1. Analisis Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Dalam hal ini, penulis akan memberikan gambaran berupa evaluasi kinerja dari Pegawai Negeri Sipil. Adapun faktor-faktor yang mepengaruhi kinerja Pegawai
Negeri Sipil adalah meliputi : a.
Budaya kerja, khususnya bagi Pegawai Negeri Sipil merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja. Faktor ini dapat dikategorikan sebagai permasalahan yang
harus diberikan perhatian khusus dalam sistem kepegawaian Indonesia. Lemahnya budaya kerja didasarkan oleh kepentingan masing-masing individu
yang mempunyai motivasi yang berbeda dalam setiap kegiatan. Hubungannya dengan kinerja, budaya kerja yang kurang kondusif dipengaruhi oleh lingkungan
kerja yang dirasakan bersikap toleran budaya permisif terhadap pelanggaran- pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil Bentuk lainnya berupa sikap yang
terbangun oleh latar belakang pendidikan dan lingkungan keluarga, sehingga memberikan pengaruh bagi kinerja masing-masing individu dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Sistem kepegawaian Indonesia lebih menekankan pada isi peraturan yang pasti dalam tugas namun dalam aplikasinya masih
terhalangi oleh mekanisme yang belum optimal karena faktor budaya kerja masing-masing individu.
b. Sistem Pengawasan
Sistem pengawasan melekat yang dilakukan oleh unsur pimpinan dan pengawasan fungsional yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal, Provinsi, dan
KabupatenKota dan Badan Kepegawaian Daerah. Daerah merupakan faktor
Tetty Ernawati Siahaan : Analisis Terhadap Pengangkatan Jabatan Struktural Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Studi Pada Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan HAM
Sumatera Utara, 2009
Tetty Ernawati Siahaan : Analisis Terhadap Pengangkatan Jabatan Struktural Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Studi Pada Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan HAM
Sumatera Utara, 2009
yang mempengaruhi kinerja. Hal ini dikarenakan budaya yang terbangun untuk dapat bersikap toleran terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan oleh
Pegawai Negeri Sipil. Bentuk pengawasan tersebut masih bersifat permisif dan masih terdapat keragu-raguan dalam penegakan hukumnya. Belum dapat
dilaksanakannya suatu sistem yang dapat memonitor pelaksanaan kerja secara komprehensif. Bentuk pengawasan itu sendiri hanya bersifat temporer dan tidak
kontinu sehingga hasil yang didapatkan belum maksimal.
133
Berdasarkan analisis data Badan Kepegawaian Daerah, jenisbentuk pelanggaran disiplin yang sering dilakukan Pegawai Negeri Sipil meliputi :
a. Terlambat masuk kantor tanpa alasan yang jelas dan masuk akal;
b. Pulang kantor lebih awal tanpa alasan yang jelas dan masuk akal, tanpa izin
atasan; c.
Selama jam kantor tidak melaksanakan pekerjaan keluar kantor untuk tujuan di luar kedinasanurusan pribadi;
d. Mangkirtidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas dan masuk akal;
e. Menyalahgunakan wewenang;
f. Melakukan hubungan intimperselingkuhan.
Berdasarkan data tersebut, terdapat latar belakang yang kompleks bersifat subjektif dalam terjadinya pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil, namun hal
yang paling mendasar adalah sebagai berikut.
133
Tedi Sudrajat, Relevansi dan Efektivitas SumpahJanji Pengangkatan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Banyumas, Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman, 2005,
hlm. 165.
a. Pengaruh lingkungan kerja yang kurang kondusif. Adanya suatu pengaruh
yang signifikan antara lingkungan kerja dengan penyelenggara pemerintahan, dalam arti kecenderungan pegawai untuk membiarkan terjadinya pelanggaran
karena menganggap hal tersebut merupakan perbuatan yang masih dapat ditolerir.
b. Adanya pengaruh yang signifikan antara fungsi penerapan hukum dengan
perbuatan pegawai yang melanggar peraturan, karena terdapatnya pengawasan yang kurang dan dapat diasumsikan bahwa :
1. Kurang responnya aparat terhadap sanksi, karena kurangnya pengawasan
dari pihak yang terkait dan membiarkan pelanggaran terjadi. 2.
Terdapatnya motivasi yang kurang dari Pegawai Negeri Sipil dikarenakan sistem yang tidak mewajibkan setiap pegawai untuk bekerja mengejar
keuntungan bagi instansi sehingga tidak menuntut mereka untuk saling memberikan prestasi karena hasil yang diterima setiap bulannya relatif
tidak berubah. Hal ini berimbas pada kinerja yang hanya berorientasi pada hasil bukanlah proses penyelenggaraan tugasnya. Pengaruh dari kurangnya
motivasi tersebut membuat pihak penyelenggara pemerintahan hanya menjalankan tugasnya dalam artian formalitas hanya untuk mengisi jadwal
kehadiran kerja dan bekerja dalam artian mengejar deadline suatu tugas tanpa memperhatikan tujuan yang diharapkan dalam alinea keempat
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu mengupayakan kesejahteraan masyarakat dalam arti yang seluas-luasnya.
Tetty Ernawati Siahaan : Analisis Terhadap Pengangkatan Jabatan Struktural Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Studi Pada Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan HAM
Sumatera Utara, 2009
Tetty Ernawati Siahaan : Analisis Terhadap Pengangkatan Jabatan Struktural Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Studi Pada Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan HAM
Sumatera Utara, 2009
Berdasarkan hal di atas, dapat ditarik inti sari permasalahan, yaitu faktor yang mendorong terjadinya pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil meliputi :
1 Lemahnya pengawasan atasan langsung;
2 Kurangnya pemahaman terhadap perundang-undangan yang berlaku;
3 Kurangnya pembinaansosialisasi tentang perundang-undangan di bidang
kepegawaian disiplin pegawai; 4
Tingkat kesadaran disiplin Pegawai Negeri Sipil.
2. Penegakan Disiplin