Uji Asumsi Klasik Analisis Hasil Penelitian

e variabel X 4 yaitu net profit margin memiliki nilai minimum 0.0484 dan maksimum 0.2202. Dengan rata-rata 0.140743 dan standar deviasinya 0.0376919. Serta jumlah amatan sebanyak 30, f variabel X 5 yaitu return on asset memiliki nilai minimum 0.0114 dan maksimum 0.2233. Dengan rata-rata 0.077227 dan standar deviasinya 0.0500885. Serta jumlah amatan sebanyak 30.

2. Uji Asumsi Klasik

a Uji Normalitas Uji normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan : 1 jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, 2 jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak memenuhi arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara Gambar 4. 2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dari grafik Normal P-P Plot di atas, terlihat titik menyebar di sekitar garis diagonal. Maka model regresi layak digunakan untuk memprediksi pemberian kredit berdasarkan masukan variabel independennya. b Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk memenuhi salah satu asumsi penting dalam model regresi berganda, yaitu variabel-variabel independen dalam model regresi tersebut tidak berkorelasi secara sempurna. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Uji multikolinearitas a. Dependent Variable : Kredit Modal Kerja Dari tabel di atas menunjukkan tidak ada gejala multikolinearitas di mana hasil uji VIF menunjujkkan nilai kurang dari 5 VIF 5 . Multikolinearitas dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linier antara variabel independen dalam model regresi. c Uji Autokorelasi Uji autokorelasi menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Deteksi autokorelasi dengan melihat besaran DURBIN-WATSON. Secara umum bisa diambil patokan : 1 angka D – W di bawah – 2, berarti ada autokorelasi posistif, 2 angka D – W diantara – 2 sampai + 2, berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D – W di atas + 2, berarti ada autokorelasi negatif. Model Collinearity Statistics VIF 1Constant Current Ratio 1.297 Account Receivable Turn Over 1.392 Debt to Equity Ratio 1.753 Net Profit margin 1.309 Return on Asset 1.929 Universitas Sumatera Utara Tabel 4. 3 Uji autokorelasi Model Summaryb a. predictors: constant, Return on Asset, Current Asset, Net Profit Margin, Account Receivable Turn Over, Debt to Equity b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja Tabel 4.3 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.762 berada pada angka D-W di antara -2 dan 2, berarti tidak terjadi autokorelasi. d Uji Heterokedastisitas Untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut Homokedastisitas. Jika varians berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati diagram pancar scatter plot residua l. Model Durbin-Watson 1 1.762 Universitas Sumatera Utara Gambar 4. 3 Scatterplot Berdasarkan gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titiknya menyebar secara merata. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pemberian kredit berdasarkan masukan variabel independennya. Universitas Sumatera Utara 3.Analisis Regresi a Persamaan Regresi Tabel 4. 4 Persamaan Regresi Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1 Constant .047 Current Ratio .154 Account Receivable Turn Over -.006 Debt to Equity Ratio 6.060 Net Profit Margin 13.224 Return on Asset -11.359 a. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja Persamaan regresi : KMK = 0.047 + 0.154 CR – 0.006 ARTO + 6.060 DER + 13.224 NPM – 11.359ROA Interpretasi model : a. konstanta sebesar 0.047 menyatakan bahwa dengan tidak adanya rasio- rasio keuangan berupa current ratio, account receivable turn over, debt to equity ratio, net profit margin, dan return on asset, maka pemberian kredit akan meningkat sebesar 0.047, b. koefisien regresi 0.154 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda + 1 current ratio akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 0.154, Universitas Sumatera Utara c. koefisien regresi 0.006 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda - 1 account receivable turn over akan menurunkan pemberian kredit sebesar 0.006, d. koefisien regresi 6.060 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda + 1 debt to equity ratio akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 6.060, e. koefisien regresi 13.224 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda + 1 net profit margin akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 13.224, f. koefisien regresi 11.359 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda - 1 return on asset akan menurunkan pemberian kredit sebesar 11.359. b Koefisien Determinasi Pengujian koefisien determinasi R Square R 2 dilakukan untuk melihat seberapa besar proporsi variabel independen, dalam hal ini current ratio, account receivable turn over, debt to equity ratio, net profit margin, return on asset dapat mempengaruhi variabel dependen, yaitu pemberian kredit. Hasil Uji Koefisien determinasi adalah sebagai berikut : Tabel 4. 