5. Uji saponin dilakukan dengan menambahkan ekstrak dengan akuadest, lalu
dipanaskan kurang lebih 3 menit. Kemudian dikocok dengan kuat beberapa saat. Adanya saponin ditandai dengan terbentuk busa permanen kurang lebih
selama 15 menit dan tetap ada walaupun dengan penambahan satu tetes HCl Harborne, 1987.
3.8 Uji Kemampuan Bakteri Endofit Melisiskan Miselium G. boninense
Uji lisis dilakukan dengan cara menumbuhkan isolat bakteri endofit pada media mineral dengan 2 kelompok sumber karbon yang berbeda. Kontrol tanpa penambahan
bakteri endofit. Yang pertama yaitu media mineral dengan penambahan 5 G. boninense sebagai sumber C dan yang kedua yaitu media mineral dengan 5 G.
boninense dan ditambah 0,2 koloidal kitin. Penambahan kitin pada media bertujuan untuk memacu produksi kitinase. Sebanyak 50 ml masing-masing media mineral
K
2
HPO
4
0,7g; KH
2
PO
4
0,3g; MgSO
4.
7H
2
O 0,5g; FeSO
4
.7H
2
O 0,01g; ZnSO
4
0,001g; MnCl
2
0,001g dalam 1 liter dimasukkan 1 ml bakteri endofit yang setara dengan 10
8
CFUml McFarland. Kemudian diinkubasi selama 8 hari pada suhu 37
o
C.
Miselium G. boninense dibuat dengan cara menumbuhkan G. boninense pada media PDB selama 7 hari pada suhu ruang. Miselium dipanen dan disaring dengan
kertas saring Whatman No.1 secara aseptis, kemudian dicuci dengan akuades steril sampai beberapa kali. Miselium dihaluskan dengan blender, kemudian disaring
dengan menggunakan kertas saring Whatman No. 1 secara aseptis. Pengamatan berupa perubahan morfologi miselium yang diamati dengan mikroskop setiap hari
selama 8 hari. Selain pengamatan mikroskop dilakukan juga pengukuran kadar glukosa dan N-asetilglukosamin selama 2 hari, 4 hari, 6 hari dan 8 hari. Kadar glukosa
diukur dengan metode Nelson-Somogyi Lampiran C, hlm: 34 dan N- asetilglukosamin dengan metode Reissig et al, 1955 dalam Yurnaliza, 2002 Lampiran
D, hlm: 35.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deteksi Kemampuan Kitinolitik dari Bakteri Endofit
Dari hasil deteksi kemampuan kitinolitik dari bakteri endofit, bakteri PS38D, PS34A dan PS35A menunjukkan bahwa ketiga bakteri tidak membentuk zona bening
disekitar koloni pada media kitin agar Gambar 4.1.1. Mungkin ketiga bakteri endofit tidak menghasilkan enzim kitinase pada media kitin agar sehingga kitin yang terdapat
pada media tidak dapat dihidrolisis. Namun diketahui bahwa ketiga jenis bakteri tersebut mampu menghasilkan enzim kitinase yang dapat menghidrolisis kitin menjadi
N-asetilglukosamin.
PS38D PS34A
PS35A
Gambar 4.1.1 Uji kemampuan isolat bakteri endofit PS38D, PS34A dan PS35A dalam menghasilkan enzim kitinase dalam media kitin agar
dengan inkubasi 5 hari
Sebagian besar mikroorganisme tanah dan air adalah pendegradasi kitin yang baik. Kelompok Bacillus misalnya B. subtilis merupakan salah satu bakteri endofit
yang mampu menghasilkan enzim litik berupa kitinase dan β-1-3 glukanase Fujii
Miyashita, 1993. Beberapa genus dari Enterobacter spp. mampu menghasilkan dan mengeluarkan enzim kitinolitik, salah satu contoh adalah Enterobacter liquefaciens
Universitas Sumatera Utara
15.95 13.75
1.7 2
4 6
8 10
12 14
16
Z o
n a
h a
m b
a t
m m
PS34A PS35A
PS38D Jenis bakteri
Chernin et al., 1995. Enzim kitinase dapat melisiskan dinding hifa jamur patogen dari kelas Basidiomycetes dan Ascomycetes Utomo Tambajong, 2005. Produksi
enzim kitinase dan β-1-3 glukanase dipengaruhi oleh sumber karbon dan nitrogen
yang ada di dalam media dan dirangsang dengan pH asam dan NaNO
3
4.2 Deteksi Kemampuan Glukanolitik dari Bakteri Endofit