BAB II SEJARAH BERDIRINYA
GERAKAN ACEH MERDEKA
A. Awal Berdirinya Gerakan Aceh Merdeka dan Tokoh-Tokoh
Pencetusnya
Jika dilihat jauh ke belakang, lahirnya pemberontakan yang berlanjut kepada gerakan separatis Aceh Merdeka, tak terlepas dari adanya
pro-kontra di kalangan tokoh-tokoh Aceh, apakah daerah itu ikut bergabung ke dalam Republik Indonesia dan mendukung proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia atau tidak. Bukan hanya itu tapi juga dari kecemburuan sosial ekonomi dan penderitaan yang dialami oleh
masyarakat Aceh selama ini. Munculnya reaksi sosial ini diwujudkan dalam bentuk perlawanan atau penentangan terhadap pemerintahan pusat.
Lima hari setelah proklamasi, tepatnya tanggal 22 Agustus 1945, sejumlah tokoh dan pejuang Aceh berkumpul untuk menentukan nasib
negara Indonesia di rumah Teuku Abdullah Jeunib anggota volksraad Dewan Perwakilan Rakyat buatan Belanda di Banda Aceh. Bendera
merah putih pun dikibarkan untuk pertama kalinya di halaman kantor Shu Chokan kantor Residen Aceh, sekarang kantor Gubernur Aceh kemudian
dilakukanlah pemilihan serta pengangkatan Teuku Nyak Arif sebagai pemimpin Aceh sekaligus Gubernur Aceh yang pertama.
3
Terlihat pro-kontra yang muncul di Aceh setelah kemerdekaan Republik Indonesia diumumkan. Sebagian kecil di antara rakyat Aceh
melihat bahwa kemerdekaan itu justru merugikan diri mereka. Maka konflik di Aceh pun tak terelakkan dan melahirkan berbagai peristiwa
salah satunya adalah Perang Cumbok. Perang Cumbok adalah perang antara ulama dengan kalangan
uleebalang. Perang ini terjadi sebagai akibat dari perpecahan antara kaum ulama dan kaum uleebalang bangsawan.
4
Perang ini mengakibatkan runtuhnya kekuasaan feodal yang telah berabad-abad berakar di persada
tanah Aceh. Sebagian tokoh Aceh menyebutnya sebagai perang saudara terbesar sepanjang sejarah Aceh. Perang tersebut baru bisa diatasi pada
menjelang akhir 1946. Setelah meletusnya perang Cumbok, tak terdengar lagi adanya
perlawanan dari para uleebalang maupun keturunannya terhadap para pejuang Aceh yang mendukung kemerdekaan RI. Yang terjadi justru
rakyat Aceh bersama para pejuang Aceh lebih disibukkan dengan melakukan konsolidasi serta koordinasi dengan para tokoh perintis
kemerdekaan di Jakarta. Akhirnya kehidupan rakyat Aceh kembali normal
3
Neta S. Pane, Sejarah dan Kekuatan Gerakan Aceh Merdeka : Solusi, Harapan dan Impian, Jakarta : PT. Grasindo, 2001, h. 1-2.
4
Usman A. Rani, Sejarah Peradaban Aceh, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2003, h. 122-124.
dan mulai menata kehidupan dan kebudayaannya dalam suasana yang baru yaitu merdeka.
Dalam kondisi yang sudah cukup membaik itu, tiba-tiba saja pemerintah pusat membubarkan propinsi Aceh dan menggabungkannya ke
dalam propinsi Sumatera Utara dan ini membuat sejumlah tokoh Aceh yang sudah mendukung kemerdekaan RI sangat kecewa dan mulai goyah
karena sebelumnya Aceh adalah daerah modal, sehingga mengakibatkan mereka ingin mendirikan propinsi sendiri dan menimbulkan konflik.
Kekecewaan rakyat Aceh terhadap pemerintah pusat mengakibatkan terjadinya protes dan pemberontakan yang digerakkan oleh
Tengku Muhammad Daud Beureuh yang didukung oleh sebagian besar masyarakat Aceh. Setelah melewati proses tarik ulur yang panjang
akhirnya tahun 1959 ke luar keputusan Perdana Mentri Mr. Hardi No. 1Misi1959, bahwa propinsi Aceh di beri nama Daerah Istimewa Aceh.
