Sindroma Depresi Pasca Persalinan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

(1)

SINDROMA DEPRESI PASCA PERSALINAN

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

HAJI ADAM MALIK MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Untuk Mencapai Keahlian Dalam Bidang Ilmu Kedokteran Jiwa pada Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

LAILA SYLVIA SARI

No. Register CHS : 16700

DEPARTEMEN PSIKIATRI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

Juli 2009


(2)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat Ridho dan Karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas yang ada sebelumnya dan memenuhi salah satu syarat untuk melengkapi keahlian dalam bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. Sebagai manusia terutama sebagai pelajar dalam pendidikan, saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang :

“Sindroma Depresi Pasca Persalinan

di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”

Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan Ketua TKP PPDS I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Prof. dr. Syamsir BS, Sp. KJ (K), sebagai Ketua Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan dan sebagai pembimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, yang penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing dan memberi pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan masukan-masukan yang berharga di dalam menyelesaikan tesis ini dan selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi.

3. Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp. KJ (K), seba Penelitian Dennis dan kawan-kawan mendapatkan berpisah dari pasangannya berkontribusi pada


(3)

depresi pasca persalinan pada wanita di semua usia.6gai Ketua Program Studi PPDS I Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan guru penulis yang telah banyak membimbing, memberikan pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan, dan memberikan buku-buku bacaan yang berharga selama penulis menyelesaikan tesis ini dan mengikuti pendidikan spesialisasi, baik dalam pertemuan formal maupun informal.

4. dr. Yusuf R. Surbakti Sp.OG (K), sebagai pembimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, yang penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing dan memberi pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan masukan-masukan yang berharga di dalam menyelesaikan tesis ini.

5. dr. Harun T. Parinduri, Sp. KJ (K), sebagai guru yang penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing dan memberi pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan masukan-masukan yang berharga di dalam menyelesaikan tesis ini dan selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi.

6. dr. Raharjo Suparto, Sp. KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi.

7. dr. Marhanuddin Umar, Sp. KJ (K), sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi.

8. Prof. dr. M. Joesoef Simbolon, Sp. KJ (K), sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi, terutama di bidang Psikiatri Anak.

9. dr. Elmeida Effendy, Sp. KJ, sebagai Sekretaris Program Studi PPDS I Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan guru penulis yang telah banyak membimbing, memberikan pengarahan, pengetahuan, dorongan, dan dukungan, selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi.

10. dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama saya mengikuti pendidikan spesialisasi.


(4)

11. dr. Vita Camelia, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama saya mengikuti pendidikan spesialisasi.

12. dr. Donald F. Sitompul, Sp. KJ; dr. Rosminta Girsang, Sp. KJ; dr. Artina R. Ginting, Sp. KJ; dr. Sulastri Effendi, Sp. KJ; dr. Mariati, Sp. KJ; dr. Evawati Siahaan, Sp. KJ; dr. Paskawani Siregar, Sp. KJ; dr. Citra J. Tarigan, Sp. KJ; dr. Dapot P. Gultom, Sp. KJ; dr. Vera RB. Marpaung, Sp. KJ; dr. Juskitar, Sp. KJ; dr. Herlina G, Sp. KJ; dr. Mawar G. Tarigan, Sp. KJ; dr. Freddy SN, Sp. KJ; dr. Adhayani Lubis, Sp.KJ dan dr. Yusak P.S, Sp.KJ dan dr. Juwita Saragih, Sp.KJ sebagai senior penulis yang telah memberikan pengetahuan selama mengikuti pendidikan spesialisasi.

13. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan, Direktur RSJD Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, Kepala Badan Pelayanan Kesehatan RS dr. Pirngadi Medan, Direktur RS Tembakau Deli Medan, yang telah memberikan izin, kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk belajar dan bekerja selama mengikuti pendidikan spesialisasi.

14. Prof. DR. dr. Hasan Sjahrir, Sp. S (K), sebagai Ketua Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dr. Rusli Dhanu, Sp. S (K), sebagai Ketua Program Studi PPDS I Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Darulkutni Nasution, Sp. S (K), dan dr. Puji PO. Sinurat, Sp. S, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalani stase di Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

15. Prof. dr. Habibah Hanum Nasution, Sp. PD (K), sebagai Kepala Divisi Psikosomatik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membimbing penulis selama menjalani stase di Divisi Psikosomatik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

16. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M. Kes, sebagai konsultan statistik dalam penelitian ini, yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan berdiskusi dengan penulis dalam penelitian ini.

17. Teman-teman sejawat peserta PPDS I Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : dr. Evalina P, dr. Friedrich L, dr. Rudyhard


(5)

EH, dr. M. Surya H, dr. Silvy AH, dr. Victor EP, dr. Siti Nurul H, dr. Lailan Sapinah, dr. Herny Taruli, dan dr. Mila AH, dr. Ira Dania, dr. Ricky W Tarigan, dr. Baginda H, dr. M. Yusuf, dr. Superida Ginting, dr. Ferdinan Leo, dr. Lenni Crisnawati, dr. Saulina Dumaria, dr. Hanip Fahri, yang telah banyak memberikan masukan berharga kepada penulis melalui diskusi-diskusi dan kritik-kritik baik dalam pertemuan formal maupun informal, serta selalu memberikan dorongan yang membangkitkan semangat penulis dalam menyelesaikan pendidikan spesialisasi ini.

18. Dokter Muda, perawat, pegawai RSUP. H. Adam Malik, RS dr. Pirngadi Medan, RS Tembakau Deli Medan, dan BLUD RSJ Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, yang telah membantu penulis selama mengikuti pendidikan spesialisasi.

19. Kedua orangtua penulis yang sangat penulis hormati dan sayangi : H. Syahir Sulaiman (alm) dan Hj. Hafsyah (almh) demikian juga kepada kakak-kakak, abang-abang, Joumel A.P.D, R. Adawiyah, Alm. Syahrial, Alm. Dr. Guntur PS, SpB, dr. Syahriani, Syahrizal, Iqbal B.Harahap,SH, Syachriwannie, Edyan Rachman,SE, MSi, Sri Rachmaini, Isfan Fachri, SE, MSP, Syafrida Hafni, SE, MSi, Syachri A.Tiani, dan adik penulis Iman D. Lintang, SE dan Yunita Zahara, SE, beserta seluruh keponakan, yang telah begitu banyak memberikan dukungan, kasih sayang, penghiburan serta semangat dan doa yang tak putus-putusnya.

20. Buat suamiku tercinta dr. Muhammad Firmansyah dan anak-anakku, Muhammad Farras Shadiq dan Fakhira Alana Shabira, yang telah memberikan semangat, dorongan, dukungan, perhatian dan pengertian, waktu serta doa untuk penulis untuk menyelesaikan penelitian dan pendidikan ini.


(6)

Akhirnya penulis hanya mampu berdoa dan bermohon semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada seluruh keluarga, handai tolan dan sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2009 Penulis


(7)

ABSTRAK

Tujuan Penelitian : Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sindroma depresi pasca persalinan (DPP) dengan menggunakan kuesioner

Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui proporsi sindroma depresi pasca persalinan dan hubungannya dengan karakteristik demografik, problema psikososial, riwayat depresi sebelumnya dan hubungan riwayat depresi pada keluarga dengan depresi pasca persalinan dan agar ibu-ibu pasca persalinan yang memiliki sindroma depresi dapat dirujuk ke Departemen Psikiatri untuk mendapatkan penilaian dan perawatan lebih lanjut.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan

cross sectional untuk menilai apakah terdapat sindroma depresi pasca persalinan dan apakah sindroma depresi pasca persalinan tersebut berbeda berdasarkan usia, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anak dan problema psikososial.

Sampel adalah 50 ibu-ibu pasca persalinan yang melahirkan spontan di kamar bersalin Bagian / SMF Obstetrik dan Ginekologi RSUP Haji Adam Malik Medan diambil secara consecutive sampling. Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Mei 2009. Data-data dikumpulkan dengan cara seluruh sampel penelitian EPDS, dan analisa statistik menggunakan uji hipotesis chi kuadrat, Fisher exact test

dan uji regresi logistik untuk mencari faktor risiko.

Hasil Penelitian : Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa wanita pasca persalinan yang mengalami sindroma DPP sebanyak 16% dan yang tidak mengalami sindroma dpp sebanyak 84%. Terdapat perbedaan bermakna sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan kelompok pekerjaan, tingkat pendidikan, stresor psikososial dan riwayat depresi sebelumnya . Tidak terdapat perbedaan bermakna pada sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan umur, status perkawinan, penghasilan, jumlah anak, dan riwayat keluarga.

Kesimpulan : Terdapat perbedaan bermakna sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan kelompok pekerjaan, tingkat pendidikan, stresor psikososial dan riwayat depresi sebelumnya .


(8)

DAFTAR ISI

Hal

UCAPAN TERIMA KASIH ...i

ABSTRAK...vi

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR SINGKATAN...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB 1. PENDAHULUAN...1

1.1. Latar belakang...1

1.2. Rumusan masalah...4

1.3. Hipotesis...4

BAB 2. TUJUAN PENELITIAN...5

2.1. Tujuan penelitian...5

2.1.1. Tujuan Umum...5

2.1.2. Tujuan Khusus...5

2.2. Manfaat Penelitian...5

BAB 3. TINJAUAN PUSTAKA...6

3.1. ETIOLOGI...6

3.1.1. Faktor Psikososial...6

3.1.2. Faktor Biologik...7

3.2. GEJALA KLINIS...10

3.3. SKRINING UNTUK GANGGUAN MOOD PASCA PERSALINAN...11

BAB 4. KERANGKA KONSEP...13

BAB 5. METODE PENELITIAN...14

5.1. Desain Penelitian...14

5.2. Tempat dan Waktu Penelitian...14

5.3. Populasi Penelitian...14

5.4. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel...14

5.4.1. Sampel Penelitian...14


(9)

5.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi...15

5.5.1. Kriteria Inklusi...15

5.5.2. Kriteria Eksklusi...15

5.6. Besar Sampel...15

5.7. Cara Kerja...16

5.8. Identifikasi Variabel...16

5.9. Rencana Manajemen dan Analisis Data ...16

5.10. Definisi Operasional...17

BAB 6. KERANGKA OPERASIONAL...19

BAB 7. HASIL PENELITIAN...20

7.1. Karakteristik Peserta Penelitian...20

7.2. Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Berdasarkan Skor EPDS...21

7.3. Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Berdasarkan Problema Psikososial ...21

7.4. Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Berdasarkan Riwayat Depresi Sebelumnya...22

7.5. Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Berdasarkan Riwayat Depresi Pada Keluarga...22

7.6. Hubungan Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Berdasarkan Karakteristik Subjek Penelitian...23

a. Umur...23

b. Pendidikan...24

c. Pekerjaan...24

d. Penghasilan...24

e. Status perkawinan...24

f. Jumlah anak...25

7.7. Hubungan Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Dengan Problema Psikososial...25

7.8. Hubungan Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Dengan Riwayat Depresi Sebelumnya...26

7.9. Hubungan Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Dengan Riwayat Depresi Pada Keluarga...26


(10)

7.10.Faktor Risiko Yang Paling Berperan Untuk Terjadinya Sindroma

Depresi Pasca Persalinan...27

BAB 8. PEMBAHASAN...28

8.1. Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Berdasarkan Skor EPDS...28

