26
2.2.4 Pelestarian Naskah dengan Proses Digital
Menurut Darmono 2007, 102 preservasi secara digital atau digital preservation adalah pelestarian isi dokumen koleksi perpustakaan dengan cara
dialihkan ke dalam bentuk digital. Kegiatan ini banyak dilakukan oleh perpustakaan untuk melestarikan kandungan isi dokumen. Melalui preservasi digital maka
diharapkan kebertahanan koleksi digital dapat terjamin. Pada UU 43 tahun 2007 pasal 9 huruf c menyebutkan “Pemerintah berwenang mengalihmediakan naskah kuno yang
dimiliki oleh masyarakat untuk dilestarikan dan didayagunakan”. Hartinah 2009, 16 juga berpendapat bahwa tujuan alih media dokumen
langka dan dokumen kuno dimaksudkan untuk melestarikan nilai atau kandungan informasi, meningkatkan akses pada informasi dan pengetahuan yang tersembunyi,
mempromosikan sumber daya yang pernah ada sejarah, budaya, pengetahuan dan lain-lain serta mempromosikan instansi atau lembaga sumber dokumen.
Dalam buku Pedoman Pengelolaan Naskah Nusantara dijelaskan bahwa digitalisasi merupakan proses konversi naskah bermedia kertas, bambu, lontar atau
media lain ke dalam bentuk elektronik atau digital melalui proses transformasi atau alih media berbasis komputer. Setiap kegiatan digitalisasi merupakan upaya
melestarikan kandungan teks dalam naskah. Selain itu, digitalisasi mengacu pada perkembangan akses melalui internet atau mengurangi intensitas sentuhan langsung
pengguna terhadap koleksi yang berdampak pada kerusakan. Adapun perlakuan dokumen langka dan kuno menuju koleksi digital menurut
Hartinah 2009, 16 antara lain adalah seleksi dokumen berdasarkan prioritas
27 kepentingan dan kualitas informasi, identifikasi setiap halaman untuk melihat kualitas
fisik, lakukan konservasi bila diperlukan, lakukan alih media atau digitalisasi, organisasikan sesuai aturan pengolahan dokumen digital serta kontrol kualitas
informasi dan kelengkapannya. Transformasi atau alih media berbasis komputer memerlukan perangkat keras,
seperti komputer, pemindaian, pengonversi dan operator. Perangkat lunak seperti perangkat lunak pemindai dan pengonversi, perangkat lunak pembaca, perangkat
lunak pengolah dan penyunting dan perangkat lunak penyimpan. Di samping itu diperlukan pula sumber daya manusia sebagai pembuat, pengelola dan perawat objek
digital. Sangat penting untuk menyusun kriteria dalam memilih materi yang akan
didigitalisasi. Dalam buku Pedoman Pengelolaan Naskah Nusantara dijelaskan bahwa secara umum semua naskah perlu didigitalisasi, namun skala prioritas dapat
ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1 tingginya frekuensi penggunaan naskah oleh pemustaka; 2 kerentanan naskah terhadap kemusnahan sehingga
mengancam pengaksesan naskah misalnya karena kondisi rusak; 3 keunikan teks naskah tidak mempunyai versi lain; 4 koleksi khusus yang tidak terdapat di tempat
lain; 5 memudahkan dan meluaskan akses masyarakat terhadap naskah yang telah populer.
Pastikan bahwa perlengkapan yang dibutuhkan untuk program digitalisasi telah tersedia seperti perangkat keras untuk proses digitalisasi contoh: scanner,
kamera digital, lampu kamera dan lain-lain, infrastruktur komputer yang terhubung
28 dengan perangkat keras, perangkat lunak pengambil gambar dan perangkat lunak
pemproses gambar, perangkat lunak untuk metadata dan kontrol kualitas. Lingkungan harus sesuai dengan kondisi preservasi. Pastikan bahwa setiap
proses digitalisasi, seperti penanganan, penekanan terhadap cahaya dalam proses pemindaian scanning, pemotretan, penyimpanan sementara dan sebagainya tidak
mempunyai dampak negatif terhadap naskah. Produk digitalisasi disimpan dalam mesin server, bagaimanapun mesin ini
membutuhkan back up yaitu konten digital yang disimpan dalam media yang dapat dipindahkan CD, DVD, cakram padat, dan sebagainya. Dalam menentukan media,
harus difikirkan bahwa media tersebut akan usang dalam waktu yang tidak terlalu lama. Perlu dilakukan perpindahan data ke media penyimpanan baru setiap lima
tahun sekali. Perpindahan master naskah digital dilakukan agar tidak mengalami kehilangan informasi. Selanjutnya mempublikasikannya dengan menampilkannya
melalui internet. Menurut Mafar 2012, 9 hal terpenting dalam rangka preservasi digital adalah
proses back up. Beberapa kejadian seperti hilangnya data yang menyebabkan terhentinya proses pelayanan terjadi akibat kelalaian pengelola perpustakaan dalam
membuat cadangan data. Oleh karena itu, proses back up perlu dilakukan secara berkala. Dengan demikian, terhambatnya pelayanan akibat kehilangan data dapat
segera diatasi. Dari penjabaran tersebut dapat dikatakan bahwa proses digitalisasi naskah
antara lain adalah: 1 penelusuran dari tempat penyimpanan atau lokasi asal; 2
29 pembersihan dan persiapan; 3 pemindaian atau fotografi; 4 pengembalian terhadap
lokasi asal; 5 penamaan berkas; 6 pembuatan berkas versi online dari berkas master: 7 back up server atau media penyimpanan.
2.3 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan