55 lemari kayu dapat merusak koleksi karena mengandung zat asam atau kandungan lain
yang dihasilkan oleh zat perekat. Prioritas untuk melestarikan kandungan informasi naskah dan bentuk fisiknya
seharusnya sejalan. Hal ini disebabkan naskah kuno merupakan warisan budaya yang apabila lenyap maka kebudayaan di suatu daerah juga akan lenyap. Seharusnya
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat juga menyelamatkan bentuk fisik naskah kuno.
4.1.2.4 Alur Kerja Transformasi Digital Naskah Kuno Minangkabau
Proses alur kerja transformasi digital naskah kuno Minangkabau yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Sumatera Barat bekerja sama
dengan tim FIB Fakultas Ilmu Budaya Unand dapat dilihat dari wawancara berikut: I
4:
“Badan perpustakaan melakukan metode searching and save jadi mencari dan menyelamatkan. Mereka menganggarkan untuk biaya perjalanan untuk
hunting ke tempat beberapa koleksi naskah yang ada di lapangan maka kendalanya adalah tempatnya jauh, belum tentu masyarakat mau
mengeluarkan koleksinya, yang dilakukan dengan bantuan Unand adalah dengan metode pendekatan secara kebudayaan. Biasanya kalau didekati
dengan kebudayaan masyarakat mau mengeluarkan koleksinya, kemudian membersihkan manuskrip, melakukan pendigitalan dan memberikan bantuan
untuk lemari penyimpanan. Pendigitalan dilakukan dengan peralatan standar internasional karena bagaimanpun pekerjaan tersebut harus sekali jadi. Jadi
56 saya menganjurkan untuk membuat pendigitalan dengan merujuk ke British
Library. Bisa di cek bagaimana standar internasional di dunia perpustakaan pengarsipan secara digital. Pendigitalan dilakukan menggunakan alat potret
dan laptop. Biasanya peralatan yang digunakan adalah kamera DSLR Canon berapapun tipenya, karena DSLR Canon bisa terhubung ke laptop, jadi
eksekusi gambar melalui laptop. Setelah dari lapangan mendapatkan gambar yang dilakukan kemudian adalah proses pengeditan gambar, proses
pengeditan gambar itu menempuh waktu yang cukup panjang mulai dari editing gambar sampai file naming penamaan file. File naming ini misalnya
programnya tahun berapa, lokasinya dimana, judul naskahnya apa, hal ini dilakukan untuk semua manuskrip.”
Dari kutipan wawancara tersebut dapat dilihat proses alur kerja transformasi digital naskah kuno. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat
bekerja sama dengan FIB Unand teknik pendigitalan naskah, dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut ini: pemotretan naskah, pengeditan, penyimpanan foto
naskah dalam cakram padat CD. Pemotretan naskah naskah akan dilakukan dengan menentukan kualitas foto naskah dengan standar internasional. Adapun standar yang
diikuti adalah standar tentang digitalisasi pemotretan naskah yang digunakan oleh British Library, London.
Alur kerja proses transformasi digital naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 pemotretan,
dilakukan dengan menggunakan kamera DSLR Canon dengan standar yang
57 dianjurkan adalah minimum foto naskah memiliki resolusi minimal 300 dpi dan
kepadatan warna 24 bit. Kualitas foto yang disimpan harus dalam format TIFF atau dari format RAW ke format TIFF dan tidak diperkenankan dalam format JPEG atau
format JPEG ke format TIFF; 2 Penyuntingan editing, setelah dilakukan pemotretan selanjutnya dilakukan proses penyuntingan editing foto naskah dengan
mengatur fokus gambar agar kualitas gambar jelas; 3 Pengemasan packaging, dilakukan dengan pembuatan file naming yang berisi nama file dan penomorannya
agar naskah tersusun dari halaman pertama sampai halaman akhir. Pembuatan file naming harus sesuai dengan halaman naskah. Setelah selesai naskah disimpan dalam
bentuk digital dalam format CD yang dibuat dalam dua copy yang pertama untuk disimpan pada Bidang Deposit, Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka agar
dapat dilayankan ke pengguna perpustakaan dan yang kedua sebagai back up persiapan apabila terjadi kerusakan pada CD seperti CD tidak dapat terbaca dan; 4
Penamaan berkas, setelah selesai proses pengemasan packaging selanjutnya proses penamaan berkas atau pemberian label pada CD naskah berdasarkan tahun dan lokasi
naskah kuno. Alur kerja proses transformasi digital naskah kuno di Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada flowchart berikut:
58 baik
baik
Gambar 4.7 Alur Kerja Transformasi Digital Naskah Kuno
Keterangan: Symbol Terminal simbol untuk permulaan atau akhir dari
suatu program Penelusuran Naskah
Kondisi Fisik
Dilakukan Konservasi
Pemotretan
Penyutingan editing
Pembuatan File Naming
Bidang Deposit, Pengamatan dan
Pelestarian Bahan Pustaka Back up
Selesai Pemberian
Label Pengemasan
packaging tidak
Kondisi Fisik
59 Symbol Decision simbol untuk kondisi yang akan
menghasilkan beberapa jawabanaksi
Symbol Process simbol yang menunjukkan pengolahan
Alur Kerja Proses Kerja
Proses transformasi digital naskah kuno dapat dilihat dari gambar berikut: 1
Buka Double Klik shortcut “EOS Utility”, lalu pilih “camera settingRemote shooting
2 Muncul icon seperti gambar di bawah dan tentukan terminal file gambar
60 3
Klik tombol eksekusi maka akan keluar program “Digital Photo Profesional”
4 Klik tombol pada gambar panah maka akan keluar gambar seperti di bawah
5 Untuk menentukan fokus gambar, dengan cara mengatur posisi lensa pada
camera dan pada tampilan yang tersedia di gambar berikut
61 6
Fokus gambar akan menjadi kualitas yang diinginkan
Dalam melakukan transformasi digital naskah kuno masih terdapat berbagai kendala. Hal ini dapat sesuai dengan pernyataan informan berikut:
I
4
: “Kendalanya tidak ada naskahnya. Kalau tidak ada naskahnya tidak bisa didigital, karena masyarakat yang mempunyai naskah tidak semuanya
masyarakat mau memberikan naskahnya untuk didigitalkan. Itu halangan yang pertamanya. Halangan yang kedua tentang teknis, tidak semua
tempat ada listrik. Yang ketiga biayanya cukup besar. Biaya cukup besar bukan berarti peralatannya mahal, perjalanannya yang butuh banyak
biaya. Perjalanan ke tempat lokasi, mencarinya dan waktunya. Waktu berimplikasi juga ke dana yang dipakai.”
Dapat disimpulkan kendala yang dihadapi dalam transformasi digital naskah kuno antara lain adalah tempatnya jauh dan belum tentu masyarakat mau
mengeluarkan koleksinya. Selain kendala tersebut juga kendala mengenai teknis dan keuangan.
62
4.1.2.5 Penyusunan Naskah Kuno