8.2 Hubungan Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Berdasarkan Karakteristik Subjek Penelitian...29

a. Umur...29

b. Pendidikan...29

c. Pekerjaan...30

d. Penghasilan...30

e. Status perkawinan...30

f. Jumlah anak...31

8.3. Hubungan Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Dengan Problema Psikososial...31

8.4. Hubungan Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Dengan Riwayat Depresi Sebelumnya...32

8.5. Hubungan Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Dengan Riwayat Depresi Pada Keluarga...32

8.6. Faktor Risiko Yang Paling Berperan Untuk Terjadinya Sindroma Depresi Pasca Persalinan...33

BAB 9. KESIMPULAN DAN SARAN...34

9.1. Kesimpulan...34

9.2. Saran...34

DAFTAR PUSTAKA...35

LAMPIRAN 1...37

LAMPIRAN 2...39

LAMPIRAN 3...40

LAMPIRAN 4...41


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Gejala Depresi Mayor Postpartum...11 Tabel 2 Karakteristik pasien dengan sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, status perkawinan dan jumlah anak...20 Tabel 3. Frekuensi kejadian sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan skor EPDS...21

Tabel 4 Karakteristik pasien dengan sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan problema psikososial...21 Tabel 5. Karakteristik pasien dengan sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan riwayat depresi sebelumnya...22 Tabel 6. Karakteristik pasien dengan sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan riwayat depresi pada keluarga...22 Tabel 7. Hubungan antara karakteristik subjek dengan angka kejadian sindroma depresi pasca persalinan...23 Tabel 8. Hubungan antara problema psikosial dengan kejadian sindroma depresi pasca persalinan...25 Tabel 9. Hubungan angka kejadian sindroma depresi pasca persalinan dengan riwayat depresi sebelumnya...26 Tabel 10.Hubungan antara angka kejadian sindroma depresi pasca persalinan dengan riwayat depresi pada keluarga...26 Tabel 11. Faktor Risiko Yang Paling Berperan Untuk Terjadinya Sindroma Depresi Pasca Persalinan...27


(12)

DAFTAR SINGKATAN

AS : Amerika Serikat

DPP : depresi pasca persalinan

DSM IV : fourth edition diagnostic and statistical manual of mental disorder

ECT : electro convulsive therapy

EPDS : Edinburgh Postnatal Depression Scale

FK-USU : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara IPT : Interpersonal Psychotherapy

PMS : Premenstrual Syndrome

PPDGJ III : Pedoman Penggolongan dan Diagnosis gangguan Jiwa di Indonesia edisi ketiga

RSUP-HAM : Rumah Sakit Umum Pusat - Haji Adam Malik SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas WHO : World Health Organization


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1...37

Lampiran 2...39

Lampiran 3...40

Lampiran 4...41


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Peristiwa-peristiwa itu mempunyai makna yang berbeda-beda bagi setiap wanita maupun keluarganya. Bagi banyak wanita, peristiwa-peristiwa itu bermakna positif dan merupakan fase transisi yang menyenangkan ke tahap baru dalam siklus kehidupannya. Namun sebagaimana tahap transisi lain ke kehidupan, peristiwa itu dapat pula menimbulkan ”stres”, sehingga respons yang terjadi dapat berupa kebahagiaan, maupun sebaliknya, seperti krisis lain dalam kehidupan, dapat menyebabkan kekecewaan.1 Faktor stresor psikososial akan selalu dialami oleh setiap individu dalam kehidupannya. Stresor yang dialami dapat mempengaruhi individu baik secara psikologis maupun biologis. Adanya stresor yang dialami individu akan menimbulkan manifestasi klinik individual. Dampak stres terhadap manifestasi psikologis adalah dalam bentuk emosi dan manifestasi emosi tersebut dapat bermacam-macam antara lain marah, ansietas, depresi, rasa bersalah dan rasa malu.2

Gangguan psikiatri yang timbul setelah persalinan telah diketahui sejak era Hippocrates.3 Selama periode sesudah melahirkan / pasca persalinan (post partum) hingga 85% wanita mengalami beberapa tipe gangguan mood. Pada kebanyakan wanita simtom-simtom tersebut adalah transien dan relatif ringan; namun, beberapa wanita mengalami gangguan mood yang persisten.4 Dari penelitian Wrate et al dan Cogill et al diperoleh data bahwa dari 2500 kelahiran per tahun, didapatkan tujuh kasus baru dengan depresi per minggu, sehingga menurut mereka depresi pasca persalinan merupakan salah satu komplikasi medik yang sering terjadi, dengan risiko-risiko yang dapat diantisipasi baik pada ibu maupun anaknya. Penelitian lain juga mendapatkan data bahwa depresi pasca persalinan berdampak negatif terhadap kualitas hubungan dini ibu-anak, dan lain-lain.3

Depresi pasca persalinan merupakan masalah substansial yang mempengaruhi ibu dan keluarganya. Diperkirakan bahwa satu dari sepuluh ibu-ibu baru mengalami depresi dalam bulan-bulan pertama setelah


(15)

melahirkan; beberapa dari ibu-ibu tersebut mengalami simtom-simtom depresi yang memerlukan penilaian dan pengobatan.5 Dennis, Janssen & Singer, pada tahun 2004 menemukan prevalensi depresi pasca persalinan pada wanita dari semua usia menunjukkan sekitar 20%–28% selama periode segera (immediate) setelah melahirkan. Sedangkan penelitian Hudson dan kawan-kawan mendapatkan ibu-ibu yang mengalami depresi pasca persalinan yang baru melahirkan dalam 3 bulan pertama menunjukkan 53% hingga 56%. 6

Beberapa penelitian dari Asia Selatan mencatat angka penting dari depresi pasca persalinan. Penelitian kohort oleh Patel dan kawan-kawan mendapatkan prevalensi 23% diantara wanita yang mendatangi rumah sakit diwilayah Goa, India. Chandran dan kawan-kawan dari Tamil Nadu, India mencatat prevalensi dan insiden yaitu 19,8% dan 11%. Rahman dan kawan-kawan dari Pakistan melaporkan prevalensi sebanyak 28%. Penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang depresi memiliki tingkat kemampuan yang lebih rendah, dan lebih dari setengahnya tetap mengalami depresi selama paling sedikit enam bulan. 7

Di negara barat depresi pasca persalinan merupakan komplikasi medis persalinan yang paling banyak ditemukan, dibanding di negara timur dengan prevalensi yang lebih rendah. Keadaan ini disebabkan oleh perbedaan faktor psikokultural, kesulitan diagnosis, kekurangan instrumen diagnosis, dan ketidaktahuan dari ibu bersalin.8 Di Amerika Serikat (AS), depresi pasca persalinan merupakan komplikasi persalinan yang paling sering, dimana terjadi pada 13% (1 dari delapan) wanita yang melahirkan.9

Angka kejadian depresi pasca persalinan di Indonesia mencolok tingginya dibandingkan dengan angka kejadian di negara-negara lain di Asia. Prevalensi depresi pasca persalinan hasil penelitian di bangsal kebidanan RSUP DR. Sardjito Yogyakarta memperoleh angka 11,3% untuk depresi ringan, 1,9% untuk depresi sedang dan 0,5% untuk depresi berat.8

Penelitian Dennis dan kawan-kawan mendapatkan pendapatan yang sedikit, pendidikan dibawah SLTA, adanya riwayat depresi sewaktu hamil, kehamilan yang tidak diinginkan atau direncanakan, dan berpisah dari pasangannya, semuanya berkontribusi pada depresi pasca persalinan pada wanita di semua usia. 6


(16)

Studi Caldwell dan Antonucci menemukan pada sampel 48 ibu-ibu remaja bahwa usia, dukungan status sosial ekonomi keluarga, secara signifikan berhubungan dengan simtom-simtom depresi pasca persalinan.6

Birkeland dan kawan-kawan meneliti depresi pasca persalinan dengan menggunakan Edinburg Postnatal Depression Scale (EPDS) yang merupakan

self report untuk mengukur simtom depresi mendapatkan skor EPDS 0,83.6 Patricia Hannah dan kawan-kawan meneliti 217 pasien depresi pasca persalinan dengan menggunakan EPDS pada hari ketiga dan minggu keenam pasca persalinan, mendapatkan adanya korelasi positif yang signifikan dari kedua skor tersebut, bersama-sama dengan profil gejala yang sama. Dari 25 wanita menderita depresi pasca persalinan (skor EPDS minggu keenam ≥ 13), 17 memiliki gejala-gejala yang sama pada minggu pertama pasca persalinan (skor EPDS hari ketiga adalah 10).10

Studi Cox dan kawan-kawan mendapatkan bahwa usia rata-rata depresi pasca persalinan adalah 26 tahun, 75% menjalani kelahiran normal, 15% menjalani secsio sesarea dan 10% menjalani kelahiran forcep. Sebagian besar sudah menikah (81%), sedangkan 13% memiliki mitra permanen. Hanya 6% yang merupakan orangtua tunggal. 11

Mengingat tingginya prevalensi depresi pasca persalinan serta dampak negatif yang dapat terjadi apabila seorang ibu mengalami depresi pasca persalinan, peneliti tertarik melakukan penelitian ini dengan harapan memperoleh data apakah terdapat sindroma depresi pasca persalinan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP-HAM) Medan.


(17)

1.2. Rumusan masalah

a. Berapakah proporsi sindroma depresi pasca persalinan di RSUP-HAM Medan?

b. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik demografik (umur, status perkawinan, jumlah anak, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan), dengan sindroma depresi pasca persalinan di RSUP-HAM Medan?

c. Apakah terdapat hubungan antara problema psikososial dengan sindroma depresi pasca persalinan di RSUP-HAM Medan?

d. Apakah terdapat hubungan riwayat depresi sebelumnya dengan sindroma depresi pasca persalinan?

e. Apakah terdapat hubungan riwayat depresi pada keluarga dengan sindroma depresi pasca persalinan?

1.3. Hipotesis

a. Terdapat hubungan antara karakteristik demografik (umur, status perkawinan, jumlah anak, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan), dengan sindroma depresi pasca persalinan di RSUP-HAM Medan. b. Terdapat hubungan antara problema psikososial dengan sindroma

depresi pasca persalinan di RSUP-HAM Medan.

c. Terdapat hubungan antara riwayat depresi sebelumnya dengan sindroma depresi pasca persalinan

d. Terdapat hubungan riwayat depresi pada keluarga dengan sindroma depresi pasca persalinan


(18)

BAB 2

TUJUAN PENELITIAN

2.1. Tujuan Penelitian 2.1.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui sindroma depresi pasca persalinan dengan menggunakan kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale

(EPDS). 2.1.2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui proporsi sindroma depresi pasca persalinan.

b. Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik demografik (umur, status perkawinan, jumlah anak, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan) dengan sindroma depresi pasca persalinan di RSUP-HAM Medan.

c. Untuk mengetahui hubungan antara problema psikososial dengan sindroma depresi pasca persalinan di RSUP-HAM Medan.

d. Untuk mengetahui hubungan antara riwayat depresi sebelumnya dengan sindroma depresi pasca persalinan

e. Untuk mengetahui hubungan riwayat depresi pada keluarga dengan sindroma depresi pasca persalinan

2.2. Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran informasi tentang sindroma depresi pasca persalinan di RSUP-HAM Medan, sehingga wanita pasca persalinan bisa mendapatkan perawatan yang lebih adekuat tidak hanya untuk persalinannya saja tapi juga untuk sindroma depresinya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan kerjasama antara Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU dan Departemen Psikiatri FK-USU.

c. Hasil penelitian ini juga dapat dilanjutkan untuk bahan penelitian lanjutan yang sejenis atau penelitian lain yang memakai penelitian ini sebagai bahan acuannya.


(19)

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

Depresi pasca persalinan atau depresi post partum adalah gangguan depresi yang terjadi selama periode pasca persalinan dan biasanya didiagnosa sekitar 4 sampai 12 minggu setelah melahirkan. 7

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disordersfourth

edition (DSM-IV), dikatakan episode depresi berhubungan dengan onset

pasca persalinan jika dimulai pada minggu keempat setelah persalinan. Gambaran gejala depresi pasca persalinan sama dengan depresi yang tidak berhubungan dengan persalinan.9

Prevalensi seumur hidup untuk depresi berat pada populasi umum adalah sekitar 10%, pada wanita sekitar 25%.8 Paling sedikit 10% dari wanita menderita gangguan mood yang berhubungan dengan periode postpartum.12 Sedangkan angka prevalensi depresi pasca persalinan bervariasi antara 1 permil sampai 15% dari angka ibu melahirkan tergantung berat ringannya gangguan mental yang menjadi objek penelitian. Penelitian lainnya mendapatkan prevalensi depresi pasca persalinan yang lebih tinggi, yaitu 23,3% - 36,7%.8 Depresi pasca persalinan terjadi pada sekitar 1 dari 10 wanita hamil dan biasanya tidak terdiagnosa.13

3.1. ETIOLOGI

Sampai saat ini masih belum ada kesepakatan diantara para ahli tentang faktor yang menjadi penyebab dari depresi pasca persalinan.14 Diduga disebabkan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi antara lain : 14

a. Faktor Psikososial b. Faktor Biologik

3.1.1. Faktor Psikososial

Pitt menyatakan bahwa depresi pasca persalinan merupakan gangguan spesifik yang dibedakan dari gangguan depresi klasik. Beliau menyebutkan dengan ”depresi atipik” yang lebih merupakan respons terhadap stres non spesifik dibandingkan dengan perubahan yang bersifat biologik yaitu perubahan hormonal yang menyertai kelahiran anak.14


(20)

Penelitian keadaan psikososial dari depresi pasca persalinan meyakinkan adanya hubungan antara keadaan tertentu yang terjadi selama kehamilan dengan timbulnya depresi post partum. Kumar, Rabson, Watson dan kawan-kawan, Cox dan kawan-kawan menyatakan bahwa faktor - faktor psikososial yang berkorelasi dengan timbulnya sindroma depresi pasca persalinan antara lain: 14

a. Konflik dalam perkawinan, yang meliputi :

1).Adanya ketegangan yang kronis diantara pasangan yang menyebabkan timbulnya rasa permusuhan antara pasangan tersebut. 2).Riwayat adanya ketidakstabilan emosi pada isteri atau suami yang

menyebabkan kurangnya dukungan akan kelahiran bayi mereka. 3).Pada wanita yang berusia tua, yang mengharapkan kelahiran

anaknya.

b. Sikap ambivalen atau keraguan yang besar terhadap kehamilan dan keinginannya untuk mempunyai anak.

c. Riwayat pernah menderita gangguan depresi sebelumnya dan, atau reaksi terhadap kejadian tertentu dalam kehidupannya, termasuk stres akibat melahirkan anak.

d. Stres lingkungan

Teori psikoanalitik menekankan pentingnya hubungan awal antara individu tersebut dengan ibunya. Birchnell, melakukan penelitian terhadap 50 wanita depresi dibandingkan dengan 40 wanita sebagai kontrol, ditemukan adanya hubungan signifikan antara ikatan awal wanita depresi dengan ibunya yang buruk dengan timbulnya depresi dikemudian hari pada wanita tersebut.14

3.1.2. Faktor Biologik

Penelitian yang beraliran biologik, yang dipelopori oleh Dalton, menyatakan bahwa depresi pasca persalinan disebabkan oleh perubahan hormonal, terutama penurunan tajam dari sirkulasi progesteron dalam masa

puerpural.14

Hormon-hormon yang diduga berperan terhadap timbulnya depresi

postpartum antara lain, adalah estrogen, progesteron, kortisol dan hormon


(21)

yang cepat dari konsentrasi beberapa hormon. Selama 48 jam pertama persalinan konsentrasi estrogen, progesteron dan kortisol menurun. Telah diketahui keterlibatan hormon steroid dalam patogenesis gangguan mood non

puerperal. Beberapa peneliti menduga peranan hormon tersebut terhadap

timbulnya gangguan tiroid cukup tinggi dan menurun secara drastis setelah pasca persalinan. 14

Disamping peran hormonal tersebut diatas, pada masa pasca persalinan juga dapat terjadi disfungsi tiroid.14 Fungsi tiroid juga memainkan peranan penting dalam pengaturan mood pada wanita.15 Disfungsi tiroid (hipothyroidisme atau hyperthyroidisme) dapat menimbulkan gejala-gejala psikiatrik, namun belum ada laporan secara pasti bahwa terdapat hubungan timbulnya depresi pasca persalinan dengan keadaan disfungsi tiroid.8 Ruth Freeman dan kawan-kawan dalam penelitiannya terhadap 212 wanita pasca bersalin menemukan prevalensi disfungsi tiroid sebesar 1,9%, sedangkan pada penelitian lain yang dilakukan oleh Amino dan kawan-kawan terhadap 30 wanita pasca bersalin ditemukan disfungsi tiroid sebesar 5,5%. Angka kejadian disfungsi tiroid bervariasi sesuai dengan daerahnya. Kasus terbanyak dilaporkan terjadi di Jepang yaitu 4,3% wanita pasca persalinan 3 bulan pertama dan juga di daerah Amerika Utara. 14

Selain faktor hormonal dan faktor genetik, faktor biologis seperti perubahan amin biogenik (serotonin, norepinefrin, dan dopamin) serta prekursornya dan sistem adenosin fosfat juga terlibat dalam terjadinya depresi pasca persalinan. 8

Telah dilaporkan 3 dari 18 wanita normal yang diteliti pada hari kedua sampai hari kelima pasca persalinan yang dihubungkan dengan plasma triptofan dan konsentrasi kortisol, ternyata menunjukkan peningkatan afek, tetapi tidak sampai hipomania. Kemampuan mengikat reseptor alpha 2 adenoreseptor dipengaruhi oleh konsentrasi estrogen dan progesteron. Pada ibu-ibu pasca bersalin dengan afek yang depresif dijumpai peningkatan kapasitas alpha 2 adenoreseptor dibandingkan dengan ibu-ibu yang tidak merasakan perasaan sedih, sehingga meningginya sensitivitas adenoreseptor inilah yang kemudian dihubungkan dengan etiologi depresi. 8

Perubahan metabolisme amin biogenik erat hubungannya dengan gangguan depresi. Treadway dan kawan-kawan melaporkan terjadinya


(22)

penurunan ekskresi norepinefrin di air kemih dan peningkatan insidensi neurosis dan depresi. Gangguan metabolisme indole amine diimplikasikan sebagai penyebab timbulnya depresi. Sintesa 5 – OH tryptamin di otak menurun, sehingga kadar plasma bebas triptofan menjadi rendah.8

Handley dan kawan-kawan melaporkan terjadinya penurunan plasma triptofan berhubungan dengan defisiensi piridoksin. Oleh karena beragamnya faktor etiologi dan rumitnya interaksi antar berbagai faktor tersebut maka sangat sulit untuk mengidentifikasi faktor risiko yang pasti berperan dalam timbulnya depresi pasca persalinan, dan sulit untuk menentukan secara pasti karakteristik wanita yang akan mengalami depresi pasca persalinan.8

Beberapa faktor yang diduga menempatkan wanita pasca bersalin pada risiko tinggi mengalami depresi, antara lain : 16

a. Dukungan sosial yang buruk, yang berarti tidak mempunyai seseorang yang dipercaya untuk membantu atau mencurahkan pikiran dan perasaan dengan teman karib

b. Peristiwa kehidupan yang serius dan multipel, seperti misalnya hubungan dengan keluarga atau rekan kerja yang sulit, perpindahan, pekerjaan baru atau perubahan besar, kematian orang yang dicintai, masalah keuangan yang serius.

c. Riwayat premenstrual syndrome (PMS) sebelumnya, gangguan menstruasi, dan atau kesulitan untuk hamil.

d. Riwayat kekerasan waktu kecil, termasuk kekerasan emosional, fisik dan seksual.

e. Gangguan tiroid atau riwayat keluarga dengan gangguan tiroid.

f. Infeksi jamur yang kronik, atau penggunaan antibiotik atau steroid yang sering yang menyebabkan pertumbuhan jamur di usus.

g. Diet rendah lemak, rendah protein atau kurang nutrisi lain, atau

morning sickness yang berat, yang menyebabkan malnutrisi. h. Hubungan dengan ibu yang tidak harmonis.

i. Memiliki ibu yang mengalami depresi pasca persalinan.

j. Penggunaan kontrasepsi oral atau suntikan segera setelah melahirkan, penghentian pemberian air susu ibu (ASI) segera setelah melahirkan, baik dengan pilihan sendiri atau karena ASI yang tidak cukup.


(23)

k. Peningkatan berat badan selama hamil dan penurunan berat yang sedikit setelah melahirkan.

l. Pengalaman melahirkan yang traumatis, termasuk operasi caesar yang tidak diharapkan atau prematur.

m. Kepulangan yang dini dari rumah sakit (kurang dari 24-40 jam). n. Perselisihan perkawinan (marital discord).

o. Kehamilan yang tidak diinginkan.

p. Wanita yang melahirkan bayi pertama di atas usia 30 tahun.

3.2. GEJALA KLINIS

Gejala klinis depresi bervariasi antara lain : afek sedih, mood disforik, insomnia, anhedonia, labil dan iritabel. Gejala ini lebih memberat pada sore hari dan juga timbul perasaan bersalah karena merasa tidak mampu menyayangi dan mengasuh bayinya. Kadang-kadang mereka juga mengeluh adanya gangguan konsentrasi dan memori serta gangguan fisik seperti lemah dan letih sehingga penderita kehilangan kemampuan untuk melakukan kesenangan yang biasa dilakukan sebelumnya. 8

Ambivalensi dan perasaan penolakan terhadap anaknya sering ditemukan, dan dalam bentuk yang sangat berat dapat terjadi disfungsi yang lebih berat. Ide tentang bunuh diri pernah dilaporkan dan merupakan kedaruratan psikiatrik yang perlu diantisipasi.8

Banyak wanita mengalami depresi ringan selama minggu-minggu pertama pasca persalinan, yaitu suatu keadaan normal yang dapat terjadi pada 30-85% wanita pasca persalinan yang disebut dengan postpartum blues (baby blues). Selama terjadi postpartum blues pada wanita tersebut tidak selalu didapatkan psikopatologi, namun pada beberapa wanita hal ini dapat berkembang menjadi depresi pasca persalinan, apabila pada wanita tersebut terdapat riwayat gangguan mood sebelumnya, atau jika sebelumnya terdapat riwayat depresi pasca persalinan. Pada kasus seperti ini perlu dilakukan monitoring ketat oleh karena keadaan postpartum blues dapat berkembang menjadi depresi berat.8


(24)

Tabel 1. Gejala depresi mayor postpartum 13

Mood depresi

Kehilangan minat dan kesenangan

Gangguan tidur (insomnia atau hipersomnia) Kehilangan berat badan

Kehilangan energi Agitasi atau retardasi

Perasaan tidak berharga atau inappropiate guilt

Kesulitan berkonsentrasi, atau indecisiveness

Pikiran berulang untuk bunuh diri atau kematian.

