Penelitian Terdahulu Romer dan Romer 2007

tidak efektif pada daerah klasik. Ketika ada kebijakan fiskal, keseimbangan pendapatan nasional tidak berubah. R IS 3 LM LM 1 IS 2 IS 1 y 1 y 2 y 4 y 3 y 5 y Gambar 2.11. Kurva Efektifitas Kebijakan Moneter Kebijakan moneter yang ekspansif ditandai dengan bergeser kurva LM dari Ke . Apabila dibandingkan pada ketiga daerah maka kebijakan moneter sangat efektif didaerah klasik dan efektif pada daerah intermediate. Sementara itu, kebijakan moneter sama sekali tidak efektif pada daerah keynesian.

2.11 Penelitian Terdahulu Romer dan Romer 2007

, meneliti tentang pengaruh perubahan pajak dan level pajak terhadap variable ekonomi makro yang mendasarkan pada ukuran Universitas Sumatera Utara guncangan fiskal. Hasil temuan dari penelitian ini adalah bahwa kenaikan pajak merupakan kebijakan yang bersifat kontraksi terhadap perekonomian. Pengaruhnya sangat signifikan dan merugikan bagi perekonomian, karena efek perubahannya lebih besar dari pada perubahan tingkat pajak itu sendiri. Efek yang paling besar pengaruh negatifnya adalah pajak yang berhubungan dengan investasi Chun 2006 , meneliti tentang pengaruh kebijakan fiskal terhadap tingkat tabungan nasional di korea dengan menggunakan model life – cycle menemukan bahwa dalam jangka panjang ketidakseimbangan dalam anggaran belanja akan menurunkan tingkat tabungan nasional di Korea. Penelitian Bania dkk 2006, untuk melihat hubungan antara pajak, pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di US menemukan bahwa penerimaan pajak yang selanjutnya digunakan untuk penegluaran pemerintah yang produktif dalam hal ini, pendidikan, dan infrastruktur berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan model non linear dan mengadopsi teori endogenous dari Robert Barro. Kustepeli 2005 , meneliti dan menganalisis tentang efektifitas kebijakan fiscal dalam konteks hipotesis crowding out kebijakan fiscal yang dilakukan oleh pemerintah Turkey. Penelitian tersebut menggunakan kointegrasi johansen yang menghasilkan bahwa pendapat Keynes dan pendapat neokalsik tentang akibat dari kebijakan fiscal yang diambil oleh pemerintah Turkey berlaku terjadi di Turki. Ketika terjadi peningkatan pada pengeluaran pemerintah ditemukan crowding out terhadap Universitas Sumatera Utara investasi swasta. Disimpulkan bahwa defisit angaran menimbulkan crowding out efek terhadap investasi swasta. Maryatmo 2004 , melaukan penelitian yang bertujuan untuk mengamati dampak dari kebijakan deficit anggaran yang dilakukan oleh pemrintah terhadap variable makro ekonomi secara umum dan khususnya variable moneter dalam jangka panjang dan jangka pendek. Penelitian ini menggunakan spesifikasi model rasional ekspektasi yang memungkinkan pengambil keputusan untuk mencegah efek – efek yang lain. Model tersebut mengkonstruksi 8 persamaan jangka panjang dan delapan persamaan jangka pendek dan 12 persamaan identitas. Pengestimasian menggunakan metode two stage least square hasil penelitian menunjukkan bahwa deficit anggaran mempengaruhi tingkat suku bunga dalam jangka panjang dan jangka pendek. Dan defisit anggaran juga berpengaruh terhadap nilai tukar dan tingkat harga.dalam jangka panjang hasil uji causal memperlihatkan bahwa nilai tukar dan tingkat harga mempunyai efek yang berkebalikan dengan defisit anggaran. Adapun Gupta et al. 2002 melakukan studinya dengan kasus 39 negara ESAF dan PRGF dengan kurun waktu 1990-2000. Studi tersebut lebih dimaksudkan untuk mengetahui apakah fiskal adjustment dan perbaikan komposisi pengeluaran pemerintah memiliki manfaat baik bagi pertumbuhan ekonomi di negara-negara miskin. Sumber pembiayaan pemerintah juga diamati di sini dengan dilatarbelakangi kenyataan bahwa selama ini studi-studi yang ada belum memperhatikan apakah defisit yang dibiayai dari luar negeri memiliki perbedaan dampak terhadap Universitas Sumatera Utara pertumbuhan dibandingkan defisit yang dibiayai dengan sumber-sumber dana dalam negeri. Selain menemukan bahwa komposisi pengeluaran pemerintah yang lebih produktif penting artinya bagi pertumbuhan dan pencapaian fiskal adjustment yang berkelanjutan, Gupta et al. 2002 juga menyebutkan bahwa komposisi pembiayaan defisit juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di negara-negara miskin. Namun, berbeda dengan temuan Aschauer di atas, Gupta et al. justru menemukan bahwa pembiayaan defisit anggaran pemerintah dari sumber- sumber domestik lebih merugikan pertumbuhan ekonomi daripada pinjaman luar negeri. Turnovsky 2000 , meneliti tentang hubungan antara kebijakan fiskal dan output di Amerika Serikat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah OLS. Penelitiannya menemukan bahwa kebijakan fiskal tidak memiliki dampak terhadap keseimbangan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Tingkat pertumbuhan yang lambat memberikan kenyataan bahwa kebajikan fiskal hanya berpengaruh pada jangka pendek pada masa transisi. Kenaikan variabel instrumen fiskal dalam jumlah yang relatif besar tidak terlalu berpengaruh besar terhaap output. Hafer, Haslag dan Jones 2002 , meneliti tentang hubungan antara kebijakan moneter, jumlah uang beredar, dan output di Amerika Serikat. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode OLS dengan menggunakan data tahun 1961 – 1982 dan 1961 – 2000. Penelitian ini terdiri dari tiga kajian. Yang pertama yaitu melihat hubungan antara kebijakan moneter dan output dengan mengestimasi Universitas Sumatera Utara persamaan output gap dimana tingkat pembiayaan bank sentral menjadi instrumen kebijakan moneter. Yang kedua yaitu mengestimasi pengaruh jumlah uang beredar M0,M1.M2 dengan mempengaruhi tingkat bunga terhadap output. Hasil estimasi memperlihatkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara tingkat pembiayaan bank sentral terhadap output kurun waktu tahun 1961 – 1982. Namun tercatat tidak signifikan pada data tahun 1982 hingga tahun 2000. Penelitian ini juga menemukan hubungan yang signifikan antara lag jumlah uang riil dan output gap pada tahun 1961 – 1982, namun juga tidak signifikan pada tahun 1982 – 2000. Albatel 2003 , meneliti tentang hubungan antara kebijakan pemerintah kebijakan moneter dan kebajikan fiskal dan output di Arab Saudi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kointegrasi dan error correction model dengan menggunakan data tahun 1964 – 1998. hasil penelitian memperlihatkan terhadap hubungan kointegrasi antara kebijakan pemerintah kebijakan fiskal dan moneter, liberalisasi perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi di Arab Saudi. Variabel pengeluaran pemerintah kebijakan fiskal dan jumlah uang beredar kebijakan moneter memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil statistik menukung adanya pemikiran bahwa aktivitas pemerintah investasi pemerintah akan meningkatkan pertumbuhan pendapatan perkapita. Begitu juga dengan kebijakan pemerintah baik secara fiskal maupun moneter memiliki efek permanen terhadap output rill. Semenjak kenaikan harga minyak tahun 1973, Arab Saudi terus meningkatkan pengeluarannya. Namun fluktuasi harga minyak Universitas Sumatera Utara menyebabkan pemerintah harus meningkatkan defisit anggaran dan mengurangi pengeluaran untuk aktivitasnya. Giavazzi 2003 , meneliti tentang koordinasi antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter di Brazil. Hasil studinya memperlihatkan bahwa resiko kredit dapat menjadi pusat mekanisme dimana bank sentral yang menargetkan inflasi dapat kehilangan kendali atas terjadinya inflasi itu sendiri. Dengan kata lain, terjadinya perpindahan dominasi fiskal. Ketidakteraturan kebijakan fiskal dapat menyebabkan efektivitas kebijakan moneter menjadi berkurang. Misalnya kebijakan peningkatan tingkat bunga malah menyebabkan inflasi tidak menurun. Perekonomian Brazil jatuh pada tingkat keseimbangan yang buruk ketika kebijakan fiskal mengurangi efektivitas kebijakan moneter terjadi crowding out . Namun dalam jangka panjang, kebijakan fiskal ini dapat mengembalikan kondisi kembali normal, terjadi kestabilan EMBI spread , kestabilan nilai tukar, inflasi, dan utang pemerintah, dan pertumbuhan ekonomi. Hagen dan Mundschenk 2003 , meneliti tentang koordinasi antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter di EMU Economic and Monetary Union di Eropa. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada jangka panjang kebijakan moneter dapat mencapai kestabilan harga tanpa bertentangan dengan kebijakan fiskal. Bank Sentral dapat menetapkan tingkat inflasi tanpa mempengaruhi output terhadap individu dan keseluruhan masyarakat. Namun pada jangka pendek, ada konflik potensial antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Jika Bank Sentral hendak mencapai stabilitas harga, kebijakan fiskal pemerintah harus berjuang untuk menekan Universitas Sumatera Utara permintaan agregat, dan peningkatan output. Dalam jangka pendek, kebijakan ini cenderung berbiaya tinggi, sehingga inflasi sulit ditekan. Disini perlu keseimbangan, dimana Bank Sentral dapat mempengaruhi agregat demand dan pemerintah dapat mempengaruhi agregat supply.

2.12 Hipotesis Penelitian