Tanggung Jawab Masyarakat Kabupaten Aceh Singkil Tentang

laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup manusia, bahwa setiap manusia dibebani dengan tangung jawab. Apabila dikaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus dipikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat. Hasil penelitian ini yang berada pada tabel 4.19 menunjukan bahwa ada sebanyak 41,1 responden menyatakan setuju dengan pernyataan perlunya pemeriksaan rutin sesuai dengan program KB yang digunakan, dan ada 1,1 responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan perlunya pemeriksaan rutin sesuai dengan program KB yang digunakan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Indira 2009 bahwa diperlukannya pemeriksaan rutin bagi pengguna alat konterasepsi untuk memastikan kondisi kesehatanya terhadap reaksi dan efek samping alat konterasepsi yang responden gunakan. Dari banyaknya pilihan metode alat konterasepsi yang ada semuanya menawarkan keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Ada banyak kondisi yang bisa terjadi dikarenakan pengaruh atau efek samping dari penggunaan alat konterasepsi tersebut seperti, mual, pusing, nyeri pada payudara, terganggunya siklus menstruasi, keram dan nyeri pada rahim, nyeri setelah prosedur serta komplikasi lain akibat pembedahan dan anestesi serta dapat meningkatkan resiko kehamilan ektopik. Oleh karena itu, sangat diperlukan pemeriksaan rutin untuk menghindari resiko yang lebih besar. Menurut Risaus 2012 Pada hakikatnya hanya masing-masing individu yang dapat bertanggung jawab. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja, tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Dari hasil penelitian yang berada pada tabel 4.19 menunjukan bahwa ada sebanyak 58,9 responden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan perlunya menjaga kesehatan reproduksi saat menggunakan program KB, ada 40,0 menyatakan setuju, dan 1,1 responden yang menyatakan kurang setuju. Hal ini sesuai dengan pendapat Manuba 1998 bahwasannya setiap individu harus menjaga kesehatan reproduksinya dan berhak mendapatkan hak-hak reproduksi. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel 4.20 menunjukan bahwa tanggung jawab responden tentang partisipasinya dalam program KB itu berada pada kategori baik sebesar 98,9 responden, dan pada kategori buruk ada sebanyak 1,1 responden. Secara umum bertanggung jawab adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Dalam penelitian ini kita dapat melihat ada sebanyak 98,9 responden telah memiliki rasa tanggung jawab yang baik, sehinga kedepannya dapat memberikan dampak yang positif bagi responden. Hal ini sesuai dengan pernyatan Syam’z 2012 bahwa tanggung jawab merupakan sesuatu yang menjadi kewajiban keharusan untuk dilaksanakan dan diharapkan mampu memberi makna positif bagi kehidupan.

5.2.5 Mengikuti Perubahan Dalam Partisipasi Masyarakat Ber-KB

Mengikuti perubahan artinya bersedia untuk menerima hal-hal baru yang berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan lebih luas. Perubahan adalah suatu yang perlu dilakukan supaya persaingan untuk maju terus berlaku. Mengikuti perubahan merupakan satu aturan dalam hidup dan merupakan komponen paling penting apabila kita ingin mencapai sesuatu kemajuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Alicia 2013 perubahan merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel 4.21 tentang pernyataan harus mau mencoba program KB alat konterasepsi yang terbaru sesuai dengan perkembangan zaman, ada 23,2 responden yang menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut, ada 31,6 reponden yang menyatakan kurang setuju, dan ada 45,3 responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hasil penelitian yang didapatkan peneliti menunjukan bahwa mengikuti perubahan bukan berarti harus mau menggonta-ganti alat konterasepsi sesuai dengan perkembangan zaman. Ketika responden sudah mengalami kecocokan dan kenyamanan dengan alat konterasepsi yang responden gunakan, mayoritas responden masih tetap memilih alat konterasepsi yang responden gunakan, dari pada harus mencoba menggunakan alat konterasepsi program KB yang terbaru sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini sejajar dengan hasil penelitian Maya 2010 bahwa meskipun sudah banyak bermunculan tawaran metode konterasepsi yang baru, namun responden masih tetap memilih menggunakan alat konterasepsi yang sudah lama responden gunakan dengan alasan kenyamanan dan kecocokan. Hasil penelian yang dapat dilihat pada tabel 4.21 menunjukan bahwa ada 10 responden 10,5 yang menyatakan setuju dengan pernyataan menggonta- gati alat kontersepsi sesuka hati responden, ada 61 responden 64,2 menyatakan kurang setuju, dan ada 24 responden 25,3 yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wijaya 2008 bahwa mengikuti suatu perubahan dan perkembangan zaman itu perlu jika perubahan tersebut kearah yang lebih baik positif dari keadaan semula, tetapi jika perubahan tersebut kearah yang lebih buruk negatif maka tak perlu dilakukan perubahan. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti yang dapat dilihat pada tabel 4.22 menunjukan bahwa ada 46 responden 48,4 yang menyatakan mengikuti perubahan merupakan bagian baik, dan ada 49 responden 51,6 responden yang menyatakan mengikuti perubahan merupakan bagian buruk. Dari hasil penelitian yang didapat peneliti berasumsi bahwasannya mengikuti perubahan dalam partisipasi responden ber-KB di Kabupaten Aceh Singkil bukanlah menjadi tren yang harus dilakukan.