Proses Digitalisasi Transformasi Digital

23 h. Konservator, menjaga kelestarian bentuk fisik asli dokumen yang dialihmediakan informasinya untuk kepentingan penelitian. 6. Pendistribusian Tahap akhir dari proses digitalisasi ini adalah tahap pendistribusian. Sistem pendistribusian informasi digital dapat dilakukan melalui situs web dari masing- masing perwakilan atau dari badanasosiasi yang menjadi pusat pengelolaan kandungan informasi lokal. Informasi yang dilayankan dapat berupa teks dan gambar. Untuk karya yang berupa teks yang sudah dikategorikan wewenang publik public domain maka secara penuhkeseluruhan fulltext dapat dilayanankan kepada masyarakat, demikian pula halnya untuk karya lukisan maupun gambar. Lain halnya dengan apabila karya tersebut masih dilindungi hak cipta untuk mendistribusikannya secara luas dalam bentuk digital Gardjito 2002, 19.

2.2.3 Proses Digitalisasi

Menurut Pendit 2007, 103 proses digitalisasi adalah proses mengubah dokumen tercetak menjadi dokumen digital. Proses digitalisasi dapat dilakukan terhadap berbagai bentuk bahan pustaka seperti peta, naskah kuno, foto, karya seni patung, lukisan dan sebagainya. Proses digitalisasi untuk naskah kuno atau buku yang sudah sangat tua dapat dilakukan dengan kamera khusus beresolusi tinggi yang mampu memotret setiap detail dari naskah tersebut. Untuk naskah yang sudah sangat rapuh dibutuhkan proses laminating dengan plastik khusus sebelum dokumen tersebut di scan atau difoto. 24 Saleh 2010, 13 berpendapat bahwa proses pembuatan dokumen digital secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Seleksi dan pengumpulan bahan yang akan dibuat koleksi digital, bahan- bahan yang akan dikonversi dari tercetak menjadi digital perlu diseleksi untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan digitalisasi koleksi perpustakaan. 2. Pembongkaran jilid koleksi agar bisa dibaca alat pemindaian scanner, proses ini perlu dilakukan untuk memudahkan operator pemindai melakukan proses pemindaian lembar demi lembar dari bahan tersebut. 3. Pembacaan halaman demi halaman dokumen menggunakan alat pemindai yang kemudian disimpan dalam format file PDF. Hasil proses ini adalah dokumen dalam bentuk elektronik atau file komputer. 4. Pengeditan, hasil pemindaian tadi masih perlu diedit, terutama jika ukuran kertas yang ditentukan pada saat scanning tidak tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan editing seperti pemotongan pinggiran halaman, pembalikan halaman dan lain-lain. Selain itu juga perlu dilakukan penggabungan halaman jika pemindaian dilakukan secara sepotong-sepotong. 5. Pembuatan serta pengelolaan metadata basis data agar dokumen tersebut dapat diakses dengan cepat. Pembuatan basis data ini dapat menggunakan perangkat lunak apa saja yang dapat dikenal dan biasa digunakan oleh manajer sistem. 6. Melengkapi basis data dokumen dengan abstrak jika diperlukan. Terutama untuk dokumen-dokumen yang berisi informasi ilmiah serta monograf lainnya. Sedangkan untuk dokumen yang berisi informasi singkat dan semacamnya, cukup ditambahkan keterangan atau anotasi. 7. Proses selanjutnya adalah pemindaian dokumen PDF serta basis data ke CD- ROM atau DVD. Setelah dokumen digital selesai, maka tahap berikutnya adalah mengumpulkan dokumen tersebut, menata serta mengkopinya ke dalam CD-ROM atau DVD. 8. Penjilidan kembali dokumen yang sudah dibongkar dan dokumen tersebut dapat dikembalikan ke tempat penyimpanannya. Hartinah 2009, 15 berpendapat bahwa kegiatan alih media koleksi perpustakaan antara lain adalah: 1. Pembuatan daftar pengelompokan koleksi yang akan dilakukan alih media. 2. Pengambilan koleksi dari ruang koleksi. 3. Melakukan scan menggunakan scanner terhadap koleksi sesuai urutan dalam daftar dan kelompok koleksi. 25 4. Pengecekkan dan pencocokan kelengkapan hasil scan dan koleksi yang di scan. 5. Pengembalian koleksi ke ruang koleksi. 6. Hasil scan koleksi disimpan ke dalam database dan server termasuk membuat back up data, pemberian nama-nama khusus terhadap file-file untuk memudahkan proses temu kembali. 7. Hasil scan koleksi disiapkan dalam CD atau DVD untuk disimpan dalam ruang koleksi atau untuk kebutuhan diseminasi informasi. 8. File-file hasil scan koleksi dihubungkan ke dalam website perpustakaan agar bisa diakses oleh pengguna. 9. Membuat buku petunjuk bagi pengguna tentang cara melakukan temu kembali atau akses informasi dan peraturan-peraturan terhadap hak kekayaan intelektual HaKI terhadap koleksi bentuk digital. Selain itu Pendit 2007, 106 mengatakan bahwa proses digitalisasi dibedakan menjadi 3 tiga kegiatan utama, yaitu: 1 scanning, yaitu proses memindai men- scan dokumen dalam bentuk cetak dan mengubahnya ke dalam bentuk berkas digital; 2 editing, adalah proses mengolah berkas PDF di dalam komputer dengan cara memberi password, watermark, catatan kaki, daftar isi, hyperlink dan sebagainya. Kebijakan mengenai hal-hal apa saja yang perlu diedit dan dilindungi di dalam berkas tersebut disesuaikan dengan kebijakan yang telah ditetapkan perpustakaan; 3 uploading, adalah proses pengisian input metadata dan meng- upload berkas dokumen tersebut ke digital library. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa proses digitalisasi antara lain adalah seleksi koleksi yang akan didigitalisasikan, mengumpulkan koleksi yang akan didigitalisasikan, melakukan scan, membuat back up, memberi nama-nama khusus agar mudah ditemu kembalikan dan dihubungkan ke dalam website apabila diperlukan. 26

2.2.4 Pelestarian Naskah dengan Proses Digital