsangan dengan pejantan perkawinan. Kesuburan ternak betina

• Penggunaan metode inseminasi dapat diukur dari keteraturan dan

buatan dan sinar laser

kemampuan beranak dengan cepat. Sedangkan kesuburan pejantan dapat

3.3.2 Perkawinan Buatan (Artificial

diukur dari sifat kejantannya dan jumlah

Insemination)

serta kualitas sperma yang dihasilkan. Inseminasi buatan adalah terjemahan

b. Pengaturan perkawinan oleh peternak. dari artificial insemination (inggris), Artificial Meskipun ternak betina dan pejantannya artinya buatan atau tiruan sedangkan dalam kondisi subur, tetapi apabila insemination berasal dari kata latin peternak kurang memperhatikan tingkah inseminatus

(in

artinya pemasukan,

laku reproduksi ternak yang penyampaian atau deposisi. Semen adalah dipeliharanya maka kesempatan yang cairan yang mengandung sel-sel kelamin baik untuk mengawinkan ternak akan jantan yang diejakulasikan melalui penis pada laku reproduksi ternak yang penyampaian atau deposisi. Semen adalah dipeliharanya maka kesempatan yang cairan yang mengandung sel-sel kelamin baik untuk mengawinkan ternak akan jantan yang diejakulasikan melalui penis pada

pemasukan atau penyampaian semen kedalam saluran kelamin betina dengan

3.3.2.1 Pengambilan Semen

menggunakan alat-alat buatan manusia, jadi

Ada beberapa metode penampungan bukan secara alami. semen yang dapat dilakukan untuk inseminasi

Inseminasi buatan merupakan buatan, seperti metode pengurutan, metode perkawinan dengan menggunakan teknologi elektro ejakulator dan metode vagina buatan. dengan bantuan manusia di mana dengan IB

Salah satu cara yang paling umum adalah ini diharapkan dapat memperbaiki ternak- metode vagina buatan. ternak yang mempunyai genetic jelek yang

Alat-alat yang digunakan:

ada, diganti dengan bibit-bibit yang

a. silinder karet

genetiknya baik, agar dapat meningkatkan

b. selongsong dalam

baik populasi maupun produktivitas ternak.

c. tabung penampung

Oleh karena itu pelaksanaan IB sangat

d. corong

penting dipelajari. Sebelum dilakukan penyadapan, apabila preputium terlalu panjang perlu di gunting,

Hal-hal yang perlu dipelajari dalam tetapi jangan terlalu pendek. Bersihkan pelaksanaan IB adalah :

preputium dan daerah sekitarnya

a. menyediakan semen beku. menggunakan sabun dan air hangat

b. menyiapkan peralatan dan bahan kemudian keringkan menggunakan handuk. penunjang.

c. mengoperasionalkan IB. Demikian juga di bagian belakang sekitar

d. merawat peralatan IB, dan pangkal ekor hewan pemancing (betina).

e. mencatat pelaksanaan IB secara detil. Contoh vagina buatan tertera pada Gambar

34, sedangkan contoh penyadapan semen Inseminasi buatan merupakan cara pada sapi tertera pada Gambar 35.

yang ampuh yang pernah diciptakan manusia

3.3.2.2 Pemeriksaan Semen

untuk meningkatkan populasi dan produksi hewan baik secara kuantitatif maupun secara

Pemeriksaan semen dilakukan secara kualitatif. Teknik Inseminasi buatan sudah makroskopis seperti volume, warna dan

konsistensi. Sedangkan secara mikroskopis sangat meluas dan sudah populer terutama meliputi :

dalam bidang peternakan khususnya lagi

a. Menaksir kualitas semen/air mani. pada sapi perah.

b. Menaksir prosentase sperma dalam Dalam praktek, prosedur inseminasi

semen. buatan tidak hanya meliputi deposisi atau c. Menghitung sperma dengan

penyampaian semen kedalam saluran

hymocytometer.

kelamin betina, tetapi mencakup juga seleksi

d. Menghitung sperma hidup dan yang mati dan pemeliharaan pejantan, penampungan,

dengan pewarnaan. penyimpanan atau pengawetan (pendinginan e. Melihat morfologi sperma dan

menghitung sperma normal dan yang dan pembekuan) dan pengangkutan semen,

abnormal.

inseminasi, pencatatan dan penentuan hasil

f. Contoh alat pemeriksaan semen tertera inseminasi pada hewan betina serta

pada Gambar 36

bimbingan dan penyuluhan peternak, khususnya bagi penerapan IB di bidang

3.3.2.3 Pengenceran semen

peternakan. Fungsi pengencer semen diantaranya:

a. sumber makanan atau nutrisi untuk a. sumber makanan atau nutrisi untuk

Gambar 37.

b. Pelindung spermatozoa dari pertumbuhan kuman.

