Keputusan Masyarakat Kabupaten Aceh Singkil Tentang Partisipasi

pendukung yang memungkinkan dapat merubah tindakan tesponden menjadi sebaliknya. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat dari tabel 4.3 yang menunjukan bahwa dari 41 orang responden yang mengguakan alat konterasepsi terdapat 7 responden 17,1 yang memilih metode konterasepsi pil, 18 responden 43,9 memilih metode suntik, dan 16 responden 39,0 memilih metode kondom. Peserta KB di Indonesia masih didominasi oleh perempuan dari pada laki-laki BKKBN, 2012. Tindakan yang dilakukan oleh responden dalam memilih alat konterasepsi yang responden gunakan menurut peneliti termasuk kedalam kategori tindakan mekanisme. Menurut Notoadmojo 2003 bahwa tindakan atau keputusan responden ini termasuk kedalam kategori tindakan mekanisme yaitu jika seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara optimis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tindakan mekanisme. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti yang dapat dilihat pada tabel 4.4 menunjukan bahwa ada 14 responden 34,1 yang beralasan mencoba-coba saja alat konterasepsi yang responden gunakan, dan ada 27 responden 65,9 yang memilih alasan menggunakan alat konterasepsi karena mengikuti anjuran petugas kesehatan yang berpengalaman. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Mar’at 1981 bahwa sikap manusia itu bisa berubah-usah sesuai dengan stimulus atau rangsangan terkuat apa yang ia dapatkan. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada dari tabel 4.5 yang menunjukan bahwa dari 41 responden yang memilih menggunakan alat konterasepsi ada 23 responden 56,1 yang merasakan nyaman dengan alat konterasepsi yang responden gunakan, dan ada 18 responden 43,9 yang merasakan rasa tidak nyaman dengan alat konterasepsi yang mereka gunakan, hal ini juga sejalan dengan penelitian Suryadi 2011 dari pilihan berbagai macam alat konterasepsi yang di gunakan responden, diatara mereka ada yang merasakan kenyamanan, dan ada juga yang merasakan tidak nyaman dengan alat konterasepsi yang mereka pilih. Dari hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.6 yang menunjukan bahwa semua responden yang menggunakan alat konterasepsi 100 mengatan bahwa Film KB yang sudah ada sangat bermanfaat bagi responden. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pranajaya 1999 bahwa film bisa memberi pengaruh yang kuat terhadap pola pikir masyarakat. Oleh karena itu, peneliti berfikir bahwa Film KB dapat mempengaruhi keputusan responden untuk ber-KB dan memberikan manfaat bagi responden. Dalam program KB nasional idealnya penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama pria dan wanita sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang dipilih mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami istri. Pasangan suami istri harus saling medukung dalam pemilihan dan penggunaan metode kontrasepsi karena kesehatan reproduksi, khususnya keluarga berencana bukan hanya urusan pria atau wanita saja Suprihastuti, 2000. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan responden pada tabel 4.8 menunjukan bahwa dari 41 responden yang menggunakan program KB, semua pasangan responden mengatakan ya bahwa pasangan responden mendukung program KB yang responden gunakan.

5.2.2 Komunikasi Dua Arah Masyarakat Kabupaten Aceh Singkil Tentang

Partisipasi Masyarakat Ber-KB Komunikasi dua arah yaitu adanya hubungan timbal balik dua arah antar satu individu dengan individu yang lainnya guna mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhan. Menurut Mulyana 2007 bahwa komunikasi dua arah seseorang dipengaruhi oleh, pendidikan, usia, kebutuhan, minat, dan pengalaman. Hal ini sesuai dengan yang didapatkan peneliti ketika melakukan penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.9 menunjukan bahwa ada 71 responden 74,7 yang mengatakan pernah mendapat penyuluhan atau pendidikan menganai program KB, dan ada 24 responden 25,2 yang mengatakan tidak pernah mendapatkan penyuluhan atau pendidikan mengenai program KB. Dari hasil penelitian yang didapatkan peneliti pada tabel 4.10 menunjukan bahwa ada sebanyak 29 responden 30,5 yang mengatakan bahwa responden pernah datang kepetugas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan informasi tentang program KB, dan ada 66 responden 69,5 yang menyatakan bahwasannya responden tidak pernah datang ke petugas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan informasi tentang program KB. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyana 2007, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Liliweri 2011 bahwa Interaksi dalam komunikasi dua arah adalah saling bertukar pesan atau pikiran, dan komunikasi ini dapat terjadi secara disengaja maupun tidak sengaja, komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang akan disampaikan disiapkan terlebih dahulu dan dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat diketahui penerima, fungsi utama dan pertama dari informasi adalah menyampaikan pesan informasi atau menyebarluaskan informasi kepada orang lain, artinya diharapkan dari penyebarluasan informasi itu para penerima informasi akan mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti yang berada pada tabel 4.11 menunjukan bahwa dari semua 29 responden yang datang kepetugas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan informasi seputar program KB mengatakan bahwa ya petugas pelayanan kesehatan memberikan penjelasan kepada responden tentang program KB dan bagaimana cara menggunakannya.

5.2.3 Tanggung Jawab Masyarakat Kabupaten Aceh Singkil Tentang

Partisipasi Masyarakat Ber-KB Tanggung jawab menurut kamus bahasa indonesia merupakan keadaan berkewajiban menaggung, memikul, menanggung segala sesuatunya, dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah