BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian bab-bab di muka maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Hasil audit auditor BPKP dapat digolongkan kepada alat bukti surat dalam hukum pembuktian berdasarkan KUHAP. Karena surat hasil audit tersebut
adalah surat yang dibuat oleh seorang ahli yang isinya berupa pendapat mengenai hal tertentu dalam bidang keahliannya itu yang hak tersebut
berhubungan dengan suatu perkara pidana. Surat ini dibuat memenuhi permintaan penyidik secara resmi, seperti pada permintaan untuk melakukan
audit investigasi. Keberadaan alat bukti surat yang dihasilkan dari hasil audit tersebut akan diikuti pula dengan alat bukti keterangan saksi. Berdasarkan hal
tersebut maka dari auditor BPKP akan diperoleh 2 alat bukti yaitu hasil audit sebagai alat bukti surat dan keterangan ahli auditor BPKP sendiri.
2. Hubungan kerja antara Auditor BPKP Perwakilan Propinsi Sumatera Utara
dengan Penyidik Polda Sumatera Utara adalah hubungan permintaan bantuan untuk mengetahui ada tidaknya kerugian keuangan negara atas suatu kasus
yang diselidiki oleh Penyidik Polda Sumatera Utara. Dimana adanya tindak pidana korupsi yang diduga dilakukan seseorang pelaku haruslah dibuktikan
terlebih dahulu apakah ada kerugian negara yang pengauditannya dilakukan oleh auditor BPKP. Kerjasama antara Penyidik Polda Sumut dengan auditor
Budiman ButarButar : Fungsi Dan Peranan Auditor Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan BPKP Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Korupsi Di Wilayah Hukum Kepolisian Daerah Sumatera Utara POLDA
Sumut, 2009 USU Repository © 2008
BPKP mutlak adanya dan hal ini sudah diatur dalam MOU antara Kapolri dan Kepala BPKP Pusat yang pelaksanaannya telah dilaksanakan di tingkat
propinsi atau daerah. 3.
Kendala dalam pelaksanaan fungsi dan peranan audit investigasi BPKP Perwakilan Propinsi Sumatera Utara dalam pengungkapan tindak pidana
korupsi di wilayah hukum Polda Sumut adalah : a. Penanganan masih tersentralisasi termasuk di BPKP dimana setiap Hasil
Pemeriksaan yang mengandung indikasi tipikor harus diserahkan ke BPKP pusat baru dilimpahkan ke Kejagung, Mabes Polri atau KPK.
Mestinya dari Perwakilan dapat melimpahkan ke Kejaksaan Tinggi danatau Kejaksaan Negeri.
b. Indikasi tipikor yang ditemukan dalam audit keuangan danatau audit
kinerja harus dilaksanakan audit investigatif terlebih dahulu baru kemudian dilimpahkan ke Kejakgung. Hal ini memperpanjang jalur
penanganan tipikor. c.
Biaya audit bagi auditor investigatif sama dengan lumpsum audit biasa bahkan biaya untuk peralatan yang diperlukan untuk audit investigatif
harus dipenuhi dari uang lumpsum tersebut, seperti tape recorder, handy cam, tenaga ahli dan lain-lain.
d. Pendidikan dan pelatihan audit investigatif belum maksimal. BPKP saat
ini memang sedang giat untuk melakukan audit investigatif. Akan tetapi hal tersebut belum diikuti oleh kebijakan pendidikan dan pelatihan bidang
Budiman ButarButar : Fungsi Dan Peranan Auditor Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan BPKP Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Korupsi Di Wilayah Hukum Kepolisian Daerah Sumatera Utara POLDA
Sumut, 2009 USU Repository © 2008
audit investigatif. e.
Kerja sama dengan pihak terkait masih belum optimal. Masyarakat dan pihak lain yang menemukan adanya penyimpangan pada lembaga
pemerintah yang berindikasi kerugian negara masih segan untuk melaporkan permasalahan yang diketahui.
B. Saran