60
yang bertujuan untuk memenuhi apakah asing
imana bi adalah koefisien variabel independen ke-I nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0, artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap
Y. Bila nilai t-hitung t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata
signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus : t-hitung =
a. Uji t-statistik
Uji t merupakan suatu pengujian m
-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependent variabel. Dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini
digunakan hipotesis sebagai berikut : Ho : bi = b
Ha : bi ≠ b
D
Dimana: i
: koefisien variabel ke-i
: Nilai hipotesis nol bi
: Simpangan baku dari variabel independen ke-i
. Uji F-statistik
Uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar engaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap dependen variabel. Untuk
engujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut : independen
B B
S
b
p p
Universitas Sumatera Utara
Ho : bi = b2 =……………………………………bk = 0 tidak ada pengaruh Ha : bi
≠ 0 ada pengaruh Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-
Ho ditolak, yang berarti variabel independen untuk i=1…..k
tabel. Jika F-hitung F- tabel maka secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-
hitung
dapat diperoleh dengan rumus :
F- hitung =
Dimana : koefisien determinasi
K : Jumlah variabel independen n
: jumlah sampel Dengan kreteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95 sebagai berikut :
Ho diterima jika F-hitung Fa Ho ditolak jika F-hitung Fa
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Ekonomi Indonesia
Indonesia saat ini sedang melakukan konsolidasi fiskal dalam rangka mencapai kesinambungan fiskal fiscal sustainability dan pertumbuhan ekonomi
yang stabil. Akan tetapi konsolidasi fiskal ini menghadapi beban berat berupa utang publik yang cukup tinggi, subsidi yang semakin meningkat terutama subsidi BBM
dan pe
an tersebut, pemerintah menempuh kebijakan deregulasi, debirokratisasi, nerimaan pajak yang kurang optimal. Kenaikan harga minyak dunia yang
diikuti dengan penurunan kurs rupiah terhadap dollar AS serta kenaikan BI rate untuk meredam inflasi dan penurunan kurs, semakin menambah beban APBN.
Kebijakan subsidi yang dilakukan pemerintah selalu menimbulkan pendapat pro dan kontra. Ada kalangan yang berpendapat bahwa subsidi itu tidak sehat
sehingga berapapun besarnya, subsidi harus dihapuskan dari APBN. Sementara pihak lain berpendapat bahwa subsidi masih diperlukan untuk mengatasi masalah kegagalan
pasar. Ketika krisis mulai melanda Indonesia pada pertengahan 1997 kondisi
keuangan negara kita sebenarnya tidak terlalu buruk. Terjadi kemerosotan harga minyak di pasar dunia sebagai akibat adanya kecenderungan resesi dunia. Hal ini
menyebabkan pemerintahan harus mengurangi ekspansi disisi fiskal dan harus mencari alternatif dalam meningkatkan kinerja perekonomian. Untuk mengatasi
permasalah
Universitas Sumatera Utara