3. Pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan dan lain-lain.
4. Meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil
pengawasan BPKP sendiri maupun hasil pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan, dan lembaga pengawasan lainnya.
C. Peranan BPKP Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Korupsi
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP adalah lembaga pemerintahan non departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab lang-
sung kepada Presiden dan Wakil Presiden. Tugas utama BPKP adalah membantu Presiden dan Wakil Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggung jawaban
keuangan negara dan pembangunan, agar sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku, sekaligus memberikan masukan bagi pembuatan kebijakan
terkait dengan itu.
90
Sesuai dengan Pasal 52, 53 dan 54 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas Pemerintahan di bidang pengawasan keuangan
dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
90
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, “Profil Organisasi, 25 Tahun BPKP”, Jakarta, 2007, hlm. 1.
Budiman ButarButar : Fungsi Dan Peranan Auditor Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan BPKP Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Korupsi Di Wilayah Hukum Kepolisian Daerah Sumatera Utara POLDA
Sumut, 2009 USU Repository © 2008
Berdasarkan Keppres Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan
Non Departemen, BPKP adalah institusi pemerintah yang diberi tanggung jawab luas di tingkat pemerintah pusat untuk merumuskan dan menyusun rencana dan program-
program pengendalian, melaksanakan pengendalian umum atas keuangan pemerintah pusat dengan mengadakan audit intern atas kegiatan kementerian-kementerian negara
dan kantor-kantor proyek mereka. Kemudian berdasarkan Keppres Nomor 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas
Keppres Nomor 103 tahun 2001, dalam Pasal 52 disebutkan, BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kewenangan BPKP tidak hanya sampai disitu saja, BPKP juga dapat melakukan
pemeriksaan khusus atau audit investigasi untuk membongkar kasus-kasus yang terkait dengan penyalahgunaan wewenang yang mengakibatkan kerugian negara atau
menguntungkan sebagian orang. Bila ada indikasi terjadinya tindak pidana korupsi maka acuan yang digunakan BPKP dalam melakukan audit investigasinya adalah UU
No. 31 tahun 1999 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berdasarkan fungsi dan wewenangnya, disini telihat bahwa peran BPKP
dalam upaya pemberantasan korupsi dapat dijadikan modal dasar yang kuat dalam memerangi kejahatan korupsi yang sudah mewabah di negeri ini.
Saat ini, BPKP boleh dibilang adalah lembaga pemerintahan yang paling canggih dalam fungsi pengawasan di lingkungan pemerintahan. Bagaimana tidak,
Budiman ButarButar : Fungsi Dan Peranan Auditor Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan BPKP Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Korupsi Di Wilayah Hukum Kepolisian Daerah Sumatera Utara POLDA
Sumut, 2009 USU Repository © 2008
Didukung dengan tata kerja organisasi yang sudah cukup mapan dalam perencanaan, penugasan, pertanggungjawaban. Tidak cuma itu, BPKP juga memiliki kapasitas
besar dalam hal audit investigasi yang kiranya dapat diandalkan untuk melacak pelbagai penyimpangan dan kebocoran dalam pengelolaan keuangan negara.
Dengan kapasitas yang dimiliki, BPKP berperan khususnya dalam pengungkapan tindak pidana korupsi sebagai berikut:
1. BPKP berperan internal auditor pemerintah dengan tugas memanfaatkan hasil kerja ITJEN, BAWASDA dan Aparat Pengawasan Pemerintah lainnya.
Kemudian mengolah temuan dan rekomendasi serta memantau pelaksanaan tindak lanjutnya. Hal ini memungkinkan BPKP dapat melakukan pemeriksaan
lapangan secara langsung, jika dipandang perlu. Dengan demikian BPKP dapat menjadi mitra kerja dan memberikan dukungan kepada BPK.
2. BPKP sebagai Analis Kebijakan dengan memanfaatkan hasil pemeriksaan aparat pengawasan lainnya sebagai bahan analisis kebijakan publik. Kemudian
memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kebijakan publik. 3. Sebagai Lembaga Investigasi, yaitu menjadi pendukung utama bagi KPK,
Kejagung, dan Polri dalam upaya pemberantasan korupsi.
91
91
Masyarakat Transparansi Indonesia, “Analisa Peraturan Perundang-undangan dan Lembaga
Pemberantasan Korupsi”, http:www.transparansi.or.id?id=150pilih=lihatpopulerberita, Diakses tanggal 3 Pebruari 2009.
Budiman ButarButar : Fungsi Dan Peranan Auditor Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan BPKP Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Korupsi Di Wilayah Hukum Kepolisian Daerah Sumatera Utara POLDA
Sumut, 2009 USU Repository © 2008
Dari dua peran pertama di atas dapat diposisikan BPKP memainkan peran strategis pemberantasan korupsi di tingkat pencegahan. Sedangkan peran ketiga lebih
diberdayagunakan untuk peran penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi. Peran-peran ini tentu saja harus didukung dengan langkah-langkah pembenahan
terhadap BPKP sendiri. Salah satu langkah penting yang harus dilakukan adalah menegaskan dasar hukum bagi BPKP agar tidak rentan setiap terjadi pergantian
pemerintah. Karena seperti diketahui selama ini BPKP memiliki peran dan kewenangan yang sangat bergantung pada “selera” dan kebutuhan presiden yang
berkuasa.
