Kebijakan Pelestarian Naskah Kuno dalam Bentuk Digital

45

4.1.2 Temuan Penelitian

Temuan hasil penelitian dapat dilihat dari beberapa hasil wawancara yang telah diinterprestasikan dengan teori yang telah ada pada kajian pustaka dan dapat dijabarkan dalam beberapa poin sebagai berikut:

4.1.2.1 Kebijakan Pelestarian Naskah Kuno dalam Bentuk Digital

Salah satu kegiatan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat adalah pengelolaan deposit daerah, koleksi Minangkabau dan pelestarian bahan pustaka. Kegiatan ini dilakukan pada Bidang Deposit, Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka. Dalam melakukan pelestarian naskah kuno kebijakan yang dimaksud adalah keputusan yang diambil ketika melakukan kegiatan pelestarian naskah kuno baik yang berada pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat maupun yang masih berada di tangan ahli waris naskah kuno. Naskah kuno yang dilestarikan sesuai dengan UU Nomor 43 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa naskah yang berumur minimal 50 tahun termasuk naskah kuno, apabila suatu naskah belum memiliki usia 50 tahun maka tidak termasuk dalam naskah kuno yang akan dilestarikan atau dialihmediakan. Untuk menentukan usia naskah tersebut sudah beumur 50 tahun atau lebih biasanya dilihat dari tahun jika ada, dilihat dari kertas yang digunakan dan keterangan dari ahli waris pemilik naskah. Selain itu isi naskah juga ikut jadi pertimbangan bagi tim pelestarian naskah kuno dalam bentuk digital. Sebelum dilakukan kegiatan digitalisasi, dilakukan observasi terlebih dahulu untuk memperoleh keberadaan naskah kuno. Disamping itu, pada tahap ini juga akan dilakukan diskusi dengan pemilik naskah yang saat ini menjadi pemilik dan pewaris 46 naskah. Dalam diskusi yang diadakan ditanyakan tentang kemungkinan naskah- naskah tersebut dirawat di gedung Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat. Pada saat tim Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat dari melakukan pengumpulan naskah kuno dari pemiliknya langsung, jika tim tidak diperbolehkan mengambil naskah kuno yang asli, mereka akan meminta izin untuk mengambil salinan informasi dari naskah yang dimiliki pemilik asli dengan cara difoto dengan menggunakan kamera digital. Kebijakan pelestarian naskah kuno Minangkabau dari hasil wawancara dengan informan I 1 terkait dapat dilihat dari uraian berikut: I 1 : “Kalau kebijakan sudah ada, dengan adanya kebijakan bahwa naskah kuno harus dilestarikan dan pemerintah daerah tentunya mendukung anggaran untuk pelestarian naskah kuno. Jadi setelah melakukan hunting untuk mendapatkan naskah kuno selanjutnya dialihmediakan dalam bentuk CD supaya disamping perawatannya ada, tempat penyimpanannya banyak, kalau ada yang hilang masih ada back up-nya” Selain kebijakan mengenai pelestarian naskah kuno, Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat juga berpedoman kepada Perpustakaan Nasional RI seperti yang dijabarkan dalam hasil wawancara berikut: I 2 : “Ada acuan dari perpustakaan nasional, Badan Perpustakaan dan Kearsipan di provinsi masih mengacu ke perpustakaan nasional selaku yang membawahi perpustakaan provinsi secara teknis masih Perpustakaan Nasional RI tapi secara organisasi tidak, masing-masing 47 sudah di bawah pemerintah daerahnya. Di tambah referensi lain, misalnya seperti ada tenaga staf yang di tugaskan ke Jepang bulan Februari kemarin bisa jadikan referensi.” I 3 : “Kalau pedomannya merujuk kepada Perpustakaan Nasional RI, pelestrian naskah menggunakan kertas tisu Jepang yang kadar asamnya lebih rendah. Kita menggunakan kadar asam yang lebih rendah supaya lebih tahan sebab naskah kuno itu sudah beratus tahun umurnya, ada yang 150 tahun, ada yang 300 tahun. Sebelumnya mempergunakan kertas concorde karena kertas concorde lebih tahan daripada kertas-kertas yang sekarang. Jadi untuk melestarikannya, untuk menjaganya supaya tidak rusak lagi harus mempergunakan kertas tisu Jepang. Kemudian untuk lemnya menggunakan lem CMC.” Selanjutnya dari hasil wawancara peneliti dengan informan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sudah ada kebijakan dalam pelaksanaan pelstarian naskah kuno Minangkabau yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat. 2. Pedoman pelestarian naskah kuno dengan merujuk kepada Perpustakaan Nasional RI. 3. Pelestarian naskah kuno Minangkabau apabila naskah tidak diperbolehkan diambil oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat maka 48 pelestarian hanya sebatas penyelamatan informasi atau isi yang terkandung dalam naskah sementara fisik naskah diserahkan perawatannya kepada ahli waris. 4. Usia dan isi informasi naskah menjadi pertimbangan dalam kebijakan pelestarian naskah kuno.

4.1.2.2 Tujuan Pelestarian Naskah Kuno dengan Proses Digital