Dikutip dari : Epperson CN. Postpartum Major Depression : Detection and Treatment. American Family Physician 1999 ; 59 : 3.

3.3. SKRINING UNTUK GANGGUAN MOOD PASCA PERSALINAN

Selain berdasar pada kriteria diagnosis, pemeriksaan klinis psikiatrik yang meliputi wawancara dan observasi, untuk keperluan skrining terhadap gangguan depresi pada wanita pasca persalinan yang berada dalam risiko tinggi dapat dilakukan dengan memakai skala penilaian.8 Untuk pemeriksaan skrining rutin dapat dibantu dengan alat pemeriksaan psikiatrik yang telah didisain oleh Cox dan kawan-kawan yaitu Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS).14

Edinburgh Postnatal Depression Scale merupakan suatu alat skrining yang dilakukan sendiri, yang dapat meningkatkan secara signifikan deteksi depresi pasca persalinan, dibandingkan evaluasi klinik rutin (35,4 % vs 6,3%; P=0,001).17 Edinburgh Postnatal Depression Scale dikembangkan oleh Cox dan kawan-kawan pada tahun 1987 di Inggris, khususnya untuk mengidentifikasi wanita yang mengalami depresi postnatal. 18 Nilai skor prediksi negatif yang tinggi untuk EPDS (0,97 dalam satu studi), merupakan pertimbangan penting sebagai alat screening untuk meniadakan diagnosa bila hasilnya negatif.17

Edinburgh Postnatal Depression Scale adalah suatu kuesioner untuk

mengevaluasi ada tidaknya simtom depresi pada seseorang, yang berupa self

report scale terdiri dari kumpulan 10 pertanyaan, masing-masing skala

mengukur intensitas simtom depresi dari 0 sampai 3 ( ya, hampir sepanjang waktu hingga tidak, tidak sama sekali), total skor dari 0 hingga 30. 6


(25)

Penerjemahan skala EPDS ke dalam bahasa Indonesia telah dilakukan dan telah divalidasi di Jakarta. Hasil dari studi validasi ini telah membuktikan bahwa instrumen ini dalam bahasa Indonesia lebih sahih dan reliable untuk digunakan pada wanita Indonesia.19 Validasi EPDS di Indonesia untuk wanita pasca melahirkan dianggap positif bila didapati skor EPDS lebih dari 10.18,19

Untuk deteksi dini EPDS dapat digunakan dalam minggu pertama pasca persalinan dan bila hasilnya meragukan pengisian dapat diulangi dua minggu kemudian. Tetapi pada penelitian Alfiben dan kawan-kawan tidak didapati perbedaan yang bermakna dalam jumlah kejadian DPP pada saat 48 jam dan 2 minggu pasca persalinan (p< 0,05) dan disimpulkan bahwa penilaian EPDS untuk mendeteksi adanya sindroma DPP yang dilakukan pada 48 jam pasca persalinan dapat dijadikan tolok ukur untuk melakukan intervensi dalam upaya mengatasi berlanjutnya sindroma DPP sedini mungkin.18


(26)

BAB 4

KERANGKA KONSEP

Wanita Pasca Persalinan Spontan

Karakteristik Demografi

Problema Psikososial

Riwayat Depresi Sebelumnya

Riwayat Depresi Pada Keluarga

Sindroma Depresi Pasca Persalinan (EPDS)


(27)

BAB 5

METODE PENELITIAN

5.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross

sectional untuk menilai apakah terdapat sindroma depresi pasca

persalinan dan apakah sindroma depresi pasca persalinan tersebut berbeda berdasarkan usia, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anak dan problema psikososial, riwayat depresi sebelumnya dan riwayat depresi pada keluarga. 20,21

5.2. Tempat dan waktu penelitian :

Tempat penelitian : Bangsal Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Haji Adam Malik Medan.

Waktu penelitian : Bulan Januari 2009 - Juni 2009

5.3. Populasi penelitian Populasi target :

Wanita pasca persalinan berusia ≥20 tahun. Populasi terjangkau :

Wanita pasca persalinan, berusia ≥20 tahun di bangsal Rawat Inap Obstetrik dan Ginekologi RSUP Haji Adam Malik Medan

5.4. Sampel dan Cara pemilihan sampel 5.4.1. Sampel penelitian :

Wanita pasca persalinan yang melahirkan spontan di kamar bersalin Bagian / SMF Obstetri dan Ginekologi RSUP Haji Adam Malik Medan.

5.4. 2 Cara pemilihan sampel :

Pemilihan sampel dengan cara consecutive sampling yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.


(28)

5.5.Kriteria inklusi dan eksklusi 5.5.1 Kriteria Inklusi :

a. Ibu pasca melahirkan anak I,II,III,IV, atau lebih

b. Persalinan pada kehamilan aterm (≥ 37 minggu) dengan partus spontan

c. Bayi lahir hidup dan tidak cacat d. Berusia ≥ 20 tahun

e. Pertama sekali kontak dengan peneliti f. Kooperatif dan mau mengisi kuesioner.

5.5. 2. Kriteria eksklusi :

a. Mengalami gangguan psikiatrik berat lainnya sebelum ikut penelitian b. Mengalami gangguan organik lainnya.

5.6. Estimasi besarsampel

Besar sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi menggunakan ketepatan absolut dengan rumus yang digunakan adalah :

Zα2PQ n =

d2

Zα= Nilai batas bawah dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai

α yang ditentukan ; untuk nilai α = 0,05 → Zα = 1,96

P = Proporsi depresi pasca persalinan 14% q = 1-p : 1-0,14 = 0,86

d = ketepatan penelitian (tingkat ketepatan absolut yang dihendaki) = 0,1

(1,96)2 x (0,14) x (0,86) n =

(0,1)2


(29)

5.7. Cara kerja

Pemilihan pasien wanita pasca persalinan dilakukan dengan cara

consecutive sampling dan memenuhi kriteria inklusimengisi persetujuan secara tertulis untuk ikut ke dalam penelitian setelah mendapatkan penjelasan yang terperinci dan jelas dan selanjutnya subjek penelitian mengisi kuesioner EPDS. Hasil dari setiap kuesioner EPDS yang diisi oleh pasien kemudian dilihat apakah mengalami sindroma depresi atau tidak. Selanjutnya melalui uji statistik dilihat apakah terdapat perbedaan antara sindroma depresi yang dialami pasien dengan umur, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anak dan problema psikososial, riwayat depresi pada keluarga dan riwayat depresi sebelumnya.

5.8. Identifikasi variabel

Variabel bebas : karakteristik demografik (umur, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anak), problemapsikososial, riwayat depresi pada keluarga dan riwayat depresi sebelumnya..

Variabel tergantung: sindroma depresi pasca persalinan yang dinilai dengan menggunakan kuesioner EPDS.

5.9. Rencana manajemen dan analisis data

Hasil yang didapat disusun dalam tabel distribusi, dilihat proporsi pasien pasca persalinan yang memiliki sindroma depresi. Untuk mencari hubungan antara sindroma depresi pasca persalinan dengan karakteristik demografik dan riwayat depresi sebelumnya, riwayat keluarga yang mengalami depresi dan problema psikososial digunakan uji hipotesis chi-square dan fisher exact test. Hubungan dikatakan bermakna bila p < 0,05. Dan selanjutnya akan dilakukan uji regresi logistik untuk mencari faktor risiko. Pengolahan dan analisis statistik dari data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan alat bantu program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 15. 25


(30)

5.10. Definisi operasional

a. Pasien pasca persalinan adalah ibu-ibu yang bersalin setelah 48-72 jam di bangsal Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Haji Adam Malik Medan.

b. Pasca persalinan adalah waktu setelah keluarnya hasil konsepsi yang dapat hidup ke dunia luar hingga hari ke 42.

c. Partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang 24 jam. d. Depresi adalah suatu sindroma klinis yang terdiri dari sifat mood

yang menurun (perasaan sedih yang menyakitkan), kesulitan dalam berpikir, dan retardasi psikomotor.

e. Simtom depresif adalah gejala depresif yang dinilai berdasarkan kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS).

f. Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) adalah suatu

kuesioner untuk mengevaluasi ada tidaknya simtom depresi pasca persalinan pada seseorang, yang berupa self report scale terdiri dari kumpulan 10 pertanyaan, setiap pernyataan skala mengukur intensitas simtom depresi dari 0 sampai 3 ( ya, hampir sepanjang waktu hingga tidak, tidak sama sekali), total skor dari 0 hingga 30. Skor sama dengan atau kurang dari 10 tidak mengalami depresi pasca persalinan dan skor lebih dari 10 mengindikasikan depresi pasca persalinan.

g. Umur : lamanya hidup sejak lahir yang dinyatakan dalam satuan tahun. Dikelompokkan dalam 5 kategori, yaitu : 20-24 tahun, 25-29 tahun, 30-34 tahun, 35-39 tahun, ≥40 tahun.

h. Pendidikan : jenjang pengajaran yang telah diikuti atau sedang dijalani responden melalui pendidikan formal. Pendidikan dibagi atas SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas), Diploma, Sarjana atau yang lebih tinggi.

i. Status perkawinan : ditentukan apakah subjek masih dalam ikatan perkawinan (menikah) atau tidak dalam ikatan perkawinan ( belum menikah atau janda) adalah kawin dan tidak kawin.


(31)

j. Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang mendapatkan upah.

k. Pendapatan perbulan, ditentukan berdasarkan, pendapatan kurang dari Rp. 500.000, pendapatan antara ≥ Rp. 500.000 sampai Rp. 1000.000, pendapatan diatas Rp. 1.000.000.

l. Problema psikososial adalah suatu keadaan / peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang tersebut terpaksa melakukan adaptasi untuk mengatasi

stress yang timbul.

m. Problema psikososial terdiri dari masalah yang berkaitan dengan

primary support group (dukungan keluarga), masalah berkaitan

dengan lingkungan sosial, masalah pendidikan, masalah pekerjaan, masalah perumahan, masalah ekonomi, masalah akses ke pelayanan kesehatan, masalah berkaitan dengan interaksi hukum/ kriminal, serta masalah psikososial dan lingkungan lain.

n. Mengalami gangguan psikiatrik lainnya adalah psikosis yaitu ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari fantasi.


