tokoh militer Republik Islam Aceh pun melebur ke dalam organisasi GAM. Hari itu kemudian dinyatakan sebagai hari lahir GAM.
10
B. Perpecahan Gerakan Aceh Merdeka
Sebenarnya, sebelum lahir GAM sudah terpecah. Hal ini diakibatkan munculnya perbedaan pendapat yang tajam antara tokoh tua
dan tokoh mudanya. Tokoh tuanya yang dimotori oleh Daud Beureu-eh menginginkan garis perjuangan GAM bernapaskan Islam. Pertama, itu
sesuai dengan sejarah dimana pertama kali agama Islam masuk ke Indonesia, yang ditandai dengan berdirinya Kerajaan Islam Samudera
Pasai. Kejayaan Kerajaan Islam ini terus berlanjut pada Kejayaan Islam Aceh Darussalam. Kedua, para tokoh-tokoh tua GAM umumnya adalah
tokoh-tokoh Darul Islam, yang sangat konsisten dengan garis perjuangannya yang mengidamkan lahirnya Republik Islam Aceh.
11
Sementara kelompok muda yang dimotori oleh Hasan Tiro menginginkan GAM menjadi organisasi modern yang sekuler, dengan
tujuan agar GAM bisa lebih cepat berkembang dan menjadi isu internasional. Namun uniknya, kubu Hasan Tiro menginginkan sistem
negara Aceh Merdeka yang diperjuangkan GAM adalah kerajaan monarki.
12
10
Neta S. Pane, Sejarah dan Kekuatan Gerakan Aceh Merdeka : Solusi, Harapan dan Impian , h. 36.
11
Neta S. Pane, Sejarah dan Kekuatan Gerakan Aceh Merdeka : Solusi, Harapan dan Impian , h. 35.
12
Neta S. Pane, Sejarah dan Kekuatan Gerakan Aceh Merdeka : Solusi, Harapan dan Impian, h. 37.
Pecahnya GAM bukan hanya terjadi dalam masyarakat Aceh saja, bahkan ini terjadi pada kalangan elit politik yang membahas persoalan
konflik Aceh yang sudah menjadi sorotan dunia internasional. Sehingga terpecahlah menjadi beberapa bagian antara lain kelompok GAM Hasan
Tiro yang bermarkas di Swedia dan kelompok Majelis Pemerintah GAM MP GAM yang bermarkas di Malaysia pimpinan DR. Husaini Hasan.
Perpecahan ini terjadi pada tahun 1999 karena kecemburuan sosial di dalam mengisi jabatan GAM antara kader eks Libia dan kader eks
Malaysia serta perbedaan pendapat perjuangan GAM.
13
Dari kedua tokoh GAM besar itu terpecah lagi menjadi tiga bagian yaitu : 1 GAM konvensional pimpinan Abdullah Syafi’I, 2 GAM radikal
pimpinan Ahmad Kandang dan 3 GAM gabungan yang terdiri dari aliansi kader-kader muda GAM eks Libia dengan para oknum TNIPOLRI yang
disersi.
14
Ketiga kelompok ini mempunyai spesifikasi masing-masing sehingga keberadaan mereka kerap membingungkan rakyat Aceh pendukung
perjuangan GAM maupun dikalangan TNIPOLRI. GAM konvensional terkesan lebih banyak berdamai dengan pihak TNIPOLRI. Sementara GAM
radikal adalah suatu kelompok GAM beraliran keras. Mereka lebih senang melakukan pembunuhan, perampokan, pembakaran gedung sekolah, rumah
penduduk, kontak fisik dengan anggota TNIPOLRI dan dengan siapa saja
13
Neta S. Pane, Sejarah dan Kekuatan Gerakan Aceh Merdeka : Solusi, Harapan dan Impian, h. 228.
14
Neta S. Pane, Sejarah dan Kekuatan Gerakan Aceh Merdeka : Solusi, Harapan dan Impian h. 232-235.
yang tidak mendukung perjuangan GAM. GAM gabungan adalah suatu kelompok yang memanfaatkan dan mencari keuntungan dari suatu konflik
guna dapat merampok, teror dan pemerasan terhadap rakyat.
15
C. Gerakan dan Perjuangan Aceh Merdeka