Pencegahan Kecelakaan Kerja Lingkungan Kerja Non Fisik

48

II.4.2 Pencegahan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan menelan biaya yang sangat banyak. Dari segi biaya saja dapatlah dipahami, bahwa kecelakaan harus dicegah. Manajemen sumber daya manusia, khususnya fungsi perawatan, perlu memperhatikan tindakan preventif agar kecelakaan kerja tidak terjadi. Menurut Sastradipoera 2002 ada beberapa tindakan preventif yang dianjurkan, yaitu: 1. Perhatian ditujukan kepada setiap faktor keselamatan pada saat perencanaan pembangunan sistem keamanan. 2. Penelitian dan penganalisisan terhadap peristiwa-peristiwa yang mengakibatkan kecelakaan dan kerusakan dan pengambilan prakarsa untuk mengurangi dan menghilangkannya. 3. Pembentukan rancangan perlengkapan dan pertimbangan keselamatan kerja dan penyediaan pakaian pengaman yang memenuhi standar. 4. Pembentukan dan pengembangan organisasi kesehatan dan keselamatan kerja. 5. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan keselamatan kerja dan metode untuk menghindari kecelakaan yang teratur dan bersinambung. 6. Pendokumentasian dan perawatan warkat-warkat dan statistik dan sekaligus penentuan bagian-bagian yang berbahaya. 7. Pendokumentasian dan penganalisisan peristiwa-peristiwa kecelakaan kerja di organisasi-organisasi lain melalui jurnal-jurnal yang relevan dan hasil-hasil riset ilmiah mengenai hal yang sama. 8. Pengawasan yang teratur dengan cara memonitor setiap gerakan karyawan khususnya yang dianggap berbahaya dan mengoreksinya jika dianggap perlu. II.5 Teori Tentang Produktivitas Kerja II.5.1 Pengertian dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Produktivitas berasal dari kata product yang berarti hasil. Hasil dari kegitan atau proses memproduksi sesuatu the act of producing, dan Productive adalah kata sifat yang diberikan kepada sesuatu yang mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk memproduksi sesuatu. Yuis Nurmalinda : Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan, 2008 USU Repository © 2008 49 Sedarmayanti 2004 menyatakan bahwa, “produktivitas berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu, karena di dalam organisasi kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya, maka produktivitas berhubungan dengan sesuatu yang bersifat material dan non material, baik yang dapat dinilai dengan uang maupun yang tidak dapat dinilai dengan uang”. Produktivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi kerja, diantaranya dapat diperhitungkan baik secara meterial dan non material yang dapat dinilai dengan uang. Disamping itu terdapat juga yang tidak dapat diukur karena hasilnya bersifat non material yang tidak dapat dinilai dengan uang. Produktivitas bukan ukuran produksi ataupun yang diproduksi, tetapi produktivitas merupakan ukuran seberapa baik karyawan menggunakan sumber daya dalam mencapai hasil yang diinginkan. Hasil yang diperoleh berhubungan dengan efektivitas dalam mencapai prestasi, sedangkan sumber daya yang dipergunakan berhubungan dengan efisiensi dalam mendapatkan hasil dengan menggunakan sumber daya minimal. Umar 2005 menyatakan bahwa,”produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai output dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan input memiliki dua dimensi, Dimana dimensi pertama, adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Yang kedua, yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan”. Untuk menentukan produktivitas, orang harus memperhatikan dua hal yaitu apakah hasil yang diinginkan telah dicapai menyangkut hasil guna atau efektivitas, serta sumber apa yang digunakan untuk mencapai hasil-hasil tersebut menyangkut Yuis Nurmalinda : Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan, 2008 USU Repository © 2008 50 daya guna dan efisiensi. Hasil guna dihubungkan dengan hasil sedangkan daya guna dihubungkan dengan pemanfaatan sumber-sumber. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas itu beraneka ragam yang dapat dibedakan atas strata atau tingkatan, dimana produktivitas yang paling bawah adalah produktivitas individu tenaga kerja. Akan tetapi strata ini memegang peranan paling penting untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Perusahaan harus menetapkan peningkatan produktivitas disetiap fungsi sebagai satu kesatuan dari masing-masing bidang yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa produktivitas sangat diperlukan karena manfaat produktivitas dapat dirasakan oleh semua pihak baik pihak perusahaan maupun karyawan. Menurut Simanjuntak dalam Ndraha 2007,“produktivitas kerja dipengaruhi oleh faktor : 1 kualitas dan kemampuan fisik karyawan; 2 sarana pendukung; 3 supra sarana“. Kemampuan dan kualitas sumber daya manusia ini terangkum di dalam konsep human resource capability . Konsep capability mengandung capacity dan ability, capacity menyangkut competence, status dan peran. Orang yang berada dalam kondisi disable adalah orang yang kehilangan atau kekurangan kemampuan yang memerlukan sarana pendukung. Jadi dalam konsep ability terkandung kemampuan fisik dan sarana penunjang yang terdapat pada Tabel II.3. Yuis Nurmalinda : Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan, 2008 USU Repository © 2008 51 Tabel II.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Pembagian 1. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan - Pendidikan Pelatihan - Etos kerja - Motivasi kerja - Sikap mental - Kondisi fisik 2. Sarana pendukung - Lingkungan kerja - Keselamatan kerja - Kesehatan kerja - Sarana Produksi - Teknologi - UpahGaji - Jamsostek - Sekuriti 3. Supra sarana - Kebijaksanaan Pemerintah - Hubungan Industrial - Manajemen Sumber : Simanjuntak dalam Ndraha 2007 Siagian 2002 menyatakan masalah produktivitas kerja dapat dilihat sebagai masalah keperilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk mengatasi hal inilah perlu adanya pemahaman yang tepat tentang faktor-faktor penentu keberhasilan meningkatkan produktivitas kerja. Faktor-faktor tersebut adalah: a. Perbaikan terus-menerus Dalam hal ini diharapkan tidak adanya titik jenuh dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja, salah satu implikasinya ialah bahwa seluruh komponen perusahaan harus melakukan perbaikan secara terus-menerus. b. Peningkatan Mutu Hasil Pekerjaan Berkaitan erat dengan upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus ialah peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh semua orang dan komponen perusahaan. Jika secara tradisional ditekankan pentingnya orientasi hasil untuk dianut oleh manajemen, dewasa ini lebih ditekankan lagi orientasi hasil kerja dengan mutu yang semakin tinggi c. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling strategik di dalam organisasi. Tidak ada pilihan lagi bagi manajemen kecuali menerima hal ini. Memberdayakan manusia dengan berbagai kiat seperti: mengangkat harkat dan martabat manusia, manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan tidak ada manusia lain termasuk manajemen yang dibenarkan untuk melanggar hak-hak tersebut. Suatu kiat yang terbukti ampuh dalam pemberdayaan sumber daya manusia dalam Yuis Nurmalinda : Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan, 2008 USU Repository © 2008 52 organisasi ialah penerapan gaya manajemen yang berpartisipatif melalui proses demokratisasi dalam kehidupan berorganisasi, dan pemerkayaan mutu kekaryaan.

II.5.2 Ukuran-Ukuran Produktivitas Kerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh promosi jabatan dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN (Divisi Sumber Daya Manusia)

13 109 127

Analisis Pengaruh Kemampuan Individu dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada Pegawai kependidikan Politeknik Negeri Lhokseumawe

2 101 146

Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Coca Cola Amatil Indonesia

8 98 127

Analisis Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) Kuala Tanjung

7 64 144

Pengaruh Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Keamanan Kerja Dan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Sinar Oleochemichal Internasional (SOCI) Mas Medan

11 143 212

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Coca Cola Amatil Medan

16 139 163

Pengaruh Promosi Jabatan dan Lingkungan Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan Pada PT. Medan Daihatsu

3 79 129

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Total Bangun Persada Tbk.

5 31 16

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Total Bangun Persada Tbk.

2 4 17

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) - PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3), LINGKUNGAN KERJA, SERTA BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT

0 1 27