(32)

BAB 6

KERANGKA OPERASIONAL

Kriteria Inklusi

Kriteria Eksklusi

Karakteristik Demografi

Problema Psikososial

Riwayat Depresi Sebelumnya

Riwayat Depresi Pada Keluarga

Kuesioner EPDS Wanita Pasca

Bersalin Spontan

Sindroma Depresi Pasca Persalinan

Analisis Data


(33)

BAB 7

HASIL PENELITIAN

Peserta penelitian berjumlah 50 orang ibu pasca persalinan spontan yang dirawat inap di bangsal Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Pengambilan sampel dimulai bulan Maret 2009 sampai dengan bulan Juni 2009. Penyajian hasil-hasil penelitian ini dalam bentuk tabel-tabel distribusi frekuensi.

7.1. Karakteristik Peserta Penelitian

Tabel 2. Karakteristik pasien dengan sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, status perkawinan dan jumlah anak

Karakteristik

responden Jumlah (n=50) % Umur 20-24 25-29 30-34 35-39 > 40 6 14 17 10 3 12 28 34 20 6 Pendidikan SD SMP SLTA Akademi / PT

6 13 25 6 12 26 50 12 Pekerjaan Tidak bekerja

Bekerja 41 9 82 18 Penghasilan < 500.000 500.000-1.000.000 > 1000.000 2 29 19 4 58 38 Status perkawinan Tidak kawin Kawin 2 48 4 96 Jumlah anak 1 2 3 ≥4 11 16 14 9 22 32 28 18

Dari tabel 2 diatas terlihat bahwa sampel didominasi oleh kelompok umur 30-34 tahun (30-34%), berpendidikan SLTA (50%), tidak bekerja (82%),


(34)

berpenghasilan antara Rp 500.000., - Rp 1.000.000., (58%), berstatus kawin (96%), dan dengan jumlah anak 2 (32%).

7.2. Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Berdasarkan Skor EPDS

Tabel 3. Frekuensi kejadian sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan skor EPDS

Sindroma depresi pasca persalinan

(Skor EPDS)

Frekwensi %

≤10

>10

42 8

84 16

Jumlah 50 100

Dari tabel 2 diatas dilihat bahwa dari 50 orang subjek penelitian didapati skor EPDS ≤ 10 sebanyak 42 orang (84%) dan skor EPDS > 10 sebanyak 8 orang (16%).

7.3. Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Berdasarkan Problema Psikososial.

Tabel 4. Karakteristik pasien dengan sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan problema psikososial

Problema psikososial Frekwensi %

Ekonomi Rumahtangga Masalah lingkungan

27 6 17

54 12 34

Jumlah 50 100

Dari tabel 4 diatas dilihat bahwa dari 50 orang subjek penelitian didapati 27 orang (54%) mengalami problema psikososial masalah ekonomi, diikuti masalah lingkungan sebanyak 17 orang (34%) dan masalah rumah tangga 6 orang (12%).


(35)

7.4. Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Berdasarkan Riwayat Depresi Sebelumnya.

Tabel 5. Karakteristik pasien dengan sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan riwayat depresi sebelumnya

Riwayat depresi

sebelumnya Frekwensi %

Tidak ada

Ada 47 3

94 6

Jumlah 50 100

Dari tabel 5 diatas dilihat bahwa dari 50 orang subjek penelitian didapati 47 orang (94%) tidak pernah mengalami riwayat depresi sebelumnya dan 3 orang (6%) mengalami riwayat depresi sebelumnya.

7.5. Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Berdasarkan Riwayat Depresi Pada Keluarga.

Tabel 6. Karakteristik pasien dengan sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan riwayat depresi pada keluarga

Riwayat depresi

pada keluarga Frekwensi %

Tidak ada Ada

46 4

92 8

Jumlah 50 100

Dari tabel 6 diatas dilihat bahwa dari 50 orang subjek penelitian didapati 46 orang (92%) tidak ada riwayat depresi pada keluarga dan 4 orang (8%) ada riwayat depresi pada keluarga.


(36)

7.6. Hubungan Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Berdasarkan Karakteristik Subjek Penelitian

Tabel 7. Hubungan antara karakteristik subjek dengan angka kejadian sindroma depresi pasca persalinan

Depresi pasca persalinan

Tidak Ya Jumlah

(n=50) x2

p Karateristik subyek

n % n % Umur

20-24 5 11,9 1 12,5 6 25-29 11 26,2 3 37,5 14 1,183 0,881 30-34 14 33,3 3 37,5 17

35-39 9 21,4 1 12,5 10 > 40 3 7,1 0 0 3 Pendidikan

SD 6 14,2 0 0 3

SMP 12 28,6 1 12,5 13 13,568 0,009 SLTA 22 52,4 3 37,5 25

PT 2 4,8 4 50 6 Pekerjaan

Tidak Bekerja 37 88,1 4 50 41 6,607 0,01 Bekerja 5 11,9 4 50 9

Penghasilan

< Rp 500.000 2 4,8 0 0 2 Rp.500.000- Rp

1000.000 27 64,3 2 25 29 5,600 0,061 >Rp 1.000.000 13 31 6 75 19

Status perkawinan

Tidak kawin 2 4,8 0 0 2 1,000* Kawin 40 95,2 8 100 48

Jumlah Anak

1 7 16,7 4 50 11

2 14 33,3 2 25 16 5,285 0,152 3 12 28,6 2 25 14

≥4 9 21,4 0 0 9 *Fischer exact test


(37)

a. Umur

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan terbanyak pada usia 25-29 tahun dan usia 30-34 tahun masing-masing sebanyak 3 orang (37,5% ) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak pada usia 30-34 tahun sebanyak 14 orang (33,33%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan angka kejadian depresi pasca persalinan (p=0.881).

b. Pendidikan

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan terbanyak berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 4 orang (50%) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak berpendidikan SMA sebanyak 22 orang (52,4%). Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan angka kejadian depresi pasca persalinan (p=0,009).

c. Pekerjaan

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan sama banyak yang bekerja dan tidak bekerja yaitu masing-masing 4 orang (50%) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak adalah yang tidak bekerja sebanyak 37 orang (88,1%). Terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan angka kejadian depresi pasca persalinan (p=0,01). d. Penghasilan

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami depresi pasca persalinan berpenghasilan diatas Rp 1 juta sebanyak 6 orang (75%) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak adalah berpenghasilan Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta sebanyak 27 orang (64,3%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan angka kejadian depresi pasca persalinan (p=0,061).

e. Status Perkawinan

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan adalah kawin sebanyak 8 orang (100%) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak adalah kawin sebanyak 40 orang (95,2%). Dengan uji


(38)

Fisher exact test tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status perkawinan dengan angka kejadian depresi pasca persalinan (p=1,000).

f. Jumlah anak

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan mempunyai jumlah anak 1 sebanyak 4 orang (50%) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak adalah jumlah anak 2 sebanyak 14 orang (33,3%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah anak dengan angka kejadian depresi pasca persalinan (p=0,152).

7.7. Hubungan Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Dengan Problema Psikososial

Tabel 8. Hubungan antara problema psikosial dengan kejadian sindroma depresi pasca persalinan

Depresi pasca persalinan x2 p

Tidak Ya Jumlah

(n=50) Karateristik subyek

n % n % Problema psikosial

Ekonomi 25 59,5 2 25,0 27 23,018 0,001 Rumahtangga 1 2,4 5 62,5 6

Lingkungan 16 38,1 1 12,5 17

Dari tabel 8 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan mengalami problema psikososial masalah rumah tangga sebanyak 5 orang (62,5%) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak masalah ekonomi sebanyak 25 orang (59,5%). Terdapat hubungan yang bermakna antara problema psikososial dengan angka kejadian depresi pasca persalinan (p=0,0001).


(39)

7.8. Hubungan Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Dengan Riwayat Depresi Sebelumnya

Tabel 9. Hubungan angka kejadian sindroma depresi pasca persalinan dengan riwayat depresi sebelumnya

Depresi pasca persalinan

Tidak Ya Karateristik subyek

n % n % Jumlah

(n=50) p*

Riwayat depresi sebelumnya

Tidak ada 41 97,6 6 75,0 47 0.01 Ada 1 2,4 2 25,0 3

* Fisher exact test

Dari tabel 9 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan mengalami riwayat depresi sebelumnya sebanyak 6 orang (75%) dan pada kelompok tidak depresi mengalami riwayat depresi sebelumnya sebanyak 41 orang (97,6%). Dengan uji Fisher exact test terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat depresi sebelumnya dengan angka kejadian depresi pasca persalinan. (p=0,01).

7.9. Hubungan Angka Kejadian Sindroma Depresi Pasca Persalinan Dengan Riwayat Depresi Pada Keluarga

Tabel 10. Hubungan antara angka kejadian sindroma depresi pasca persalinan dengan riwayat depresi pada keluarga

Depresi pasca persalinan

Tidak Ya Karateristik subyek

n % n %

Jumlah

(n=50) p*

Riwayat depresi pada keluarga

Tidak ada 40 95,2 6 75,0 46 0,115 Ada 2 4,8 2 25,0 4

* Fisher exact test

Dari tabel 10 diatas dilihat bahwa yang mengalami depresi pasca persalinan dengan tidak ada riwayat depresi pada keluarga sebanyak 6 orang (75%) dan pada kelompok tidak depresi dengan tidak ada riwayat depresi pada keluarga sebanyak 40 orang (95,2%). Dengan uji Fisher exact test tidak


(40)

terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat depresi pada keluarga dengan angka kejadian depresi pasca persalinan (p=0,115).

7.10. Faktor Risiko Yang Paling Berperan Untuk Terjadinya Sindroma Depresi Pasca Persalinan

Tabel 11. Faktor Risiko Yang Paling Berperan Untuk Terjadinya Sindroma Depresi Pasca Persalinan

Variabel Prevalence Ratio (PR)

p 95% IntervalKepercayaan (IK) Paling Rendah Paling Tinggi Riwayat

depresi sebelumnya

13,67 0,044 1,068 174,812

Dari tabel 11 diatas dapat diamati bahwa faktor risiko yang paling berperan untuk terjadinya sindroma depresi pasca persalinan adalah riwayat depresi sebelumnya (PR= 13,67,IK 1,068 % sampai 174,812%).


(41)

BAB 8 PEMBAHASAN

Penelitian “Sindroma Depresi Pasca Persalinan” ini merupakan suatu penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sindroma depresi pasca persalinan dengan menggunakan kuesioner EPDS dan tujuan khususnya adalah mengetahui apakah sindroma depresi pasca persalinan berbeda berdasarkan kelompok umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, status perkawinan, jumlah anak, riwayat depresi pada keluarga, riwayat depresi sebelumnya dan problema psikososial serta deteksi dini wanita pasca persalinan yang memiliki sindroma depresi dapat dirujuk ke Departemen Psikiatri untuk mendapatkan penilaian dan perawatan lebih lanjut.

Hipotesis pada penelitian ini yang menyatakan bahwa sindroma depresi pasca persalinan berbeda berdasarkan kelompok tingkat pendidikan, pekerjaan dan problema psikososial terbukti .