5 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square 1 .650 a .423 .303 Universitas Sumatera Utara Dari hasil uji dapat dilihat nilai R sebesar 0.650, hal ini berarti hubungan antara variabel dependen dengan variabel-variabel independennya adalah kuat karena berada diatas 0.5. Nilai R Square didapat 0.423, namun untuk mengevaluasi model regresi sebaiknya digunakan nilai Adjusted R Square yaitu 0.303. Hal ini berarti 30,3 variasi dari pemberian kredit melalui kebutuhan modal kerja debitur dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independennya. Sedangkan sisanya 100 - 30,3 = 69,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. c Pengujian Hipotesis Model di atas mengisyaratkan jawaban akan hipotesis, namun untuk lebih jelasnya penulis melakukan uji pengaruh serempak dari variabel independen terhadap variabel dependen dan uji pengaruh parsial dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut. 1 Uji Signifikansi Serentak Uji F Dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel independen secara serentak mempengaruhi variabel dependen, dan juga memberikan jawaban atas hipotesis yang dikemukakan penulis di awal. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. 6 Uji F Model F Sig. 1 Regression 3.516 .016 a Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H = rasio keuangan debitur tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit, H a = rasio keuangan debitur berpengaruh terhadap pemberian kredit. Dalam menentukan apakah H ditolak atau diterima yaitu melalui : 1 perbandingan F hitung dengan F tabel α, k-1, n-k jika statistik F hitung statistik F tabel, maka H ditolak jika statistik F hitung statistik F tabel, maka H diterima 2 nilai probabilitas tingkat signifikansi jika probabilitas 0.05, maka H ditolak jika probabilitas 0.05, maka H diterima Dari tabel 4.6 didapat F hitung = 3.516; sedangkan untuk F tabel, bila k = 6 variabel, dan n = 30, maka k-1=5 dan n-k=24 dengan tingkat signifikansi 5 diperoleh F tabel = 2.776. Kesimpulan : F hitung = 3.516 F tabel = 2.776 dan tingkat signifikansi 0.016 0.05. Artinya seluruh variabel independen secara serempak yaitu current ratio, account receivable turn over, debt to equity ratio, net profit margin, dan return on Universitas Sumatera Utara asset berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu pemberian kredit pada tingkat kepercayaan 95. 2Uji Signifikansi Parsial Uji t Pada uji pengaruh parsial akan dilihat pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. H = koefisien regresi tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit, H a = koefisien regresi berpengaruh terhadap pemberian kredit. Ada dua cara dalam menentukan apakah H o ditolak atau diterima, yaitu : 1 perbandingan t hitung dengan t tabel , n-2 jika statistik t hitung statistik t tabel, maka H ditolak jika statistik t hitung statistik t tabel, maka H diterima 2 nilai probabilitas tingkat signifikansi jika probabilitas 0.05, maka H ditolak jika probabilitas 0.05, maka H diterima. Tabel 4.7 Uji t Model t Sig 1 Current Asset 3.247 .003 Account Receivable Turn Over -.117 .908 Debt toEquity Ratio 2.918 .008 Net Profit Margin 1.804 .084 Return on Asset -1.696 .103 t tabel = 2.059 Universitas Sumatera Utara Berikut ini penulis mendeskripsikan pengaruh parsial dari masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut. 1 Pengaruh kondisi likuiditas terhadap pemberian kredit Berdasarkan teori rasio likuiditas, rasio ini berguna untuk mengetahui berapa kemampuan bisnis perbankan dalam melunasi utang-utang jangka pendek yang dilakukan perusahaan itu dengan aktiva jangka pendek yang dimilikinya. Penulis telah mengemukakan pada awal skripsi bahwa kondisi likuiditas diwakilkan oleh current ratio CR. Untuk mengetahui pengaruh dari current ratio terhadap pemberian kredit maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut. H = current ratio tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit H a = current ratio berpengaruh terhadap pemberian kredit Berdasarkan tabel 4.7 variabel current ratio mempunyai nilai t hitung = 3.247 t tabel = 2.059 dan tingkat signifikansi 0.003 0.05, maka disimpulkan bahwa H ditolak atau koefisien regresi yang berarti current ratio berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendahnya current ratio mempengaruhi pemberian kredit. 