Isolasi Senyawa Antifungi dari Kultur Bakteri Endofit Uji Antagonis Ekstrak Metanol Bakteri Endofit Terhadap G. boninense Deteksi Kandungan Senyawa Antijamur Dari Ekstrak Metanol Bakteri Endofit

3.4 Deteksi Kemampuan Glukanolitik dari Bakteri Endofit

Ketiga isolat bakteri endofit yang telah terpilih ditumbuhkan pada media NA+Yeast yang telah disterilkan dan sebagai sumber glukannya digunakan Candida albicans. C. albicans diusap secara merata pada media NA+Yeast 2 g. Sebanyak 10μl suspensi ketiga bakteri endofit dengan kerapatan 10 8 CFUml sesuai Mc. Farland dituang pada kertas cakram Oxoid. Kemudian diletakkan pada masing-masing media sesuai dengan metode Kirby-Bauer Lay, 1994. Pengujian dilakukan sebanyak 2 kali ulangan. Isolat diinkubasi selama 4 hari pada suhu ruang. Setelah 4 hari diamati zona bening yang terbentuk. Zona bening yang terbentuk diukur dengan menggunakan penggaris.

3.5 Isolasi Senyawa Antifungi dari Kultur Bakteri Endofit

Isolasi senyawa antifungi dari kultur bakteri endofit, dilakukan dengan mengambil bagian agar yang menunjukkan zona hambat terhadap G. boninense pada media NA+ Yeast. Media agar kemudian dipotong dan dikumpulkan pada gelas piala. Potongan agar yang telah terkumpul dikeringkan dengan menggunakan metode freeze drying untuk menghilangkan kandungan air pada agar. Agar yang telah kering, selanjutnya dihaluskan sampai menjadi serbuk. Serbuk agar dimaserasi selama 5 hari dengan metanol 100. Kemudian disaring dengan kertas saring Whatman No. 1 dan pelarut metanol dievaporasi dengan rotary evaporator pada suhu 40 o Pada uji antagonis ekstrak metanol bakteri endofit digunakan Media Potato Dextrose Agar PDA. Pada media ditumbuhkan G. boninense dan diinkubasi pada suhu ruang selama 4 hari. Masing-masing ekstrak metanol dilarutkan dengan Dimetil sulfoksida DMSO dengan konsentrasi 20 kemu dian sebanyak 10 μl diteteskan C sampai tidak ada metanol yang tersisa. Kemudian diuji kemampuan antagonisnya dengan metode Kirby-Bauer Sadfi et al, 2002.

3.6 Uji Antagonis Ekstrak Metanol Bakteri Endofit Terhadap G. boninense

Universitas Sumatera Utara pada kertas cakram berdiameter 6mm. Pengujian kemampuan antifungi dilakukan dengan uji cakram metode Kirby-Bauer Lay, 1994. Sebagai pembanding digunakan antifungi ketokonazol 10. Diinkubasi pada suhu ruang selama 7 hari. Zona hambat yang terbentuk diamati dan diukur. Ekstrak metanol yang menghasilkan zona hambat yang besar kemudian diidentifikasi kandungan senyawa yang terdapat dalam ekstrak tersebut.

3.7 Deteksi Kandungan Senyawa Antijamur Dari Ekstrak Metanol Bakteri Endofit

Ekstrak metanol yang telah diperoleh dari prosedur sebelumnya dideteksi dengan menggunakan metode fitokimia untuk uji pendahuluan agar diketahui kandungan senyawa pada ekstrak bakteri endofit yang dibuat, misalnya alkaloid, terpenoid, fenolik, flavonoid, steroid atau saponin. 1. Uji fenolik dilakukan dengan mengambil satu ml ekstrak yang telah disiapkan ditambahkan dengan tiga tetes FeCl 3 2. Uji flavonoid dilakukan dengan mengambil satu ml ekstrak ditambah dengan tiga tetes Mg-HCl encer. Jika positif maka akan terbentuk larutan berwarna merah jambu pada sampel Harborne, 1987. 1 kemudian dikocok. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna hijau, merah, ungu, biru atau hitam yang kuat Harborne, 1987. 3. Uji alkaloid dengan menggunakan pereaksi Wagner, pereaksi Mayer dan Pereaksi Dragendroff. Dimana satu ml ekstrak ditambahkan dengan tiga tetes masing-masing pereaksi kemudian dikocok dan didiamkan kurang lebih 5 menit. Jika positif mengandung alkaloid maka akan terbentuk endapan berwarna putih 4. Uji steroid dilakukan dengan menggunakan H 2 SO 4p dan pereaksi LB Lieberman_Burchad. Dimana satu ml ekstrak ditambah dengan 3 tetes H 2 SO 4p , jika positif maka akan terbentuk larutan berwarna merah. Dan 1 ml ekstrak ditambah dengan 3 tetes pereaksi LB kemudian dikocok maka akan terbentuk larutan berwarna hijua kebiruan Harborne, 1987. Universitas Sumatera Utara 5. Uji saponin dilakukan dengan menambahkan ekstrak dengan akuadest, lalu dipanaskan kurang lebih 3 menit. Kemudian dikocok dengan kuat beberapa saat. Adanya saponin ditandai dengan terbentuk busa permanen kurang lebih selama 15 menit dan tetap ada walaupun dengan penambahan satu tetes HCl Harborne, 1987.

3.8 Uji Kemampuan Bakteri Endofit Melisiskan Miselium G. boninense