92
BPKP adalah internal auditor pemerintah, yang menekankan kinerja pada tiga hal besar, governance, risk management dan internal control. Hal ini menjelaskan
juga bahwa BPKP adalah forensic accountant fraud auditor.
93
92
Ibid.
93
Tjukria P. Tawaf, Mengungkap Tindak Kecurangan Korupsi Dengan Bantuan Forensic Account Fraud Auditor http:www.geocities.comuedasan80tugasaudit.html, Diakses tanggal 2
Januari 2009. Hampir semua auditor BPKP yang ada bisa atau dapat melakukan pekerjaan akuntan forensic. Finansial audit yang diterapkan untuk menemukan penyimpangan keuangan untuk dituntut
di peradilan disebut forensic auditing yang juga dimaksudkan untuk menemukan korupsi. Forensik
Auditing mengandalkan kepada pengetahuan akuntansi dan auditing yang dibantu dengan kemampuan untuk melakukan penyidikan. Oleh sebab itu auditor yang sudah terlatih dalam bidang
audit mempunyai potensi untuk menjadi forensic accountant. Forensic accountant adalah auditor yang melaksanakan suatu tugas yang berkenaan dengan akuntansi, auditing dan penyidikan pada umumnya
dalam suatu forum peradilan umum atau forum public lainnya untuk pembahasan yang pada akhirnya sampai pada suatu kesimpulan yang akan dipergunakan oleh pihak tertentu. Forensic accountant
dibekali dengan pengetahuan audit yang dalam termasuk akuntansi. Oleh sebab itu forensic accountant dapat secara efektif untuk membantu dalam menemukan dan memastikan adanya tindak pidana
korupsi. Institusi yang Dapat Memanfaatkan Forensic Accountant Fraud Auditor Institusi yang dapat memanfaatkan forensic accountant fraud auditor adalah: lembaga pemerintah, penegak hukum,
pengacara, perusahaan asuransi, perbankan; lembaga peradilan, masyarakat bisnis, dan lain-lain.
Budiman ButarButar : Fungsi Dan Peranan Auditor Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan BPKP Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Korupsi Di Wilayah Hukum Kepolisian Daerah Sumatera Utara POLDA
Sumut, 2009 USU Repository © 2008
Forensik auditing mengandalkan pada pengetahuan akuntansi dan auditing yang dibantu dengan kemampuan melakukan penyidikan. Forensic accountant
fraud auditor dibekali dengan pengetahuan audit yang dalam termasuk akuntansi. Orang yang ahli adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan suatu
pekerjaan dengan cara mudah, cepat, menggunakan intuisinya, dan sangat jarang melakukan kesalahan.
94
Di bidang auditing, beberapa peneliti menyamakan keahlian audit dengan pengalaman audit, dan beberapa peneliti lain menggunakan pengalaman ini sebagai
variable pendukung keahlian. Keahlian audit adalah pengetahuan dan keahlian procedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit.
Ada 5 kategori atribut personal yang ahli, yaitu: 1 komponen pengetahuan, 2 ciri-ciri psikologis, 3 kemampuan berpikir, 4 strategi penentuan keputusan, dan
5 analisis tugas. Pertama, komponen pengetahuan knowledge component. Komponen pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur dan pengalaman.
Kedua, ciri-ciri psikologis psychological traits. Atribut ini merupakan lahiriah seseorang yang memiliki hal-hal personal dari
seseorang, yang meliputi kemampuan dalam berkomunikasi, kreatifitas, dapat bekerja sama dengan orang lain, dan kepercayaan terhadap keahlian. Ketiga, kemampuan
berfikir cognitive abilities.
94
Ibid.
Budiman ButarButar : Fungsi Dan Peranan Auditor Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan BPKP Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Korupsi Di Wilayah Hukum Kepolisian Daerah Sumatera Utara POLDA
Sumut, 2009 USU Repository © 2008
Atribut ini merupakan kemampuan dalam mengakumulasikan dan mengolah informasi. Salah satu contoh dari kemampuan berpikir adalah kemampuan untuk
beradaptasi pada situasi yang baru dan ambiguous yaitu memberikan perhatian terhadap fakta yang relefan serta kemampuan untuk mengabaikan fakta yang tidak
relevan yang dapat secara efektif digunakan untuk menghindari tekanan. Keempat, strategi penentuan keputusan decision strategies. Strategi penentuan keputusan baik
formal maupun informal akan membantu membuat keputusan yang sistematis dan membantu keahlian dalam mengatasi keterbatasan manusia. Kelima, analisis tugas
task analysis. Analisis tugas dipengaruhi oleh kompleksitas tugas.