3.4 Penerapan Bio-Teknologi Reproduksi

c. Mempertahankan tekanan osmotik.

d. Mencegah perubahan PH. Teknologi reproduksi merupakan satu

e. Mengurangi kerusakan sperma karena kesatuan dari teknik-teknik rekayasa

“cold shock reproduksi hewan yang dikembangkan melalui suatu proses penelitian dalam bidang

3.3.2.4 Pelaksanaan (Prosedur) Inseminasi

reproduksi ternak secara terus-menerus dan berkesinambungan, hasilnya dapat

Metode inseminasi yang sering diaplikasikan untuk tujuan tertentu.

digunakan adalah dengan menggunakan rektovaginal. Rektovaginal merupakan

Ada beberapa produk hasil teknologi metode yang lebih umum dan biasa di pakai reproduksi yang dapat diketahui, di antaranya: pada saat ini karena lebih praktis dan lebih

efektif. Caranya :

3.4.1 Perangsangan berahi (Stimulasi

estrus)

a. cucilah telapak tangan dengan sabun Perangsangan berahi adalah suatu dan air sampai bersih.

metode yang dilakukan baik secara mekanik

b. ambil sarung tangan plastik atau karet dan/atau kimiawi untuk memanipulasi siklus dan masukkan di tangan kiri. Sarung reproduksi hewan agar dapat mempercepat tangan tidak mutlak dipakai.

terjadinya berahi dan ovulasi dengan tujuan

c. celupkan sedikit ujung tangan dengan untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi

sedikit air sabun. manajemen (biaya, waktu dan tenaga).

d. tangan kiri yang bersarung plastik Perangsangan berahi dapat dibedakan dimasukkan ke dalam rektum secara menjadi dua, yaitu induksi berahi dan pelan dan halus mengikuti irama penyerentakan berahi. peristaltik atau kontraksi dinding rektum.

e. genggam dan fikser cervix dalam telapak Induksi berahi (oestrous induction)

tangan. Harus bisa membedakan antara adalah perangsangan berahi dan ovulasi yang vagina, cevic dan uterus. Kalau diraba biasanya dilakukan pada hewan-hewan yang cervix akan terasa jauh lebih keras tidak berahi bermusim (anestrous seasonally) dibandingkan dengan kedua saluran atau perangsangan berahi pada hewan di luar kelamin tersebut.

atau sebelum masuk musim kawinnya.

f. bersihkan atau cuci vulva bibir-bibirnya Sedangkan Sinkronisasi berahi suatu upaya dari kotoran atau urine ke mudian di lap untuk mengenda atau pengaturan siklus sampai kering menggunakan kapas atau estrus sedemikian rupa sehingga periode tissue.

estrus pada banyak individu hewan betina akan menunjukkan berahi secara serentak.

Pipet inseminasi atau “Inseminasi gun” dimasukkan dan di posisikan di pangkal uteri pada posisi 4 melalui vulva dan vagina, serta dan pintu luar cervix atau os externa cervix. Pada umumnya bagi yang belum terampil akan menemukan kesulitan. Contoh pelaksanaan IB pada sapi tertera pada

Gambar 34. Vagina Buatan Siap untuk Menampung Semen

Gambar 35. Penyadapan Semen pada Sapi

Gambar 36. Pemeriksaan Semen Sapi dalam Laboratoium

a. Prostalgandin F2 alpha. dilakukan pada hewan-hewan yang poliestrus

Sinkronisasi estrus pada umumnya

b. Progesteron dan GnRH (Gonadotro pinne yaitu tidak mengenal musim kawin seperti

Realising Hormone).

