HUBUNGAN ANGKA KEJADIAN DEPRESI PASCA PERSALINAN DENGAN PROBLEMA PSIKOSOSIAL HUBUNGAN ANGKA KEJADIAN DEPRESI PASCA PERSALINAN DENGAN RIWAYAT DEPRESI SEBELUMNYA

hubungan yang bermakna secara statistik antara status perkawinan dengan angka kejadian depresi pasca persalinan p=0,529. Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa depresi pasca persalinan yang paling banyak adalah kawin, hal ini sesuai dengan Studi Cox dan kawan-kawan yang mendapatkan bahwa sebagian besar yang mengalami depresi pasca persalinan adalah ibu yang menikah 81, sedangkan 13 memiliki mitra permanen. Hanya 6 yang merupakan orangtua tunggal. 11 Penelitian Dennis dan kawan-kawan mendapatkan berpisah dari pasangannya berkontribusi pada depresi pasca persalinan pada wanita di semua usia. 6 Dari literatur dikatakan bahwa gangguan depresif berat sering dialami individu yang tidak memiliki hubungan intepersonal yang erat atau yang bercerai dibandingkan dengan yang menikah. Status perceraian menempatkan seseorang pada risiko lebih tinggi untuk menderita depresi. Depresi lebih sering pada orang yang tinggal sendiri bila dibandingkan dengan yang tinggal bersama kerabat lainnya. 22,23

f. Jumlah Anak

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan mempunyai jumlah anak 1 sebanyak 4 orang 50 dan pada kelompok tidak depresi terbanyak adalah jumlah anak 2 sebanyak 14 orang 33,3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara jumlah anak dengan angka kejadian depresi pasca persalinan p=0,152. Penelitian Pramudya mendapatkan depresi pasca persalinan yang terbanyak berjumlah anak 1 sebanyak 25,6. 8 Sementara Morris JK dan Barclay mendapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara jumlah paritas dengan kejadian depresi pasca persalinan. 5,9

8.3. HUBUNGAN ANGKA KEJADIAN DEPRESI PASCA PERSALINAN DENGAN PROBLEMA PSIKOSOSIAL

Dari tabel 8 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan mengalami problema psikososial masalah rumah tangga Laila Sylvia Sari : Sindroma Depresi Pasca Persalinan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009 sebanyak 5 orang 62,5 dan pada kelompok tidak depresi terbanyak masalah ekonomi sebanyak 25 orang 59,5. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara problema psikososial dengan angka kejadian sindroma depresi pasca persalinan p=0,01. Penelitian meta analisis Beck mendapatkan bahwa masalah rumah tangga seperti tidak ada dukungan keluarga atau suami, konflik perkawinan merupakan prediktor depresi pasca persalinan. 24 Dari literatur dikatakan bahwa faktor lingkungan seperti pemaparan terhadap peristiwa hidup yang penuh tekanan tampaknya memainkan peranan untuk menyebabkan timbulnya sindrom depresif. Ketidakmampuan peranan sosial untuk menyesuaikan diri dengan stresor sosial mengarah pada berkembangnya depresi pada seseorang. 23

8.4. HUBUNGAN ANGKA KEJADIAN DEPRESI PASCA PERSALINAN DENGAN RIWAYAT DEPRESI SEBELUMNYA

Dari tabel 9 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan mengalami riwayat depresi sebelumnya sebanyak 6 orang 75 dan pada kelompok tidak depresi mengalami riwayat depresi sebelumnya sebanyak 41 orang 97,6. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara riwayat depresi sebelumnya dengan angka kejadian depresi pasca persalinan. p=0,01. Penelitian Dennis dan kawan-kawan mendapatkan bahwa adanya riwayat depresi sebelumnya juga berkontribusi pada depresi pasca persalinan pada wanita di semua usia. 6 Sedangkan penelitian meta analisis Beck mendapatkan bahwa adanya riwayat depresi sebelumnya merupakan prediktor depresi pasca persalinan. 24 Birchnell, melakukan penelitian terhadap 50 wanita depresi dibandingkan dengan 40 wanita sebagai kontrol, ditemukan adanya hubungan signifikan antara ikatan awal wanita depresi dengan ibunya yang buruk dengan timbulnya depresi dikemudian hari pada wanita tersebut. 14

8.5. HUBUNGAN ANGKA KEJADIAN SINDROMA DEPRESI PASCA PERSALINAN DENGAN RIWAYAT DEPRESI PADA KELUARGA