2 Pengaruh kondisi aktivitas terhadap pemberian kredit Berdasarkan teori aktivitas, rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan bisnis perbankan itu dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, serta mengukur sampai seberapa besar efektivitas organisasi bisnis perbankan dalam mengelola sumber-sumber dananya. Universitas Sumatera Utara Penulis telah mengemukakan pada awal skripsi bahwa kondisi aktivitas diwakilkan oleh account receivable turn over. Untuk mengetahui pengaruh account receivable trun over terhadap pemberian kredit maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut. H = account receivable turn over tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit H a = account receivable turn over berpengaruh terhadap pemberian kredit Berdasarkan tabel 4.7 variabel account receivable turn over mempunyai nilai t hitung = 0.117 t tabel = 2.059 dan tingkat signifikansi 0.908 0.05, maka disimpulkan bahwa H diterima atau koefisien regresi yang berarti account receivable turn over tidak berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendahnya account receivable turn over tidak mempengaruhi pemberian kredit. 3 Pengaruh kondisi leverage terhadap pemberian kredit Berdasarkan teori leverage, rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi kewajibannya bilamana perusahaan tersebut dilikuidasikan, dan juga berguna untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva bisnis perbankan dibiayai oleh utang- utangnya. Penulis telah mengemukakan pada awal skripsi bahwa kondisi leverage diwakilkan oleh debt to equity ratio. Untuk Universitas Sumatera Utara mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap pemberian kredit maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut. H = debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit H a = debt to equity ratio berpengaruh terhadap pemberian kredit Berdasarkan tabel 4.7 variabel debt to equity ratio mempunyai nilai t hitung = 2.918 t tabel = 2.059 dan tingkat signifikansi 0.008 0.05, maka disimpulkan bahwa H ditolak atau koefisien regresi yang berarti debt to equity ratio berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendahnya debt to equity ratio mempengaruhi pemberian kredit. 4 Pengaruh kondisi rentabilitas terhadap pemberian kredit Berdasarkan teori, rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari berbagai sumber yang dimilikinya. Penulis telah mengemukakan pada awal skripsi bahwa kondisi rentabilitas diwakilkan oleh net profit margin dan return on asset. Untuk mengetahui pengaruh net profit margin terhadap pemberian kredit maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut. H = net profit margin tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit H a = net profit margin berpengaruh terhadap pemberian kredit Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.7 variabel net profit margin mempunyai nilai t hitung = 1.804 t tabel = 2.059 dan tingkat signifikansi 0.084 0.05, maka disimpulkan bahwa H diterima atau koefisien regresi yang berarti net profit margin tidak berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendahnya net profit margin tidak mempengaruhi pemberian kredit. Untuk mengetahui pengaruh return on asset terhadap pemberian kredit maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut. H = return on asset tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit H a = return on asset berpengaruh terhadap pemberian kredit Berdasarkan tabel 4.7 variabel return on asset mempunyai nilai t hitung = 1.696 t tabel = 2.059 dan tingkat signifikansi 0.103 0.05, maka disimpulkan bahwa H diterima atau koefisien regresi yang berarti return on asset tidak berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendahnya return on asset tidak mempengaruhi pemberian kredit. Universitas Sumatera Utara

C. Pembahasan Hasil Statistik