Perumusan Masalah Manfaat Penelitian

Menurut data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2006 bahwa jumlah balita penderita pneumonia di Sumatera Utara ada sebanyak 41.373 balita dengan cakupan penemuan hanya sebesar 33,44 . 15 Berdasarkan hasil penelitian Mohammad 2004 di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 1998-2002 diperoleh jumlah penderita pneumonia balita rawat inap adalah 139 orang dengan CFR 17,27. 16 Data yang diperoleh dari hasil penelitian Karolina 2002 di RS Santa Elisabeth Medan pada tahun 1998, penderita pneumonia yang dirawat di rumah sakit tersebut berjumlah 94 penderita dengan CFR 4,6. Pada tahun 1999, jumlah penderita Pneumonia yang dirawat meningkat menjadi 120 penderita dengan CFR 3,6. 17 Dari data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan pada tahun 2006, jumlah balita penderita pneumonia rawat inap di rumah sakit tersebut ada sebanyak 30 orang dengan proporsi sebesar 2.9 dari seluruh jumlah balita yang dirawat inap pada tahun 2006. Pada tahun 2007, jumlah balita penderita pneumonia rawat inap di rumah sakit tersebut ada sebanyak 212 orang dengan proporsi sebesar 18,3 dari seluruh jumlah balita yang dirawat inap pada tahun 2007. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita pneumonia pada balita yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tahun 2006-2007.

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik balita penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tahun 2006-2007. Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita pneumonia pada balita yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara tahun 2006-2007

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita berdasarkan sosiodemografi umur, jenis kelamin dan tempat tinggal. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita berdasarkan status gizi. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita menurut derajat pneumonia. d. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita pneumonia. e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita menurut keadaan sewaktu pulang. f. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita berdasarkan umur. g. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita berdasarkan status gizi. h. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita berdasarkan derajat pneumonia. i. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita berdasarkan keadaan sewaktu pulang. j. Untuk mengetahui proporsi status gizi berdasarkan derajat pneumonia. k. Untuk mengetahui proporsi derajat pneumonia berdasarkan keadaan sewaktu pulang. l. Untuk mengetahui proporsi umur berdasarkan derajat pneumonia. Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tentang karakteristik balita penderita pneumonia yang dirawat inap di rumah sakit tersebut sehingga berguna dalam peningkatan pelayanan serta penyediaan fasilitas perawatan dan pengobatan yang lebih baik terhadap penderita pneumonia. 1.4.2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang membutuhkan data penelitian ini, sehingga dapat melakukan penelitian selanjutnya dengan desain penelitian yang lebih sempurna. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi ISPA

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut yang mana istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections ARI. Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut : 18 2.1.1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembangbiak sehingga menimbulkan gejala penyakit. 2.1.2. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah termasuk jaringan paru-paru dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan 2.1.3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari. Secara anatomis ISPA dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu ISPA atas Acute Upper Respiratory Infection yaitu nasopharyngitis, otitis media, pharingotonsilitis, serta epiglottitis, dan ISPA bawah Acute Lower Respiratory Infection yaitu laryngitis, tracheobronchitis, bronchiolitis serta pneumonia. Universitas Sumatera Utara