Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Tempat Tinggal

6.3. Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Tempat Tinggal

Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Berdasarkan Tempat Tinggal Di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2006-2007. 94.6 5.4 Medan Luar Medan Gambar 6.3 di atas dapat dilihat bahwa proporsi balita penderita pneumonia terbesar berasal dari pasien yang bertempat tinggal di Kota Medan yaitu sebanyak 229 orang 94,6 sedangkan yang berasal dari luar Kota Medan yaitu sebanyak 13 orang 5,4 . Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO yang dikutip oleh Cissy B. Kartasamita, bahwa setiap balita yang tinggal didaerah urban rata-rata akan mengalami serangan ISPA sebanyak 5-8 kali per tahun. Sedangkan di daerah pedesaan rural insidens ISPA lebih rendah, kira-kira 1-3 kali per anak per tahun. Ini artinya bahwa resiko untuk terkena ISPA lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan dengan pedesaan. 28 Banyaknya penderita pneumonia balita yang berasal dari Medan disebabkan karena lokasi Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan sendiri berada di Kota Medan, sehingga banyak pengguna fasilitas rumah sakit tersebut berasal dari kota itu Universitas Sumatera Utara sendiri, sedangkan penderita pneumonia balita yang berasal dari luar Medan kemungkinan merupakan pasien kiriman. 6.4. Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Status Gizi Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Berdasarkan Status Gizi Di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2006-2007. 63.2 24.0 8.3 4.5 Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Lebih Gizi Buruk Gambar 6.4 di atas dapat dilihat bahwa proporsi balita penderita pneumonia terbesar dengan status gizi baik yaitu sebanyak 153 orang 63,2 , diikuti dengan gizi kurang sebanyak 58 orang 24 , gizi lebih sebanyak 20 orang 8,3 dan gizi buruk sebanyak 11 orang 4,5 . Hasil di atas sesuai dengan hasil penelitian Dewi N.H, dkk di Kabupaten Klaten 1996 yang menemukan balita penderita pneumonia lebih besar pada kelompok balita dengan status gizi baik 58,97 dibandingkan dengan status gizi kurangburuk 41.03. 25 Hal ini bukan berarti keadaan gizi balita tidak berperan dalam menjaga kesehatan dan ketahanan tubuh balita, melainkan faktor resiko yang meningkatkan insidens pneumonia bukan hanya status gizi saja melainkan ada faktor resiko lain seperti status imunisasi. Universitas Sumatera Utara

6.5. Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Derajat Pneumonia