8.1. ANGKA KEJADIAN SINDROMA DEPRESI PASCA PERSALINAN BERDASARKAN SKOR EPDS

Dari tabel 3 diatas dilihat bahwa dari 50 orang subjek penelitian didapati skor EPDS ≤ 10 sebanyak 42 orang (84%) dan skor EPDS > 10 sebanyak 8 orang (16%). Hal ini mirip dengan prevalensi depresi pasca persalinan hasil penelitian di bangsal kebidanan RSUP DR. Sarjito Yogyakarta memperoleh angka 11,3% untuk depresi ringan, 1,9% untuk depresi sedang dan 0,5% untuk depresi berat.8 Dan penelitian Epperson Neil di Amerika Serikat mendapatkan angka kejadian sebesar 15-25%. Sedangkan penelitian di RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta didapati angka kejadian depresi pasca persalinan sebesar 37,3%.12 Sementara penelitian Patricia Hannah dan kawan-kawan mendapati 25 wanita (18%) mengalami sindroma depresi pasca persalinan dengan skor EPDS >10), 17 orang diantaranya memiliki gejala-gejala yang sama pada minggu pertama pasca persalinan (skor EPDS hari ketiga adalah >10).10 Penelitian Hudson dan kawan-kawan mendapatkan ibu-ibu yang mengalami depresi pasca persalinan yang baru melahirkan dalam 3 bulan pertama menunjukkan 53% hingga 56%.6


(42)

8.2. HUBUNGAN ANGKA KEJADIAN SINDROMA DEPRESI PASCA PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERITIK SUBJEK PENELITIAN

a.Umur

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan terbanyak pada umur 25-29 tahun dan umur 30-34 tahun masing-masing sebanyak 3 orang (37,5% ) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak pada umur 30-34 tahun sebanyak 14 orang (33,33%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara umur dengan angka kejadian sindroma depresi pasca persalinan (p=0.881).

Hal ini sesuai dengan penelitian Dennis, Janssen & Singer menemukan prevalensi depresi pasca persalinan pada wanita dari semua umur menunjukkan sekitar 20%–28% selama periode segera (immediate) setelah melahirkan.6 Barclay juga tidak mendapatkan hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian depresi pasca persalinan.16

Studi Cox dan kawan-kawan mendapatkan bahwa umur rata-rata depresi pasca persalinan adalah 26 tahun, sementara penelitian Epperson Neil mendapatkan kelompok umur terbanyak adalah 18-44 tahun.13

b. Pendidikan

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan terbanyak berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 4 orang (50%) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak berpendidikan SMA sebanyak 22 orang (52,4%). Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pendidikan dengan angka kejadian depresi pasca persalinan (p=0,009).

Hasil penelitian ini berbeda dengan literatur mengatakan sindroma depresi lebih sering terjadi pada tingkat pendidikan rendah dibandingkan tingkat pendidikan tinggi23 dan penelitian Dennis dan kawan-kawan mendapatkan depresi pasca persalinan berpendidikan dibawah SLTA.6 Dari anamnesis yang dilakukan peneliti diketahui hal ini mungkin terjadi karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada ibu pasca persalinan menyebabkan mereka menaruh harapan atau standar hidup yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya sindroma DPP.


(43)

c. Pekerjaan

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan sama banyak yang bekerja dan tidak bekerja yaitu masing-masing 4 orang (50%) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak adalah yang tidak bekerja sebanyak 37 orang (88,1%). Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pekerjaan dengan angka kejadian depresi pasca persalinan. (p=0,01).

Hal ini berbeda dengan literatur yang mengatakan bahwa tidak mempunyai pekerjaan atau menganggur juga merupakan faktor risiko terjadinya depresi.22 Kemungkinan hal ini dikarenakan pada ibu yang bekerja, selain harus melakukan tugas di tempat kerja mereka juga tetap harus melakukan tugas rumah tangga, sehingga tingkat sindroma depresi pasca justru meningkat pada ibu yang memiliki pekerjaan.

d. Penghasilan

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan berpenghasilan diatas Rp 1 juta sebanyak 6 orang (75%) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak adalah berpenghasilan Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta sebanyak 27 orang (64,3%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara penghasilan dengan angka kejadian depresi pasca persalinan. (p=0,061).

Hal ini berbeda dengan penelitian Dennis dan kawan-kawan mendapatkan pendapatan yang sedikit berkontribusi pada depresi pasca persalinan pada wanita di semua usia. 6 Kemungkinan hal ini disebabkan oleh karena sebagian besar subyek penelitian adalah mereka yang berstatus ekonomi rendah dan merupakan peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat, sehingga penghasilan yang rendah tidak menyebabkan problema bagi mereka dalam menghadapi persalinan.

e. Status Perkawinan

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami depresi pasca persalinan adalah kawin sebanyak 8 orang (100%) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak adalah kawin sebanyak 40 orang (95,2%). Tidak terdapat


(44)

hubungan yang bermakna secara statistik antara status perkawinan dengan angka kejadian depresi pasca persalinan (p=0,529).

Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa depresi pasca persalinan yang paling banyak adalah kawin, hal ini sesuai dengan Studi Cox dan kawan-kawan yang mendapatkan bahwa sebagian besar yang mengalami depresi pasca persalinan adalah ibu yang menikah (81%), sedangkan 13% memiliki mitra permanen. Hanya 6% yang merupakan orangtua tunggal. 11 Penelitian Dennis dan kawan-kawan mendapatkan berpisah dari pasangannya berkontribusi pada depresi pasca persalinan pada wanita di semua usia.6

Dari literatur dikatakan bahwa gangguan depresif berat sering dialami individu yang tidak memiliki hubungan intepersonal yang erat atau yang bercerai dibandingkan dengan yang menikah. Status perceraian menempatkan seseorang pada risiko lebih tinggi untuk menderita depresi. Depresi lebih sering pada orang yang tinggal sendiri bila dibandingkan dengan yang tinggal bersama kerabat lainnya.22,23

f. Jumlah Anak

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan mempunyai jumlah anak 1 sebanyak 4 orang (50%) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak adalah jumlah anak 2 sebanyak 14 orang (33,3%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara jumlah anak dengan angka kejadian depresi pasca persalinan (p=0,152).

Penelitian Pramudya mendapatkan depresi pasca persalinan yang terbanyak berjumlah anak 1 sebanyak 25,6%.8 Sementara Morris JK dan Barclay mendapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara jumlah paritas dengan kejadian depresi pasca persalinan. 5,9

8.3. HUBUNGAN ANGKA KEJADIAN DEPRESI PASCA PERSALINAN DENGAN PROBLEMA PSIKOSOSIAL

Dari tabel 8 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan mengalami problema psikososial masalah rumah tangga


(45)

sebanyak 5 orang (62,5%) dan pada kelompok tidak depresi terbanyak masalah ekonomi sebanyak 25 orang (59,5%). Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara problema psikososial dengan angka kejadian sindroma depresi pasca persalinan (p=0,01).

Penelitian meta analisis Beck mendapatkan bahwa masalah rumah tangga seperti tidak ada dukungan keluarga atau suami, konflik perkawinan merupakan prediktor depresi pasca persalinan.24 Dari literatur dikatakan bahwa faktor lingkungan seperti pemaparan terhadap peristiwa hidup yang penuh tekanan tampaknya memainkan peranan untuk menyebabkan timbulnya sindrom depresif. Ketidakmampuan peranan sosial untuk menyesuaikan diri dengan stresor sosial mengarah pada berkembangnya depresi pada seseorang.23

8.4. HUBUNGAN ANGKA KEJADIAN DEPRESI PASCA PERSALINAN DENGAN RIWAYAT DEPRESI SEBELUMNYA

Dari tabel 9 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan mengalami riwayat depresi sebelumnya sebanyak 6 orang (75%) dan pada kelompok tidak depresi mengalami riwayat depresi sebelumnya sebanyak 41 orang (97,6%). Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara riwayat depresi sebelumnya dengan angka kejadian depresi pasca persalinan. (p=0,01).

Penelitian Dennis dan kawan-kawan mendapatkan bahwa adanya riwayat depresi sebelumnya juga berkontribusi pada depresi pasca persalinan pada wanita di semua usia.6 Sedangkan penelitian meta analisis Beck mendapatkan bahwa adanya riwayat depresi sebelumnya merupakan prediktor depresi pasca persalinan.24 Birchnell, melakukan penelitian terhadap 50 wanita depresi dibandingkan dengan 40 wanita sebagai kontrol, ditemukan adanya hubungan signifikan antara ikatan awal wanita depresi dengan ibunya yang buruk dengan timbulnya depresi dikemudian hari pada wanita tersebut.14

8.5. HUBUNGAN ANGKA KEJADIAN SINDROMA DEPRESI PASCA PERSALINAN DENGAN RIWAYAT DEPRESI PADA KELUARGA

Dari tabel 10 diatas dilihat bahwa yang mengalami sindroma depresi pasca persalinan dengan tidak ada riwayat depresi pada keluarga sebanyak 6


(46)

orang (75%) dan pada kelompok tidak depresi dengan tidak ada riwayat depresi pada keluarga sebanyak 40 orang (95,2%).Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara riwayat depresi pada keluarga dengan angka kejadian depresi pasca persalinan. (p=0,115).

Sementara penelitian di fakultas kedokteran universitas Yale mendapatkan bahwa anak-anak dari orangtua yang depresi mendapatkan rIsiko 3 kali lebih banyak mengalami gangguan depresi daripada anak-anak dari orangtua yang tidak depresi.18

Dari literatur dikatakan bahwa riwayat keluarga yang menderita gangguan depresi lebih tinggi pada subjek penderita depresi bila dibandingkan dengan kontrol. Dengan perkataan lain, risiko depresi semakin tinggi bila ada riwayat genetik dalam keluarga. 22

8.6. FAKTOR RISIKO YANG PALING BERPERAN UNTUK TERJADINYA SINDROMA DEPRESI PASCA PERSALINAN

Dari tabel 11 diatas dapat diamati bahwa faktor risiko yang paling berperan untuk terjadinya sindroma depresi pasca persalinan secara statistik adalah riwayat depresi sebelumnya (PR= 13,67,IK 1,068 % sampai 174,812%). Hal ini berarti bahwa ibu pasca bersalin yang mempunyai riwayat depresi sebelumnya mempunyai risiko 13,67 kali untuk mengalami sindroma depresi pasca persalinan dibandingkan yang tidak mempunyai riwayat depresi sebelumnya.

Hal ini sesuai dengan penelitian Elvira dan kawan-kawan yang mendapati riwayat deprsesi sebelumnya adalah faktor risiko yang berperan untuk terjadinya sindroma depresif pasca persalinan25 dan sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa gangguan mood cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan pasien cenderung mengalami gangguan yang berulang.23


(47)

BAB 9

KESIMPULAN DAN SARAN

9.1. KESIMPULAN

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa wanita pasca persalinan yang mengalami sindroma DPP sebanyak 16% dan yang tidak mengalami sindroma DPP sebanyak 84%. Terdapat perbedaan bermakna sindroma DPP berdasarkan tingkat pendidikan, kelompok pekerjaan, problema psikososial dan riwayat depresi sebelumnya. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada terjadinya sindroma depresi pasca persalinan berdasarkan umur, penghasilan, status perkawinan, jumlah anak, dan riwayat keluarga. Sedangkan faktor risiko yang paling bermakna dalam menyebabkan depresi pasca persalinan adalah adanya riwayat depresi sebelumnya.