Namun daerah istimewa Aceh ini menurut pengertian daerah dan pusat berarti pemberian otonomi yang seluas-luasnya terutama dalam bidang
keagamaan, adat dan pendidikan. Tetapi, sekali lagi rakyat Aceh merasa dikhianati oleh pemerintah pusat, karena dalam kenyataan sehari-hari
status daerah istimewa Aceh tidak terwujud, sebab yang berlaku untuk mengatur pemerintahan sehari-hari adalah UU No. 1Tahun 1957 tentang
pokok-pokok pemerintahan daerah. Aceh yang merasa dikhianati oleh Indonesia, segera menagih
janjinya akan diberlakukan syari’at Islam pada pemerintah. Namun
tuntutan itu tidak mendapat respon yang baik. Pada pemerintahan Soekarno kebijakan Implementasi Syari’at Islam dari segi formal masih
terhambat. Hal itu karena Indonesia akhirnya sepakat berlandaskan ideologi Pancasila yang mampu mengakomodir kepentingan semua
kepentingan masyarakat dari Sabang sampai Merauke. Aceh di bawah pimpinan Muhammad Daud Beureuh kemudian melakukan perlawanan
melalui gerakan Darul IslamTentara Islam Indonesia DITII dan bergabung dengan Negara Islam Indonesia NII yang dipimpin oleh Karto
Suwiryo. Tengku Muhammad Daud Beureuh adalah tokoh ulama sekaligus
panglima militer Iskandar Muda. Tokoh ini telah mampu mengobarkan api perlawanan. Setelah selesainya DITII, Aceh kembali bergolak dengan
tuntutan Aceh merdeka yang kemudian disebut Gerakan Aceh Merdeka GAM
Yang dimaksud dengan GAM ialah nama sebuah organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan Aceh dari Republik Indonesia. GAM
adalah singkatan dari Gerakan Aceh Merdeka dan dalam Bahasa Inggris disebut Free Aceh Movement dan sebagai salah satu pelopor
perjuangannya adalah AGAM yaitu Angkatan Gerakan Aceh Merdeka, yang disebut sayap militer dari GAM. AGAM bukan organisasi tetapi
institusi yang berada dalam tubuh GAM.
5
5
Wawancara Teuku Don dengan Tabloid Kronika 22 Januari 2000 dalam “Aceh Sekarang dan Masa Depan”, http : www. Indo-News. Com. Diakses tanggal 08 Maret 2006.
Munculnya Gerakan Aceh Merdeka GAM adalah akibat kebijakan pemerintah pusat dengan ABRITNI sebagai penopang utama
yang dianggap tidak adil dan tidak menyantuni rakyat Aceh. Markas pertama GAM dibangun di hutan Panton Weng di Pidie, yang kemudian
dipindahkan ketempat yang lebih aman di Bukit Cokan, masih di kabupaten Pidie. Hasan Tiro mengangkat dirinya sebagai presiden wali
Negara.
6
Hasan Tiro mengklaim wilayah paling utara pulau Sumatra seluas 58. 798 km2 dan meliputi sekitar 100 pulau ke dalam wilayah
Aceh.
7
Adanya ketidakadilan dalam membagi wilayah dengan mengambil hasil bumi daerah sebanyak 75 untuk pemerintahan pusat dan 25
dikembalikan kepada daerah pemilik, ketidakmerataan dan tidak adanya rasa memiliki bagi masyarakat sekitarnya, fenomena itu dianggap sebagai
bentuk diskriminasi sehingga terjadi kecemburuan sosial yang sangat mendalam bagi rakyat Aceh yang menyebabkan terjadinya perubahan serta
gejolak sosial yang sangat meluas.
8
Kecemburuan sosial ini menjadi penyebab timbulnya pertikaian antara pemerintahan pusat dan Aceh diawal pemerintahan orde baru.
Sementara itu pemerintah pusat menganggap bahwa setiap pihak yang menentang kebijakan politiknya adalah pemberontak dan pemberontakan
harus ditumpas, kalau perlu dengan cara yang kejam. Kekejaman
6
Syamsudin Haris, et. al, Indonesia di Ambang Perpecahan, Jakarta : Erlangga, 1999, h. 56.
7
Syamsudin Haris, et. al, Indonesia di Ambang Perpecahan, h. 96.
8
Syarifudin Tippe, Aceh di Persimpangan Jalan, Jakarta : Cidencindo Pustaka, 2000, h. 48.
pemerintahan orde baru tidak hanya ditujukan kepada gerakan perlawanan politik tetapi sampai ke masyarakat yang tidak mengerti pun ikut
merasakannya. Ini terjadi sejak tahun 1977 awal berdirinya GAM. Hasan Tiro menginginkan Aceh terpisah dari negara kesatuan
Indonesia. Dalam pandangannya Aceh di bawah Republik Indonesia telah menyebabkan lenyapnya identitas Aceh yang telah berlangsung selama
berabad-abad. Problem ini kemudian dijadikan salah satu alasan para pemimpin GAM untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang kemudian menjadi salah satu determinan yang menghasilkan gejala sosial.
9
Teungku Muhammad Daud Beureu-eh yang menjadi legenda bagi rakyat Aceh dan disebut sebagai bapak rakyat Aceh dilahirkan pada
tanggal 15 September 1899 di sebuah kampung bernama Beureu-eh, daerah Keumangan, Kabupaten Aceh Pidie. Pada 1972, Daud Beureu-eh
mengumpulkan teman-temannya untuk menggalang kembali kekuatan oposisi dan perlawanan terhadap pemerintahan pusat. Kemudian pada
tanggal 20 Mei 1977 diadakan rapat akbar di kaki Gunung Halimun di Kabupaten Aceh Pidie. Saat itu berkumpul sejumlah tokoh eks Darul
Islam, Republik Islam Aceh, maupun pejabat pemerintah yang asli putra Aceh. Setelah dialog panjang, mereka sepakat membangun GAM. Tokoh-
9
S. Satya Dharma Fikar W. Eda, Aceh Menggugat : Sepuluh Tahun Rakyat Aceh di Bawah Tekanan Militer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999, Cet. 1, h. 7.
tokoh militer Republik Islam Aceh pun melebur ke dalam organisasi GAM. Hari itu kemudian dinyatakan sebagai hari lahir GAM.
10
B. Perpecahan Gerakan Aceh Merdeka