Derivasi Is Secara Grafis dan Matematis

2.3.2 Derivasi Is Secara Grafis dan Matematis

Secara grafis fungsi IS dapat dilihat sebagai berikut : AE 2 =C+Ir 2 +G Y 2 Y Y 1 R 2 R 1 R ADAS AE 1 =C+Ir 1 +G Y 1 Y 2 E 2 E 1 45 IS E 1 E 2 Gambar 2.3. Kurva IS pendekatan 2 diagram 1. Pada tingkat bunga pada R 1 maka kurva permintaan agregat adalah pada kurva a + bY + e – f.R 1 , maka pendapatan nasional equilibrium pada Y 1 . Universitas Sumatera Utara 2. Titik E1 pada diagram pertama terbentuk dari perpotongan antara kurva a + bY + e – f.R 1 dan garis 45 o . 3. Titik E 1 pada diagram kedua merupakan perpotongan garis yang ditarik dari titik E 1 pada diagram pertama dengan garis R 1 pada diagram kedua. 4. Bila tingkat bunga pada R 2 , maka kurva permintaan agregat adalah pada kurva a + bY + e – f.R 2 , pendapatan nasional equilibrium pada Y 2 . 5. Titik E2 pada diagram pertama terbentuk dari perpotongan antara kurva a + bY + e – f.R 2 dan garis 45 o . 6. Titik E 2 pada diagram kedua merupakan perpotongan garis yang ditarik dari titik E 2 pada diagram pertama dengan garis R 2 pada diagram kedua. 7. Dengan menghubungkan titik E 1 dan E 2 pada diagram kedua, didapatkan kurva IS. Pergeseran dan pergerakan dalam kurva IS, secara umum dapat dilakukan melalui perubahan–perubahan pada variabel pengeluaran pemerintah G dan pajak T yang terkait dengan kebijakan fiskal. Dengan menggunakan perpotongan Keynesian untuk melihat bagaimana perubahan-perubahan lain dalam kebijakan fiskal menggeser kurva IS. Karena kenaikan pengeluaran pemerintah atau menurunkan pajak akan memperbesar pendapatan dan menggeser kurva IS keluar atau kekanan. Menurut Mankiw 2000, dan Glahe, Fred R. 1977, besarnya perubahan pendapatan Y sebagai akibat Universitas Sumatera Utara perubahan pengeluaran pemerintah atau penurunan pajak adalah sebesar multipliernya. Secara grafik maka pergeseran tersebut dapat dilihat sebagai berikut Gambar 2.4. Kurva Pergeseran Kurva IS Kenaikan dalam pengeluaran pemerintah G menggeser kurva IS dari IS ke IS 1 . Kenaikan pengeluaran pemerintah meningkatkan pengeluaran yang direncanakan. Pada tingkat bunga tertentu, pergeseran dalam pengeluaran yang Universitas Sumatera Utara direncanakan sebesar ∆G menyebabkan kenaikan dalam pendapatan nasional Y sebesar ∆G 1 – MPC sehingga kurva IS bergeser ke IS 1 lihat gambar 2.4 Secara matematis pergeseran kurva IS maka dapat dihitung sebagai berikut : G R I T Y C Y     , R Y E Y  Dengan syarat Y E     Y E E     r E R Perhitungan deferensial dari dua persamaan diatas adalah sebagai berikut : 1 1 r E Y E                                  y r r Y r Y r Y E E R Y R E Y E R E Y E Y R E Y E Y R Y Y Dari turunan diatas maka dapat dilihat hubungan tingkat suku bunga terhadap pendapatan maka kurva IS berslope negatif. Hal ini menunjukan jika tingkat suku bunga R meningkat maka akan menurunkan tingkat pendapatan. Pergeseran kurva IS secara matematis dilihat hubungan antara Pendapatan agregat dengan Pengeluaran agregat G R T Y E Y G R I T Y C Y       , , Universitas Sumatera Utara Perhitungan deferensial dari dua persamaan diatas adalah sebagai berikut : 1 1 1 R E Y E                        y Y E Y G G Y E G R Y Y Dari turunan persamaan pendapatan agregat diatas maka dapat disimpulkan bahwa disaat pengeluaran pemerintah naik maka pendapatan agregat akan naik dan menggeser kurva IS kekanan begitu juga sebaliknya disaat pengeluaran pemerintah turun maka pendapatan agregat juga turun sehingga akan menggeser kurva IS kekiri.

2.4 Teori Kebijakan Moneter