9.2. SARAN

Melihat tingginya angka sindroma DPP, maka perlu dipertimbangkan pentingnya penanganan yang bersifat menyeluruh dalam dampak psikologis. Seperti juga di berbagai negara maju, perlu kiranya dipertimbangkan keterlibatan Consultation Liaison Psychiatry sedini mungkin.

Perlunya peranan penyedia layanan kesehatan yang terkait langsung seperti bidan, perawat, dokter umum, dokter ahli obstetri dan ginekologi, maupun psikiater baik di poliklinik atau di bangsal untuk lebih menanggapi adanya gejala-gejala depresi pada ibu-ibu pasca persalinan dengan melakukan deteksi dini menggunakan instrumen yang tepat yaitu EPDS yang telah divalidasi ke dalam bahasa Indonesia dan untuk peningkatan kualitas hidup ibu-ibu pasca persalinan tersebut, selanjutnya perlu dipertimbangkan adanya kerjasama yang lebih erat antara Departemen Obstetri Ginekologi dengan Departemen Psikiatri .


(48)

DAFTAR PUSTAKA

1. Elvira S. Depresi Pasca Persalinan. Indonesian Psychiatric Quarterly Juni 2000; XXXIII ; 2 : 109-110.

2. Rihadini, Martono MS, Husni A. Hubungan Stressor Psikososial dengan Penderita Stroke Yang Di Rawat Di Bagian Syaraf RS Dokter Kariadi Semarang. Indonesian Psychiatric Quarterly Juni 1999; XXXII; 2: 101-115. 3. Elvira S. Depresi Pasca Persalinan Dan Dampaknya Pada Anak.

Pertemuan Ilmiah Dua Tahunan PDSKJI 20003; Jakarta 5-8 Juli : 1-10. 4. Nonacs R, Cohen LS. Postpartum Psychiatric Syndromes. In : Sadock BJ,

Sadock VA, eds. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. Vol I. 7th ed. Philadelphia : Lippincott William & Wilkins ; 2000. p.1276-83.

5. Eric HWB. The Effect of Stressful Life Events On Postpartum Depression. North Carolina Department of Health and Human Services 2000; 121 : 1-9. 6. Reid V, Oliver MM. Postpartum Depression in Adolescent Mothers : An

Integrative Review of the Literature. Journal of Pediatric Health Care 2007 ; 21 : 289-298.

7. Patel V, Rahman A, Jacob KS, Hughes M. Effect of Maternal Mental Health on Infant Growth in Low Income Countries : New Evidence From South Asia. BMJ 2004 ; 328 : 820-823.

8. Papayungan D. Pendekatan Consultation-Liaison Psychiatry pada penatalaksanaan depresi pasca bersalin Indonesian Psychiatric Quarterly Oktober 2005 ; XXXVIII ; 4 : 79-92.

9. Wisner KL, Parry BL, Piontek CM. Postpartum Deoression. N Engl J Med 2002 ; 347 : 194-99.

10. Hannah P, Adams D, Lee A, Glover V, Sandler M. Links Between Early Post Partum Mood And Postnatal Depression. British Journal of Psychiatry 1992 ; 160 : 777-80.

11. Cox JL, Holden M, Sagovsky R. Detection of Postnatal Depression Development of The 10 Item Edinburgh Postnatal Depression Scale. British Journal of Psychiatry 1987 ; 150 : 782-86.

12. Steiner M. Postnatal Depression : A Few Simple Questions. Family Practice 2002 ; 19 : 469-70.


(49)

13. Epperson CN. Postpartum Major Depression : Detection and Treatment. American Family Physician 1999 ; 59 : 1-11.

14. Norhana SW. Pendekatan Psychiatry Liaison pada Depresi Pasca Partus. Indonesian Psychiatric Quarterly Desember 1995 ; XXVIII ;4:91-8. 15. Parry BL, Haynes P. Mood Disorder and the Reproductive Cycle. The

Journal of Gender Spescific Medicine 2000 ; 5 : 53-8.

16. Risk Factors for Postpartum Depression. Available from : http : //www.breastbabyproducts.com/postpartumdepression.html

17. MacQueen G, Chokka P. Special Issues in the Management of Depression in Women. Can J Psychiatry 2004 ; 49 : 27-40.

18. Warsiki E, Aryono D, Gunadi IGN. Faktor Risiko Timbulnya Depresi Postnatal di RS St. Vincentius A Paulo dan RS Griya Husada Surabaya. Indonesian Psychiatric Quarterly April 2005 ; XXXVIII ; 2 : 1-15.

19. Kusumadewi I, Irawati R, Elvira S, Wibisono S. Validation Study of the Edinburgh Postnatal Depression Scale. Indonesian Psychiatric Quarterly Juni 1998 ; XXXI ; 2 : 99-110.

20. Sastroasmoro S, Gatot D, Kadri N, Pudjiarto PS. Usulan Penelitian. Dalam Sastroasmoro S, Ismael S, ed. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi kedua. Jakarta : Sagung Seto, 2002 . h. 24-47.

21. Ghazali MV, Sastromiharjo S, Soedjarwo SR, et al. Studi cross-sectional. Dalam : Sastroasmoro S, Ismael S, ed. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi kedua. Jakarta : Sagung Seto, 2002. h. 97-108.

22. Amir N. Depresi Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tata Laksana. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 2005.

23. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry, Behavioral Sciences / Clinical Psychiatry. 10th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins ; 2007.

24. Beck CT. A meta-analysis of predictions of postpartum depression. Nursing research 44: 225-230, 1996

25. Elvira S, Ismail R. Positive EPDS on Postpartum Mothers and the Possible Risk Factors In Dr Ciptomangunkusumo, Fatmawati and Persahabatan General Hospitals In 1998, A Pilot Study. Indonesian Psychiatric Quarterly Maret 1999 ; XXXII ; 1: 3-15.


(50)

Lampiran 1.

Skala Depresi Pasca Persalinan Edinburgh Nama :

Umur : Status Perkawinan :

Pekerjaan : Pendapatan : Pendidikan : Jumlah anak :

Tanggal Pemeriksaan :

Instruksi : Setelah anda melahirkan bayi, kami ingin mengetahui bagaimana perasaan anda sekarang. Dibawah ini ada sebuah contoh pertanyaan yang dilengkapi dengan jawabannya.

Saya merasa bahagia :

Ya, hampir setiap waktu Tidak terlalu sering Tidak, tidak sama sekali Ya, kadang-kadang Jawaban ini berarti : ” Saya kadang-kadang merasa bahagia ” .

Silahkan jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah dengan cara yang sama.

1. Saya bisa tertawa dan melihat segi-segi lucu dari segala sesuatu, misalnya suatu pertunjukan/ bacaan/ cerita komedi, lawakan, guyonan, obrolan sehari-hari :

Sebanyak-banyaknya Sangat sedikit Sekarang tidak begitu banyak Tidak sama sekali

2. Saya gembira menghadapi segala sesuatu :

Sebanyak-banyaknya Sangat kurang dari biasanya Berkurang sedikit dari biasanya Hampir tidak pernah

3. Saya menyalahkan diri sendiri secara tidak semestinya bila keadaan menjadi menjadi buruk :

Ya, hampir selalu Tidak begitu sering Ya, kadang-kadang Tidak pernah


(51)

4. Saya merasa khawatir dan cemas tanpa alasan yang jelas : Tidak sama sekali Ya, kadang-kadang Hampir tidak pernah Ya, sering

5. Saya merasa takut atau panik tanpa alasan yang jelas : Ya, cukup sering Tidak, tidak banyak

Ya, kadang-kadang Tidak sama sekali

6. Segala sesuatu terasa membebani saya :

Ya, hampir selalu saya tidak bisa mengatasinya

Ya, kadang-kadang saya tidak bisa mengatasinya sebaik biasanya Tidak, hampir selalu saya bisa mengatasinya dengan baik

Tidak, saya bisa mengatasinya dengan baik seperti biasa

7. Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga saya sulit tidur : Ya, hampir setiap waktu Tidak terlalu sering Ya, kadang-kadang Tidak sama sekali

8. Saya merasa sedih dan jengkel tidak menentu :

Ya, hampir setiap waktu Tidak begitu sering Ya, cukup sering Tidak sama sekali

9. Saya merasa sangat tidak bahagia, sehingga saya menangis : Ya, hampir setiap waktu Hanya sesekali

Ya, cukup sering Tidak pernah

10. Pernah ada pikiran-pikiran untuk melukai diri sendiri : Ya, cukup sering Jarang

Kadang-kadang Tidak pernah

Dikutip dari : Kusumadewi I, Irawati R, Elvira SD, Wibiono S. Validation Study of the Edinburgh Postnatal Depression Scale. Indonesian Psychiatric Quarterly Juni 1998 ; XXXI ; 2 : 99-110.


(52)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN UNTUK PENELITIAN SINDROMA DEPRESI PASCA PERSALINAN

Ibu Yth,

Ditengah-tengah saat-saat istirahat ibu untuk pemulihan kesehatan setelah melahirkan izinkan kami memohon kesediaan ibu untuk mengisi atau menjawab beberapa pertanyaan seputar apa yang ibu alami atau rasakan pada saat ini.

Maksud dan tujuan kegiatan kami adalah untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya apa yang dialami atau dirasakan oleh wanita pasca bersalin dan agar selanjutnya kami dapat memberikan penanganan secara tepat. Oleh karenanya kami sangat berharap Ibu sendiri yang menjawab, dengan jujur dan terbuka, apa yang saat ini Ibu rasakan. Jangan Ibu ragu dalam memberikan jawaban yang sejujurnya, karena identitas dan jawaban ibu akan kami jaga kerahasiaannya. Semua data atau jawaban yan Ibu berikan akan diperunakan hanya untuk kepentingan ilmiah dalam penanganan yang tepat bagi wanita pasca bersalin.

Partisipasi pasien dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan maupun tekanan dari siapapun. Seandainya Ibu menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak akan terdapat sanksi apapun dan Ibu tetap tidak akan kehilangan hak sebagai pasien.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Ibu yang terpilih sebagai sukarelawan pada penelitian ini, dapat mengisi lembar persetujuan turut serta dalam penelitian, yang telah disiapkan.

Jika selama menjalani penelitian terdapat hal-hal yang kurang jelas sehubungan dengan penelitian ini, maka Ibu dapat menghubungi saya: dr. Laila Sylvia Sari, Departemen Psikiatri FK-USU, telepon (061) 77918171 atau telepon genggam 081362463850. Terima kasih.

Medan, Maret 2009 Hormat saya


(53)

Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN IKUT DALAM PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Umur : Pekerjaan : Alamat :

Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai penelitian Sindroma Depresi Pasca Persalinan dan setelah mendapat kesempatan tanya jawab tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia diikutkan dalam penelitian tersebut.

Medan, ……….. 2009 Yang menyatakan,


(54)

Lampiran 4 Tabel induk penelitian

Nomor

Jumlah

anak Umur Pendidikan Status perkawinan Pekerjaan Pendapatan

Problema psikososial

Skor EPDS

Riwayat keluarga

Riwayat depresi sebelumnya 1 2 31 Sma Kawin irt 2000000 Lingkungan 8 tidak tidak 2 3 34 Sma Kawin irt 1000000 Ekonomi 9 tidak tidak 3 1 36 d3 Kawin pns 2000000 Lingkungan 16 tidak ya 4 3 35 Sma Kawin irt 700000 Lingkungan 5 tidak Tidak 5 2 40 Sma Kawin irt 800000 Ekonomi 3 tidak Tidak 6 1 27 s1 Kawin pns 2000000 Lingkungan 6 tidak Tidak 7 2 32 sma Kawin irt 500000 Ekonomi 4 tidak Tidak 8 2 31 sma Kawin irt 500000 Ekonomi 9 tidak Tidak 9 3 25 smp Kawin irt 500000 Ekonomi 4 tidak Tidak 10 2 32 sma Kawin irt 500000 Ekonomi 5 tidak Tidak 11 3 38 smp Kawin irt 500000 Ekonomi 4 tidak Tidak 12 2 29 smp Kawin irt 400000 Ekonomi 6 tidak Tidak 13 1 26 smp Kawin irt 600000 Ekonomi 5 tidak Tidak 14 2 30 sma Kawin irt 700000 Ekonomi 7 tidak Tidak 15 1 24 sma Kawin irt 500000 Ekonomi 14 tidak Ya 16 1 28 sma Kawin irt 800000 Lingkungan 7 tidak Tidak 17 3 23 sma Kawin irt 1000000 Lingkungan 8 tidak Tidak 18 1 31 s1 Kawin irt 1500000 Ekonomi 5 tidak Tidak 19 3 28 smp Kawin irt 1500000 Lingkungan 3 tidak Tidak 20 1 27 sma Kawin irt 1500000 Rumah tangga 16 tidak Tidak 21 7 39 smp Kawin irt 1000000 Ekonomi 2 tidak Tidak 22 2 28 sma Kawin irt 700000 Ekonomi 7 tidak Tidak 23 9 35 Sd Kawin irt 1000000 Ekonomi 7 tidak Tidak 24 4 34 sma Kawin irt 700000 Ekonomi 6 tidak Tidak 25 3 25 sma Kawin irt 500000 Ekonomi 4 tidak Tidak 26 1 29 sma Kawin irt 500000 Ekonomi 6 tidak Tidak 27 2 31 Sd Kawin irt 300000 Ekonomi 6 ya Tidak 28 3 36 smp Kawin irt 600000 Lingkungan 8 tidak Tidak


(55)

tidak Tidak 29 2 25 sma Kawin irt 800000 Ekonomi 5 tidak Tidak 30 4 43 Sd Kawin irt 5000000 Ekonomi 5 tidak Tidak 31 5 34 sma Kawin irt 1500000 Ekonomi 6 tidak Tidak 32 4 43 Sd Kawin irt 500000 Ekonomi 9 tidak Tidak 33 1 22 sma Kawin irt 700000 Lingkungan 5 tidak Ya 34 2 27 smp Kawin irt 700000 Ekonomi 4 tidak Tidak 35 4 36 sma Kawin irt 1000000 Ekonomi 3 tidak Tidak 36 3 34 d3 Kawin irt 2000000 Rumahtangga 17 tidak Tidak 37 3 28 sma Kawin buruh 1000000 Ekonomi 3 tidak Tidak 38 2 32 s1 Kawin karyawan 2500000 Rumahtangga 16 tidak Tidak 39 3 28 d3 Kawin pns 2000000 Rumahtangga 14 tidak Tidak 40 2 32 sma Kawin irt 700000 Lingkungan 4 ya Tidak 41 4 31 smp Kawin irt 1000000 Lingkungan 4 tidak Tidak 42 2 28 sma Kawin irt 1000000 Lingkungan 5 tidak Tidak 43 2 30 sma Janda dagang 700000 Ekonomi 7 tidak tidak 44 4 37 sma Kawin irt 1000000 Lingkungan 6 tidak tidak 45 2 23 smp Kawin buruh 700000 Ekonomi 5 tidak tidak 46 3 22 sma Kawin irt 600000 Ekonomi 7 tidak tidak 47 1 21 sma Kawin karyawan 1000000 Rumahtangga 15 ya tidak 48 3 24 sma Kawin irt 800000 Ekonomi 6 tidak tidak 49 2 28 smp Kawin irt 700000 Lingkungan 14 ya tidak 50 4 24 smp Janda karyawan 800000 Ekonomi 5 tidak tidak


(56)

(57)

(1)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN UNTUK PENELITIAN

SINDROMA DEPRESI PASCA PERSALINAN

Ibu Yth,

Ditengah-tengah saat-saat istirahat ibu untuk pemulihan kesehatan

setelah melahirkan izinkan kami memohon kesediaan ibu untuk mengisi atau

menjawab beberapa pertanyaan seputar apa yang ibu alami atau rasakan

pada saat ini.

Maksud dan tujuan kegiatan kami adalah untuk mendapatkan

gambaran yang sebenarnya apa yang dialami atau dirasakan oleh wanita

pasca bersalin dan agar selanjutnya kami dapat memberikan penanganan

secara tepat. Oleh karenanya kami sangat berharap Ibu sendiri yang

menjawab, dengan jujur dan terbuka, apa yang saat ini Ibu rasakan. Jangan

Ibu ragu dalam memberikan jawaban yang sejujurnya, karena identitas dan

jawaban ibu akan kami jaga kerahasiaannya. Semua data atau jawaban yan

Ibu berikan akan diperunakan hanya untuk kepentingan ilmiah dalam

penanganan yang tepat bagi wanita pasca bersalin.

Partisipasi pasien dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa

paksaan maupun tekanan dari siapapun. Seandainya Ibu menolak untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak akan terdapat sanksi apapun

dan Ibu tetap tidak akan kehilangan hak sebagai pasien.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini,

diharapkan Ibu yang terpilih sebagai sukarelawan pada penelitian ini, dapat

mengisi lembar persetujuan turut serta dalam penelitian, yang telah disiapkan.

Jika selama menjalani penelitian terdapat hal-hal yang kurang jelas

sehubungan dengan penelitian ini, maka Ibu dapat menghubungi saya: dr.

Laila Sylvia Sari, Departemen Psikiatri FK-USU, telepon (061) 77918171 atau

telepon genggam 081362463850. Terima kasih.

Medan, Maret 2009

Hormat saya

dr. Laila Sylvia Sari


(2)

Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN IKUT DALAM PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

:

Umur

:

Pekerjaan

:

Alamat :

Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai penelitian

Sindroma Depresi Pasca Persalinan dan setelah mendapat kesempatan

tanya jawab tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian

tersebut, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan

menyatakan bersedia diikutkan dalam penelitian tersebut.

Medan,

………..

2009

Yang

menyatakan,


(3)

Lampiran 4 Tabel induk penelitian

Nomor

Jumlah

anak Umur Pendidikan Status perkawinan Pekerjaan Pendapatan

Problema psikososial Skor EPDS Riwayat keluarga Riwayat depresi sebelumnya

1 2 31 Sma Kawin irt 2000000 Lingkungan 8 tidak tidak

2 3 34 Sma Kawin irt 1000000 Ekonomi 9 tidak tidak

3 1 36 d3 Kawin pns 2000000 Lingkungan 16 tidak ya

4 3 35 Sma Kawin irt 700000 Lingkungan 5 tidak Tidak

5 2 40 Sma Kawin irt 800000 Ekonomi 3 tidak Tidak

6 1 27 s1 Kawin pns 2000000 Lingkungan 6 tidak Tidak

7 2 32 sma Kawin irt 500000 Ekonomi 4 tidak Tidak

8 2 31 sma Kawin irt 500000 Ekonomi 9 tidak Tidak

9 3 25 smp Kawin irt 500000 Ekonomi 4 tidak Tidak

10 2 32 sma Kawin irt 500000 Ekonomi 5 tidak Tidak

11 3 38 smp Kawin irt 500000 Ekonomi 4 tidak Tidak

12 2 29 smp Kawin irt 400000 Ekonomi 6 tidak Tidak

13 1 26 smp Kawin irt 600000 Ekonomi 5 tidak Tidak

14 2 30 sma Kawin irt 700000 Ekonomi 7 tidak Tidak

15 1 24 sma Kawin irt 500000 Ekonomi 14 tidak Ya

16 1 28 sma Kawin irt 800000 Lingkungan 7 tidak Tidak

17 3 23 sma Kawin irt 1000000 Lingkungan 8 tidak Tidak

18 1 31 s1 Kawin irt 1500000 Ekonomi 5 tidak Tidak

19 3 28 smp Kawin irt 1500000 Lingkungan 3 tidak Tidak

20 1 27 sma Kawin irt 1500000 Rumah tangga 16 tidak Tidak

21 7 39 smp Kawin irt 1000000 Ekonomi 2 tidak Tidak

22 2 28 sma Kawin irt 700000 Ekonomi 7 tidak Tidak

23 9 35 Sd Kawin irt 1000000 Ekonomi 7 tidak Tidak

24 4 34 sma Kawin irt 700000 Ekonomi 6 tidak Tidak

25 3 25 sma Kawin irt 500000 Ekonomi 4 tidak Tidak

26 1 29 sma Kawin irt 500000 Ekonomi 6 tidak Tidak

27 2 31 Sd Kawin irt 300000 Ekonomi 6 ya Tidak

28 3 36 smp Kawin irt 600000 Lingkungan 8 tidak Tidak


(4)

tidak Tidak

29 2 25 sma Kawin irt 800000 Ekonomi 5 tidak Tidak

30 4 43 Sd Kawin irt 5000000 Ekonomi 5 tidak Tidak

31 5 34 sma Kawin irt 1500000 Ekonomi 6 tidak Tidak

32 4 43 Sd Kawin irt 500000 Ekonomi 9 tidak Tidak

33 1 22 sma Kawin irt 700000 Lingkungan 5 tidak Ya

34 2 27 smp Kawin irt 700000 Ekonomi 4 tidak Tidak

35 4 36 sma Kawin irt 1000000 Ekonomi 3 tidak Tidak

36 3 34 d3 Kawin irt 2000000 Rumahtangga 17 tidak Tidak

37 3 28 sma Kawin buruh 1000000 Ekonomi 3 tidak Tidak

38 2 32 s1 Kawin karyawan 2500000 Rumahtangga 16 tidak Tidak

39 3 28 d3 Kawin pns 2000000 Rumahtangga 14 tidak Tidak

40 2 32 sma Kawin irt 700000 Lingkungan 4 ya Tidak

41 4 31 smp Kawin irt 1000000 Lingkungan 4 tidak Tidak

42 2 28 sma Kawin irt 1000000 Lingkungan 5 tidak Tidak

43 2 30 sma Janda dagang 700000 Ekonomi 7 tidak tidak

44 4 37 sma Kawin irt 1000000 Lingkungan 6 tidak tidak

45 2 23 smp Kawin buruh 700000 Ekonomi 5 tidak tidak

46 3 22 sma Kawin irt 600000 Ekonomi 7 tidak tidak

47 1 21 sma Kawin karyawan 1000000 Rumahtangga 15 ya tidak

48 3 24 sma Kawin irt 800000 Ekonomi 6 tidak tidak

49 2 28 smp Kawin irt 700000 Lingkungan 14 ya tidak


(5)

Lampiran 5


(6)