Berbagai hasil penelitian mengungkap bahwa minyak sawit memiliki keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Minyak sawit juga memiliki keunggulan dalam hal
susunan dan nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Kadar sterol dalam minyak sawit relative lebih rendah dibandingkan dengan minyak
nabati lainnya. Dalam CPO kadar sterol berkisar antara 360-620 ppm dengan kadar kolestrol hanya sekitar 10 ppm saja atau sebesar 0,001 dalam CPO. Bahkan dari hasil penelitian
dinyatakan bahwa kandungan kolesterol dalam satu butir telur setara dengan kandungan kolesterol dalam 29 liter minyak sawit. Minyak sawit dapat dinyatakan sebagai minyak goreng
nonkolesterol kadar kolesterolnya rendah. Yan Fauzi, 2002
2.4.3 Pemanfaatan Minyak Kelapa Sawit
Manfaat minyak sawit diantaranya sebagai bahan baku untuk industri pangan dan industri non pangan.
A. Minyak Sawit Untuk Industri Pangan
Minyak sawit yang digunakan sebagai produk pangan dihasilkan dari minyak sawit maupun minyak inti sawit melalui proses fraksinasi, rafinasi, dan hidrogenesis. Produk
CPO Indonesia sebagian besar difraksinasi sehingga dihasilkan fraksi olein cair dan fraksi stearin padat. Sebagai bahan baku untuk minyak makan, minyak sawit antara lain
Universitas Sumatera Utara
digunakan dalam bentuk minyak goreng, margarine, butter, vanaspati, shortening dan bahan untuk membuat kue. Sebagai bahan pangan, minyak sawit mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan minyak goreng lainnya, antara lain mengandung karoten yang diketahui berfungsi sebagai anti kanker dan tokoferol sebagai sumber vitamin E.
Disamping itu, kandungan asam linoleat dan linolenatnya rendah sehingga minyak goreng yang terbuat dari buah sawit memiliki kemantapan kalor heat stability yang
tinggi dan tidak mudah teroksidasi. B.
Minyak Sawit Untuk Industri Nonpangan Produk nonpangan yang dihasilkan dari minyak sawit dan minyak inti sawit diproses
melalui proses hidrolisis splitting untuk menghasilkan asam lemak dan gliserin. Kandungan minyak dalam sawit berjumlah kurang lebih 1, diantara kandungan minor
yang sangat berguna tersebut antara lain karoten dan tokoferol yang dapat mencegah kebutaan defisiensi vitamin A dan pemusnahan radikal bebas yang selanjutnya juga
bermanfaat untuk mencegah kanker, arterosklerosis dan memperlambat proses penuaan. Oleokimia adalah bahan baku industri yang diperoleh dari minyak nabati,
termasuk diantaranya adalah minyak sawit dan minyak inti sawit. Produksi utama minyak yang digolongkan dalam oleokimikal adalah asam lemak, lemak alkohol, asam
amino, metal ester, dan gliserin. Bahan-bahan tersebut mempunyai spesifikasi penggunaan sebagai bahan baku industri kosmetik Dan aspal. Oleokimia juga digunakan
dalam pembuatan bahan detergen. Yan Fauzi, 2002
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Sifat Fisiko-Kimia Minyak Kelapa Sawit