Hasil Analisa Bivariat HASIL PENELITIAN

Film KB k N Baik 6 6 .3 8 5 0.5 4 5 6.8 .035 Buruk 4 3.2 1 .0 1 4 3.2 Tabel 4.24 Hasil Uji Chi Square Hubungan Variabel Pemutaran Film KB Dengan Komunikasi Dua Arah Responden Pemutaran Film KB Komunikasi Dua Arah Total P Ya Tida k Baik 9 3 0.5 6 3.2 9 9 3.7 .173 Buruk .0 6 .3 6 .3 Tabel 4.25 Hasil Uji Chi Square Hubungan Variabel Pemutaran Film KB Dengan Tanggung Jawab Responden Pemutaran Film KB Bertanggung Jawab Total P Baik Buru k Baik 9 9 3.7 5 .3 4 9 8.9 .63 Buruk .0 1 .1 1 .1 Tabel 4.26 Hasil Uji Chi Square Hubungan Variabel Pemutaran Film KB Dengan Responden Mengikuti Perubahan Pemutaran Film KB Mengikuti Perubahan Total P Baik Buru k Baik 1 4 3.2 5 .3 6 4 8.4 .104 Buruk 8 5 0.5 1 .1 9 5 1.6 Berdasarkan tabel 4.23 hasil uji statistik chi square dilakukan untuk mengetahui hubungan pemutaran Film KB terhadap keputusan responden, kemudian dari hasil uji yang dilakukan, diperoleh nilai p value = 0,035 p0,05. dengan demikian dapat disimpulkan ada terdapat hubungan yang bermakna antara pemutaran Film KB dengan keputusan responden. Hal tersebut dapat kita lihat juga dalam tabel 4.2 yaitu terdapat 41 responden 43,2 yang menggunakan alat konterasepsi, dan ada 54 responden 56,8 yang tidak menggunakan alat kontersepsi, namun pemutaran film KB ini sudah memberikan pengaruh kepada masyarakat walaupun tindakan tentang keputusan yang diambil masyarakat untuk menggunakan program KB masih rendah dan perkembangan pengguna program KB juga berjalan dengan lambat. Berdasarkan tabel 4.24 hasil uji statistik chi square dilakukan untuk mengetahui hubungan pemutaran Film KB terhadap komunikasi dua arah responden, kemudian dari hasil uji yang dilakukan, diperoleh nilai p value = 0,173 p0,05. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pemutaran Film KB dengan komunikasi dua arah responden, walaupun responden sudah mendapatkan sosialisasi seputar program KB dengan menggunakan media film KB dan ada 98 responden 93, yang dapat dilihat pada tabel 4.1 mengatakan bahwa pemutaran film KB itu merupakan bagian baik, namun jika dilihat pada tabel 4.11 ada 66 responden 69,5 yang merasa tidak perlu datang kepelayanan kesehatan hanya untuk mendapatkan informasi seputar program KB secara terperinci, informasi itu bisa juga didapat dengan menggunakan internet, bertanya kepada tetangga, dan juga keluarga tanpa harus repot datang kepetugas pelayanan kesehatan. Berdasarkan tabel 4.25 hasil uji statistik chi square dilakukan untuk mengetahui hubungan pemutaran Film KB terhadap tanggung jawab responden, kemudian dari hasil uji yang dilakukan, diperoleh nilai p value = 0,063 p0,05. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pemutaran Film KB dengan tanggung jawab responden, jika dilihat pada tabel 4.1 ada 98 responden 93, responden mengatakan bahwa pemutaran film KB itu merupakan bagian baik, dan juga dapat kita lihat dari tabel 4.20 ada 94 responden 98,9 mengatakan bahwa tanggung jawab merupakan bagian baik dalam penggunaan program KB, namun jika dilihat pada tabel 4.2 pengguna program KB masih rendah yaitu hanya 41 responden 43,2. Berdasarkan tabel 4.26 hasil uji statistik chi square dilakukan untuk mengetahui hubungan pemutaran Film KB terhadap responden mengikuti perubahan, kemudian dari hasil uji yang dilakukan, diperoleh nilai p value = 0,104 p0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pemutaran Film KB dengan responden mengikuti perubahan, walaupun jika dilihat pada tabel 4.1 ada 98 responden 93, responden mengatakan bahwa pemutaran film KB itu merupakan bagian baik, namun pada tabel 4.21 ada 43 responden 45,3 yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan mau mencoba menggunakan program KB terbaru yang sesuai dengan perkembangan zaman.

BAB VI PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh pemutaran Film KB terhadap perilaku partisipasi masyarakat ber-KB di Kabupaten Aceh Singkil yang dapat dilihat sebagai berikut :

5.1 Film KB

Film KB merupakan film layar tancap yang dibuat dengan tujuan untuk memotivasi dan mendorong masyarakat untuk mengikuti program KB juga memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat dari program, serta bagaimana cara yang benar dalam menggunakan alat konterasepsi dalam keluarga. Dari hasil penelitian yang terdapat pada tabel 4.1 menunjukan bahwa responden yang berpendapat bahwa pemutaran Film KB merupakan bagian baik sebanyak 93,7 responden, dan yang mengatakan bahwa pemutaran Film KB merupakan bagian yang buruk sebanyak 6,3. Pada kerangka konsep penelitian ini telah menggambarkan bahwa pemutaran Film KB secara langsung dapat mempengaruhi perilaku partisipasi masyarakat ber-KB di Kabupaten Aceh Singkil. Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemutaran Film KB dapat menyampaikan informasi mengenai program KB masuk kedalam golongan baik. Hal ini dapat terjadi karena pemutaran Film KB merupakan suatu jenis media yang memiliki tujuan menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat luas. Film KB ini memberikan ketertarikan bagi pemerintah dan menjadi suatu alternatif yang baru bagi pemerintah untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan pemerintah seputar program KB dan merupakan salah satu bentuk media promosi program yang sudah dibuat pemerintah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Suparno 1999 bahwa pertunjukan film disamping sebagai komoditas ekonomi juga berfungsi sebagai sarana penerangan entertaiment, pendidikan edukasi, dan hiburan rekreasi. Oleh karena itu film dapat dimanfaatkan sebagai media publikasi atau penyuluhan untuk menyampaikan pesan-pesan tentang program pembangunan disegala bidang. Pada hasil penelitian ini menujukan bahwa pemutaran Film KB dapat menyampaikan informasi dengan seputar program KB dengan baik. Hasil penelitian yang peneliti dapakan sejalan dengan hasil penelitian dari Suryadi 2011 bahwa pemutaran film KB ini dianggap sebagai salah satu media yang efektif untuk menyebarluaskan informasi dan promosi program serta kegiatan kepada masyarakat. Menurut teori S-O-R dalam Notoatmodjo 2007, perilaku dapat berubah hanya apa bila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme dan perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang stimulus yang berkomunikasi dengan organisme. Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa pemutaran Film KB ini akan mempengaruhi responden sehingga nantinya dapat mempengaruhi perilaku