95
Seorang anggota BPKP juga harus memiliki keahlian teknis Technical Skills Keahlian teknis merupakan kemampuan mendasar seorang auditor berupa
pengetehuan procedural dan kemampuan klerikal lainnya dalam lingkup akuntansi secara umum dan auditing. Keahlian mencakup tiga bentuk yaitu : 1 pengetahuan
akuntansi dan auditing, 2 pengetahuan subspesial derifative contract, dan 3 pengetahuan bisnis secara umum. Yang termasuk dalam keahlian teknis adalah:
a. Komponen pengetahuan dengan faktor-faktornya yang meliputi pengetahuan umum dan khusus, berpengalaman, mendapat informasi yang cukup relevan, selalu
berusaha untuk tahu dan mempunyai visi. b. Analisis tugas yang mencakup ketelitian, tegas, professional dalam tugas, keterampilan teknis, menggunakan metode analisis,
kecermatan, loyalitas, dan idealisme.
96
95
Ibid.
96
Ibid.
Budiman ButarButar : Fungsi Dan Peranan Auditor Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan BPKP Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Korupsi Di Wilayah Hukum Kepolisian Daerah Sumatera Utara POLDA
Sumut, 2009 USU Repository © 2008
Selain memiliki keahlian teknis seorang auditor BPKP dalam memainkan
peranannya juga harus memiliki keahlian non teknis Keahlian non teknis merupakan
kemampuan dari dalam diri seorang auditor yang banyak dipengaruhi oleh factor- faktor personal dan pengalaman. Keahlian non teknis mencakup:
a. Ciri-ciri psikologis yang meliputi rasa percaya diri, tanggungjawab, ketekunan, ulet dan enerjik, cerdik dan kreatif, adaptasi, kejujuran, dan kecekatan.
b. Kemampuan berpikir yang analitis dan logis, cerdas, tanggap dan berusaha untuk, menyelesaikan masalah, berpikir cepat dan terperinci.
c. Strategi penetuan keputusan yang mencakup independent, objektif, dan memiliki integritas. Kemampuan atau keahlian nonteknis juga mencakup kemampuan
interpersonal yang meliputi kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, dan dapat bekerjasama serta kemampuan relasional.
97
Sedangkan strategi BPKP dalam pemberantasan korupsi ada tiga strategi yang diterapkan yaitu:
1. Pendekatan prepentif, yaitu strategi yang diupayakan untuk mencegah, menangkal
dan mendeteksi kejadi korupsi, antara lain: a.
Mengembangkan lingkungan pengendalian yang kondusif. b.
Mengembangkan kajian resiko risk assesment. c.
Mengembangkan aktivitas pengendalian fraud control plan. d.
Melaporkan kejadian tindak pidana korupsi.
97
Ibid.
Budiman ButarButar : Fungsi Dan Peranan Auditor Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan BPKP Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Korupsi Di Wilayah Hukum Kepolisian Daerah Sumatera Utara POLDA
Sumut, 2009 USU Repository © 2008
e. Mendidik dan melatih pegawai.
f. Mendorong dan memelihara standar perilaku yang tinggi.
g. Melaporkan kegiatan pengendalian atas kecurangan fraud.
h. Mengembangkan aktivitas pengawasan yang tepat.
i. Kemitraan dengan instansi penyidik dan instansi pengawasan lainnya.
2. Pendekatan investigatif, yaitu strategi yang dilakukan dalam mengungkap kasus
tindak pidana korupsi yang sudah terjadi, antara lain: a.
Pengembangan saluran pelaporanpengaduan. b.
Pengembangan keahlian investigasi bagi pegawai organisasi. c.
Pelaksanaan audit investigatif. d.
Pelaksanaan tugas perbantuan kepada penyidik Kejaksaan dan Polri, termasuk dengan KPK.
e. Pengembangan statistik investigasi.
f. Penerapan sistem berbasis teknologi.
3. Pendekatan edukatif, yaitu strategi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat agar dapat berperan dalam menyelesaikan permasalahan korupsi atau untuk
menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap tindak pidana korupsi di lingkungannya, antara lain:
a. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum melalui media cetak dan
media elektronik. b.
Melakukan sosialisasi kepada pengambil keputusan dan profesional meliputi politisi, anggota parlemen, PNS, penegak hukum, akademisi dan media cetak.
Budiman ButarButar : Fungsi Dan Peranan Auditor Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan BPKP Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Korupsi Di Wilayah Hukum Kepolisian Daerah Sumatera Utara POLDA
Sumut, 2009 USU Repository © 2008
c. Melakukan sosialisasi dengan generasi muda, meliputi pelajar, mahasiswa dan
organisasi kepemudaan.
D. Hubungan Kerja Antara BPKP Perwakilan Propinsi Sumatera Utara