c. Progesteron dan PMSG (Pregnant Mare’s halnya pada sebagian besar ternak. Ada Serum Gonadotrophine)

beberapa hormon yang dapat digunakan

Gambar 37. Pelaksanaan IB Pada Sapi

d. Melatonin

3.4.3 Transfer Embrio

e. Estradiol

f. Kombinasi antara progesteron dengan Transfer Embrio (TE) adalah suatu Prostalgandin F2 alpha

teknologi yang dikembangkan untuk memperbaiki genetika ternak, meningkatkan

atau memaksimumkan potensi ternak unggul

3.4.2 Superovulasi (Multiple Ovulasi

dalam satu musim kawin, sehingga dapat Sapi merupakan ternak uniparous, memacu peningkatan populasi. dimana pada umumnya hanya ada satu sel

telur saja yang terovulasi setiap siklus berahi. TE merupakan teknologi alternatif yang Oleh sebab itu untuk merangsang terjadinya sedang dikembangkan dalam usaha ovulasi ganda diberikan hormon superovulasi, meningkatkan mutu genetik dan populasi diperlukan agar di peroleh ovulasi sel telur ternak sapi di Indonesia secara cepat. Teknik dalam jumlah besar. Jadi superovulasi adalah transfer embrio telah berhasil dikembangkan suatu upaya untuk merangsang ovarium pada sapi, bahkan saat ini telah berkembang betina agar ternak betina dapat melepaskan sebagai suatu industri peternakan. TE pada ovum (ovulasi) lebih dari satu.

sapi merupakan generasi kedua bioteknologi Hormon yang banyak digunakan untuk reproduksi setelah inseminasi buatan. rekayasa superovulasi adalah hormon

Transfer embrio merupakan suatu gonadotropin seperti Follicle Stimulating proses, mulai dari pemilihan sapi-sapi donor,

Hormone (FSH) Pregnant Mare & #8217 dan sinkronisasi berahi, super ovulasi, transfer

Pregnant mare serum gonadotropin (PMSG). embrio ke recipien sampai pada pemeriksaan

Penyuntikan hormon gonadotropin akan kebuntingan dan kelahiran. Transfer embrio meningkatkan perkembangan dan

memiliki manfaat ganda yaitu selain dapat pematangan folikel pada ovarium sehingga

diperoleh keturunan sifat dari kedua tetuanya diperoleh ovulasi sel telur yang lebih banyak. juga dapat memperpendek interval generasi Superovulasi ini dimanfaatkan dalam sehingga perbaikan mutu genetik lebih cepat teknik embrio transfer.

diperoleh. Manfaat lain dengan TE maka diperoleh. Manfaat lain dengan TE maka

ini dilakukan dengan meng gunakan pejantan unggul dapat menghasilkan sekitar

media yang kompleks yang umumnya

40 ekor anak sapi unggul yang seragam mengandung hormon FSH, LH, Prolaktin, setiap tahunnya. Bahkan bisa juga dibuat

progesteron, protein ovari dan peptida. kembar identik dalam jumlah yang banyak

Sebagai contoh medianya TCM 199.

dengan menggunakan teknik “Cloning”.

Dengan TE juga dapat membuat jenis Hasil panen dari embrio transfer adalah kelamin (jantan atau betina) anak sapi yang blastosist (sebelum implantasi) dan embrio diinginkan.

beku. Hasil dari embrio transfer sangat

Ada beberapa keunggulan TE dipengaruhi oleh kondisi sapi donor, kualitas dibandingkan dengan IB yaitu :

embrio yang dihasilkan dan kesiapan dari

a. perbaikan mutu genetik pada IB hanya recipient untuk mampu menghasilkan

berasal dari pejantan unggul sedangkan kebuntingan, dengan cara: meningkatkan dengan TE sifat unggul dapat berasal kualitas Corpus luteum melalui penyuntikan dari pejantan dan induk yang unggul.

HCG dan penyuntikan interferon yang ber

b. dengan TE, waktu yang dibutuhkan untuk fungsi untuk mencegah regresi Corpus memperoleh derajat kemurnian genetik luteum. (purebreed) jauh lebih tinggi

dibandingkan IB maupun kawin alam. Beberapa permasalahan yang sering

c. dengan TE, seekor betina unggul mampu dihadapi dalam program transfer embrio, menghasilkan lebih dari 20-30 ekor pedet

diantaranya :

unggul per tahun, sedangkan dengan IB

a. Pemanenan embrio yang rendah, karena hanya dapat menghasilkan satu pedet

mutu ternak donor yang rendah dan pertahun.

