Pemerintah Daerah Pemda NAD

pemerintah. Untuk mengakhiri pemberontakan di tubuh orang Aceh hanya ada satu jalan, yakni operasi terpadu. 32 Pemerintah kini tengah mengkaji tiga alternatif kebijakan yang akan diterapkan di Nanggroe Aceh Darussalam setelah status darurat militer selesai pada 19 November 2003, tiga alternative itu adalah keadaan darurat militer dilanjutkan, keadaan darurat militer diturunkan menjadi darurat sipil atau darurat militer hanya diterapkan didaerah rawan di propinsi NAD. 33 Tiga alternative kebijakan tersebut, maka dilanjutkan kepada diberlakukannya status darurat sipil atas keputusan Presiden Megawati Soekarno Putri selama enam bulan, terhitung mulai tanggal 19 Mei 2004, untuk propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hal itu ditetapkan dalam keputusan Presiden Megawati kepada pers di Istana Negara, Jakarta, selasa 18 Mei malam. Dengan status darurat sipil, penguasa darurat sipil Daerah dipegang Gubernur NAD Abdullah Puteh. 34 Sebagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah sebelumnya, upaya- upaya pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri tidak akan secara otomatis dapat meredakan kekerasan dan ketegangan yang dirasakan masyarakat Aceh.

B. Pemerintah Daerah Pemda NAD

32 Republik, Aceh : Solusi Militer atau Politik, Selasa 16 Agustus 2003, h.5. 33 Kompas, Tiga Alternatif Penanganan Aceh, Jum’at 16 Mei 2003, h.8. 34 Kompas, Presiden tetapkan Darurat Sipil NAD, Rabu 19 Mei 2004, h. 1. Pemda NAD di bawah kepemimpinan Gubernur saat ini Ir. Abdullah Puteh dan Wakil Gubernur Ir. H. Azwar Abubakar dimulai pada tahun 2000, ketika keduanya memenangkan pemilihan pada tanggal 4 November 2000, dengan perolehan suara 33 suara dari 54 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Aceh. 35 Penyelesaian konflik Aceh sudah diletakkan sebagai tugas pokok da tugas utama pemerintah NAD selain beberapa tugas pokok lainnya. Garis besar tugas pemerintah NAD selengkapnya adalah 1 penyelesaian kinflik Aceh, 2 perbaikan ekonomi rakyat, 3 mengisi keistimewaan Aceh, 4 pembangunan daerah terpencil dan perbatasan. 36 Rumusan tugas pokok tersebut merupakan intisari dari bermacam jenis tantangan yang dihadapi dan harus dicari solusinya sebagaimana termaktub dalam visi dan misi pemerintah NAD. Pemda NAD mempunyai visi : “Terwujudnya masyarakat Aceh yang madani berdasarkan Islam”. Sementara itu, misinya adalah sebagai berikut : mewujudkan pelaksanaan Syari’at Islam secara kaffah dalam semua aspek kehidupan masyarakat serta adat Aceh yang berjiwa Islam, menciptakan tegaknya supremasi hokum dan hak asasi manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran yang bersifat universal, meningkatkan profesionalisme dan spiritualisme daerah yang berfungsi melayani masyarakat, produktif dan bebas dari praktek KKN, sehingga dapat melahirkan pemerintahan yang bersih, 35 Abdul Rahman Patji, dkk, Negara dan Masyarakat Dalam Konflik Aceh Studi tentang Pemerintah dan Masyarakat Dalam Penyelesaian Konflik Aceh, Jakarta : Pusat Penelitian Masyarakat dan Kebudayaan PMB-LIPI, 2004, h.61. 36 Abdul Rahman Patji, dkk, Negara dan Masyarakat Dalam Konflik Aceh Studi tentang Pemerintah dan Masyarakat Dalam Penyelesaian Konflik Aceh, h.61. meningkatkan kualitas masyarakat dan sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan dan kesehatan yang memiliki akhlakul karimah, iman dan taqwa serta memiliki keunggulam kompetitif dalam penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, membangun dan mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada ekonomi pasar yang berkeadilan, berbasis pada sumber daya alam dan sumber daya manusia yang produktif serta berwawasab lingkungan dan berkelanjutan,

BAB IV LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KONFLIK DI ACEH