kurang diterapkan rekayasa

d. melalui teknik TE dimungkinkan

reproduksinya.

terjadinya kebuntingan kembar, dengan

b. Embrio beku masih harus diimpor karena jalan mentransfer setiap tanduk uterus

kurangnya informasi dan teknologi (cornua uteri) dengan satu embrio.

pembekuannya,

c. Potensi genetik dan unjuk kerja Ada dua teknik embrio trasfer yaitu :

reproduksi sapi recipien, umumnya

a. Produksi embrio secara invivo atau juga rendah karena kurangnya program disebut

multiple ovulation embrio seleksi dan rendahnya kemampuan

transfer, bertujuan untuk menghasilkan

teknisi.

embrio yang banyak dalam satu kali

siklus. Untuk menghasilkan embrio dalam

3.4.4 Splitting Embrio

jumlah banyak dapat dilakukan dengan

cara penyuntikan FSH. Dari hasil embrio Splitting embrio adalah pembelahan

transfer dapat diketahui bahwa satu embrio pada stadium Blastosisit yang akan siklus berahi dapat menghasilkan 5-7 menghasilkan kembar identik. Setengah embrio bahkan kadang-kadang dapat embrio dikembalikan lagi kedalam uterus dan mencapai 30.

setengahnya lagi ditransfer ke resipien.

b. Produksi embrio secara invitro. Sel telur

didapat dari ovari yang berasal dari

3.4.5 Clonning Gen

rumah potong hewan kemudian Clonning gen yaitu suatu prosedur untuk rumah potong hewan kemudian Clonning gen yaitu suatu prosedur untuk

organisme tunggal. Percobaan yang sudah Seleksi secara tradisional merupakan berhasil adalah Domba Dolly. metode seleksi yang telah lama dan ini sangat sederhana, yaitu mencari ternak

4. Seleksi Bibit Ternak

jantan yang memiliki cacat luar untuk Seleksi bibit adalah suatu tindakan kemudian dilakukan kastrasi agar ternak

memilih ternak yang dianggap mempunyai jantan tidak dapat mengawini induk-induk di mutu genetik baik untuk dikembangbiakan wilayahnya.

lebih lanjut serta memilih ternak yang Seleksi Kuantitatif

dianggap kurang baik untuk disingkirkan. Seleksi secara kuantitatif adalah metode Seleksi dapat diartikan juga untuk seleksi yang didasarkan atas perhitungan memperkenankan sekelompok ternak menjadi kuantitatif. Kriteria-kriteria pada sapi potong penurun dari generasi berikutnya dan yang dapat dipergunakan dalam seleksi menghilangkan kesempatan dari kelompok adalah berat badan pada umur tertentu, lain untuk memperoleh penurun dari generasi kecepatan pertumbuhan dan ukuran tubuh berikutnya pula.

pada umur tertentu.

Seleksi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu seleksi alam dan seleksi buatan.

4.2 Seleksi Sapi Perah

Seleksi alam adalah seleksi yang terjadi Ada beberapa metode yang dapat karena pengaruh alam dan bukan dipengaruhi digunakan untuk melakukan seleksi terhadap

oleh manusi. Alamiah yang menentukan arah sapi perah betina. Beberapa metode yang dan tujuannya. Seleksi alam merupakan inti sering digunakan yaitu: dari teori Darwin yaitu “Asal usul dari berbagai

a. Pendugaan kemampuan berproduksi. spesies” (The origin of defferent spesies).

b. Estimated Transmitting Ability (ETA). Sedangkan seleksi buatan adalah seleksi

c. Pendugaan nilai pemuliaan. yang dilakukan oleh manusia untuk suatu

Sedangkan seleksi pemilihan pejantan tujuan atau sasaran tertentu demi

diantaranya:

kebutuhannya. Untuk saat ini, seleksi yang

a. perbandingan antar produksi anak. dipengaruhi oleh manusialah yang

b. membandingkan produksi anak induk. berkembang, sedangkan seleksi karena faktor

c. membandingkan produksi herdmatenya.

alam dapat dikatakan langka kejadiannya. Dalam dunia peternakan modern, akan

4.3 Seleksi Ternak Kerbau

terlihat bahwa manusialah yang terutama Pengembangbiakan kerbau di Indonesia

mengadakan seleksi demi kebutuhannya. belum dikerjakan secara sistematis dan seleksinya belum dikerjakan dengan baik,